CERNA
A. ULKUS PEPTIKUM
I. OBAT-OBAT ULKUS PEPTIKUM
Ulkus Peptikum (UP) adalah kerusakan pada jaringan mukosa,
submukosa sampai lapisan otot pada segmen saluran cerna yang berkaitan
langsung dengan cairan lambung. Kerusakan yang terbatas pada mukosa
saja disebut erosi.
Menurut loksdinys, ulkus peptikum (UP) dibedakan atas ulcus
ventriculi dan ulcus duodeni. Prevalensi: Di negara barat/ industri
diperkirakan: 10% populasi pernah UP, dan 30% pernah Gastritis dan Di
Indonesia belum ada data lengkap
II. PATOGENESIS ULKUS PEPTIKUM
Patogenensis terjadinya ulkus peptikum belum seluruhnya diketahui
dengan pasti.
Terdapat 3 faktor utama yang berperan, yaitu:
1. Faktor asam dan pepsin , bila produksi HCl berlebihan.
2. Faktor ketahanan mukosa teori gangguan keseimbangan faktor agresif
(merusak): faktor defensif.
3. Faktor infeksi dengan Helicobacter pylori.
Faktor-faktor
agresif
dan
defensif
yang
dapat
memengaruhi
keseimbangan
integritas saluran cerna, khususnya pada lambung dan duodenum.
Faktor Agresif
Asam lambung
Faktor Defensif
Aliran darah mukosa
Pepsin
(Mikrosirkulasi)
Nikotin
Prostagladin
Alkohol
Fosfolipid/Surfaktan
Obat AINS
Musin
Kortikosteroid
Bikarbonat
Helicobacter pylori
Motilitas
Histamin
menstimulasi
sel-sel
pariental
fungsional
dengan
cAMP.
ntibiotika kombinasi.
V. OBAT-OBAT ULKUS PEPTIKUM
Menurut mekanisme kerjanya obat-obat ulkus peptikum dibedakan
atas:\
A. Obat-obat yang mengurangi keasaman lambung:
1. ANTASID
2. ANTISEKRESI:
antistamin-H2
antimuskarinik- H2
penghambat pompa proton.
B. Obat-obat yang memperkuat mekanisme pertahanan mukosa.
3. Golongan SITOPROTEKSI, yang bekerja dengan:
(1) meningkatkan pembentukan PGE-2 & Pg I-2, dan
(2) memperbaiki mikrosirkulasi. Obat-obat sitoproteksi antara lain:
Sukralfat, C
BS, Setraksat, Analog PG, Karbenoksolon
4. Antibiotika (untuk Helicobacter pylori).
GOLONGAN
1. ANTASID
PREPARAT
Al-hidroksid,
Ca-karbonat,
Mg-
hidroksid, Na-bikarbonat
2. ANTISEKRESI
a. H2 bloker
Simetidin,
b. Antimuskarinik
Nizatidin
3. SITOPROTEKTIF
koloidal,
Sukralfat,
VI. ANTASID
Famotidin,
Omeprazol, Lansoprazol
Bismut
4. KOMBINASI AB
Ranitidin,
Klaritromisin,
1. Antasid nonsistemik
senyawa-senyawa ya
ng tidak larut dalam usus, dan tidak diabsorpsi sehingga tidak
memengaruhi keseimbangan asam basa dalam tubuh. Semua antasid selain Na-bikarbonat
termasuk dalam
golongan ini, yaitu Al-hidroksid, Ca-karbonat, Mg-hidroksid, dan lainlain.
2. Antasid sistemik ialah antasid yang ion-ionnya dapat diserap usus
halus sehingga
mengubah keseimbangan asam basa dan elektrolit dalam tubuh dan
dapat terjadinya
Na-bikarbonat.
