22010112210078
FKUNDIP
Vidya Leliana
22010112210122
FKUNDIP
Innes Angita
22010111200084
FKUNDIP
Amalina Dyani P.
1210221012
FKUPN
Novriani
1210221018
FKUPN
Maulvi Nazir
1210221048
FKUPN
Hairunnisa
1210221049
FKUPN
Destiana Lisnawati
1210221068
FKUPN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayah yang diberikan sehingga referat yang berjudul Disaster
Victim Identification (DVI) Pada Bencana Letusan Gunung Merapi dan Serangan
Terorisme Bom Bali I dapat terselesaikan dengan baik. Referat ini dibuat sebagai
salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Kiranya dapat penulis kemukakan bahwa tidak mungkin referat ini dapat
diselesaikan tanpa bantuan, dorongan serta kerjasama berbagai pihak dengan
sepenuh hati, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. dr. Ratna Relawati Sp.KF, M.Si selaku dosen penguji referat.
2. dr. Istiqomah, M.H.Kes selaku residen pembimbing penyusunan referat.
3. Seluruh staf Instalasi Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi Semarang.
4. Rekan-rekan
kepaniteraan
klinik
Ilmu
Kedokteran
Forensik
dan
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan .......................................................................................................... 3
D. Manfaat ....................................................................................................... 3
E. Metode Penulisan ........................................................................................ 4
BAB II
A. Identifikasi .................................................................................................. 5
1. Definisi Identifikasi ................................................................................... 5
2. Prinsip Identifikasi .................................................................................... 6
3. Manfaat Identifikasi .................................................................................. 7
4. Peran Dokter Pada Proses Identifikasi ...................................................... 7
5. Teknik Identifikasi Jenazah ....................................................................... 9
B. Disaster Victim Identification ..................................................................... 14
1. Definisi DVI .............................................................................................. 14
2. Tahap DVI ................................................................................................. 16
3. Metode Identifikasi .................................................................................... 21
4. Identifikasi Korban .................................................................................... 22
C. Bencana ....................................................................................................... 24
1. Definisi Bencana ....................................................................................... 24
2. Tipe Bencana ............................................................................................. 25
3. Tingkat Kerusakan ..................................................................................... 26
4. Masalah Akibat Bencana ........................................................................... 26
5. Manajemen Bencaca .................................................................................. 27
D. Bencana Letusan Gunung Merapi ............................................................... 27
1. Waktu dan Tempat Kejadian ...................................................................... 29
2. Pelaksanaan DVI ....................................................................................... 29
3. Hasil Kegiatan ........................................................................................... 30
4. Kendala Kegiatan ...................................................................................... 30
E. Serangan Terorisme Bom Bali I .................................................................. 31
1. Waktu dan Tempat Kejadian ...................................................................... 32
2. Pelaksanaan DVI ....................................................................................... 32
3. Hasil Kegiatan ........................................................................................... 32
4. Kendala Kegiatan ...................................................................................... 33
BAB III
A. Kesimpulan ................................................................................................. 34
B. Saran ............................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 36
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 13.667 pulau
dengan batas luasnya sebesar 2.027.087 km2 mempunyai kurang lebih 129
gunung merapi. Secara geologis Indonesia terletak di pertemuan diantara 3
lempeng tektonik utama (Eurasia, Indo-Australia dan Mediterania) dan
secara demografi terdiri dari bermacam-macam etnik, agama, latar belakang
sosial dan budaya, dimana keadaan tersebut memberikan petunjuk bahwa
Indonesia berisiko tinggi sebagai negara yang rawan terjadi bencana.
Badan
Nasional
Penanggulangan
Bencana
(BNPB) Indonesia
Manfaat
3. Bagi Penulis
Memenuhi tugas referat kepaniteraan klinik bagian ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal serta menambah pengetahuan mengenai
Disaster Victim Identification (DVI).
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan referat ini adalah tinjauan
kepustakaan yang merujuk pada berbagai literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. IDENTIFIKASI
1. Definisi Identifikasi
Identifikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti
sebagai berikut : pertama , tanda kenal diri; bukti diri; kedua, penentu
atau penetapan identitas seseorang, benda, dan sebagainya; ketiga, proses
psikologi yang terjadi pada diri seseorang arena secara tidak sadar
membayangkan dirinya seperti orang lain yang dikaguminya, lalu dia
meniru tingkah laku orang yang dikaguminya itu.
