Kasus Etik Tim Medis Pemisahan Bayi Kembar Siam
Kasus Etik Tim Medis Pemisahan Bayi Kembar Siam
Setelah terjadi komplikasi, Elang dan tim, yang justru tidak ada dalam ruang operasi,
yang harus menjelaskan ke orang tua operasi harus memilih mana bayinya yang akan
diprioritaskan
Keributan dr. gagak dan dr. Merpati untuk memilih yang lebih diselamatkan antara
kedua bayi tersebut, dikarenakan alasan prognosis terbaik dari sudut pandang bedah
lebih baik dan karena alasan dari sudut pandang medis (mencegah status immunokompromais)
Pernyataan dr. belibis yang mau mengutamakan Dini atas alasan kosmetik jika hidup
nantinya dan akhirnya disetujui oleh semua dokter yang menangani tidak sesuai
dengan Beneficence (memandang pasien/ keluarga/ sesuatu tak hanya sejauh
menguntungkan dokter & memaksimalisasi kepuasan tertinggi scara
keseluruhan)
Dr Elang yang langsung hendak memberi tahu keluarganya, bahwa yang diutamakan
adalah Dini ??
Pernyataan iya dari ibu mengenai siapa (Dini) yang diselamatkan dr. Elang, tapi
setelah dr. Elang sudah membuat keputusan terlebih dahulu oleh tim dokter intraoperatif tidak sesuai dengan Beneficence (menghargai hak-hak pasien secara
keseluruhan) dan tidak sesuai dengan Autonomi (menghargai hak menentukan
nasib sendiri, tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan)
Hasil lab HIV (+) yang belakangan diterima dr. Parkit dan dr. Elang, padahal operasi
sudah mau selesai, tinggal menunggu menutup jahitan luar saja (secara jahitan plastik)
Dr. Parkit dan dr. Elang sesungguhnya sudah mengetahui bahwa seharusnya pilihan
prioritas yg dijatuhkan kepada Deni tidak sesuai dengan Autonomi (tidak
berbohong kepada pasien/keluarga pasien)
Kasus Etik Tim Medis Penilaian Bayi Kembar Siam (Penilaian Aspek Disiplin
Kedokteran):
Profesionalisme dalam disiplin kedokteran tertuang dalam peraturan konsil kedokteran
Indonesia Pasal 3 ayat 2 tentang disiplin profesional dokter dan dokter gigi yang dikeluarkan
oleh konsil kedokteran. Pelanggaran Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi yang ada
pada kasus ini diantaranya:
-
Tim Operasi Pemisahan Deni-Dini (TOP De-Di) telah menyampaikan secara jelas
kepada orang tua bayi dempet tentang kemungkinan terburuk dari operasi. Orang tua
mengangguk-angguk saja.
Kurang sesuai dengan Peraturan Konsul Kedokteran Indonesia yaitu Tidak
memberikan penjelasan yang jujur, etis, dan memadai (adequate information)
kepada pasien atau keluarganya dalam melakukan Praktik Kedokteran (point 8),
Melakukan tindakan/asuhan medis tanpa memperoleh persetujuan dari pasien atau
keluarga dekat, wali, atau pengampunya (inform consent) (point 9), Tidak membuat
atau tidak menyimpan rekam medis dengan sengaja (point 10)