1. Unsur kesesuain dengan syariah islam yang diatur oleh Dewan Syariah Nasional (DSN)
2. Unsur legalitas operasi sebagai lembaga keuangan yang diatur oleh berbagai institusi yang
memiliki berbagai kewenangan mengeluarkan izin operasi.Beberapa institusi anatara lain
sebagai berikut.
1. bank indonesia sebagai institusi mengatur dan mengawasi Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat
2. departemen keuangan sebagai intitusi mengatur dan mengawasi asuransi dan pasar modal
3. kantor menteri koperasi sebagai institusi mengatur dan mengawasi koperasi.
Fatwa-fatwa DSN biasanya bersifat umum untuk semua LKS, termasuk Bank Umum.
Adapun fatwa yang mengacu pada prinsip-prinsip hukum muamalah yang dirumuskan
oleh mayoritas ulama. Beberapa prinsip dalam hukum muamalah adalah sebagai berikut.
1. Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah mubah, kecuali yang ditentukan lain
oleh Alquran dan sunah rasul (prinsip mubah)
2. Muamalah dilakukan atas dasar sukarela dan tanpa mengandung unsur-unsur paksaan
(prinsip sukarela)
3. Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan
menghindarkan mudarat dalam hidup masyarakat (prinsip mendatangkan
manfaat
dan menghindarkan mudarat)
4. Muamalah dilaksanakan dengan nilai keadlian (prinsip keadlian)
Hukum muamalah secara detail dibahas oleh ulama dalam bidang ilmu yang disebut
fikih muamalah. Ulama-ulama telah mengidentifikasi dan memfatwakan beberapa jenis
transaksi dilarang oleh islam. Pelarangan beberapa transaski disebakan oleh tiga hal
berikut.
1. Mengandung barang atau jasa yang diharamkan
2. Mengandung sistem dan prosedur memperoleh keuntungan yang diharamkan
3. Tidak sah akadnya.
Larangan terhadap transaksi yang mengandung barang atau jasa yang diharamkan
Larangan terhadap transaksi yg mengandung barang dan jasa yang diharamkan sering kali
dikaitkan dengan prinsip muamalah yang ketiga, yaitu keharusan menghindar dari
kemudratan. Alquran dan sunah Nabi Muhammad Saw sebagai sumber hukum
mengharamkan barang atau jasa yang digunakan oleh seorang muslim yaitu, memakan
binatang bertaring atau menggunakannya sebagai kosmetik, meminum khamar dan
menggunakan bangkai atau hewan yang dilarang seperti babi. Begitu pula dengan jasa atau
tindakan yang dilarang yaitu, tindakan prostitusi, mempertontonkan aurat, merusak akidah,
menganiaya orang lain dan sebagainya. Seiring perkembangan zaman banyak variasi
makanan, minuman dan tindakan secara substansi sama dengan batrang dan jasa yang
dilarang Alquran sehingga para ulama sepakat untuk menerapkan hukum yang sama yaitu,
mengharamkan segala sesuatu yang memiliki substansi sama dengan zat yang diharamkan
Alquran. Pelarangan terhadap transaksi yang haram zatnya tersebut di wujudkan dalam
memberikan pembiayaan yang terkait aktivitas pengadaan jasa, produksi makanan
minuman dan bahan konsumsi yang di haramkan oleh MUI. Bank syariah ditunut utuk
selalu memastikan kehalan jenis usaha yang dibantu pembiayaannya. Dengan demikian,
bank syariah tidak akan ditemui pembiayaan yang bergerak di peternakan babi, minuman
keras ataupun bisnis porografi dan lainnya yang diharamkan.