Disusun Oleh:
MAGISTER BISNIS
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
Ringkasan Eksekutif
PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
ADHI berawal dari perusahaan milik Belanda bernama Architecten-Ingenicure-en
Annemersbedriff Associate Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Associatie N.V.),
yang dinasionalisasikan dan kemudian ditetapkan sebagai PN Adhi Karya pada tanggal 11
Maret 1960. Nasionalisasi ini bertujuan untuk memacu pembangunan infrastruktur di
Indonesia. Terhitung sejak tanggal 1 Juni 1974, ADHI menjadi Perseroan Terbatas,
berdasarkan pengesahan Mentri Kehakiman Republik Indonesia. ADHI merupakan Perseroan
konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (d.h. Bursa Efek Jakarta) sejak 18
Maret 2004, dimana pada akhir tahun 2003 negara Republik Indonesia telah melepas 49%
kepemilikan sahamnya kepada masyarakat melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO).
Ringkasan Kinerja
Revenue/Sales
Laba Sebelum Pajak
Laba Bersih
EPS
BV
P/E (x)
PBV (x)
EV/EBITDA
2008
6,639,942
122,539
81,482
46.04
330.10
5.9
0.82
12.36
2009
2010
2011
2012
2013F
7,714,614 5,674,980 6,695,112 7,627,703 10,105,115
331,773
320,820
261,746
338,286
445,429
165,530
189,484
182,116
211,591
280,314
94.21
107.85
103.65
117.49
155.64
416.16
490.10
559.80
651.94
712.98
4.4
8.4
5.6
15.0
26.3
0.99
1.86
1.04
2.70
5.75
11.21
10.72
16.34
21.85
27.44
ADHI membukukan laba bersih sepanjang tahun 2012 sebesar Rp 211,591 miliar atau
meningkat 16,18% dari kinerja 2011 sebesar Rp 182,116 miliar. Seiring dengan peningkatan
laba tersebut, laba bersih persaham dasar perseroan naik menjadi 117,49 per saham dari tahun
sebelumnya Rp 103,64 per saham. Peningkatan laba bersih ditopang oleh pertumbuhan
penjualan 13,93% menjadi Rp 7,627 triliun dari kinerja 2011 sebesar Rp 6,695 triliun. Dalam
periode tersebut, margin laba perusahaan BUMN konstruksi tersebut naik 1,98% menjadi
2,77% dari tahun sebelumnya 2,72%. Disisi lain, beban pokok penjualan tercatat naik 11,95%
menjadi Rp 6,678 triliun dari tahun sebelumnya Rp 5,965 triliun. Alhasil laba sebelum pajak
perseroan tercatat Rp 338,286 miliar naik 29,24% dibandingkan kinerja 2011 sebesar Rp
261,746 miliar. Sepanjang 2012 total aset perseroan meningkat menjadi Rp 7,8 triliun dari
tahun sebelumnya Rp 6,1 triliun.
Disini saya memprediksi pada tahun 2013 ADHI akan memperoleh laba bersih
sepanjang tahun 2013 sebesar Rp 280,134 miliar atau mengalami peningkatan 32,48% dari
laba yang diperoleh pada tahun 2012. Hal tersebut akan membawa pada peningkatan laba
bersih persaham sebesar 155,64 persaham atau mengalami peningkatan 32,15%. PBV
perusahaan sepanjang tahun 2013 diprediksi akan mengalami peningkatan sebesar 5,75 dari
tahun sebelumnya yang hanya 2,70. Hal ini mengindikasikan prospek perusahaan ADHI akan
meningkat seiring dengan adanya proyek-proyek pemerintah dan wacana perusahaan untuk
melakukan right issue.
