Blepharitis
Blepharitis
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
Suhu: afebris
Menandakan suhu tubuh pasien adalah normal, dimana
suhu tubuh normal antara 36,50C 37,20C. Kepala
: normochepal
Rambut
Visus
OD
6/6
Tidak ada penurunan visus
OS
6/6
Tidak ada penurunan visus
TIO
Palpebra
Konjugtiva bulbi
Kornea
COA
Iris/pupil
Lensa
Vitreus
Fundus
dalam
Bulat, isokor, diameter 3
mm, refleks cahaya direk
indirek +/+
Jernih
Jernih
Normal
Dalam
Bulat, isokor, diameter 3
mm, refleks cahaya direk
indirek +/+
Jernih
jernih
Normal
Pustule
Skuama
lembaran
pitiriasiformis
kertas.
(halus),
Dapat
dibedakan,
psoriasiformis
misalnya
(berlapis-lapis),
atau
eksfoliative
(lembaran-lembaran),
dan
Krusta
Penilaian
THT
Toraks (jantung)
Hasil Rujukan
Tidak ada kelainan
Ins : Iktus di ICS IV garis
Interpretasi
Normal
Normal
midclavicular kiri
Per : redup
Aus : S1-S2 reguler,
bising(-), irama derap (-)
3.
Toraks (paru)
Normal
amforik
BU (+)
Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Abdomen:
5.
Ekstremitas
Normal
Tidak edema
Normal
b. Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap:
Pemeriksaan
Hemoglobin (Hb)
Hasil
13 g/dl
Normal
13 16 g/dl
Keterangan
Kadar dalam batas
normal
Hematokrit (Ht)
36 %
36 40 %
Trombosit
200.000 /ul
150.000
Leukosit
9000 /ul
450.000 /ul
normal
Hitung Jenis/Diff.
Count
0/2/4/59/28/7
0-1/1-3/2-6/50-
70/20-40/2-8
normal, namun
perlu diingat pada
orang-orang
tertentu neutrofil
dapat meningkat
karena
penyebabnya
kemungkinan
adalah virus dan
eosinofil dapat juga
meningkat
mengingat
etiologinya bisa
saja alergen
blefaritis).
5. Diagnosis banding
Jenis blefaritis yang lain apabila telah ditegakkan suatu jenis blefaritis,
namun perlu diingat apabila sudah ditegakkan diagnosis pasti (melalui
swab dengan pengerokan jaringan kelopak mata untuk memastikan
etiologinya) maka tidak perlu lagi adanya diagnosis banding, diagnosis
banding disebutkan apabila diagnosis yang ditegakkan adalah diagnosis
kerja.
6. Tinjauan Pustaka
DEFINISI
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata yang disertai dengan
mata merah, gatal, panas, mata berair, mata kabur sementara yang
mengenai bola mata (Sidarta Ilyas, 2004).
Blepharitis adalah suatu peradangan pada kelopak mata karena
terjadinya produksi minyak yang berlebihan yang berasal dari kelenjar
minyak tersebut. Tidak diketahui persis mengapa produksi minyak bisa
menjadi berlebihan. Sayangnya kelebihan minyak ini ada di dekat
Blepharitis superficial
Blepharitis seboroik
Blepharitis sebore biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 Tahun),
dengan keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah
sekret yang keluar dari kelenjar Meibom, air mata berbusa pada kantus
lateral, hiperemia dan hipertropi papil pada konjungtiva. Pada kelopak
dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis dan jaringan
keropeng.
Blepharitis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar
penanganannya. Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan
dan membersihkan kelopak dari kotoran. Dilakukan pembersihan dengan
kapas lidi hangat. Kompres hangat selama 5-10 menit. Kelenjar Meibom
Blepharitis skuamosa
Blepharitis ulseratif
Biasanya
disebabkan
stafilokok
maka
diberi
obat
tarikan
jaringan
parut
yang
juga
dapat
berakibat
trikiasis.
e.
