Session
Demam
Tifoid
Oleh:
Maria Agnes Berlian
Yulrianita
KETERANGAN UMUM
Identitas Penderita:
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Agama
Alamat
Status marital
Pekerjaan
: Nn. Resna
: Perempuan
: 22 tahun
: Islam
: Bojong Loa RT 3/RW 3 Suka
Maju Cilawu, Garut
: Belum menikah
: Wiraswasta
: 5 Desember 2007
: 5 - 11 Desember 2007
ANAMNESIS
Anamnesa Khusus
Sejak 10 hari sebelum masuk rumah sakit,
penderita mengeluh panas badan yang
terasa makin lama semakin tinggi terutama
menjelang sore dan malam hari.
Keluhan disertai mual, muntah, nyeri kepala,
batuk tanpa dahak dan sesak nafas.
Keluhan batuk dan sesak tidak disertai
adanya keringat malam dan penurunan
berat badan.
Anamnesa Khusus
Selama sakit, os mengeluh buang air besar
yang cair sebanyak 4x/hari.
Sebelumnya, os sudah berobat 3 hari
setelah demam ke mantri dan diberi 4
macam obat (os lupa nama obat). Kemudian
timbul bengkak dan kemerahan seluruh
tubuh yang disertai rasa gatal setelah
meminum obat dari mantri.
Anamnesa Khusus
Riwayat kebiasaan makan di luar (jajan)
diakui oleh penderita.
Riwayat alergi sebelumnya tidak diketahui
oleh penderita.
Riwayat kontak dengan penderita batuk lama
disangkal.
Riwayat berpergian ke daerah pesisir pantai
disangkal oleh penderita.
Riwayat kuning sebelumnya disangkal.
Kesadaran
: Compos Mentis
Keadaan sakit
: tampak sakit sedang
Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi = HR : 80 x/mnt, reguler, equal, isi cukup
Respirasi : 24 x/mnt, reguler, thorakoabdominal
Suhu
: 38,1 0C
Pemeriksaan Khusus
Kepala
Mata: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
Mulut: lidah kotor (+), tepi hiperemis (+), tremor(-)
Muka: tampak ruam (+), bengkak (+), gatal (+)
dan panas (+)
Leher
KGB : tidak teraba
JVP : tidak meningkat
Pemeriksaan Khusus
Thorax
Bentuk dan gerak simetris, Batas paru hepar ICS V, peranjakan 2 cm,
Rose spot (-)
Paru
Inspeksi
: Bentuk dan gerak simetris
Palpasi
: VF kiri = kanan
Perkusi
: Sonor kiri=kanan
Auskultasi
: VBS kiri=kanan , Ronchi -/-, Wheezing -/Jantung
Inspeksi
: Iktus kordis tidak tampak
Palpasi
: Iktus kordis teraba di ICS V LMCS, tidak kuat angkat,thrill(-)
Perkusi
: Batas kanan jantung LSD, kiri LMCS, atas ICS III kiri
Auskultasi
: Bunyi jantung S1-S2 (+) normal, S3 (-), S4 (-), murmur(-)
Pemeriksaan Khusus
Abdomen
Inspeksi: Datar
Auskultasi: Bising usus (+) normal
Palpasi: Lembut, hepar teraba 2 cm bac, konsistensi
kenyal, tepi tumpul,permukaan rata dan lien tidak
teraba, nyeri tekan epigastrium(+)
Perkusi : Ruang traube kosong
RESUME
Seorang perempuan, berumur 22 tahun,
belum menikah datang dengan keluhan
febris sejak 10 hr SMRS, yang dirasakan
semakin tinggi terutama pada malam hari,
mual (+), muntah (+), nyeri kepala (+), batuk
tanpa dahak (+),sesak nafas (+), keringat
malam (-), penurunan berat badan (-).
Bab cair (+) 4x/hr
RESUME
3 hr setelah febris, os berobat ke mantri dan
mendapat 4 macam obat.
Os mengeluh timbul bengkak kemerahan
dan gatal setelah minum obat tersebut.
Riwayat kebiasaan makan di luar (jajan) (+)
RESUME
PROBLEM LIST
Febris e.c suspek demam tifoid dd/ - demam
dengue
Alergi obat
Pengkajian dan
Perencanaan
Observasi febris e.c demam tifoid.
berdasarkan adanya demam >7 hari, remittent, adanya
diare dan mual muntah, sakit kepala, typhoid tongue,
hepatomegali.
DD/ Malaria, tetapi menggigil (-) dan demam tidak
intermittent
Perencanaan :
Dx : Gall Culture, widal II, TyphiDot, SGOT/PT
1.
