Definisi
adalah
perbandingan
antara
Tujuan
BENDA UJI
Berupa contoh tanah dari lapangan (galian 1m) dan yang lolos saringan
no. 4, bila masih dalam keadaan lembab, maka dikeringkan terlebih dahulu
dengan dijemur atau dimasukkan kedalam oven, hingga menjadi gembur.
C. PEMBAHASAN TEORI
Cara CBR ini dikembangkan oleh California State Highway Department
Sebagai cara untuk menilai kekuatan tanah dasar jalan (subgrade). Kemudian
cara ini dipakai dan diperkembangkan lebih lanjut oleh badab-badan lain,
terutama oleh U.S. Army Cocp of Engineeers.
Dengan cara ini suatu percobaan penetrasi (disebut percobaan CBR)
dipergunakan untuk menilai kekuatan tanah dasar atau bahan lain yang hendak
dipakai untuk pembuatan perkerasan. Nilai CBR yang diperoleh kemudian
dipakai untuk menentukan tebal lapisan perkerasan yang diperlukan diatas
lapisan yang nilai CBR-nya ditentukan. Jadi dianggap bahwa diatas suatu
bahan dengan nilai CBR tertentu, perkerasan tidak boleh kurang dari suatu
angka tertentu.
(Sumber : Wesley L.D.Mekanika Tanah)
Kekuatan tanah sangat tergantung sekali pada pemadatan yang baik. Tanah
yang tidak dipadatkan akan runtuh dengan cepat dibawah pengaruh lalu lintas.
Hal ini benar, walaupun tanah tersebut mempunyai nilai CBR laboratorium
yang tinggi karena nilai CBR tidak hanya tergatung pada jenis tanah, tetapi
juga pada tingkat pemadatan. Nilai CBR hanya akan tercapai dilapangan jika
pemadatan dilapangan itu baik.
Untuk menguji kepadatan dilapangan, metode kerucut tanah biasa
digunakan (AASHTO T 191). Suatu lobang digali pada lapisan yang telah
dipadatkan, menyeluruh melalui lapisan tersebut tetapi diusahakan sedapat
mungkin jangan lapisan dibawahnya. Material dari dalam lobang dikumpulkan
dengan hati-hati, dikeringkan lalu ditimbang.
Volume lobang diukur dengan mengisikan pasir yang diketahui kepedatan
gemburnya. Dengan mengetahui berat pasir yang mengisi lobang, hal ini
memungkinkan menghitung volume lobang ini. Berat tanah yang digali dari
lobang dibagi dengan volume lobang, menunjukkan kepadatan tanah lapangan
tersebut. Kepadatan lapangan harus tidak kurang dari 95% Kepadatan Kering
Maksimum (MMD), dari AASHTO T 191, untuk timbunan secara umum dan
100% MDD untuk 30 cm langsung dibawah lapisan perkerasan.
(Sumber : Manu Agus Iqbal,Pelaksanaan Konstruksi Jalan)
Harga CBR ialah harga daya dukung relatif (dalam %) terhadap harga
standar, yaitu harga CBR = 100%. Harga CBR = 100% adalah sama dengan
harga perlawanan dipermukaan lapisan tanah/perkerasan bila alat CBR yang
berebentuk piston luas 3 Inchi ditekan kedalam tanah sehingga :
- Penetrasi 0,1 inchi menghasilkan perlawanan 3000 pounds
(atau r = 1000 psi ), atau
- Penetrasi 0,2 inchi menghasilkan perlawanan 4500 pounds
(atau r = 1500 psi ).
Harga CBR = 100% ini umumnya didapatkan pada lapisan kerikil batu
pecah kelas A telah dipadatkan sesuai kepadatan maksimumnya. Bila alat test
CBR diujikan diatas lapisan tanah dan kemudian didapat harga sebagai berikut
- Penetrasi 0,1 inchi, perlawanan = 500 lbs (= pounds).
- Penetrasi 0,2 inchi, perlawanan = 800 lbs (= pounds).
Jadi CBR 0,1 inchi = (500/3000) x 100% = 16,7%, atau
CBR 0,2 inchi = (800/4500) x 100% = 17.8%
Harga tanah adalah yang terkecil dari dua harga tersebut (=16.7%).
Pada pelaksanaan test CBR dilapangan, banyak dijumpai kesulitan. Selain
relatif sulit, banyak makan waktu, kurang praktis, dan sangat terpengaruh
kondisi coaca. Oleh sebsb itu pendataan CBR lapangan basanya dilakukan
secara tak langsung, dengan bantuan alat Dynamic Cone Penetration (DPC).
