Anda di halaman 1dari 7

Makalah Kerja Praktek di PERTAMINA RU IV CILACAP

SISTEM PENGAMAN (SAFEGUARD SYSTEM) DAN MULTIVIBRATION


MONITORING PADA KOMPRESOR 14 K 1
DI PT. PERTAMINA (Persero) RU IV CILACAP
Oleh :
Aulia Latifah Insan Firdausi (L2F 606 012)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
-AbstrakKompresor merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengubah Tekanan gas menjadi lebih tinggi.
Terutama pada industri pengolahan minyak seperti PERTAMINA ini kompresor merupakan sebuah alat yang
sangat vital karena kerusakan yang terjadi akan mempengaruhi proses produksi kilang (loss production).
Kompresor 14 K 1 terletak pada unit platforming di FOC I dengan sirkulasi seal oil dan lub oil. Dengan demikian
untuk menjaga dari kerusakan yang membahayakan proses,peralatan maupun pekerja maka dipasang pengaman
pada kompresor tersebut. Pengaman disini berupa sistem alarm dan sistem shut down. Keduanya saling berkaitan
untuk menyatakan kondisi abnormal pada suatu proses. Sistem alarm merupakan langkah awal ketika terjadi
ketidaknormalan suatu proses yang berlangsung, dan sistem Shut down akan terjadi apabila indikasi alarm tersebut
tidak segera diambil alih oleh operator untuk proses pengembalian ke kondisi normal. Variabel variabel yang
dapat mempengaruhi terjadinya alarm dan shutdown pada kompresor 14 k 1 adalah : Temperature, pressure, Level,
axial vibration, emergency Shut down.
Kompresor merupakan rotating equipment sehingga akan terus terjadi pergeseran baik axial maupun
radial. Kedua bentuk pergeseran tersebut sangat perlu untuk diamati. Sehingga Multiviibration monitoring akan
membantu untuk menyatakan keamanan pergerakan Kompresor di tiap waktu. Dengan harapan akan memperkecil
kerusakan pada kompresor / meningkatkan keamanan plant, mengurangi biaya operasi pada plant, meningkatkan
kualitas produk, memaksimalkan kemampuan plant.
Kata Kunci : Kompresor, Multivibration Monitoring

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Pertamina (Persero) merupakan
industri yang bergerak di bidang perminyakan
Terbesar di Indonesia. Peralatan yang mutlak
terjaga keamanannya demi keselamatan proses,
peralatan maupun manusia itu sendiri.
Kompresor 14K1 yang terletak pada area FOC I
unit Platforming salah satunya. Beberapa
variabel yang harus diperhatikan dalam
operasinya.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan Laporan Kerja Praktek
ini adalah:
a) Mengenal dan mengetahui cara kerja
peralatan pada unit proses operasi
b) Mengetahui dan mempelajari jenis
instrument pengukuran.
c) Untuk mempelajari prinsip kerja,
aplikasi dan manfaat dari sistem
Pengaman dari unit operasi industri
proses.
d) Sebagai bentuk aplikasi dari teori yang
telah didapat selama perkuliahan.

1.3 Pembatasan Masalah


Pada penulisan Laporan ini penulis
hanya membahas tentang sistem pengaman
(SafeGuard System)
dan Multivibration
Monitoring pada Kompresor 14K1. Laporan ini
membahas
mengenai
proses
terjadinya
Shutdown dan prinsip mengenai Multi Vibration
Monitoring pada Kompresor 14 K1.
II. Dasar Teori
2.1 Fungsi Instrumentasi
Fungsi instrumentasi pada suatu proses
industri dapat diklasifikasikan kedalam 4
golongan sebagai berikut :
Sebagai Alat Ukur
Sebagai Alat Kontrol / pengendali
Sebagai Alat Safety
Sebagai Alat Analisa
2.2 Sebagai Alat Safety
Filosofi dasar system safeguard adalah:
a) Mementingkan keselamatan peralatan dengan
mengorbankan proses.

Makalah Kerja Praktek di PERTAMINA RU IV CILACAP


b) Menjaga kelangsungan proses dengan tidak
mengesampingkan keselamatan peralatan itu
sendiri.
c) Menjaga keselamatan lingkungan.

suatu kontak ( saklar ) yang berfungsi


untuk
menghubungkan
atau
memutuskan suatu rangkaian. Ada dua
jenis yaitu: Normally open dan Normally
closed.