Identifikasi forensik memiliki arti penetapan identitas seseorang
berdasarkan ilmu kedokteran yang dilakukan berdasarkan fakta-fakta
medis. Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan
tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang.
Identifikasi dari tubuh yang tak dikenal, baik hidup ataupun mati, dapat
dilakukan bagi kepentingan penyidikan perkara pidana dan bagi tugas
kepolisian yang lain, misalnya pada peristiwa bencana alam, kecelakaan
yang mengakibatkan korban massal (mass disaster) atau pada peristiwa
3. Manfaat Identifikasi
a.
b.
c.
d.
e.
difokuskan
pada
inti
penulangan
dengan
Odontologis
Forensik odontology harus menghubungi seluruh dokter gigi
yang pernah melakukan perawatan gigi terhadap korban.
Data tersebut harus asli dan meliputi: odontogram, radiograf,
cetakan gigi dan fotograf.
Data post-mortem meliputi :
1)
Sidik jari
2)
3)
Sidik Jari
Identifikasi menggunakan pola sidik jari merupakan
teknik biometrik tertua di dunia.Sejarahnya kembali ke
zaman 6000 tahun sebelum masehi. Penggunaan sidik jari
Rekam gigi
b)
Penentuan umur
c)
d)
e)
f)
g)
3)
DNA
DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi
genetik yang berfungsi untuk mengatur perkembangan
biologik seluruh bentuk kehidupan secara seluler.DNA terdiri
dari dua molekul yang membentuk struktur double helix.
Hampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan
sebagai sampel tes DNA, tapi yang sering digunakan adalah
sampel darah, rambut, apusan pipi, dan kuku. Untuk kasus
forensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel
biologis lainnya yang di temukan di TKP dapat menjadi
sampel tes DNA.
a)
Tujuan pribadi
Tujuan hukum
ditemukan
bervariasi
jumlah
pengulangan
dan
basa
jenisnya.
yang
Dengan
yang
a.
6)
7)
8)
9)
proses DVI
Metode untuk menangani mayat
Transportasi mayat
Penyimpanan mayat
Kerusakan properti yang terjadi
Pada prinsipnya untuk fase tindakan awal yang dilakukan di
untuk
mengumpulkan
dan
langkah
ketiga
adalah
baik
pemeriksaan
luar
maupun
dilakukan
tindakan
untuk
mencegah
perubahan
mortem pada jenazah sesuai dengan data ante mortem milik korban
yang dicurigai sebagai jenazah. Apabila data yang dibandingkan
terbukti cocok maka dikatakan identifikasi positif atau telah tegak.
Apabila data yang dibandingkan ternyata tidak cocok maka
identifikasi dianggap negatif dan data post mortem jenazah tetap
disimpan sampai ditemukan data ante mortem yang sesuai dengan
temuan post mortem jenazah.
e. Fase V Debriefing
Korban yang telah diidentifikasi direkonstruksi hingga
didapatkan kondisi kosmetik terbaik kemudian dikembalikan pada
keluarganya
untuk
dimakamkan.
Apabila
korban
tidak
b.
2)
3)
1)
2)
3)
4)
d.
a)
b)
c)
d)
e)
b.
c.
Bencana sosial
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik
sosial antar kelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
2. Tipe Bencana
a. Meteorological Disasters
Cyclones, typhoons, hurricanes, hailstorms, tornadoes, heat waves,
sand and snow-storms.
b. Topological Disasters
Landslides, avalanches, mudslides, and floods.
c. Underground Disaster
Earthquakes, volcanic eruptions, and tsunamis (tidal waves).
d. Biological Disaster
Communicable disease epidemics (anthrax, small-pox, and other
dangerous bacteria), insect / locust.
e. Man Made Disaster
1) Warfare,
2) Civil disaster (riots, demonstrations, strikes),
3) Criminals or terrorist (bombs, chemical, or biological attacts),
Total Collapse :
Kerusakan infrastruktur menyeluruh.
b.