PERENCANAAN
PEMERIKSAAN
Laboratorium
PERENCANAAN
PENATALAKSANAAN
Th/ :
Bed rest total
Diet lunak (bubur), rendah serat
Infus RL 20 gtt/mnt
Paracetamol 3 x 500 mg
Ciprofloxacin 2 x 500 mg
Ranitidin 2 x 1 amp i.v
Ed : - Tidak boleh makan dari luar
- Vaksinasi
2. Alergi obat
Berdasarkan ruam, gatal, dan bengkak di kulit seluruh
tubuh setelah makan obat.
DD/ Alergi makanan
Perencanaan :
dx : - hubungi mantri sebelumnya
Th : - interhistin 2 x 1
- dexamethasone 3 x 1 amp
Follow Up
11/12/2007
S: bengkak dan kemerahan seluruh tubuh (-),
gatal(-), nyeri sendi (-), BAB cair (-), batuk (-),
sesak(-), demam (-)
O: KU: CM, tampak sakit sedang
Follow Up
Abdomen:
Inspeksi : Datar
Auskultasi: Bising usus (+) normal
Palpasi : Lembut, hepar dan lien tidak
teraba membesar, nyeri tekan epigastrium(-)
Perkusi : Ruang traube kosong
Ekstremitas: ruam seluruh tubuh (-), gatal (-),
panas (-), dan nyeri tekan (-)
Follow Up
Laboratorium:
Tes widal (-), Hb: 11,6 gr/dl, Ht: 33 %,
Trombosit: 251.000/mm3, Leukosit:
11.100/mm3,
SGOT 112 u/lt, SGPT 114 u/lt, Ureum 17
mg/dl, Kreatinin 0,67 mg/dl
IgG dengue (-), IgM dengue (-), HbsAg (-),
Urinalisa dalam batas normal
Follow Up
Follow Up
P dx/: P th/:
Umum
Bed
Khusus
Ciprofloxacin
2 x 500 mg
Ranitidin oral 2 x 150 mg
Imboost forte 1 x 1 tab
PROGNOSIS
Quo ad Vitam
Quo ad Functionam
: ad bonam
: ad bonam
PEMBAHASAN
DEMAM TIFOID
Diskusi Anamnesis
Pemeriksaan fisik:
Suhu 38,1 OC
Typhoid tongue (lidah kotor, tepi hiperemis,
tremor)
Hepatomegali
NT epigastrium (+)
Ruam di seluruh tubuh, gatal(+), panas (+), nyeri
tekan (+)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
Hb 14,7 gr/dl, Ht 42,8%, Trombosit 95.000/mm 3
Leukosit 17.100/mm3
SGOT 112 u/lt SGPT 114 u/lt
Ureum 17 mg/dl Kreatinin 0,67mg/dl
Tes widal (-)
Diskusi Diagnosis
Febris e.c demam tifoid
Diare akut e.c Salmonella paratyphi
Alergi obat (suspek C-trimoxazole)
Insufisiensi hepar
DISKUSI
PENATALAKSANAAN
Umum
Bed
rest total
Diet lunak (bubur), rendah serat
Khusus
Infus
RL 20 gtt/mnt
Paracetamol 3 x 500 mg
Ciprofloxacin 2 x 500 mg
Ranitidin 2 x 1 amp i.v
Interhistin 2 x 1
Dexamethasone 3 x 1 amp i.v
PENATALAKSANAAN
Umum
Tirah baring total, sampai 7 hari bebas panas
mobilisasi bertahap mulai dari duduk sampai
pulihnya kekuatan.
Diet bubur saring tinggi kalori, tinggi protein
(TKTP) rendah serat, lunak sampai 7 hari bebas
panas ganti bubur nasi setelah 7 hari ganti
nasi.
PENATALAKSANAAN (2)
Khusus
Chloramphenicol :
Amoxcycillin/ampicillin
DOC, 500 mg p.o setiap 4 jam smp suhu lanjutkan setiap 6 jam,
slm 14 hari.