Analisa Makro Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 diprakirakan mencapai 5,8%-6,2%,
lebih rendah dari proyeksi semula 6,2%-6,6%. Sumber pertumbuhan ekonomi di tahun 2013
masih disumbang oleh permintaan domestik, meskipun pertumbuhannya tercatat menurun
akibat melemahnya daya beli masyarakat ditengah tren kenaikan inflasi dan belum kuatnya
perminataan ekspor. Perlambatan permintaan domestik tahun 2013 dapat tertahan karena
didorong oleh dampak kegiatan persiapan Pemilu 2014 yang mulai dilakukan pada semester
II-2013.
Inflasi tahun 2013 diprakirakan meningkat menjadi sekitar 7,2%-7,8% sehingga
berada di atas target 4,5% 1%. Prakiraan tersebut banyak dipengaruhi oleh dampak
kenaikan harga BBM bersubsidi di bulan Juni 2013 yang mendorong naiknya inflasi. Ada dua
faktor resiko yang dapat mempengaruhi prospek perekonomian di tahun 2013 diantaranya
adalah dari sisi eksternal, berasal dari potensi melambatnya pertumbuhan perekonomian
dunia dari yang diasumsikan semula. Dari sisi domestik, dampak lanjutan kenaikan harga
BBM bersubsidi juga perlu dimonitor, karena tidak hanya mempengaruhi inflasi, tetapi dapat
berlanjut kepada pertumbuhan ekonomi. Dampak dari kenaikan inflasi tersebut membawa
pemerintah untuk meredam inflasi melalui BI dengan menaikkan suku bunga bi rate menjadi
6,50%. Defisit anggaran pemerintah yang membawa pemerintah untuk menaikkan harga
BBM bersubsidi. Tak hanya itu pelemahan nilai mata uang rupiah terhadap dolar juga terkait
antisipasi pelaksanaan kebijakan BBM bersubsidi hingga akhir juni.
Tanggal
BI Rate
Bulan Tahun
Inflasi
11-Jul-13
6.50%
Jul-13
8.61%
13-Jun-13
6.00%
Jun-13
5.90%
14-May-13
5.75%
May-13
5.47%
11-Apr-13
5.75%
Apr-13
5.57%
7-Mar-13
5.75%
Mar-13
5.90%
12-Feb-13
5.75%
Feb-13
5.31%
10-Jan-13
5.75%
Jan-13
4.57%
11-Dec-12
5.75%
Dec-12
4.30%
8-Nov-13
5.75%
Nov-12
4.32%
11-Oct-12
5.75%
Oct-12
4.61%
13-Sep-12
5.75%
Sep-12
4.31%
9-Aug-12
5.75%
Aug-12
4.58%
12-Jul-12
5.75%
Jul-12
4.56%
12-Jun-12
5.75%
Jun-12
4.53%
10-May-12
5.75%
May-12
4.45%
12-Apr-12
5.75%
Apr-12
4.50%
8-Mar-12
5.75%
Mar-12
3.97%
9-Feb-12
5.75%
Feb-12
3.56%
12-Jan-12
6.00%
Jan-12
3.65%
Perekonomian dunia tahun 2013 diperkirakan tumbuh 3,2% (yoy), lebih rendah
dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 3,3%. Meskipun lebih tinggi dari tahun
2012, revisi proyeksi tersebut disebabkan oleh rendahnya realisasi PDB AS pada triwulan I2013 sebesar 1,6% (yoy) serta revisi ke bawah prospek ekonomi kawasan eropa (Eurozone)
untuk keseluruhan tahun 2013 menjadi -0,6%. Penurunan prospek ekonomi Eurozone sejalan
dengan perekonomian Perancis yang memasuki resesi.
