Makalah Diare Pada Anak
Makalah Diare Pada Anak
Daftar Isi
H
al.
Kata Pengantar .................................................................................................. 3
BAB I. Pendahuluan ..................................................................................... 4 - 5
BAB II. Tinjauan Pustaka
2.1 Diare akut .................................................................................... 6
2.1.2 Epidemiologi ............................................................................ 6 - 8
2.1.3 Etiologi ..................................................................................... 8
2.1.4 Fisiologi usus ........................................................................... 9 - 14
2.1.5 Mekanisme Patogenesis Diare yang di akibatkan infeksi 14 - 16
2.1.6 Patogenesis 16 - 19
2.1.7 Manifestasi Klinis 19 - 23
2.1.8 Penatalaksanaan penderita diare 23 - 34
2.1.9 Pencegahan Diare .. 34
BAB III. Kesimpulan ...................................................................................... 35
BAB IV. Daftar Pustaka ................................................................................. 36
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan referat ini tepat pada
waktunya. Saya juga berterima kasih kepada seluruh dokter, perawat dan staf
yang bertugas, yang telah membimbing saya selama beberapa minggu terakhir
ini sehingga saya dapat menyelesaikan proses belajar dan pembuatan referat ini
dengan baik.
Pada kesempatan ini secara khusus saya mengucapkan terima kasih
kepada Dr. Sri Wahyuni Sp A, Dr. Pulung S Sp A, Dr. Kristyaningesti Sp A, Dr.
Budi S Sp A, Dr. Theresia A Sp A, Dr Sri Wahyuni, Dr Kesty; atas bimbingannya
selama kepaniteraan klinik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, masih
banyak kekurangan saya yang harus diperbaiki. Oleh karena itu saya mohon
kepada seluruh dokter, perawat dan staf serta rekan-rekan mahasiswa untuk
dapat memberi masukan dan kritik yang membangun sehingga saya dapat
memperbaiki kesalahan baik yang disadari maupun yang tidak disadari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu bagi semua
yang membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
akan dibahas lebih rinci di malah ini. Kata diare yang dalam bahasa inggris di
sebut Diarrhea merupakan kata yang bahasa aslinya adalah diarrhoia (dari
bahasa latin) yang berarti menggalir terus. 1,2,4
Pada negara berkembang diare masih merupakan suatu masalah,
diperkirakan 1,3 milyar angka kasus diare dan 3,2 juta kematian setiap tahun
pada balita. Jika dinilai secara menyeluruh maka anak-anak ini mengalami 3,3
episode diare pertahun, dan dibeberapa daerah bisa mencapai 9 episod
pertahun. Pada daerah yang tinggi angka kedian diare ini, seorang anak bisa
menghabiskan 15 persen waktunya dengan diare. 1
Angka kejadian diare dipengaruhi juga oleh keadaan ekonomi, krisis
ekonomi yang terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia meningkatkan
angka kejadian diare. Diare bisa menyebabkan kekurangan gizi yang cukup
berarti pada anak. Hal ini disebabkan karena adanya anoreksia sehingga asupan
makan berkurang, dan terjadi penurunan kemampuan penyerapan makan.
Kekurangan gizi ini mempengaruhi pertumbuhan dan imunitas dari seorang
anak. Episod diare yang berkepanjangan, maka dampat pada pertumbuhan akan
semakin besar. Diare terutama pada balita sangat berbahaya. Karena dapat
menyebabkan kematian akibat kekurangan cairan. Kematian akibat diare dapat
dicegah.
disebabkan oleh infeksi oleh bakteri, virus atau parasit. Alergi terhadap makanan
atau susu tertentu. 1
Penatalaksanaan diare juga merupakan hal yang sangat penting.
Kebanyakan dokter menggunakan antibiotik dan anti-diare sebagai terapi, yang
sebetulnya bukan merupakan standar dari terapi diare ini. Hal ini mugkin terjadi
karena ketidakpercayaan diri dokter jika hanya memberikan oralit tanpa
antibiotik. Untuk perlu lebih diperhatikan tatalaksana yang sesuai standar agak
efek negatif dari pemberian antibiotik yang tidak rasional ini tidak terjadi. 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Diare akut
2.1.1. Definisi
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa darah
dan dengan/tanpa lender dalam tinja. 3
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung
kurang dari 7 hari pada bayi atau anak yang sebelumnya sehat. 4
Diare kronik adalah diare intermiten (hilang-timbul) yang berlanjut sampai
2 minggu atau lebih tanpa adanya infeksi. 4
Diare persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. 4
Disentri adalah diare akut yang pada tinjanya ditemukan darah secara
kasat mata. 4
Kata diare yang dalam bahasa inggris di sebut Diarrhea merupakan kata
yang bahasa aslinya adalah diarrhoia (dari bahasa latin) yang berarti menggalir
terus. 4
2.1.2 . Epidemiologi
Di Indonesia, menurut data Risetkes sampai 2008, diare merupakan
penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi kedua setelah pneumonia.
