Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Gula merupakan bahan makanan perasa manis, yang ditemukan pertama kali di India
sekitar abad ke-2 sebelum Masehi. Namun, ada juga catatan sejarah yang menyebutkan gula
berawal dari Cina. Gula adalah pemanis makanan yang disukai banyak orang. Biasanya gula
ditambahkan dalam makanan dan minuman. Di Indonesia sendiri dikenal beberapa jenis gula.
Berdasarkan daftar makanan dalam Nutrisurvey Indonesia, jenis-jenis gula yang ada di
Indonesia di antaranya adalah : gula aren, gula batu, gula kelapa, gula merah, gula pasir, dan
gula supra. Perbedaan jenis gula ini biasanya didasarkan pada perbedaan bahan dasar yang
digunakan atau cara pengolahannya yang berbeda.
I.2 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu melaksanakan proses pembuatan gula batu .
2. Mahasiswa dapat membedakan karakteristik gula batu dihasilkan .

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Gula batu adalah gula yang dibuat dari gula pasir, yang dikristalkan, melalui bantuan
air yang dipanaskan. Tujuannya adalah agar mudah larut, dan kadang diberi tambahan
citarasa seperti rasa karamel. Gula batu tidak semanis gula granulasi biasa, gula batu
diperoleh dari kristal bening berukuran besar berwarna putih atau kuning kecoklatan. Kristal
bening dan putih dibuat dari larutan gula jenuh yang mengalami kristalisasi secara lambat.

Gula batu putih memiliki rekahan-rekahan kecil yang memantulkan cahaya. Kristal berwarna
kuning kecoklatan mengandung berbagai karamel. Gula ini kurang manis karena adanya air
dalam kristal.
Gula batu juga bisa terbuat dari batang tebu berbentuk bongkahan besar-besar seperti
batu. Proses pembuatannya hampir sama dengan gula pasir, namun suhu yang diperlukan
untuk memprosesnya tidak setinggi pada gula pasir. Biasanya digunakan sebagai pengganti
gula pasir dalam membuat kue, aneka minuman, atau teman minum teh. Gula batu
merupakan zat tunggal yang tersusun lebih dari satu unsur. Zat tunggal yang tersusun lebih
dari satu unsur dinamakan senyawa.
Gula batu rasanya tidak semanis gula pasir dan rendah kalori, tetapi cita rasanya lebih
legit. Gula ini meleleh perlahan. Sebagai pengganti gula pasir dapat menggunakan
perbandingan, 1 sdt gula pasir = 2 sdt gula batu. Supaya lebih mudah larut, memarkan atau
haluskan dahulu gula batu sebelum digunakan.
Selain perbedaan tingkat kemanisan, gula batu berbeda jenis dengan gula pasir. Gula
batu termasuk gula berjenis netral atau tidak panas, sedangkan gula pasir merupakan gula
berjenis panas. Setiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda-beda, jadi ada orang-orang
tertentu yang tidak boleh mengkonsumsi makanan yang berjenis panas seperti gorengan dan
gula pasir. Apabila mereka memakan sedikit saja akan menyebabkan panas dalam, jerawatan,
sariawan, dan sebagainya. Bagi yang tubuhnya dingin, boleh mengkonsumsi makanan
berjenis panas tetapi tidak boleh mengkonsumsi makanan berjenis dingin seperti semangka,
timun, dan sebagainya. Dalam hal ini, gula batu bisa dikonsumsi oleh siapa saja.

III. METODELOGI
III.1 Bahan dan alat alat :
III.1.1 Bahan :
Gula Pasir
Air Bersih
Air kapur
Asam sitrat
Minyak kelapa

500gr
125ml
1 sdm
25g
secukupnya

III.1.2 Alat alat :


Panci email / gelas beaker
Termometer
Isolator (dari jerami, sekam, serbuk gergaji, & sebagainnya)
Kain saring
Bak / kaleng untuk pengkristalan
III.2
Proses pembuatan :
Metode 1
1. Gula pasir dilarutkan dalam panci, kemudian disaring dengan kain saring .
2. Larutkan gula yang telah bersih ini kemudian ditambahkan air kapur bersih dan
dipanaskan terus sambil diaduk .
3. Dipanaskan hingga kental dan suhunya sekitar 115C .
4. Larutkan gula yang panas ini dituangkan ke dalam kaleng yang sebelumnya ditanam
dalam isolator dan disimpan selama 1 minggu .

Diagram alir proses pembuatan :


GULA PASIR

DILARUTKAN

DISARING

AIR KAPUR
BERSIH

LARUTAN GULA

DIPANASKAN DENGAN
SUHU 115C

DITUANG KE DALAM
KALENG DAN DISIMPAN
SELAMA 1 MINGGU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Hasil
Pada praktikum ini, gula batu tidak dapat terbentuk karena terjadi proses karamelisasi.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Gula batu pada praktikum ini gagal terbentuk karena terjadi proses karamelisasi.

V.2 Saran
Saat membuat gula batu sebaiknya proses pemanasan tidak terlalu lama agar tidak terjadi
karamelisasi.

DAFTAR PUSTAKA
http://letshare17.blogspot.com/2010/10/industri-fruktosa-dan-glukosa-dengan.html,

diakses

pada tanggal 19 juni 2013.


http://nonasehat.info/fruktosa-lebih-berbahaya-daripada-glukosa/, diakses pada tanggal 19
juni 2013.
http://letshare17.blogspot.com/2010/10/industri-fruktosa-dan-glukosa-bab-iii.html,

diakses

pada tanggal 19 juni 2013.


http://septiarawulansari.wordpress.com/2010/02/08/produksi-%E2%80%9Chigh-fructosecorn-syrup-hfcs-%E2%80%93-42/, diakses pada tanggal 19 juni 2013.

Anda mungkin juga menyukai