Untuk triwulan II-2013 ekonomi dunia, meskipun belum terlalu kuat, diperkirakan
tumbuh membaik menjadi 3,2% (yoy) dari triwulan I-2013 yang sebelumnya tumbuh menjadi
2,7%. Ekonomi dunia diperkirakan membaik terutama diindikasi oleh ekspansi dari AS dan
Jepang. Kendati demikian, beberapa resiko tetap perlu dicermati seperti kekhawatiran
tapering of QE oleh The Fed dan Optimisme Abenomics yang masih dini. Mulai
membaiknya perekonomian AS ini membawa kebijakan dari The Fed untuk mengurangi
program stimulusnya, yang berdampak pada pelemehan beberapa mata uang asing terhadap
dollar. China yang meskipun masih tumbuh tinggi, dikhawatirkan perekonomiannya tidak
tumbuh setinggi perkiraan awal. Indikator ekonomi kawasan Eropa (Eurozone) juga masih
belum menggembirakan meskipun indikator Industrial Production (IP) dan Purchasing
Manager Index (PMI) terbaru sedikit membaik.
Analisa Industri
Diprediksikan pada tahun 2013 ini akan lebih banyak lagi realisasi dari rencana
infrastruktur khususnya dari pemerintah yang sudah lama direncanakan. Yang terbesar adalah
proyek pembangunan jalan tol yang dinilai masih lambat realisasinya di tahun 2012. Tercatat
dalam tiga dekade pemerintah baru membangun jalan tol sepanjang 762 km, jauh
dibandingkan dengan negeri tetangga Malaysia yang telah membangun sepanjang 3500 km
dalam 25 tahun terakhir, begitu juga dengan India sepanjang 2000 km dalam sepuluh tahun.
Tidak hanya jalan tol, pemerintah pusat juga sedang gencar dalam menyiapkan blue
print proyek alat transportasi monorail di Jakarta. Diperkirakan nilai proyek itu sendiri
mencapai Rp12 triliun dimana PT Adhi Karya ditunjuk sebagai pelaksananya. Ditambah lagi
dengan proyek-proyek transportasi lainnnya seperti pemugaran pelabuhan atau bandara
penerbangan yang pastinya memiliki nilai investasi tidak sedikit.
Dengan adanya beberapa megaproyek yang digadang-gadang oleh pemerintah, sudah
pasti prospek kontraktor di 2013 sangatlah menjanjikan. Dua tahun ini (2012-2013) juga
disebut sebut sebagai tahun konstruksi melihat banyak sekali proyek-proyek yang akan
direalisasikan. Dengan adanya Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) menjadi faktor yang mampu mendongkrak sektor konstruksi di Indonesia.
Pada saat yang sama, pembangunan infrastruktur yang tercantum dalam Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di enam koridor
membutuhkan dana yang sangat besar. Sumber-sumber pembiayaan baru terus diidentifikasi
dalam menopang kebutuhan pembangunan infrastruktur nasional.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan pada sektor konstruksi dapat mencapai 10-15
persen per tahun melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS),
pertumbuhan sektor konstruksi pada tahun 2012 baru sebesar 7,5 persen.
Nilai pasar konstruksi nasional pada tahun 2013 mencapai Rp 390 triliun, jumlah
tersebut mengalami kenaikan dibanding nilai pasar 2012 yang senilai Rp 310 triliun. Proporsi
pasar konstruksi 2013 masih didominasi dana dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
sebesar Rp 84 triliun dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian
Pekerjaan Umum Rp 81 triliun. Selain kedua sektor tersebut, sumbangan besar pasar
konstruksi Indonesia berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Rp 36
triliun, penanaman modal dalam negeri Rp 36 triliun dan penanaman modal asing Rp 30
triliun.