Persentasi kematian anak kelompok usia 11-29 bulan mencapai 31,4 persen,
kelompok umur 1-4 tahun mencapai angka 25,2 persen, dan kelompok umur 514 tahun mencapai 11,3 persen. Sampai saat ini penyakit diare atau sering juga
disebut gastroenteritis masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama
dari masyarakat di Indonesia. Dari daftar urutan penyebab kunjungan
puskesmas/balai
pengobatan,
hampir
selalu
termasuk
dalam
kelompok
2.1.3. Etiologi
Pada saat yang lalu kuman-kuman patogen hanya dapat diidentifikasi dari
25% tinja penderita diare akut. Pada saat ini dengan menggunakan teknik baru
bisa diidentifikasi dari 75% dari orang yang dating berobat ke pusat kesehatan
dan 50% dari kasus-kasus ringan di masyarakat. Penelitian menunjukan bahwa
sekita 20-80% diare akut disebabkan oleh Rotavirus, dan di Indonesia pada
penelitian di 6 rumah sakit menunjukan angka sebesar 55%. 3,4
Penyebab Diare3,4
Mekanisme absorpsi dan sekresi air dan elektrolit dalam epitel usus halus. 3
Setelah diabsorpsi, natrium dikeluarkan dari sel epitel melalui pompa ion yang
disebut sebagai Na+ K+ ATPase. Pengeluaran natrium ke cairan ektraseluler ini
menignkatkan osmolaritasnya dan menyebabkan air dan eletrolit lainnya
mengalir secara pasien dari lumen usus halus melalui saluran interseluler ke
dalam cairan ekstraseluler. Proses ini menjaga keseimbangan osmotik antara
cairan intraluminer usus dan cairan ekstraseluler. 3
setelah 5-30
ini
Beberapa jenis virus seperti rotavirus, berkembang biak dalam epitel vili usus
halus, menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili. Hilangnya
sel-sel vili yang secara normal mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian
sementara oleh sel epitel berbentuk kripta yang belum matang, menyebabkan
usus menskresi air dan elektrolit. Kerusakan vili dapat juga dihubungkan
dengan
hilangnya
enzim
dissakaridase,
menyebabkan
berkurangnya
Bakteri
epitel
usus
yang
menyebabkan
pengurangan
kapasita
Protozoa
2.1.6. Patogenesis
Ada 2 prinsip mekanisme terjadinya diare cair, yaitu sekretorik dan
osmotik. Meskipun dapat melalui kedua mekanisme tersebut, diare sekretorik
lebih sering ditemukan pada infeksi saluran cerna. Begitu pula kedua mekanisme
tersebut dapat terjadi bersamaan pada satu anak. 3
Diare sekretorik
Diare sekretorik disebabkan karena sekresi air dan elektrolit ke dalam usus
halus. Hal ini terjadi absorpsi natrium oleh vili gagal sedangkan sekresi klorida di
sel epitel berlangsung terus atau meningkat. Hasil akhir adalah sekresi cairan
yang mengakibatkan kehilangan air dan elektrolit dari tubuh sebagian tinja cair.
Hal ini menyebabkan terjadinya dehidrasi. Pada diare infeksi perubahan ini
terjadi karena adanya rangsangan pada mukosa usus halus toksin bakteri seperti
toksin Escherichia coli dan Vibrio cholera 01 atau virus (rotavirus). Pada diare
sekretorik, toksin merangsang c-AMP atau c-GMP untuk mensekresikan secara
aktif air dan elektrolit ke dalam lumen usus sehingga terjadi diare. 3
Diare sekresi (secretory diarrhea), disebabkan oleh: 3
a. Infeksi virus, kuman-kuman pathogen dan apatogen seperti terlihat
pada bagan I
b. Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahanbahan kimia, makanan (misalnya keracunan makanan, makanan
yang pedas, terlalu asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup),
gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
c. Difesiensi imun terutama SIgA (Secretory Immunoglobulin A) yang
mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flora usus dan
kamur, terutama Candida.
Diare osmotik
Kenaikan tekanan osmotik dalam lumen usus akibat fermentasi makanan yang
tidak diserap akan menarik air sel kedalam lumen usus sehingga terjadi diare.