Blepharitis angularis
mengakibatkan
gangguan pada
fungsi
punctum lakrimal.
Meibomianitis
berdasarkan
etilogi
terdapat
pula
klasifikasi
berdasarkan lokasi:
Blefaritis anterior: mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat
mata kering pada 50% kasus, blefaritis seboroik umumnya terjadi pada
pria dan wanita pada rata-rata usia 50 tahun dan disertai mata kering pada
33% kasus, sedangkan pada blefaritis meibomianitis juga umum terjadi
pada pria dan wanita pada usia rata-rata 50 tahun dan disertai sindrom
mata kering
ETIOLOGI
Infeksi atau alergi yang biasanya berjalan kronik atau akibat disfungsi
kelenjar Meibom. Alergi dapat disebabkan debu, asap,bahan kimia
iritatif, atau bahan kosmetik.. Infeksi oleh bakteri disebabkan Stafilokok,
Streptococcus alpha/beta hemolyticus, Pneumokok, Pseudomonas,
Demodex folliculorum, hingga Pityrosporus ovale yang menyebabkan
blepharitis seroboik. Infeksi oleh virus disebabkan Herpes zoster, Herpes
simpleks, Vaksinia dan Moluskum kontagiosum, sedangkan oleh jamur
dapat menyebabkan infeksi atau sistemik, dan parasit dapat disebabkan
pedikulosis.
ANATOMI
Struktur anatomi mata :
-
retina.
Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian
belakang bola mata, berfungsi mengirimkan pesan visual melalui
saraf optikus ke otak. Retina terbagi menjadi 10 lapisan dan memiliki
reseptor cahaya aktif yaitu sel batang dan sel kerucut pada lapisan ke-
9.
Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan
siliaris.
Humor vitreous : gel transparan / cairan kental yang terdiri dari
bahan berbentuk serabut, terdapat di belakang lensa dan di depan
retina (mengisi segmen posterior mata).
aparatus
lakrimalis.
Alis
terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya
untuk melindungi mata dari cahaya dan keringat.
Palpebra (Kelopak mata)
Palpebra merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak di
depan bulbus okuli, kelopak mata atas lebih besar dari kelopak mata
bawah. Kelopak mata berfungsi melindungi mata dan berkedip untuk
melicinkan dan membasahi mata.
Pada pinggir kelopak mata terdapat silia (bulu mata). Tarsus merupakan
bagian dari kelopak mata yang berlipat-lipat. Ruang antara ke-2 kelopak
disebut celah mata (fissura pelpebrae), celah ini menentukan melotot
atau sipit nya seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat tonjolan
disebut caruncula lakrimalis yang mengandung kelenjar sebacea
(minyak) dan sudorifera (keringat).
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di
depan kornea. Palpebra merupakan alat penutup mata yang berguna untuk
kelopak mata
b)
c)
f)
bawah.
g)
atas
dan
ke
luar.
HISTOLOGI MATA
Bola mata dibagi menjadi 3 lapisan, dari luar ke dalam yaitu tunica
fibrosa, tunica vasculosa, dan tunica nervosa.
-
Tunica Vibrosa
Tunica vibrosa terdiri dari sklera, sklera merupakan lapisan luar yang
sangat kuat. Sklera berwarna putih putih, kecuali di depan. Pada
lapisan ini terdapat kornea, yaitu lapisan yang berwarna bening dan
berfungsi
untuk
menerima
cahaya
masuk
kemudian
debu.
Pada batas cornea dan sclera terdapat canalis schlemm yaitu suatu
sinus venosus yang menyerap kembali cairan aquaus humor bola
mata.