ES : mual, muntah, depresi sumsum tulang (anemia aplastik), gray
baby syndrome
tidak seefektif kloramfenikol efektif untuk fase penyembuhan/ relaps
1 gram p.o setiap 6 jam selama 14 hari
PENATALAKSANAAN (3)
Demam tifoid multiresisten thd berbagai
antibiotik (MDR) :
Golongan quinolon :
Ciprofloxacin 500 mg p.o 2 x 1 slm 10 hari
Ofloxacin 10-15 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
selama 2-3 hari
PENATALAKSANAAN (5)
Demam tifoid berat + kesadaran/syok septik :
Golongan kortikosteroid :
Defini
si
Demam tifoid merupakan infeksi demam
sistemik akut yang disebabkan oleh bakteri
patogen enterik Salmonellae typhi
S.typhi bersifat menekan pembentukan sel
polimorfonuklear dan eosinofil
Etiologi (2)
Patogenesis (1)
Bakteriemi I (1 - 7 hari)
Patogenesis (2)
Bakteriemi II
(6 hr 6 mgg)
Patogenesi
s (3)
Skema
Patogenesis
KUMAN
tertelan
LAMBUNG
USUS HALUS
SUBMUKOSA USUS
DUKTUS
THORAKIKUS/PEREDARAN
DARAH
BAKTERIEMIA I
Patogenesis (3)
Demam Tifoid
Masa inkubasi
7 20 hari
Penularan penyakit
Perlahan lahan
Demam
Gejala gejala
gastrointestinal
Permulaan sering
konstipasi, kemudian
diare berdarah
Biakan darah
Biakan tinja
Patofisiologi (1)
Patofisiologi (2)
MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi
7-14 hari (bervariasi antara 3-21 hari).
Variabilitas berkaitan dengan
jumlah inokulum bakteri awal yang tertelan dan
status imun dari pejamu (host).
Selama masa inkubasi asimtomatis
Onset penyakit
Perlahan, tetapi bisa juga timbul secara tiba-tiba
Demam suhu meningkat bertahap seperti
anak tangga (stepwise fashion) selama 2-7 hari.
Gejala prodromal tidak spesifik :
sakit kepala bagian frontal, malaise, menggigil,
anoreksia, batuk kering, pilek, nyeri menelan,
nyeri perut, nyeri otot, nyeri sendi.
Minggu kedua
Demam tinggi terus berlangsung, kontinu
Bradikardia relatif (nadi relatif lambat
dibandingkan dengan kenaikan suhu tubuh)
pada <50% penderita.
Keadaan fisik penderita makin menurun, apatis,
bingung, sulit istirahat atau tidur.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS (2)
Kultur
Baku emas D/ demam tifoid.
Kultur darah 90% (+) mg I, smp 50% pd mg III
Kultur tinja 60-70% (-) mg I, (+) mg III.
Kultur sumsum tulang 90% (+) slm pjlnan
penyakit walau sudah th/ antibiotik.
Hasil kultur darah + sumsum tulang + sekresi
intestinal = >90% (+)
DIAGNOSIS (3)
Kenaikan
Komplikasi (1)
1. Komplikasi Intestinal
- Perdarahan usus (bila gawat harus dilakukan pembedahan)
- Perforasi usus (harus dilakukan pembedahan)
- Ileus paralitik
2. Komplikasi Ekstra-Intestinal
1. Darah : Anemia hemolitik, trombositopenia, DIC, Sindroma
uremia hemolitik
2. Kadiovaskular : Syok septik, miokarditis, trombosis,
tromboflebitis
3. Paru-paru : Empiema, pneumonia, pleuritis, bronkhitis
4. Hati dan kandung empedu : Hepatitis, kholesistitis
5. Ginjal : Glomerulonefritis, pielonefritis, perinefritis
6. Tulang : Osteomielitis, periostitis, spondilitis, arthritis
7. Neuropsikiatrik : Delirium, meningismus, meningitis,
polineuritis perifer, encephalopaty,
Sindrome
Guillian Barre,
psikosis, impairment of
coordination, sindroma
katatonia.
Komplikasi (2)
Komplikasi yang langsung dan lanjut berupa
perdarahan dan perforasi tukak di ileum,
kolesistitis akut dan kronik, hepatitis tifosa,
osteomielitis dan perdarahan pada otot yang
rusak karena toksin kuman tifoid
Terjadi pada minggu ke-3 dan ke-4
Resiko tinggi terjadinya perdarahan dan
perforasi, yaitu kadar albumin serum yang
rendah (< 2,5 gr%)
Komplikasi (3)
Komplikasi (3)
Relaps timbul kembali gejala demam
tifoid disertai bakteriemia dan kelainan
patologik gastrointestinal
Terjadi pada hari 7 -10 hari setelah tidak
demam, 3 minggu setelah afebril, atau 3
bulan setelah terapi kloramfenikol dihentikan
Komplikasi (3)
Pencegaha
n
(1)
Individu harus memperhatikan kualitas
Pencegaha
n (2)
Pencegaha
n (3)
Terima Kasih.
Berly