ADHI
16.18%
DGIk
493.81%
JKON
34.39%
PTPP
28.91%
TOTL
40.71%
SSIA
WIKA
174.68% 29.16%
13.93%
2.77%
12.44%
2.69%
17.92%
117.49
23.493
15.0
2.70
10.65%
3.90%
11.55%
2.93%
4.83%
8.60
2.00
16.7
0.79
25.29%
4.52%
13.46%
7.58%
19.96%
60.71
18.50
24.7
4.71
28.43%
3.87%
10.64%
4.00%
20.10%
64
19.19
13.0
2.43
16.85%
9.58%
18.53%
8.87%
27.19%
51.51
29.33
17.5
4.67
23.82%
19.84%
34.39%
18.15%
52.41%
150
30
7.2
3.18
26.79%
4.66%
9.31%
4.75%
19.71%
76.01
22.412
19.5
3.52
data perusahaan kosntruksi yang listing di Bursa Efek Indonesia per tahun 2012
Dilihat dari perbandingan kinerja perusahaan yang bergerak pada industri konstruksi
bukan tidak mungkin pertumbuhan kinerja perusahaan akan mengalami peningkatan pada
tahun 2013. Mengingat banyaknya proyek-proyek pembangunan yang dicanangkan oleh
pemerintah maupun para investor swasta dan BUMN akan mendorong kinerja perusahaan
konstruksi tersebut dan dapat menciptakan persaingan yang sehat serta dapat mendorong
terciptanya pembangunan nasional.
Analisa Perusahaan
PT Adhi Karya (Persero), Tbk (ADHI), adalah perusahaan kosntruksi nasional yang
berdiri pada tanggal 11 Maret 1960 dan menjadi perusahaan go public pada tahun 2004. Dari
hanya memberikan jasa konstruksi, ADHI saat ini menjelma menjadi perusahaan yang juga
memberikan jasa Engineering, Procurement and Construction (EPC), dan pengembang real
estate dan property. Saat ini, ADHI memiliki beberapa anak usaha yang berlokasi di
Indonesia yaitu PT Adhi Persada Property, PT Adhi Persada Realty dan PT Adhi Multi
Power Pte. Ltd yang berlokasi di Singapura. Per Desember 2012, ADHI telah memiliki total
asset senilai Rp 7,8 triliun dan dapat diklasifikasikan sebagai salah satu perusahaan besar di
industrinya. Mayoritas pemegang saham ADHI masih didominasi oleh Pemodal Dalam
Negeri dimana komposisi kepemilikannya 84,6% jika dibandingkan dengan Pemodal asing
yang memiliki 15,4%.
Komposisi Kepemilikan Saham Adhi Karya Tbk
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Pemodal Indonesia
Negara Republik Indonesia
918,680,000
Perorangan Indonesia
258,790,000
Reksa Dana
109,747,000
Dana Pensiun
101,981,500
Asuransi
9,248,500
Perseroran Terbatas
70,882,000
Yayasan
10,493,500
Karyawan
10,000
Sub Total 1
1,479,832,500
Pemodal Asing
Badan Usaha Asing
276,244,500
Perorangan Asing
1,146,500
Sub Total 2
277,391,000
Sub Total 1 + 2 (saham beredar)
1,757,223,500
Treasury Stock
44,094,500
Total (saham diterbitkan)
1,801,318,000
Kepemilikan
52.28%
14.37%
6.09%
5.67%
0.52%
5.09%
0.58%
0.00%
84.60%
15.34%
0.06%
15.40%
100.00%
Sebagai perusahaan BUMN yang bergerak dibidang industri kostruksi ADHI menjadi
salah satu perusahaan yang rajin membagikan deviden kepada pemegang sahamnya. Pada
tahun 2013 sesuai dengan keputusan hasil RUPS pada 19 April 2013 ADHI membagikan
deviden tunai sebesar Rp42,32 miliar atau Rp23,49 persaham atau sekitar 20 persen dari laba
bersih Rp 211.599 miliar tahun buku 2012.
Data yang diperoleh dari KSEI sejak tahun 2008 hingga tahun 2013 ADHI aktif
membagikan deviden kepada pemegang sahamnya. Adapun besarnya deviden yang dibagikan
sejak tahun 2008 hingga tahun 2013 berada pada kisaran 20-30 persen dari laba bersih yang
diperoleh.