Secara klinik antasid dapat dibagi atas 2 golongan:
a. Antasid kuat, yaitu antasid yang mempunyai aktivitas netralisasi asam
yang efektif,
termasuk Na-bikarbonat, Ca-karbonat, dan Mg-oksid.
b. Antasid tidak kuat, dengan kapasitas netralisasi asam lambung relatif
kecil, termasuk
semua antasid selain dari bagian (a), terutama yang efektif untuk ini,
yaitu:
Bi-koloidal dan Al-Mg-hidroksid. Na-bikarbonat tablet @500mg. SODA
water (bany
ak dijual di warung). Dosis: 1-4 gram.
1. Antasid Sistemik
Natrium Bikarbonat
Na-bikarbonat merupakan satu-satunya antasid sistemik yang
digunakan dalam pengobatan. Na-bikarbonat sangat efektif dan kerjanya
cepat. Na-bikarbonat juga digunakan untuk alkalinisasi urine dan
antipruritus.Reaksinya dengan HCl lambung:
NaHCO3 HCl NaCl + H2O + gas CO2
konstipasi,
defisiensi
fosfat
(dosis
besar
jangka
terjadi
antasid
yang
efektif
karena
sebagai antasid,
potensinya cukup kuat, mulai kerjanya cepat, dan masa kerjanya lama.
Kekurangannya yaitu; konstipasi, mual, muntah, dan pendarahan, dapat
menimbulkan disfungsi ginjal berupa azotemia, adanya efek acid
rebound, dosis atau pemakaian yang lama menimbulkan gejala-gejala
keracunan Ca berupa hiperkalsemia, alkalosis, kelainan ginjal azotemia,
dan klasifikasi-klasifikasi metastatik. Sediaannya berupa tablet @ 600
dan 1000 mg. Dosisnya 1-2 gram sekali minum.
Magnesium
Efektivitasnya sama denga Ca-karbonat. Efeknya cukup lama
karena obat ini sukar larut setelah bereaksi dengan HCl lambung sehingga
berada lama di lambung. Pemberian terus-menerus dapat menimbulkan
diare. Sediaanya berupa suspensi susu Milk of Magnesia, berisi 7-8%
Mg (OH)2. Tablet susu magnesium, berisi 325 mg Mg(OH) 2. Tablet susu
magnesium, berisi 325 mg MG(OH)2. Dosis biasa 5-30 ml/kali atau 1-2
tablet/kali
Indikasi Antasid
1. Pengobatan UP:
pemberian A
H2
2. Hiperasiditas yang
esofagitis.
3. Keluhan saluran cerna lain, seperti: heart burn,spasmepilorus, refluks
esofagitis,
dan acute strees ulcer
4. Pencegahan pembentukan batu fosfat dalam ginjal
5. Mencegah pembentukan batu/kristal.
oin, antikoagulan
kadar
fosfolipid
mukosa
sehingga
meningkatkan
pilihan
atau
kedua
klaritromisin
yang
menggunakan
dikombinasi
metronidazol,
dengan
antisekresi.
kecepata
pengosongan
lambung.
Obat
ini
Gastroparesis diabetic
Kontraindikasi
Penderita feokromositoma
dengan
obat
yang
dapat
menimbulkan
gangguan ekstrapiramidal
Efek Samping
Mengantuk
Lesu
Gangguan ekstrapiramidal
Gajala perkinson
Gangguan endokrim
Diskinesia Tardif
Interaksi Obat
Dosis
Gastroparesis
Dewasa
dan
sebelum tidur.
Anak - anak
III.Domperidon
Obat ini merupakan suatu antidopaminergik, yang mempunyai sifat kerja
sebagai
antiemetic
mirip
dengan
mrtoklopramid
tetapi
gejala
Refluks gestroesofagal
Kontraindikasi
Depresi SSP
Hipersensitivitas
Efek Samping
Pembesaran payudara
galaktore
Interaksi Obat
dan
penghambat
monoamine
oksidase(hipertansi krisi)
Dosis
Dewasa
Anak - anak
IV. Sisaprid
Obat ini efektif mengurangi gejala gangguan saluran cerna dan berkerja
sebagai kolinomimetik kerja tidak langsung.