2.2.1

Sistem Alarm Dini


Sistem ini disebut dengan alarm tanda
bahaya peringatan, dimana besar sinyal keluaran
transmitter merupakan variable pengukuran
melalui setting switch yang menyebabkan alarm
berbunyi. Pada keadaan tersebut operator harus
segera mengembalikan kondisi proses ke kondisi
normal.
Tipe Tipe switch yang digunakan
dalam system alarm:
Switch Low: Bila besar sinyal variable
pengukuran dari transmitter lebih rendah
dari setting switch maka, alarm low
(PAL, FAL, LAL, TAL) akan berbunyi.
Switch Low-Low: Bila besar sinyal
variable pengukuran dari transmitter
lebih rendah dari setting switch low
maka, alarm low-low (PALL, FALL,
LALL,
TALL)
akan
berbunyi.
Bersamaan dengan bunyi alarm low-low
tersebut proses equipment langsung trip.
Switch High: Bila besar sinyal variable
pengukuran dari transmitter lebih tinggi
dari switch, maka alarm high (PAH,
FAH, LAH, TAH) akan berbunyi.
Switch High-High: Bila besar sinyal
variable pengukuran dari transmitter
lebih tinggi dari switch low, maka alarm
High-High (PAH, FAH, LAH, TAH)
akan berbunyi. Bersamaan dengan bunyi
alarm High-High tersebut proses
equipment langsung trip.
2.2.2 Sistem Shut Down
Sistem Shut Down (trip system)
merupakan alternative terakhir dalam system
safeguard bila tndakan untuk pengembalian
kondisi proses pada kondisi normal tidak
berhasil. Sistem tersebut dapat dilakukan secara
manual atau otomatis oleh rangkaian interlock
instrument yang terpasang.

Gambar 1 Switch NO dan NC

Pressure switch: Peralatan yang


mendeteksi tekanan untuk mengaktifkan
switch pada batas harga tertentu.
Pressure switch terdiri dari tiga bagian
utama: bellows, spring, dan mikro
switch.
.

Gambar 2 Pressure Switch

Temperature switch: Peralatan yang


digunakan untuk mendeteksi temperatur
(suhu) dan mengaktifakan switch pada
batas harga tertentu. Pada temperatur
switch biasanya terdapat sensor yang
kemudian dirubah menjadi bentuk sinyal
lain seperti timbulnya emf (electric
motion force), gerakan mekanis, dll
untuk dihubungkan dengan suatu sistem,
misalnya link dan lever untuk dapat
mengaktifkan switch tersebut.

Gambar 3 Temperature Switch

2.2.3 Peralatan Umum sistem Pengaman


Peralatan peralatan yang umumnya
digunakan sebagai pengaman adalah:
Switch ( saklar ): Alat yang mempunyai
dua keadaan open atau closed sebagai

Level switch: Peralatan yang digunakan


untuk mendeteksi ketinggian permukaan
cairan ( level ) dan akan mengaktifkan
mengaktifakan switch pada batas harga
tertentu.

Gambar 4 Level Switch

Makalah Kerja Praktek di PERTAMINA RU IV CILACAP

Relay: Alat dari sistem pengaman yang


bekerja berdasar elektromagnet dan
relay mempunyai beberapa fasilitas
kontak Normally Open (N.O) dan
Normally Closed (N.C). Kontak
kontak dari relay ini dipergunakan
sesuai dengan yang dibutuhkan dalam
sistem proteksi.
Pada kondisi operasi normal
relay relay tersebut dalam keadaan
energize dan bila terjadi kegagalan, shut
down atau trip , relay relay tersebut
dalam keadaan de-energized.

Vibration Monitoring
Fungsi utama dari sistem monitoring
untuk mengukur secara kontinue dan accurate
dari vibrasi radial pada shaft. Gerakan yang
dimonitor adalah getaran radial.
Thrust Position Monitoring
Tujuan dari monitoring posisi thrust
untuk mengukur adanya perubahan clearance
pada rotor dan stator. Typical measurement
diperoleh dari perubahan posisi rotor relative
terhadap clearance baring pada thrust bearing
assembly.
Sistem dasar pengukuran posisi thrust
untuk melindungi axial antara rotor dan stator,
yang terdiri dari probe proximity, proximator,
cables dan monitor. Sistem monitoring
redundant mencegah adanya false shutdown
akibat kerusakan komponen.