Tahun
2013
2012
2011
2010
2009
2008
Deviden
23.493
30.33
32.349
28.259
11.59
14.778
Cum Date
13 Mei 2013
5 Juni 2012
4 Juli 2011
30 Juni 2010
2 Juli 2009
10 Juli 2008
Record Date
16 Mei 2013
8 Juni 2012
7 Juli 2011
5 Juli 2010
7 Juli 2009
15 Juli 2008
Payment Date
29 Mei 2013
22 Juni 2012
20 Juli 2011
19 Juli 2010
22 Juli 2009
25 Juli 2008
Daya saing dan pengalaman ADHI menjadi salah satu alasan kuat Perseroan untuk
menetapkan visi untuk menjadi salah satu Perusahaan konstruksi terkemuka di Asia
Tenggara. Dengan berbekal pengalaman panjang dan sumber daya yang terbaik, ADHI yakin
dapat memperluas pasar dan membawa nuansa Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Untuk
mencapai visi tersebut, Perseroan memfokuskan misinya dengan membangun prinsip-prinsip
usaha yang profesional dan keuangan yang sehat dalam setiap lini bisnis. Prinsip-prinsip
tersebut diyakini menjadi modal kuat bagi ADHI untuk bersaing di kawasan yang telah besar
dan lebih kompetitif. Perumusan kembali ini bertujuan untuk membentuk bisnis ADHI yang
lebih terintegrasi dan lebih fokus pada semua lini bisnisnya termasuk anak-anak perusahaan,
yang kemudian dinamakan ADHI Incorporated.
Integrasi bisnis yang dilakukan untuk menuju ADHI Incorporated juga mencakup
pembagian lini bisnis menjadi lima yaitu :
1. Konstruksi
Melaksanakan pembangunan baik pekerjaan sipil maupun gedung bertingkat
(highrise building) termasuk fasilitas umum seperti bandar udara, pelabuhan
dan dermaga, jalan dan jembatan, bendungan dan saluran irigasi, dll
2. EPC (Engineering, Procurement, Construction)
ADHI telah memiliki posisi terdepan sebagai salah satu pemain penting dalam
industri pembangunan pembangkit tenaga listrik. Berdasarkan pengalaman dan
keunggulan tersebut, saat ini ADHI memperluas bisnis ke sektor minyak dan
gas yang sekaligus menjadikan ADHI sebagai salah satu pelopor BUMN
Karya dalam bisnis EPC di Indonesia
3. Investasi Infrastruktur
Terdiri dari proyek-proyek investasi infrastruktur dalam hal ini pembangkit
tenaga listrik dan jalan tol
4. Property
Mengembangkan kawasan gedung bertingkat (high rise building) untuk
komersial, perkantoran maupun hunian (apartment) dan hotel
5. Real Estate
Mengembangkan kawasan hunian yang berkualitas mewah, landed house, dan
rumah toko (ruko) maksimal empat lantai baik itu dalam pengembangan lahan
maupun dalam pengembangan desain pemukiman.
ADHI berencana akan melakukan right issue sebanyak 30 persen pada tahun 2013.
Dari right issue tersebut, diharapkan diperoleh dana sekitar Rp 2 triliun. Dana hasil right
issue tersebut akan digunakan untuk mebiayai belanja modal (capital expenditure/capex)
yang mencapai sekitar Rp 700 miliar.
Selain itu dana tersebut akan digunakan perseroan untuk membangun proyek monorel
koridor Kuningan-Bekasi Timur dan Cawang-Cibubur sebesar Rp 1,2 triliun. ADHI
membentuk konsorsium dengan menggandeng sejumlah BUMN untuk menggarap proyek
monorel Kuningan-Bekasi Timur dan Cawang-Cibubur. Beberapa BUMN yang digandeng
dalam proyek tersebut adalah PT Jasa Marga Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT
Len Industri, PT Industri Kereta Api (Inka) dan PT Krakatau Steel Tbk.