Mekanisme Kerja
Obat ini berkerja memperbaiki motilitas saluran cerna dengan cara
melepaskan asetikolin secara tidak langsung dari pleksus
mesenterikus. Obat ini diketahui bertindak sebagai agonis 5HT 4
dan antagonis serotonin. Obat ini juga meningkatkan tekanan
sfingter esophagus bagian bawah dan meningkatkan kecepata
pengosongan lambung, meningkatkan motilitas antroduodenal,
usus halus, dan usu besar.
Farmakokinetik
Obat ini
Gastroparesis diabetika
Konstipasi kronik
Ulkus lambung
Penyakit jantung
Kontraindikasi
Efek Samping
Nyeri perut
borborismi
diare sementara
Interaksi Obat
Dosis
Dispepsia fungsional
Dewasa
: 3x5-10 mg/hari.
Dewasa
tidur.
1.
(bisakodil, pikosulfat,
fenolftaelin), dan minyak jarak) Zat-zat ini merangsang seara langsung
dinding usus
akibat peningkatan peristaltic dan pengeluaran isi usus dengan cepat.
a. Minyak jarak (Castrol oil, ol.ricini) mengandung trigliserida asam
risinoleat dan
asam lemak tak jenuh. Tidak dianjurkan untuk digunakan terusmenerus atau
dipakai lama karena dapat mengganggu absorpsi bahan makanan.
Efek samping
obat ini dapat menimbulakam kram pada usus dan rangsangan pada
pelvis,
sehingga tidak boleh diberikan pada wanita hamil.
b. Bisakodil dalam merk dagang Dulcolax tablet, Dulcolax
suppositoria, dan
Dulcolax suppositoria anak. Indikasi untuk semua bentuk konstipasi,
untuk
evakuasi tinja dalam keadaan nyeri hebat, seperti hemoroid, pra dan
pasca operasi.
2. Laksansia Osmotik (zat magnesium sulfat/sitrat, natriumsulfat gliserol,
Bulk (salin)
b. Suppositoria
Lubrikan : gliserin
Stimulant : bisakodil
Indikasi Pencahar :
a. Konstipasi , yaitu gangguan defekasi yang disebabkan oleh gangguan
fungsional, misalnya :
1. Kurang mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung
banyak air
2. Kurang
mengonsumsi
makanan
berserat
(makanan
yang
Obat ini dapat memblok stimulasi perifer pusat muntah. Efektif untuk
pengobatan dan pencegahan muntah pada mabuk perjalanan dan
disfungsi telingan bagian dalamseperti pada sindrom meniere,
labrintitis, dan ototoksitas streptomisi. Obat ini dapat menghasilkan
efek adiktif jika berinteraksi dengan obat-obat lain yang juga
mempunyai efek antikolinergik. Efek samping yang ditimbulkan obai
jenis ini adalah efek mengantuk, pusing, sakit kepala, dan
kelesuan/kelemahan.
2.Fenotiazin
(proklorperazin,
prometazin,
tietilperazin,
dan
trimetobenzamid)Obat ini
bekerja pada CTZ dengan cara mengurangi muntah yang disebabkan
oleh iritan
lambung, dan dapat menghambat vagal perifer dan aferen simpatetik.
Efek samping
yang ditimbulkan obat jenis ini adalah sedasi.
3. Obat yang Memblok Reseptor Dopamin (Antagonis Dopamin)
(klorpromazin,
prometazin, trietilpirazin, dan triflupromazin) obat ini dapat mengobati
mual dan
muntah yang menyertai zat-zat fisik (terapi fisik dan partikel virus) dan
zat-zat kimia
(toksin dan kemoterapi Ca). Domperidon dan metaklopramid dapat
menghambat
stimulasi CTZ dan mempunyai efek prokinetik yang memperbaiki
pengosongan
lambung dengan cara mengurangi stimulasi pusat muntah yang berasal
dari perifer.