Tunica Vasculosa
Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari
depan ke belakang terdiri dari iris, corpus siliaris dan koroid. Koroid
merupakan lapisan tengah yang kaya akan pembuluh darah, lapisan
ini juga kaya akan pigmen warna. Daerah ini disebut Iris. Bagian
depan dari lapisan iris ini disebut pupil yang terletak di belakang
kornea tengah. Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan
menyempitnya bagian ini. Saat masuk ke dalam suatu kamar yang
gelap gulita, maka mata akan berusaha melihat dengan melebarkan
pupil mata dengan bantuan nervus oftalmikus agar cahaya yang
masuk cukup. Pada kondisi ini disebut dengan dilatasi, demikian
sebaliknya jika berada pada ruangan yang terlalu terang maka mata
akan berusaha untuk menyempitkan mata karena silau untuk
mengurangi cahaya yang masuk yang disebut dengan konstriksi.
Pada sebuah kamera, pupil ini diibaratkan seperti diafragma yang
dapat mengatur jumlah cahaya yang masuk. Di sebelah dalam pupil
terdapat lensa yang berbentuk cakram otot yang disebut muskulus
siliaris. Otot ini sangat kuat dalam mendukung fungsi lensa mata,
yang selalu bekerja untuk memfokuskan penglihatan. Seseorang yang
melihat benda dengan jarak yang jauh tidak mengakibatkan otot lensa
mata bekerja, tetapi apabila seseorang melihat benda dengan jarak
yang dekat maka akan memaksa otot lensa bekerja lebih berat karena
otot lensa harus menegang untuk membuat lensa mata lebih tebal
sehingga dapat memfokuskan penglihatan pada benda-benda
tersebut.
Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi
caira bening yang masing-masing disebut Aqueous Humor dan
Vitreous Humor. Adanya cairan ini dapat memperkokoh kedudukan
bola mata
Tunica Nervosa
Tunica nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak
cahaya.
1/6
bagian
anterior
bola
mata,
jernih,
transparan,
5-6 lapis sel-sel yang mempunyai daya regenerasi sanagat baik. Stratum
basale tampak gambaran mitosis, sel mengalami pergantian sekitar 7 hari.
Epitel kornea mendapat ujung bebas saraf sensoris N.V terbanyak
dibanding bagian mata lain sehingga sangat sensitif.
Membrana Bowman, lapisan homogen pucat. Terdiri atas fibrin kolagen
halus dan tidak terdapat sel atau serat elastin. Berfungsi memberi
stabilitas dan kekuatan kornea, tidak terdapat di limbus.
Stroma, merupakan 90 % tebal kornea, transparan, tersusun atas serat
kolagen sejajar yang saling menyilang. Sel dan seratnya terbenam dalam
substansi amorf glikoprotein yang bersifat metakromasi.
Membrana Descemet, strukturnya homogen terdiri atas serat kolagen
halus tersusun seperti jala.
Endotel kornea, epitel selapis gepeng membatasi permukaan dalam
kornea. Terdapat organel yang dapat bertranspor aktif dan sisntesis
protein untuk sekresi.
Limbus kornea merupakan peralihan antara kornea dan sklera, lebarnya
sekitar 1mm. terdapat pembuluh darah dan limfe. Epitelnya tebal terdapat
10 lapis atau lebih dan menjadi kontinu dengan konjungtiva.
Lakrime
Dihasilkan oleh glandula lakrimalis dan glandula lakrimalis pelengkap
(kelenjar krause dan wolfring). Mengandung lisozim dan laktoferin yang
bersifat bakterisid, membentuk film air mata prekorneal yang terdiri dari
3 lapisan:
- Lapisan luar terdiri dari lipid. Disekresi oleh Gl. Meibom dan Zeiss.
Berfungsi mencegah penguapan air mata.
- Lapisan tengah
dari
air.
Disekresi
untuk
FISIOLOGI
Mata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang dan rumit, yang
memungkinkan analisis cermat dari bentuk, intensitas cahaya, dan warna
yang dipantulkan objek. Mata terletak dalam struktur bertulang yang
protektif di tengkorak, yaitu rongga orbita. Setiap mata terdiri atas sebuah
bola mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan bentuknya, suatu
sistem lensa untuk memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif, dan
suatu sistem sel dan saraf yang berfungsi mengumpulkan, memproses,
dan meneruskan informasi visual ke otak.
Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai fotoreseptor peka
cahaya karena adanya iris, suatu otot polos tipis berpigmen yang
membentuk struktur seperti cincin di dalam aqueous humour. Lubang
bundar di bagian tengah iris tempat masuknya cahaya ke bagian dalam
mata adalah pupil. Iris mengandung dua kelompok jaringan otot polos,
satu sirkuler dan yang lain radial. Karena serat- serat otot memendek jika
berkontraksi, pupil mengecil apabila otot sirkuler berkontraksi yang
terjadi pada cahaya terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk
ke mata. Apabila otot radialis memendek, ukuran pupil meningkat yang
terjadi pada cahaya temaram untuk meningkatkan jumlah cahaya yang
masuk.
Untuk membawa sumber cahaya jauh dan dekat terfokus di retina, harus
dipergunakan lensa yang lebih kuat untuk sumber dekat. Kemampuan
menyesuaikan kekuatan lensa sehingga baik sumber cahaya dekat
maupun jauh dapat difokuskan di retina dikenal sebagai akomodasi.
Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris.
Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris, suatu spesialisasi lapisan
koroid di sebelah anterior. Pada mata normal, otot siliaris melemas dan
lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi otot tersebut berkontraksi
untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih kuat untuk
penglihatan dekat. Serat-serat saraf simpatis menginduksi relaksasi otot
siliaris untuk penglihatan jauh, sementara sistem saraf parasimpatis
menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat.
Proses Visual Mata
Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina
dan menghasilkan sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika
dilatasi maksimal, pupil dapat dilalui cahaya sebanyak lima kali lebih
banyak dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter pupil
ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary
constrictor yang terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang
terdiri dari sel-sel epitelial kontraktil yang telah termodifikasi. Sel-sel
tersebut dikenal juga sebagai myoepithelial cells.
Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan
melebarkan pupil sehingga lebih banyak cahaya dapat memasuki mata.
Kontraksi dan dilatasi pupil terjadi pada kondisi dimana intensitas cahaya
berubah dan ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke benda atau
objek yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya
memasuki mata, pembentukan bayangan pada retina bergantung pada
kemampuan refraksi mata.
Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous humour
(n=1.33), dan lensa (n=1.40). Kornea merefraksi cahaya lebih banyak
dibandingkan lensa. Lensa hanya berfungsi untuk menajamkan bayangan
yang ditangkap saat mata terfokus pada benda yang dekat dan jauh.
Setelah cahaya mengalami refraksi, melewati pupil dan mencapai retina,
tahap terakhir dalam proses visual adalah perubahan energi cahaya
menjadi aksi potensial yang dapat diteruskan ke korteks serebri. Proses
perubahan ini terjadi pada retina.
Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retina dan
sensory retina. Pada pigmented retina, terdapat selapis sel-sel yang berisi
pigmen melanin yang bersama-sama dengan pigmen pada koroid
Sel Kerucut
b.
Sel Batang
Kornea
1,37
Aqueous
1,33
humor
Korteks lensa
1,38
Medulla lensa
1,41
Vitreous homor
1,33
Setiap perubahan indeks bias yang terjadi baik itu asalnya dari luar mata
ataupun pada komponen sistem optik mata akan menyebabkan kelainan
pembiasan (refraksi). Gangguan pembiasan menyebabkan sinar hasil
refraksi tidak tepat pada retina, sehingga menyebabkan tajam
penglihatan (visus) mengalami penurunan. Contoh perubahan indeks
bias yang berasal dari luar mata adalah saat menyelam di dalam air.
Perlu diingat pembiasan cahaya adalah suatu proses pembelokan arah
rambat cahaya karena cahaya melewati 2 medium yang memiliki
kerapatan yang berbeda. Jadi, jika cahaya melewati air setelah itu udara,
maka cahaya akan dibelokkan dengan sudut sesuai kerapatan
mediumnya. Pada proses pembiasan, cahaya akan dibelokkan menjauhi
garis normal jika melewati medium rapat ke renggang dan sebaliknya.