Gambar 5 Relay

III. Safeguard System dan Multivibration


Monitoring pada kompresor 14K1.
Fungsi
kompresor
adalah
mengkonversikan energi mekanik ke dalam
energi gas dan sebagian lagi dibuang.
Kompresor sangat penting bagi industri
perminyakan dan gas bumi serta industri
petrokimia. Gas bertekanan yang dihasilkan oleh
kompresor dapat digunakan ke dalam bentuk
lain untuk keperluan proses, contohnya:
Penggerak instrumentasi ( pneumatic )
Penggerak peralatan mekanik ( tools )
Untuk keperluan Proses
Gas Bertekanan dipakai untuk
Injeksi pada sumur minyak
Untuk tekanan Sistem Operasi
Untuk Keperluan proses operasi

2.3 Gerbang Logika


Suatu rangkaian safe guard ataupun
shutdown, baik yang berupa hardware maupun
software
dapat
disederhanakan
menjadi
rangkaian logika untuk memudahkan dalam
menganalisa.
Rangkaian terdiri dari input
(dilambangkan dengan 1 dan 0) yang
diproses di gerbang gerbang logika
menghasilkan output 1 atau 0 pula. Secara
umum rangkaian logika terbentuk dari gerbang
logika dasar sebagai berikut:
Gerbang AND
Gerbang OR
Gerbang NOT
2.2

Multivibration Monitoring
Sistem monitoring yang sangat berguna
untuk
meningkatkan
keamanan
plant,
mengurangi biaya operasi plant, menngkatkan
kualitas
produk,
dan
memaksimalkan
kemampuan plant. Multivibration monitoring
dipergunakan dalam banyak konfigurasi di
lokasi petroleum refinery, petrochemical plant,
power plant atau disetiap tempat dimana
dipergunakan
rotating
machinery
untuk
mewujudkan keadaan tersebut.
Dalam pemonitoringan suatu peralatan
terdapat dua gerakan yang selalu diamati yaitu
gerakan axial dan radial dari satu peralatan.
Untuk itu terdapat vibration monitoring dan
thrust position monitoring.

3.1 Kompresor 14 K 1
Kompresor 14 K 1 yang terletak pada
kilang FOC I unit platforming ini berfungsi
sebagai recycle gas compressor yang digerakkan
oleh turbin untuk menghandle gas H2 dan
merupakan jenis Centrifugal compressor dimana
kecepatan serta tekanan diberikan kepada udara (
gas ) dengan arah radial terhadap shaft vane atau
impeller oleh satu atau banyak kombinasi antara
impeller dan diffuser.

Makalah Kerja Praktek di PERTAMINA RU IV CILACAP


tekanannya akan naik sehingga akan
timbul tekanan yang sangat besar
sehingga
dapat
membahayakan
kompresor
itu
sendiri
maupun
penggerak.
Level Reactor Product Separator
14LSH015
Apabila melebihi 14 inchi juga dapat
menyebabkan kompresor trip karena
apabila levelnya melebihi setting
kemungkinan cairan dapat ikut masuk
sedangkan dalam kompresor tidak boleh
ada cairan yang masuk, karena apabila
cairan masuk dan di kompresi maka
tekanannya akan naik sehingga akan
timbul tekanan yang sangat besar
sehingga
dapat
membahayakan
kompresor
itu
sendiri
maupun
penggerak.
Pressure lube oil 14PSL049
Apabila tekanannya dibawah 0,84
kg/cm maka dapat juga menyebabkan
trip karena sistem pelumasan sangat
mempengaruhi kinerja dari suatu
kompresor, Apabila tekanan pelumas
kurang dapat menyebabkan kerusakan
komponen dari kompresor.
Temperature
discharge
kompresor
14TSH082
Apabila temperaturnya melebihi 135 C
maka kompresor 14 K 1 shut down atau
trip, karena apabila temperature
discharge melebihi setting maka apabila
di kompresi temperaturenya akan naik
lagi dan membahayakan kompresor,
karena yang di kompresikan adalah
hidrogen
sehingga
apabila
temperaturnya
terlalu
tinggi
kemungkinan gas tersebut dapat
membahayakan
proses
maupun
kompresor itu sendiri. Pada temperature
2nd stage discharge kompresor apabila
melebihi 135C maka kompresor akan
trip
karena
penyebab
tingginya
temperature discharge kemungkinan
adalah tersumbatnya aliran gas misalya
tertutupnya kerangan sehingga apabila
aliran gas tersumbat namun tetap di
kompresi maka tempereatur akan
semakin naik dan akan membahayakan
kompresor.