4. Antikolinergik (skipolamin hidromid) Memiliki efek samping
menginduksi vertigo,
mulut kering, mengantuk, pandangan kabur, dan takikardia, sehingga
obat ini tidak
lagi digunakan.
5. Benzodiazepine
Bezodiazepin dan derivatnya dapat membantu mencegah muntah yang
diinduksi
oleh
kortikal
sentral.
Efek
sampingnya
adalah
mengantuk.
Jenis jenis Mual Muntah
1. Mabuk Darat
Penyebab : pertentangan antara informasi yang yang disalurkan oleh
organ keseimbangan ke otak di satu pihak dan informasi dari indrera
mata dan perasa di lain pihak yang eharusnya bekerja sama dengan
organ keseimbangan (labirin), yang pada mabukdarat memegang peran
esensial.
Preventif : duduk di bus / mobil bagian depan atau disamping
pengemudi, jendela dibuka, jangan makan terlalu banyak sebelum
memulai perjalanan atau merokok.
Obat Pencegah : siklizin, meklizin, kombinasi sinarizin 20 mg +
domperidon 15 mg.
Curative : obat-obat tersebut bisa diberikan melalui injeksi atau
suppositoria.
2. Muntah Kehamilan
Curative : siklizin 3 dd 50 mg, meklizin 1 dd 12,5 25 mg atau
proklorperazin
dosisganda
hidroksizin
(mempunyai
efek
antihistamin).
2. Mual dan muntah karena mabuk perjalanan , baik diobati dengan oat
antihistamin
yang
antikolinergiknya.
difenhidramin
mempertimbangkan
Seperti
(Benadryl),
jumlah
klorfeniramin
dimenhidrinat
aktivitas
(Klortrimeton),
(Dramamine),
siklizin
flufenazin
(Trilafon),
promazin,
prometazin
LAINNYA
Obat-obat Antidiare
Dua macam antidiare yang paling sering diresepkan adalah
difenoksilat (denganantropin ), analog lemah dari memperidin dan
loperamid, yang secara kimia berhubungan dengan haloperidol.
Loperamid juga dapat diperoleh tanpa resep. Difenoksin adalah
metabolit aktif difenoksilat dan tersedia sebagai obat yang diresepkan.
Mekanisme kerjanya pada usus mirip dengan opiod, yaitu bekerja
dengan
menghambat
pembebasan
asetilkolin
melalui
reseptor
pada
pasien
dengan
colitis
ulseratif
karena
dapat
Karbon aktif berupa zat tidak berbau dan tidak berasa, merupakan residu
dari distilasi destruktif berbagai bahan organic untuk meningkatkan
kekuatan adsorpsinya.
Pektin adalah produk karbohidrat yang dimurnikan dari ektrasi asam kulit
buah jeruk atau buah apel pomance. secarakimia, pectin terutama terdiri
dari asam galakturonat, beberapa gugus hidroksil yang di metilasi
IV. DIGESTAN
Digestan adalah obat yang membantu proses pencernaan dalam saluran
cerna dan digunakan sebagai terapi pengganti pada keadaan defisiensi
salah satu enzim pencernaan. obat yang umum di gunakan untuk
membantu pencernaan ini adalah enzim pencernaan (enzim lambung dan
enzim pankreas) dan garam empedu
Enzim pepsin
Pepsin adalah enzimproteolitik yang disekresi oleh lambung untuk
memulai hidrolisasi protein. Enzim proteolitik dalam usus dan enzim
pancreas mempunyai kemampuan untuk mencerna protein samapai tuntas,
dibandingkan dengan enzim pancreas, enzim pepsin ini kurang penting
enzim
pancreas
yang
dikenal
adalah
pankreatin
dan
pankrealipase. Kedua zat ini berisi amylase, tripsin (protease ),dan lipase.