Pada mata juga terjadi pembiasan. Lensa mata akan membelokkan
cahaya yang masuk agar jatuh tepat di bintik kuning sehingga kita bisa
melihat sesuatu dengan jelas. Jika bayangan tidak jatuh tepat di bintik
kuning, maka kita tidak akan melihat sesuatu dengan jelas. Saat
menyelam di dalam air kerapatan mata akan hampir sama dengan
kerapatan air. Ini terjadi karena pada saat mata di dalam air, air masuk ke
dalam mata sehingga mata terisi oleh air. Dengan kerapatan yang hampir
Keterangan :
f : jarak focus (m)
P : kuat lensa (m-1 = dioptri)
Misalnya sebuah lensa mempunyai jarak focus 20 sentimeter, maka kuat
lensa itu adalah 1 / 0,20 = 5 dioptri (D).
Pada mata yang tidak memerlukan alat bantu penglihatan (biasa disebut
mata normal) terdapat 2 sistem yang membiaskan sinar yang
menghasilkan kekuatan 50.0 dioptri. Kornea mata mempunyai kekuatan
80% atau 40 dioptri dan lensa mata berkekuatan 20% atau 10 dioptri.
Menurut Ilyas kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas
tidak
dibentuk
pada
retina.
Pada
kelainan
refraksi
terjadi
tajam.
Kelainan
refraksi
dikenal
dalam
bentuk
miopia,
hipermetropia
digunakan
lensa
positif
atau
konveks/konvergen.
C. Astigmat(Silinder)
Yang dimaksud dengan astigmat atau silinder disini adalah terdapatnya
variasi kelengkungan kornea atau lensa mata pada meridian yang
berbeda yang akan menyebabkan sinar tidak terfokus pada satu titik
sehingga penderita tidak dapat melihat dengan fokus/berbayang
Astigmat merupakan akibat bentuk kornea yang oval seperti telur, makin
lonjong bentuk kornea makin tinggi astigmat mata tersebut.
Umumnya setiap orang mempunyai astigmat ringan. Astigmat bisa
bersifat diturunkan atau terjadi sejak lahir dan biasanya berjalan bersama
dengan miopia dan hipermetropia dan tidak banyak terjadi perubahan
selama hidup.
Menurut Ilyas seorang penderita astigmat biasanya akan memberikan
keluhan :
Melihat ganda dengan satu atau kedua mata
yang
memberikan
koreksi
penglihatan.
Lensa
bekerja
Lensa negatif dapat dengan permukaan plano konkaf, konkaf gand dan
konkaf konveks. Lensa ini tebal pada bagian perifer/tepi lensa dan pada
bagian sentral lebih tipis. Lensa ini digunakan untuk koreksi
miopia/rabun jauh.
-
Lensa Single Vision (SV), atau lensa single focus yaitu lensa untuk
koreksi satu masalah penglihatan saja
lengkung.
Diperbaiki dengan : lensa negatif / cekung / minus
kurang.
Diperbaiki dengan : lensa positif / cembung / plus.
3. Astigmatisme
Karakteristik : titik dekat lebih dari 25 cm, titik jauh kurang dari
tak berhingga.
Penyebab umum : kurangnya akomodasi.
Diperbaiki dengan : lensa bifokal atau trifokal.
4. Buta warna
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan selsel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat
faktor genetis.
Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari
orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked,
karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak
membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara
penderita buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat
istilah pembawa sifat hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang
membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik
tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada
umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan
faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom
X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tsb menderita
buta warna.
Sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih,
serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi
ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama
sel kerucut.
Tajam Penglihatan
Tajam penglihatan merupakan padanan dari bahasa inggris "Visual
Acuity" yang didefinisikan sebagai buruk atau jelasnya penglihatan yang
bergantung pada tingkat kejelasan upaya pemfokusan di retina.
jarak enam meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat
pada jarak enam meter.
- Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan
angka 30, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/30.
- Bila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menunjukkan
angka 50, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/50.
- Bila tajam penglihatan adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada
jarak enam meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat
pada jarak 60 meter.
- Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen
maka dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang
normal pada jarak 60 meter.
- Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang
diperlihatkan pada jarak tiga meter, maka dinyatakan tajam 3/60. Dengan
pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai dampai 1/60, yang
berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter.
- Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam penglihatan
pasien yang lebih buruk daripada 1/60. Orang normal dapat melihat
gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 meter. Bila mata hanya
dapat melihat lambaian tangan pada jarak satu meter berarti tajam
penglihatannya adalah 1/300.
- Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak
dapat melihat lambaian tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam
penglihatan 1/~. Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak
tidak berhingga.
- Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka
dikatakan penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta nol (Ilyas, 2009).
Nilai Tajam Penglihatan dalam Meter, Kaki dan Desimal
Snellen (6 meter)
20 kaki.
Sistem Desimal
6/6.
20/20.
1.0
5/6.
20/25.
0.8
6/9.
20/30.
0.7
5/9.
15/25.
0.6
6/12.
20/40.
0.5
5/12.
20/50.
0.4
6/18.
20/70.
0.3
6/60.
20/200.
0.1
kartu merah hijau yang ada huruf diatasnya. Pada pasien diminta untuk
memberitahu huruf diatas warna yang tampak lebih jelas. Bila terlihat
huruf diatas hijau lebih jelas berarti mata hipermetropia, sedang pada
miopi akan lebih jelas huruf pada warna merah. Pada keadaan diatas
dilakukan koreksi sehingga huruf diatas warna hijau sama jelas dibanding
huruf diatas warna merah.
Uji Dominan Mata
Uji ini bertujuan untuk mengetahui mata dominan pada anak. Anak
diminta melihat pada satu titik atau benda jauh. Satu mata ditutup
kemudian mata yang lainnya. Bila mata yang dominan yang tertutup
maka anak tersebut akan menggerakkan kepalanya untuk melihat benda
yang matanya dominan.
Uji Crowding Phenomenon
Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya ambliopia. Penderita diminta
membaca huruf kartu Snellen sampai huruf terkecil yang dibuka satu
persatu atau yang diisolasi, kemudian isolasi huruf dibuka dan pasien
disuruh melihat sebaris huruf yang sama. Bila terjadi penurunan tajam
penglihatan dari huruf isolasi ke huruf dalam baris maka ini disebut
adanya crowding phenomenon pada mata tersebut. Mata ini menderita
ambliopia.
Penurunan Tajam Penglihatan
Penurunan tajam penglihatan dapat disebabkan oleh berbagai faktor
seperti usia, kesehatan mata dan tubuh dan latar belakang pasien. Tajam
penglihatan cenderung menurun sesuai dengan meningkatnya usia
seseorang. Jenis kelamin bukan merupakan suatu faktor yang
mempengaruhi ketajaman penglihatan seseorang. Dari penelitian yang
dilakukan di Sumatera, Indonesia, didapat bahwa penyebab tertinggi
terjadinya low vision atau visual impairment adalah katarak, kelainan
refraksi
yang
tidak
dikoreksi,
amblyopia,
Age-related
Macular
Pemeriksaan Pupil
Pupil harus tampak simetris (isokor), dan masing-masing harus diamati
ukuran, bentuk (bulat atau tidak teratur) dan reaksinya terhadap cahaya
dan akomodasi. Perhatikan juga ada atau tidaknya respons langsung dan
konsensual.