3.2 Safe Guard System


3.2.1 Safe Guard pada Kompresor 14 K 1
Switch setting yang menyebabkan
kompresor trip adalah:
Tabel 1 Switch Setting Kompresor 14K1
No

Tag. No

Service

Setting
Proses

14XIT
003

Axial Turbin 14K1

14XSHH
003

Axial Turbin 14K1


High-high

14XIT
006A
14XSHA
006A

Axial Compressor
14K1
Axial Comp 14 K 1
High-High

14XIT
006B

Dual Axial
Compressor 14K1

14XSHH
006B

Dual Axial Comp 14


K 1 High-High

Range
Instr
0-25 Mills

15 Mills

15
mills
0-25 Mills

15 Mills

15
mills
0-25 Mills

15 Mills

15
mills

14LT 032

Seal Oil Tank 14K1

14LSLL
032

Seal Oil Tank 14 K 1


Low-Low Level

54%

54%

0-14 inchi

10

14LSH
015

Reactor Prod
separator 14 High
Level

80%

80%

11

14PT 049

Lub Oil System


14K1

12

14PSL
049

Lub Oil System 14 K


1 Low Pressure

13

14TT082

Disc 14K1

14

14TSH
082

Disch 14 K 1 High
Temperature

0-3kg/cm3
0,84
Kg/cm2

28%

135 C

135 C

0-200 C

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa


beberapa variable telah disetting batas-batasnya
sebagai pengaman kompresor,
Axial Turbin Vibration 14XSHH003
Axial turbin vibration, apabila berada di
atas 15 Mills maka dapat menyebabkan
kompresor 14 K 1 trip karena vibrasi
axial turbin mengakibatkan bergesernya
displacement yang akan membahayakan
kompresor
karena
getaran yang
berlebihan, begitu pula untuk axial
compressor vibration dan dual axial
compressor vibration. Pada prinsipnya
getaran yang terjadi dikompresor harus
dikontrol karena akan memprngaruhi
peralatan tersebut.
Level seal oil Tank 14LSLL032
Apabila levelnya berada dibawah 14
inchi
maka
dapat
menyebabkan
kompresor 14 K 1 shut down atau trip
karena apabila levelnya dibawah setting
kemungkinan cairan dapat ikut masuk
sedangkan dalam kompresor tidak boleh
ada cairan yang masuk, karena apabila
cairan masuk dan di kompresi maka

Makalah Kerja Praktek di PERTAMINA RU IV CILACAP


inputan gerbang AND ada yang
berlogika 0 maka outputnya juga akan
berlogika 0. Kemudain output tersebut
di OR kan dengan HS-017, apabila
kedua input berlogika 0 maka
outputnya juga berlogika 0 atau open,
Jadi kompresor berlogika 0 (shut
down atau tidak bekerja).

3.2.2 Rangkaian Logika Ekuivalen Sistem


Shut Down Kompresor
Dari wiring diagram sistem shut down
dapat dibuat rangkaian logika ekuivalen dengan
menggunakan gerbang logika, dimana rangkaian
seri dari kontak-kontak switch dan relay sebagai
masukan gerbang AND .

3.3

Multivibration Monitoring pada


Kompresor 14 K 1
Sistem
Multivibration
monitoring
dipasang dengan tujuan untuk memonitor segala
bentuk pergeseran yang terjadi pada rotating
equipment. Seperti halnya kompresor yang
sangat penting sekali untuk dimonitor untuk
segala bentuk pergeserannya yang apabila
melewati batas tertentu akan menyebabkan
kondisi trip. Secara umum system monitoring ini
dipasang demi keselamatan kompresor. Unit 14
yang terletak di area FOC I ini memiliki
kompresor recycle gas yang memiliki fungsi
yang sangat penting. Dalam kompresor 14 K 1
ini terdapat dua vibrasi yang selalu dimonitor,
yaitu axial dan radial vibrasi. Pada dasarnya
untuk kompresor 14 K 1 ini, vibrasi yang dapat
menyebabkan trip adalah untuk axial vibrasinya.