Pankrelipase dibuat dari pancreas babi dan aktifitas enzimnya relative
lebih tinggi.
Pankreatin terdapat dalam bentuk tablet enteral-bersalut. Dosis dewasa
0,3-1gram/kg BB per hari
Indikasi Pada penderita dengan difisiensi secret pancreas, seperti pada
pankreatitis, pancreas fibrotic ,dan mukovisi dosis yang berfungsi untuk
membantu pencernaan protein dan karbohidrat. enzim pancreas juga
digunakan sebagai terapi tambahan pada akhiliagastrika. Enzim ini
dirusak oleh asam lambung sehingga harus disediakan dalam bentuk tablet
enteral besalut.
Efek samping enzim pancreas tidak banyak menimbulkan efek samping ;
di antaranya berupa reaksi alergi, iritasi bukal dan perianal; dosis tinggi
dapat menimbulkan mual , diare, dan heperurisemia
V. KOLERETIK, HIDROKOLERETIK, EMPEDU, DAN GARAM
EMPEDU
Obat yang merangsang hepar untuk meningkatkan produksi empedu
dinamakan koleretik. Diantara merangsang produksi empedu dengan
gravitasi spesifik yang rendah, yang di perlukan pada penyakit saluran
empedu yang tidak disertai dengan gangguan hepar.
Empedu disekresi oleh hepar dalam saluran empedu dan diteruskan
kedalam duodenum. Empedu bukan suatu enzim komposisinya terdiri atas
air, garam, empedu, pigmen empedu, kolesterol, lesitin, dan garam
inorganic.dari semua komposisi tersebut, yang paling penting dalam
YANG
DIGUNAKAN
UNTUK
MELARUTKAN
BATU
EMPEDU
Kolesterol dilarutkan dalam larutan empedu encer oleh kombinasi efek
asam empedu dan lesitin yang bersama dengan kolesterol membentuk
suatu campuran. Bila kolesterol diekskresikan ke dalam empedu dalam
jumlah relative lebih besar dari jumlah lesitin dan asam empedu, Kristal
kolesterol diendapkan dan dapat bergabung membentuk batu-empedu
kolesterol.
Terapi Oral
Kenodiol merupakan asam empedu utama pada manusia, dan ursodinol/
7a-epimer dari kolesterol. Keduanya aktif melarutkan batu kolesterol pada
beberapa pasien. Kenodiol menghambat pembatasan kecepatan enzim dari
konversi dari garam-garam empedu menjadi kolesterol. Ursodiol
menyebabkan transport kolesterol dalam bentuk Kristal cair, dan
tampaknya menstabilkan membrane kanalikular hepatosit.
Penggunaan kenodiol dibatasi oleh efek sampingnya. Diare yang
berhubungan dengan dosis terlihat sampai 30% pasien.
Ursodiol
ini.
Obat sitotoksik, khususnya azatioprin dan merkaptopurin tealh sering
digunakan dalam pengibatan penyakit inflamasi usus besar. Sifat steroidsparing-nya dapat dimanfaatkan pada pasien penyakit Crohn dan kolitis
ulseratif, dan tampaknya obat ini terutama membantu pada pengobatan
fistula aibat komplikasi dari penyakit Crohn. Dosis yang digunakan realtif
rendah, dimulai dengan 50mg/hari dan tidak lebih dari 1,5 mg/kg berat
badan per hari. Pada tingkatan dosis ini, komplikasi hematologic minimal,
meskipun masih sangat diperlukan pemantauan secara cermat.
DAFTAR PUSTAKA
Staff Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta : EGC
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat Obat Penting. Jakarta : PT
Elex Media Komputindo
Stringer, Janet L. 2008. Konsep Dasar Farmakologi. Jakarta : EGC