Pemeriksaan Motilitas Mata
Tujuan menguji motilitas mata adalah untuk mengevaluasi kesejajaran
kedua mata dan gerakannya, baik sendiri-sendiri (duksi) maupun
bersamaan (versi). Pemeriksaan motilitas mata dapat dilakukan melalui
uji kesejajaran yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu uji
kesejajaran binokular sederhana dan uji menutup (cover test); dan uji
gerak ekstraokular.
Uji kesejajaran binokular sederhana. Uji ini dilakukan dengan
meminta pasien melihat ke senter yang berjarak beberapa kaki. Akan
terlihat sebuah cahaya kecil yang merupakan pantulan pada setiap kornea,
yang dalam normalnya terletak dipusat masing-msaing pupil jika kedua
mata berpadu lurus. Jika posisi mata konvergen, sehingga salah satu mata
mengarah ke dalam (esotropia), maka pantulan cahaya akan berada di
sebelah temporal pupil mata tersebut. Demikian juga sebaliknya, jika
posisi mata divergen, dimana salah satu mata mengaraj ke luar
(eksotropia), mka pantulan cahaya akan berada di sebelah nasl pupil mata
tersebut. Uji ini dapat dilakukan pada bayi dan anak .
Uji gerak ekstraokular.
Kedua mata psien diminta mengikuti objek ketika objek tersebut
digerakkan ke salah satu dari mepat arah pandangan utama. Diperhatikan
kecepatan, kelancaran, rentang jarak, dan simetri gerakan serta perlu
dicatat adanya ketiidakstabilan fiksasi. Uji ini juga dapat dilakukan
dengan salah satu mata tertutup (uji duksi atau rotasu monokular),
dimana mata yang lain mengikuti sasaran yang bergerak dalam semua
arah pandangan; lalu perhatikan apakaha ada pengurangan gerakan rotasi
yang mengisyaratkan adnya keterbatasan dalam idang kerja otot yang
bersangkutan
Oftalmoskop
Perangkat ini dibagi atas 3 bagian
1. Atas
Bagian ini sering disebut sebagai Projector Head dan di sinilah lokasi dari
sumber sinar dan media okuler tersedia yang letaknya saling bertolak
belakang. Beberapa perusahaan memberikan bantalan di atas bagian
okuler (bagian paling atas) atau menyediakan asesoris tambahan berupa
plastik sepanjang kira-kira 5 cm yang berguna sebagai sandaran dahi agar
supaya pengaplikasiannya lebih mudah.
2. Sleeve atau lengan
Sleeve ini identik dengan pembentukan sinar yang anda inginkan. Berkas
sinar melebar dengan ketajaman sinar yang rendah disebut Sleeve Up,
sedangkan berkas sinar ramping (seperti asesoris stenopic slit pada trial
lens) dengan ketajaman sinar yang tinggi dikenal sebagai sleeve down.
Persis dibawah sleeve ada alat pemutar sudut dari berkas sinar yang pada
nantinya berkas sinar bisa tampil secara vertikal, horizontal dan miring
tergantung pada axis yang dibentuk oleh media mata pasien.
3. Battery
Bagian ini adalah tempat tangan anda menggengam retinoskop dan juga
pengaturan intensitas sinar yang ingin anda hasilkan. Patut digaris bawahi
sebaiknya intensitas sinar jangan terlalu tinggi dimana bila ini terjadi
pasien akan merasa silau dan pedih. Retinoskop digunakan sebagai salah
satu alternatif pemeriksaan obyektif
KRITERIA DIAGNOSIS
Kedua mata
sering berair
sebagai
kompensasi
tubuh untuk
melawan benda
asing sehingga
diproduksi
banyak air mata
Terjadinya
hyperplasia
limfoid lokal
sebagai bentuk
pertahanan
tubuh
Dikeluarkannya mediator
proinflamasi seperti prostaglandin
e2 dan prostasiklin
Permeabilitas
pembuluh darah
meningkat dan
cairan plasma keluar
Edema
palpebra
Menyebabkan
terjadinya
pelebaran
pembuluh darah
hiperlakrimasi
Mata terasa pedih dan
PENATALAKSANAAN
seperti kelilipan
Non Medikamentosa
Pasien tidak perlu dirawat inap, pasien diedukasi untuk tidak menggaruk
kelopak mata, memakai salep dengan teratur, dan yakinkan bahwa
penyakit ini dapat sembuh dengan pengobatan yang teratur.