Diare jenis ini terjadi karena kita menelan makanan yang sulit diserap, baik
karena memang makanan tersebut sulit diserap (magnesium, fosfat, laktulosa,
sorbitol) atau karena terjadi gangguan penyerapan di usus (penderita defisiensi
laktose yang menelan laktosa). Karbohidrat yang tidak diserap di usus ini akan
difermentasi di usus besar, dan kemudian akan terbentuk asam lemak rantai
pendek. Meskipun asam lemak rantai pendek ini dapat diserap oleh usus, tetapi
jika produksinya berlebihan, akibatnya jumlah yang diserap kalah banyak
dibandingkan jumlah yang dihasilkan, sehingga menyebabkan peningkatan
osmolaritas di dalam usus. Peningkatan osmolaritas ini akan menarik air dari
dalam dinding usus untuk keluar ke rongga usus. Akibatnya, terjadi diare cair
yang bersifat asam, dengan osmolaritas yang tinggi (> 2x[Na + K]), tanpa disertai
adanya leukosit di feses. Contoh diare jenis ini adalah diare pada penderita
defisiensi enzym laktase yang mengkonsumsi makanan yang mengandung
laktosa. Ciri diare jenis ini adalah diare akan berhenti jika penderita puasa
(menghentikan memakan makanan yang menyebabkan diare tersebut) . 3
Volume of stool
Response to fasting
Stool Na*
Reducting substances *
Stool pH
Osmotic Diarrhea
<200 mL/24 hr
Diarrhea stops
<70 mEq/L
Positive
<5
Secretory Diarrhea
>200 mL/24 hr
Diarrhea continues
>70 mEq/L
Negative
>6
Gelisah,
Mengigau, ko
cengeng,
ma atau syok
apatis, ngantuk
Kekenyalan kulit Normal
Sedikit kurang
Sangat kurang
Mata
Normal
Sedikit cekung
Sangat cekung
Sedikit cekung
Sangat cekung
Mulut
Kering
Kering
Normal
&
siarrosis
Denyut
nadi/menit
140)
Skor Maurice King.1,2,4
Catatan : 4
a. Untuk menentukan kekenyalan kulit, kulit perut 'dijepit' antara ibu jari dan
telunjuk selama 30 - 60 detik, kemudian di lepas. Jika kulit kembali normal
dalam waktu
- 1 detik
- 1- 2 detik
- 2 detik
derajat dehidrasinya :
- Jika mendapat nilai 0 - 2 : dehidrasi ringan
- Jika mendapat nilai 3 - 6 : dehidrasi sedang
- Jika mendapat nilai 7 - 12: dehidrasi berat
(Nilai/gejala tersebut adalah gejala/nilai yang terlihat pada dehidrasi
isotonik dan hipotonik dan keadaan dehidrasi yang paling banyak
terdapat, masingmasing 77,8 % dan 9,5 %).
c. Pada anak-anak dengan ubun-ubun besar sudah menutup, nilai untuk
ubun-ubun besar diganti dengan banyaknya/frekuensi kencing.
coli
2.1.8. Penatalaksanaan penderita diare
1. Anamnesis
Kepada penderita atau keluarganya perlu ditanyakan mengenai riwayat perjalanan penyakit antara lain: 3,4
-
Warnanya (biasa, kuning berlendir, berdarah, seperti air cucian beras dan
sebagainya).
Ada tidaknya batuk, panas pilek dan kejang (sebelum, selama atau
setelah diare)
2. Penatalaksanaan
Dalam
tatalaksana
diare,
berdasarkan
PELATIHAN
NASIONAL
Rehidrasi
Dukungan Nutrisi
Suplementasi
Antibiotik Selektif
Edukasi
Terapi lain yang digunakan dengan pertimbangan tertentu.
a. Rehidrasi
Pada tatalaksana ini terdapat lima jenis rencana terapi, sesuai dengan
derajat dehidrasi. Untuk menentukan derajat dehidrasi pada tatalaksana ini
digunakan tatalaksana sebagai berikut: . 2
KATEGORI
Dehidrasi berat
Mata cowong
Cubitan
kulit
perut
sangat lambat
( 2 detik )
kembali
dengan
Dehidrasi
tak
berat
Tanpa dehidrasi
Gelisah
Mata cowong
Cubitan
lambat
Tidak ada tanda gejala yang cukup
untuk mengelompokkan dalam dehidrasi berat
atau tak berat
Derajat Dehidrasi. 2
dehidrasi sesuai table di atas, dengan rencana B jika dehidrasi tidak berat, dan
rencana C untuk dehidrasi berat. Dalam terapi-terapi ini diberikan rehidrasi oral
dalam bentuk pemberian oralit dengan formula yang baru karena pada formula
oralit yang lama bisa terjadi Hipernatremia. Pada formula yang baru ini
osmolaritasnya lebih rendah dengan perbandingan sebagai berikut: . 2
OO
r r
a a
l l
i i
t t
L B
a a
mr
a u
U U
n n
t t
u u
k k
Kk
o o
l l
e e
r r
a a
d
a
n
n
o
n
k
o
l
e
r
a
R D
i i
s b
i u
k a
o t
k
h a
i r
p e
e n
r a
n
a b
t a
r n
e y
ma
i k
a
l
p a
a p
d o
a r
a
n n
o
n h
i
k p
o e
l r
e n
r a
a t
r
e
m
i
a
OO
s s
mm
o o
l l
a a
r r
i i
t t
a a
s s
l l
e e
b b
i i
h h
t r
i e
n n
g d
g a
i h
N
a N
t a
r t
i r
u i
mu
m
9
0 7
5
m
mm
o m
l o
/ l
L /
K L
a
l K
i a
u l
mi
u
2 m
0
2
m0
m
o m
l m
/ o
L l
S /
i L
t
r S
a i
t t
r
1 a
0 t
m1
m0
o
l m
/ m
L o
K l
l /
o L
r
i K
d l
a o
r
8 i
0 d
a
m
m6
o 5
l
/ m
L m
Go
l l
u /
k L
o
s G
a l
u
1 k
1 o
1 s
a
m
m7
o 5
l
/ m
L m
o
osmolaritas
311
l
mmol/L
/
L
osmolaritas 245
mmol/L
Oralit. 2
a.1. Rencana Terapi A.
