Anda di halaman 1dari 6

RUQYAH (MANTRA/JAMPI)

Menurut ulama, ruqyah islami (syar'i) harus memenuhi 3 (tiga) syarat:


1. Bacaan yang dibaca berasal dari Al-Quran atau dari hadits.
2. Harus memakai bahasa Arab, kecuali bagi yang tidak bisa.
3. Harus meyakini bahwa ruqyah tidak ada pengaruhnya tanpa kuasa Allah.
DEFINISI RUQYAH
Ruqyah adalah bacaan-bacaan yang diambil dari Al-Quran atau hadits yang digunakan untuk tujuan
pengobatan, perlindungan diri dari gangguan jin dan setan serta untuk mencapai apa yang diinginkan
baik perkara dunia atau akhirat.
Ruqyah berfungsi sebagai tawassul (perantara) untuk meminta sesuatu kepada Allah.
DALIL DASAR RUQYAH
Adapun dasar bolehnya Al-Quran untuk tawassul meminta sesuatu atau meminta kesembuhan penyakit
sebagai berikut:
1. Hadits sahih riwayat Ahmad dari Imron bin Hushain, Nabi bersabda:


Artinya: Bacalah Al-Quran dan bertawassul-lah pada Allah dengan bacaan tersebut sebelum suatu kaum
datang membaca Al Quran dan meminta pada manusia.
Maksudnya: boleh bertawassul kepada Allah dengan perantaraan baca Al-Quran, tidak boleh kepada
sesama makhluk.
2. Hadits sahih riwayat Tirmidzi dari Imran bin Hushain Nabi bersabda:


Artinya: Barangsiapa membaca Quran, maka mintalah pada Allah dengan bacaan tersebut. Akan datang
beberapa kaum yang membaca Al-Quran kemudian meminta pada manusia dengan bacaannya itu.
Al-Mubarakpuri dalam kitab Tuhfadzul Ahwadzi menafsiri hadits di atas sebagai berikut:




Artinya: Dengan bacaan Quran-nya itu seseorang hendaknya meminta pada Allah apapun yang dia mau
baik perkara dunia atau akhirat.
3. QS Al-Isra' 17:82

Artinya: Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman.
4. Hadits sahih riwayat Ibnu Hibban dari Aisyah


:
Artinya: Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah suatu hari masuk ke rumahnya di mana seorang perempuan
sedang mengoabati atau memberinya jampi-jampi (ruqyah). Nabi bersabda: "Obati dia dengan Al
Quran."
5. Ibnu Muflih dalam kitabnya Al-Adabisy Syar'iyah menceritakan tentang kisah Shalih bin Ahmad putra
Imam Ahmad bin Hanbal demikian:

:
) ( .

Arti kesimpulan: Suau saat ketika saya sakit, ayah saya--yaitu Ahmad bin Hanbali, pendiri madzhab
Hanbali--mengambil sewadah air kemudian membaca ayat Al-Quran di atas wadah itu dan berkata pada
saya: "Minumlah dan basuhlah wajah dan kedua tanganmu. Menurut Abdullah, dia pernah melihat
ayahnya --yaitu Ahmad bin Hanbal-- mengambil air memohon perlindungan pada Allah kemudian
membaca Al-Quran, kemudian meminum air itu dan mengalirkan air itu pad` dirinya.
6. Hadits sahih riwayat Muslim:
Artinya: Ruqyah itu boleh asal tidak mengandung syirik.
HUKUM RUQYAH
Ulama sepakat atas bolehnya ruqyah islami (yang sesuai syariah) yang sesuai dengan ketentuan di atas
berdasarkan dalil-dalil yang sudah dipaparkan di muka.
BACAAN RUQYAH
Beberapa bacaan ruqyah dan manfaatnya yang berasal tuntunan Nabi Muhammad antara lain sebagai
berikut:
1. Surat Al-Fatihah untuk penyembuhan orang sakit.
2. Berdasar hadits riwayat Bukhari, untuk menyembuhkan orang sakit, baca bacaan berikut:



Jika ada keluhan sakit di salah satu badannya, letakkan tangan si sakit pada tempat yang sakit dan
baca: Bismillah 3x kemudian baca bacaan berikut 7x (berdasar hadits riwayat Muslim):


Ruqyah dapat mengobati gangguan jin atau sihir dan penyakit fisik biasa.
3. Bacaan yang dapat melindungi seseorang dari sihir dan berbagai gangguan lain adalah:
- Ayat Kursi, Surat Al-Ikhlas, Surat An-Nas, Surat Al-Falaq -> baca setiap selesai shalat 5 waktu dan
menjelang akan tidur.
- 2 ayat terakhir dari surat Al-Baqarah yaitu ayat 285 dan ayat 286 dibaca setiap malam. Ayatnya sbb:

JIMAT (TAMIMAH)
Ulama sepakat atas bolehnya ruqyah syar'iyah (islami). Tidak demikian halnya dengan jimat (tamimah).
Tidak sedikit yang menghramkannya, terutama ulama Wahabi.
Madzhab Hanafi membagi jimat menjadi dua yaitu tamimah dan ma'adzah. Tamimah adalah jimat
jahiliyah sedang ma'adzah adalah jimat yang berisi ayat Al-Quran, nama-nama Allah, dll.
DEFINISI JIMAT (TAMIMAH)
Jimat (Arab, tamimah )dalam tradisi Arab jahiliyah adalah sesuatu yang digantungkan pada leher
anak yang berupa manik-manik, tulang belulang, dll yang bertujua untuk tolak bala (
") .
Apabila jimat itu berupa ayat suci Al-Quran, maka terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama.
Antara yang mengharamkan dan yang menghalalkan. Menurut madzhab Hanafi, jimat yang berisi ayat
Al-Quran disebut ma'adzah.
DALIL JIMAT (TAMIMAH)
Dalil yang mengharamkan jimat (tamimah):
1. Hadits riwayat Ahmad

Artinya: Barangsiapa yang menggantung/memakai jimat maka dia telah berbuat syirik
2. Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, Al-Hakim:
Arthnya: Sesungguhnya ruqyah (yang berisi doa terhadap selain Allah), jimat, dan pelet pengasih adalah
syirik.

HUKUM JIMAT (TAMIMAH)


Seperti disinggung di muka, ada dua macam jimat. Yaitu jimat jahiliyah dan jimat syar'iyah. Jimat
jahiliyah sudah jelas keharamannya secara mutlak. Perbedaan pendapat terjadi apda jimat syar'iyah
atau jimat yang berisi ayat Quran, bacaan dzikir atau doa-doa.
Adapun jimat yang berisi ayat-ayat Al-Quran, atau dzikir atau doa-doa dan digantung di leher, maka
ulama berbeda pendapat. Pendapat yang mengharamkan jimat--walaupun berisi ayat Al-Quran-antara lain kalangan ulama Wahabi yang mengikuti pendapat Ibnu Arabi dalam kitab Aridhah AlAhwadzi.
Sedangkan mayoritas ulama (jumhur) termasuk madzhab yang empat yaitu Maliki, Hanafi, Syafi'i dan
Hanbali membolehkannya. Baik jimat itu digantung di leher atau tidak dipakai. Sedang sebagian lagi,
termasuk Ibnu Mas'ud, memakruhkannya.
Beberapa dalil pandangan ulama sebagai berikut:
1. Madzhab Hanafi membolehkan jimat yang digantung di leher yang berisi ayat Quran, doa atau dzikir.
Al-Matrazi Al-Hanafi dalam kitab Al-Maghrib mengatakan:

, :
,
Artinya: Al-Qutbi mengatakan bahwa ma'adzat (pengobatan) adalah tamimah (jimat jahiliyah). Padahal
bukan. Karena tamimah itu dibuat dari manik. Ma'adzah tidak apa-apa asalkan yang ditulis di dalamnya
adalah Al-Quran atau nama-nama Allah.
2. Madzhab Maliki berpendapat boleh. Abdul Bar dalam At-Tamhid XVI/171 menyatakan:

:
,

(
Artinya: Malik berkata: Boleh menggantungkan kitab yang mengandung nama-nama Allah pada leher
orang yang sakit untuk tabarruk (mendapat berkah) asal menggantungkannya tidak dimaksudkan untuk
mencegah bala/penyakit. Ini sebelum turunnya bala/penyakit. Apabila terjadi bala, maka boleh
melakukan ruqyah dan menggantungkan tulisan di leher.
3. Madzhab Syafi'i berpendapat boleh. Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmuk Syarhul Muhadzab IX/77
menyatakan:

,
, : : , :



Artinya: Baihaqi meriwayatkan hadits dengan sanad yang sahih dari Said bin Musayyab bahwa Said
memerintahkan untuk menggantungkan Quran dan mengatakan "Tidak apa-apa". Baihaqi berkata: Ini
semua kembali pada apa yang kita katakan: Bahwasanya apabila ruqyah (pengobatan) dilakukan dengan
sesuatu yang tidak diketahui atau dengan cara jahiliyah maka tidak boleh. Apabila ruqyah dilakukan
dengan memakai Al-Quran atau dengan sesuatu yang dikenal seperti dzikir pada Allah dengan
mengharap berkahnya dzikir dan berkeyakinan bahwa penyembuhan berasal dari Allah maka tidak apaapa.
4. Madzhab Hanbali (madzhab fiqh-nya kalangan Wahabi) berpendapat boleh. Al-Mardawi dalam
kitabTash-hihul Furu' II/173 menyatakan:

, : )
, , ,
, ( ) , ,

Artinya: Dalam kitab Adabur Ri'ayah dikatakan: Hukumnya makruh menggantungkan tamimah dan
semacamnya. Dan boleh menggantungkan/memakai kalung yang berisi ayat Quran, dzikir, dll. Begitu
juga pengobatan. Juga boleh menulis ayat Quran dan dzikir dengan bahasa Arab dan digantungkan di
leher yang sakit atau wanita hamil. Dan (boleh dengan) diletakkan di wadah berisi air kemudian airnya
diminum dan dibuat pengobatan (ruqyah) dengan sesuatu yang berasal dari Quran, dzikir atau do'a.
_____________________________________________________
HUKUM SUSUK DALAM ISLAM
PERTANYAAN
Assalamualaikum,
Saya pria 33 th, ingin bertanya tentang perbuatan dosa besar saya.
Saya dulu pernah memasang susuk. Tapi setelah saya lebih mendalami agama, saya tahu itu dosa besar.
Saya sudah berusaha meminta si pemasang susuk untuk mengeluarkan susuknya, Saya sudah diberi
minuman penetral nya, bahkan sampai 2 kali,
Tapi ternyata iseng2 saya mencoba foto rontgen, dan susuk nya masih tetap ada di wajah dan punggung
saya.
Yang menjadi pertanyaan saya,
1. Bagaimana bila susuk itu tidak mau keluar, apakah nanti menyulitkan sakaratul maut ?
2. Apakah dosa saya bisa terampuni dengan taubatan nasuha untuk tidak mengulangi perbuatan syirik
itu?
3. Saya sudah bertanya pada dokter bedah, dan katanya tidak mau mengoperasi untuk mengeluarkan

susuknya, dengan alasan benda nya terlalu kecil dan beresiko tidak ketemu pada waktu pembedahan
Mohon saran dan pemecahan masalah ini, karena saya sangat tersiksa dengan pikiran bermacam2 dan
bayangan buruk tentang susuk ini
Terima kasih atas bantuannya
Wassalamualaikum.
JAWABAN
Saya heran darimana Anda menyimpulkan bahwa susuk itu dosa besar. Paling banter, hukum pasang
susuk itu ya dosa (haram) tapi tidak termasuk dalam kategori dosa besar. Bahkan ada pendapat yang
membolehkan kalau dengan susuk dapat menguatkan fisik dan itu dipakai untuk berjihad atau menjaga
diri dari ancaman.
Kecuali kalau Anda menyamakan susuk dengan Allah, ini baru syirik dan dosa besar. Susuk tidak ubahnya
dengan jimat. Pendapat ulama dalam hal jimat hukumnya boleh asal tidak mengandung unsur yang
mengharamkan dalam proses pembuatannya. Lihat detailnya: Hukum Jimat dalam Islam Sedangkan
susuk hanya benda kecil dan tidak mengandung kata-kata yang mengandung keharaman di dalamnya.
Ulama yang mengharamkan susuk mungkin ditinjau dari segi riya' (ingin dipuji) di sisi orang yang
memakainya.
Jawaban pertanyaan Anda:
1. Insyaallah tidak. Tidak ada nash/teks Quran dan hadits yang mengatakan demikian.
2. Taubat nasuha dapat menghilangkan dosa besar dan kecil. Maka dosa Anda insyaallah akan
terampuni.
3. Tidak perlu dibedah kalau sekiranya membahayakan. Coba cara menghilangkan susuk di bawah ini
barangkali dapat mengatasi masalah Anda.
CARA MENGHILANGKAN SUSUK
Ada beberapa cara menghilangkan susuk secara nonmedis yang dapat dicoba sbb:
- Makan buah pisang emas atau sayur daun kelor.
atau kalau tidak berhasil cobalah cara alternatif berikut:
- Sesudah wudhu (anggota wudlu masih basah) bacalah surat annas 15 kali sambil mengusap-ngusap
tempat yg dipasangi susuk seraya berdoa agar susuknya dikeluarkan.
- Atau baca shalawat nabi khidzir (sallalahu ala sayyidina Muhammad) 33 kali
- Dan ditutup dg ayat kursi satu kali

Anda mungkin juga menyukai