Medikamentosa
Bersihkan dengan garam fisiologis hangat kemudian diberikan antibiotik
yang sesuai. Pada blepharitis sering diperlukan kompres hangat. Pada
infeksi ringan diberi antibiotik lokal sekali sehari pada kelopak dan
kompres basah dengan asam borat. Bila terjadi blepharitis menahun,
maka
dilakukan
penekanan
manual
kelenjar
Meibom
untuk
mengeluarkan nanah.
Pada blepharitis seboroik, kelopak harus dibersihkan dengan kapas lidi
hangat, soda bikarbonat, atau nitras argentin 1%. Dapat digunakan salep
sulfonamid untuk aksi ketoritiknya. Kompres hangat selama 5-10 menit,
tekan kelenjar Meibom dan bersihkan dengan sampo bayi. Diberikan
juga antibiotik lokal, prednisolon 0,125% dua kali sehari, dan antibiotik
sistemik, tetrasiklin 2 x 250 mg atau sesuai dengan hasil kultur.
Pengobatan pada infeksi virus bersifat simtomatik, antibiotik diberikan
bila terdapat infeksi sekunder.
Bila disebabkan jamur, infeksi superfisial diobati dengan griseofulvin
0,5-1 gram sehari dengan dosis tunggal atau dibagi dan diteruskan
sampai 1-2 minggu setelah gejala menurun. Bila disebabkan kandida
diberikan nistatin topikal 100.000 unit per gram.
Pada infeksi jamur sistemik, bila disebabkan Aktinomises atau Nokardia
diobati dengan sulfonamid, penisilin, atau antibiotikspektrum luas.
Amfoterisin
diberikan
untuk
histoplasmosis,
sporotrikosis,
intravena lambat selama 6-8 jam dalam dekstrosa 5%. Dosis dinaikkan
sampai 1 mg/kg BB, namun total tidak boleh dari 2 gram. Pengobatan
diberikan setiap hari selama 2-3 minggu atau sampai gejala berkurang.
Hati-hati karena toksik terhadap ginjal.
Pada blepharitis akibat alergi dapat diberikan steroid lokal atau sistemik,
namun harus dicegah pemakaian lama. Untuk mengurangi gatal, berikan
antihistamin.
KOMPLIKASI
- Konjungtivitis
Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang selaput lendir
yang menutupi belakang kelopak dan bola mata yang disebabkan oleh
proses infeksi, iritasi, fisik atau respon alergi, ditandai dengan hyperemia
ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak
sekret purulen kental.
- Keratitis
Keratitis adalah peradangan pada kornea, yaitu jaringan di bagian depan
mata yang menutupi pupil dan iris. Keratitis dapat disebabkan oleh
cedera yang relatif kecil, seperti goresan kuku, atau pemakaian lensa
kontak yang terlalu lama yang dapat menular. Keratitis juga dapat
disertai infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit.
Jika tidak diobati, atau jika infeksi semakin parah, keratitis dapat
mengakibatkan komplikasi serius yang secara permanen dapat merusak
penglihatan.
- Trikiasis
Trikiasis merupakan keadaan tumbuhnya bola mata kea rah dalam yang
akan menggosok-gosok jaringan bagian dalam seperti kornea dan
konjungtiva sehingga menimbulkan peradangan padanya. Mata akan
merasa kelilipan, dengan fotofobia dan lakrimasi. Pengobatan trikiasis
adalah dengan melakukan epilasi (mencabut bulu mata) disertai
kauterisasi dan bila disertai dengan entropion maka dilakukan tarsotomi
atau dibedah plastik.
- Madarosis
bulu
mata
(cillarymadarosis)
atau
alis
mata