GUNAKAN CARA INI UNTUK MENGAJARI IBU: 2
Berikan larutan ini sebanyak anak mau, berikan jumlah larutan oralit
seperti di bawah.
Teruskan ASI
Bila anak tidak mendapatkan ASI berikan susu yang biasa diberikan.
Untuk anak kurang dan 6 bulan atau belum mendapat makanan padat,
dapat diberikan susu.
Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat:
Berikan bubur, bila mungkin campur dengan kacangkacangan, sayur, daging, atau ikan. Tambahkan 1 atau 2
senclok the minyak sayur tiap porsi.
Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan berikan porsi
makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu.
Demam
Tinja berdarah
yang
dating
ke
petugas
kesehatan
: 75 mmol/L
Klorida
: 65 mmol/L
Glukosa, anhidrous
: 75 mmol/L
Kalium
: 20 mmol/L
Sitrat
: 10 mmol/L
Total Osmolaritas
: 245 mmol/L
Larutkan 1 bungkus orallt formula baru dalam 1 liter air matang, untuk
persediaan 24 jam.
Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan
ketentuan sebagai berikut :
Untuk anak berumur 2 tahun atau lebih: berikan 100 sampai 200 ml
tiap kali buang air besar.
Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka
sisa larutan itu harus dibuang.
Ukur jumlah rehidrasi oral yang akan diberikan selama 4 jam pertama
lalu lanjutkan
Setelah 4 jam : 2
o
o
Berikan
anak
lebih
banyak
cairan
daripada
biasanya
b. Dukungan nutrisi
Pada penderita diare walaupun adanya malabsorbsi usus, pemberian makan
bisa memperbaiki permukaan absorpsi usus. Karena itu pasien diare tidak
dianjurkan puasa, kecuali bila muntah-muntah hebat. Minuman berkafein dan
alcohol harus dihindari karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.
Pemberian makan dalam jumlah kecil dengan kalori tinggi sangat membantu. 2
c. Suplementasi Zinc
Pemberian zinc2
Mengurangi lama dan beratnya diare
Mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan
Mengembalikan nafsu makan anak
synthase type-22
Zinc berperan : 2
Antioksidan
Penguat sistem imun
Aktivasi limfosit T
Menjaga keutuhan epitel usus.
d. Antibiotik Selektif 2
Indikasi : 2
diare berdarah (disentri) dan kolera
Disentri 2
Beri antibiotik selama 5 hari yang masih sensitif terhadap shigella
golongan
Quinolon
seperti
Ciprofloxacin
dengan
dosis
30-50
makan
Memberikan ASI
Mencuci tangan
Menggunakan jamban
BAB III
KESIMPULAN
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa
sehat.
Diare kronik adalah diare yang berlanjut sampai 2 minggu atau lebih
adanya
air
yang
terbuang.
Pada
dehidrasi
tingkat
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Juffrie Mohammad, Soenarto Yati Supar Sri, Oswari Hanifah, Arief Sjamsul,
Rosalina Ina, Mulyani Sri Nenny. Buku Ajar Gastroenterologi Hepatologi Jilid
1. Cetakan Pertama. UKK-Gastroenterologi-Hepatologi IDAI 2010. Badan
Penerbit IDAI 2010. Bab VI Diare Akut hal. 87 119 dan Bab VII Diare Kronis
dan Persisten hal. 121 135.
2. Tim Pendidikan Medik Pemberatasan Diare. Buku Ajar Diare. 1999.
3. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2.
4. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta; 2006.
5. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985. Bab 16 Gastroenterologi
hal. 283 - 312