Partial Collapse :
Kerusakan infrastruktur bersifat parsial.
c.
Functional Collapse :
Tidak terjadi kerusakan infrastruktur yg berarti, tetapi fungsi
kepemerintahan, instansi dan fungsi RS terhenti karena stafnya ikut
menjadi korban.
4. Masalah Akibat Bencana
a. Injury :
Cidera yang dialami tergantung dari jenis bencana yang terjadi
dan biasanya menimpa banyak orang.
b.
Emotional stress :
Korban
bencana
biasanya
mengalami
Disease occurrence :
stres
emosi dalam
D.
a.
Disaster mitigation.
b.
Disaster preparedness.
c.
Disaster response.
d.
Disaster recovery.
e.
1.
sehingga
Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I) adalah rangkaian tiga
peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober
2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di
Jalan Legian, Kuta, Bali, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor
Konsulat Amerika Serikat, walaupun jaraknya cukup berjauhan. Rangkaian
pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul
oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di
Bali pada tahun 2005.
Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah
dibentuk untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom yang digunakan
berjenis TNT seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan bom RDX
berbobot antara 50-150 kg.
1.
2.
Pelaksanaan DVI
Proses identifikasi menggunakan prosedur dan formulir DVI Interpol
yang berlaku secara International.
a. Metode sederhana, seperti visual, kepemilikan korban, pakaian,
kartu identitas. Namun hal ini sulit dilakukan karena korban sudah
dalam kondisi hancur
4. Kendala Kegiatan
a. Keberatan masyarakat adat Bali yang tidak menghendaki jenazah
berlama lama di rumah sakit tanpa dikubur atau dibakar.
b. Proses identifikasi memerlukan keakurasian, sehingga tdak dapat
dipaksakan untuk diperpendek waktunya.
c. Proses pembusukan mayat dengan berbagai resiko timbulnya bau
dan sumber penyakit berjalan terus.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Identifikasi dalam bidang forensik dilakukan untuk membantu penyidik
dalam melakukan penetapan identitas seseorang. Dalam proses
identifikasi diperlukan dua aspek, yaitu aspek pengumpulan data antemortem maupun post-mortem dan aspek komparasi antara kedua data
tersebut. Data yang digunakan untuk menentukan identitas jenazah
meliputi data identifikasi primer (sidik jari, odontologi, dan DNA) dan
data identifikasi sekunder (pakaian, perhiasan, kartu identitas, foto, data
medis, dll).
2. DVI adalah sebuah prosedur untuk mengidentifikasi korban mati akibat
bencana massal secara ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan dan
mengacu kepada standar baku interpol. Terdapat lima fase dalam
prosedur DVI yaitu, TKP, pengumpulan informasi post-mortem, antemortem, perbandingan data ante-mortem dan post-mortem, dan
debriefing. Seseorang positif teridentifikasi apabila memenuhi salah satu
identifikasi primer dan atau didukung dengan minimal dua dari
identifikasi sekunder.
3. Pelaksanaan DVI pada bencana letusan merapi dengan membuka posko
pengaduan di RS Sardjito. Metode identifikasi primer menggunakan foto
gigi atau rekam gigi dan sampel DNA dari seluruh jenazah sehingga bila
ada keluarga yang melakukan tes tersebut, tim DVI siap melakukannya.
Identifikasi sekunder menggunakan properti yang menempel pada tubuh
korban. Sedangkan pelaksanaan DVI pada bencana bom Bali 1, metode
identifikasi sekunder sulit dilakukan sehingga digunakan data identifikasi
primer seperti odontologi, serologis, dan DNA.
B. SARAN
1. Bagi Departemen Forensik dan Medikolegal agar menambah referensi
mengenai DVI sebagai acuan pembelajaran di kepaniteraan kedokteran
Forensik dan Medikolegal.
DAFTAR PUSTAKA
Asep M. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Penanggulangan Bencana.
Bandung: Fokus Media; 2007. h.1-62.
Badan
Nasional
penanggulangan
Bencana.
Diunduh
dari:
http://
dari
http://www.jpnn.com/read/2010/10/21/75074/index.php?mib=