Alat DPC ini berbentuk seperti tombak yang ditumbukkan pada permukaan
lapisan tanah subgrade. Dari sulit mudahnya pemancangan alat DPC pada
tanah subgrade dapat dihasilkan daya dukung tanah dasar (juga harga CBR)
sangat dipengaruhi oleh :
a. Kepadatan tanah, makin padat makin tinggi daya dukungnya,
b. Kadar air, makin tinggi kadar air biasanya makin kecil daya dukungnya.
Jadi agar dipadatkan daya dukung yang lebih tinggi, tanah lapisan
perkerasan harus dipadatkan. Kadar air lebih berpengaruh pada tanah lempung
dan lanau, sedangkan untuk tanah pasir dan kerikil umumnya kadar air tidak
begitu mempengaruhi daya dukung tanah.
(Sumber : Suryadharma Hendra dan Benediktus Susanto, Rekayasa Jalan Raya)
B. air
x 100%
B. tanah kering
= 8,89
x 100 %
19,25
= 44,18 %
- No. tin box = 2
Berat tin box = 14,77 gr
Berat tin box + tanah basah = 33,36 gr
Berat tin box + tanah kering = 27,55 gr
Berat air = (B.tin box + tanah basah) (B. tin box + tanah kering)
= (33,36 - 27,55)gr
= 5,81 gr
B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) (Berat tin box)
= (27,55 14,77) gr
= 12,78 gr
B. air
x 100%
B. tanah kering
= 5,81
x 100 %
12,78
= 45,46 %
- No. tin box = 3
Berat tin box = 13,00 gr
Berat tin box + tanah basah = 26,32 gr
Berat tin box + tanah kering = 22,10 gr
Berat air = (B.tin box + tanah basah) (B. tin box + tanah kering)
= (26,32 22,10)gr
= 4,22 gr
B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) (Berat tin box)
= (22,10 13,00) gr
= 9,10 gr
Kadar air (W) =
B. air
x 100%
B. tanah kering
= 4,22
x 100 %
9,10
= 46,37 %
- No. tin box = 4
Berat tin box = 13,45 gr
Berat tin box + tanah basah = 25,11 gr
Berat tin box + tanah kering = 21,35 gr
Berat air = (B.tin box + tanah basah) (B. tin box + tanah kering)
= (25,11 - 21,35)gr
= 3,76 gr
B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) (Berat tin box)
= (21,35 13,45) gr
= 7,90 gr
Kadar air (W) =
B. air
x 100%
B. tanah kering
= 3,76
x 100 %
7,90
= 47,59 %
- No. tin box = 5
Berat tin box = 13,40 gr
Berat tin box + tanah basah = 25,20 gr
Berat tin box + tanah kering = 22,30 gr
Berat air = (B.tin box + tanah basah) (B. tin box + tanah kering)
= (25,20 - 22,30)gr
= 2,90 gr
B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) (Berat tin box)
= (22,30 13,40) gr
= 8,90 gr
Kadar air (W) =
B. air
x 100%
B. tanah kering
= 2,90
x 100 %
8,90
= 32,58 %
- No. tin box = 6
Berat tin box = 13,30 gr
Berat tin box + tanah basah = 27,34 gr
Berat tin box + tanah kering = 23,74 gr
Berat air = (B.tin box + tanah basah) (B. tin box + tanah kering)
= (27,34 - 23,74) gr
= 3,60 gr
B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) (Berat tin box)
= (23,74 13,30 ) gr
= 10,44 gr
Kadar air (W) =
B. air
B. tanah kering
= 3,60
10,44
= 34,48 %
44,18 + 45,46
2
= 44,82 %
- Wb = W3 + W4
=
46,37 + 47,59
2
= 46,98 %
- Wc = W5 + W6
=
32,58 + 34,48
2
= 33,53 %
x 100 %
x 100%
D. JALANNYA PERCOBAAN
A Untuk contoh tanah yang dipadatkan:
1. Contoh tanah diambil kira-kira 15 kg, lalu disaring dengan saringan no.4
(#4).
2. Tanah tersebut dicampur dengan air sampai kadar air optimum atau kadar
air yang dikehendaki. Menurut percobaan, 100 gram tanah membutuhkan
air sebanyak 20 cc.