Analisa Teknikal
ADHI pada penutupan perdagangan hari jumat tanggal 16 Agustus 2013 ditutup
melemah pada harga Rp 2925. Indikator Stockhastic ADHI menunjukkan bahwa posisi
saham berada pada posisi jenuh jual dimana sudah berada dibawah indikator 20% yang
merupakan batasan jenuh jual pada Stockhastic.
Indikator MACD menunjukkan posisi saham ADHI berada dipersimpangan antara
golden cross ataupun death cross. Jika melihat posisi candle terakhir ADHI terlihat bahwa
MACD cenderung bersiap untuk death cross. Sedangkan pada indikator Moving Average
(MA) menunjukan bahwa MA 5 sudah berada pada posisi death cross memotong sumbu MA
20. Berdasarkan analisa fibonacci ADHI memiliki suport kuat terlihat pada retracement 50%
yang biasa disebut golden ratio pada harga Rp 2850. Untuk resistence ada pada retracement
100% pada harga Rp 3300.
target terendah berada pada harga Rp 3300 (PER 21,22x), target moderat pada harga Rp 3900
(PER 24,95x), untuk target tertinggi pada harga Rp 4525 (PER 29,16x).
Financial Report
Sales/Revenue
COGS
Gross Income
SG&A Expense
Other Operating Expense
Interest expense
Pretax Income
Income Tax
Net Income
EPS
EBITDA
2012
7,627,703
6,678,580
949,123
470,546
78,761
74,250
338,286
209,998
117.49
211,591
407,929
2013F
10,105,115
9,004,743
1,100,372
496,016
83,024
78,981
455,759
221,365
155.64
280,314
530,985
2011
2012
2013F
519,466
(7,901)
(208,378)
3,681
306,868
241,214
(110,921)
243,754
17,862
391,909
169,258
(63,205)
(62,006)
3,775
47,822
2008
Net Operating Cash
Flow
Net Investing Cash Flow
Net Financing Cash Flow
Exchange Rate Effect
Net Change in Cash
(3,306)
(82,138)
(321,170)
(12,780)
(419,394)
(150,792)
(32,995)
115,991
9,795
(58,001)
(30,756)
(44,768)
10,334
(2,091)
(67,281)
2011
2012
365,763
307,183
244,124
554,335
948,846
3,072,937 3,696,111 3,159,391 4,001,821 4,943,480
694,893
572,043
178,289
388,502
689,473
519,384
629,029
362,028
433,001
701,298
4,652,977 5,204,366 3,943,832 5,377,659 7,283,097
2013F
697,481
5,546,580
724,818
768,327
7,737,206
166,810
128,128
198,087
354,762
202,686
315,677
292,289
125,479
278,245
150,117
335,678
137,591
484,533
129,771
333,579
130,893
516,051
200,374
61,947
179,851
514,133
205,128
313,425
16,321
9,812
253,439
158,847
6,241
1,162
1,021
880
739
177,267
103,389
17,184
15,677
65,885
422,345
422,342
983,864
735,294
588,976
5,075,322 5,626,708 4,927,696 6,112,953 7,872,073
394,034
147,399
1,129
109,349
967,589
8,704,795
224,355
2,355,605
37,850
1,345,241
3,963,051
512,371
4,475,422
599,900
5,075,322
530,872
4,330,823
57,083
1,672,749
6,591,527
815,702
7,407,229
1,297,567
8,704,796
353,741
2,849,718
38,967
1,109,842
4,352,268
533,567
4,885,835
740,873
5,626,708
304,033
2,214,234
45,334
869,628
3,433,229
626,713
4,059,942
867,754
4,927,696
664,297
3,132,496
50,141
1,028,554
4,875,488
247,098
5,122,586
990,368
6,112,954
230,641
4,276,690
15,374
1,329,869
5,852,574
838,581
6,691,155
1,180,919
7,872,074