Gambar 6 Rangkaian Logika Sistem Shut


DownKompresor 14 K 1

Kondisi Kompresor Running


Pada kondisi kompresor bekerja normal,
kondisi HS-024 A dan HS-024 B
dirangkai seri atau di AND-kan
sehingga apabila kedua inputnya
berlogika 1 atau close maka outputnya
pasti berlogika 1 atau close.
Kemudian outputnya di AND-kan lagi
dengan output dari rangkaian LSLL032, XSHH-006, XSHH-003, LSH-015,
TSH-082, PSL-049 yang juga di ANDkan atau dirangkai seri, sehingga apabila
semua inputnya berlogika 1 maka
outputnya pasti berlogika 1.Jadi
outputnya akan menjadi berkogika 1
karena ketiga inputan berlogika 1.
Kemudian output tersebut di OR-kan
dengan HS-017. jadi apabila salah satu
input berlogika 1 maka outputnya juga
akan berlogika 1 sehingga kompresor
juga akan berlogika 1 (Running).
Kondisi Kompresor Shut Down
Kompresor akan shut down apabila
salah satu dari switch-switch diatas
berlogika 0 atau open. Apabila salah
satu switch HS-024 atau HS-024 B
berlogika 0 atau open maka outputnya
juga berlogika 0. Kemudian pada
salah satu switch LSLL-032, XSHH006, XSHH-003, LSH-015, TSH-082,
PSL-049 ada yang berlogika 0 maka
outputnya juga akan berlogika 0.
Sehingga apabila salah satu dari tiga

3.3.1

Thrust Position pada Kompresor


14K1
Sebuah alat rotating machinery sangat
membutuhkan adanya system monitoring vibrasi
yang akan mengindikasikan keadaan apabila
terjad kerusakan. Termasuk pada kompresor 14
K 1 ini, dari dua variable yaitu axial dan radial
vibration. Hanya axial vibration saja yang dapat
mnyebabkan komresor tersebut trip. Mengapa
demikian, kerena axial vibration sangat
berkaitan dengan proses opersi dimana apabila
terjadi axial vibrasi yang berlebihan akan
membahayakan proses itu sendiri.

Gambar 7 Dual Thrust Monitor System

Makalah Kerja Praktek di PERTAMINA RU IV CILACAP


Dan setting yang terpasang di thrust
position monitoring pada Kompresor 14 K 1
yang digunakan ada dua buah yaitu 14 XI_006A
dan 14XI_006 B. Keadaan yang terpantau
sekarang ini sebesar 1,99 untuk 14 XI_006A dan
5,24 untuk 14XI_006B. Kedua kondisi tersebut
dalam posisi yang normal, dimana SP untuk
14XI_006A sebesar 10,00 dan SP untuk
14XI_006B sebesar 20,00. Apabila terjadi suatu
kondisi diluar Set Point maka getaran yang
dibaca oleh probe kan dikonversi menjadi
tegangan DC dan mengaktifkan relay yang
sesuai dengan probe serta mengindikasikan
alarm alert maupun danger. Apabila hal tersebut
tidak mendapat tindak lanjut maka, secara
otomatis kompresor akan trip.

3.3.3 Vibration
Monitoring
pada
Kompresor 14K1
Pada Kompresor 14 K 1 virbration
monitor
ini
hanya
digunakan
untuk
mengamankan alat saja. Dan tidak menyebabkan
proses operasi pada kompresor terhenti (trip).
Fungsinya untuk mengamati displacement dari
shaft terhadap clearance bearing. Untuk
pemasangan tranducer displacement diletakkan
dalam dua bidang, yang terpisah dalam sudut 90
5. Seperti berikut:

Gambar 9 Radial Vibration measurement

3.3.2

Thrust
Position
pada Turbin
Kompresor 14K1
Selain pada kompresor, axial vibration
(axial position monitoring) juga terpasang pada
turbin penggerak kompresor pada kompresor 14
K 1.
Pemasangannya sama dengan yang
berada pada kompresor 14 K 1, karena axial
position monitoring pada dasarnya digunakan
untuk mengukur perubahan posisi dari thrust
collar relative terhadap thrust bearing.

Gambar 10 Dual vibration Monitoring

V.
5.1

Gambar 8 Thrust position

Dan setting yang terpasang di thrust


position monitoring pada Turbin Kompresor 14
K 1_T yang digunakan ada satu bauh yaitu 14
XI_003. Keadaan yang terpantau sekarang ini
sebesar -4,28 kondisi tersebut dalam posisi yang
normal, dimana SP untuk 14XI_003 sebesar
15,00. Apabila terjadi suatu kondisi diluar Set
Point maka getaran yang dibaca oleh probe kan
dikonversi menjadi tegangan DC dan
mengaktifkan relay yang sesuai dengan probe
serta mengindikasikan alarm alert maupun
danger. Apabila hal tersebut tidak mendapat
tindak lanjut maka, secara otomatis kompresor
akan trip.

PENUTUP
Kesimpulan
1. Safeguard system pada Kompresor 14 K
1 diterapkan untuk mencegah peralatan
dari kerusakan dan keselamatan manusia
serta proses yang berlangsung. Dimana
akan
menghentikan pengoperasian
mesin pada batas kondisi tidak aman
untuk dioperasikan.
2. Sebelum terjadinya Trip atau Shut down
akan terjadi alarm yang berfungsi untuk
memberikan informasi dini pada kondisi
tidak aman, serta memberi kesempatan
kepada operator untuk melakukan
tindakan
pencegahan
atau
penyelamatanmesin sebelum terjadi
Shut down ( trip ).
3. Variabel-variabel
yang
dapat
menyebabkan kompresor 14 K 1 alarm
dan shut down sehingga perlu dijaga
pada batas-batas yang aman adalah :
Discharge
Kompresor
High
Temperature, Lub Oil System Low
Pressure, Seal Oil Tank Low Level,
Axial vibration Turbin High High, Dual

Makalah Kerja Praktek di PERTAMINA RU IV CILACAP


Subagyo,
Langgeng.Ir,
Training
Manual Vibration monitor & Analysis ,
Pertamina RU IV, Cilacap: 1989.
[6]
Hidayat, Benny, Sistem Shut Down
pada Gas Kompresor 220K101 di
Pertamina RU IV Cilacap, Laporan
KKW, Cilacap: 2008.
Biografi
Aulia Latifah Insan Firdausi
(L2F606 012), lahir di Pemalang
pada 3 Agustus 1988. Saat ini
sedang menyelesaikan studinya
di Teknik Elektro Universitas
Diponegoro konsentrasi Kontrol.

Axial
Compressor
High
High,
Emergency Shut down.
4. Emergency shut down push button
berfungsi
untuk
menshutdownkan
kompresor apabila terjadi kerusakan
pada
peralatan pengaman yamg
menyebabkan peralatan tersebut tidak
berfungsi sebagaimana mestinya atau
keadaan bahaya yang tidak terdeteksi.
5. Multivibration monitoring berfungsi
untuk
mengamankan
rotating
machinery. Komponen yang dimonitor
pada Kompresor 14 K 1 adalah gerakan
axial dan radial, yang masing-masing
dimonitor dengan vibration monitoring
dan thrust position.
5.2

[1]
[2]

[3]

[4]

[5]

Mengetahui dan Mengesahkan:


Pembimbing

Saran
1. Sistem pengaman pada kompresor 14 K
1 masih dilakukan secara analog yaitu
menggunakan sistem logic relay, dimana
sistem logic relay ini memiliki respon
yang kurang cepat dan disamping itu,
sistem logic relay juga membutuhkan
sistem pengkabelan yang cukup banyak.
Serta seiring dengan perkembangan
teknologi microprocessor saat ini maka
sistem logic dibuat secara software,
dimana hal itu terdapat didalam
Programmable Logic Controller (PLC).
Selain
dari
pada
itu
dengan
menggunakan PLC sebagai pengganti
logic relay akan memberikan respon
yang lebih cepat dan memudahkan
dalam
segi
pemeliharaan
atau
maintenance.

Sumardi, S.T. M.T


NIP. 132 125 670

Daftar Pustaka
Pertamina, Operating Manual Unit
Platforming, Pertamina RU IV Cilacap.
Pertamina,
Plant
Manual
Unit
Platforming 1400, JGC Corporation,
Cilacap.
Anonim, Manual For Centrifugal
Compressor, 14K 1, JGC Corporation,
Cilacap: Indonesia.
Budiarto, Sany, Sistem Proteksi pada
Turbin-Kompresor
84-K-201-T,
laporan KP, Cilacap 2005.

Anda mungkin juga menyukai