3. Setelah didapat kadar air yang dikehendaki, contoh tanah diaduk hingga
merata basahnya dan dimasukkan ke dalam kantong plastik (tertutup) dan
didiamkan selama 24 jam.
4. Cetakan (mold) dipasang pada keping alas kemudian ditimbang.
Masukkan piringan pemisah (spacer disk) diletakkan diatas keping alas
dan kertas saring diletakkan diatasnya.
5. Contoh tanah yang sudah disimpan selama 24 jam lalu dipadatkan di
dalam cetakan (mold) dengan cara pemadatan seperti pada percobaan
pemadatan tanah (modifield / standard).
6. Setelah proses pemadatan selesai, leher penyambungan dibuka, tanah yang
berlebihan diratakan dengan pisau perata. Kelebihan tanah diambil sedikit
untuk dicari kadar airnya.
7. Setelah diratakan, alas dan piringan pemisahnya dilepas lalu cetakan
(mold) dan isinya ditimbang.
8. Kertas filter diletakkan di atas keping atas yang berlubang, kemudian mold
dibalik hingga tanah yang padat itu menyentuh kertas filter.
9. Kemudian alat CBR disiapkan untuk diadakan test terhadap kekuatan
tanah dalam mold. Percobaan penetrasi dapat dilakukan.
C. Percobaan Penetrasi:
1. Untuk contoh tanah yang direndam:
a.
b.
c.
d.
e.
Setelah itu contoh tanah dikeluarkan dari mold dan diambil sedikit
untuk menghitung kadar airnya.
E. CATATAN
1.
Bila dikehendaki harga CBR dapat diperiksa pada kadar air atau berat
kering yang berlainan.
2.
3.
a.
b.
c.
Dengan Tabelaris 2H
d.
F. PERHITUNGAN
Untuk tanah yang dipadatkan/tidak direndam ( unsoaked )
d = berat isi kering
d =
Wb
(1+w).V
w = kadarair
V = volume tanah pada mold
x 100%
1 - 100 + A gr
100 + B
= 12,65 gr
= 35
gr
berat air
x 100%
6,6
x 100%
15,75
= 41,90%
Tin box 2
Berat tin box
= 14,77 gr
= 36,07 gr
gr
Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) (berat tin box)
= (31 14,77)gr
= 16,23 gr
Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (36,07 31)gr
= 5,07 gr
Kadar air ( w2 )
berat air
berat tanah kering
x 100%
5,07
x 100%
16,23
= 31,24%
Kadar air rata-rata (w) = w1 + w2
2
= ( 41,90 + 31,24 ) %
2
= 36,57 %
Berat isi
Berat cetakan
= 3532 gr
= 15,5
cm
Tinggi cetakan ( h )
= 17,5 cm
=5
Tinggi mould ( t )
cm
= ( 17,5 5 )cm
= 12,5cm
Volume cetakan
= d2 t
= .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )
= 2357,45 cm3
Nilai CBR
Nilai CBR (0,1)
44,07 %
1718,59
x 100 %
4500
= 38,19 %
b. Contoh tanah 25 pukulan
Kadar air
Tin box 3
Berat tin box
= 13
= 33,35 gr
gr
berat air
berat tanah kering
6,5
13,85
= 46,93%
x 100%
x 100%
Tin box 4
Berat tin box
= 13,45 gr
= 27,1 gr
Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (27,1 22,4)gr
= 4,7 gr
Kadar air ( w4 )
berat air
x 100%
4,7
x 100%
8,95
= 52,51%
Kadar air rata-rata (w)
= w3 + w4
2
= ( 46,93 + 52,51 ) %
2
= 49,72 %
Berat isi
Berat cetakan
= 4755 gr
= 15,5
cm
Tinggi cetakan ( h )
= 17,5 cm
=5
Tinggi mould ( t )
cm
= ( 17,5 5 )cm
= 12,5cm
Volume cetakan
= d2 t
= .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )
= 2357,45 cm3
1,28
x 100%
100 + 0,4972
= 1,27%
Nilai CBR
Nilai CBR (0,1)
793,20 x 100 %
3000
= 26,44 %
Nilai CBR (0,2)
1057,60
x 100 %
4500
= 23,5 %
P E N G E M B A N G A N
Tanggal
Jam
Pembacaan
12-11-2003
14.00
4
13-11-2003
14.00
95
14-11-2003
14.00
97
15-11-2003
14.00
98
= 13,4
= 29,25 gr
gr
berat air
x 100%
x 100%
10,85
= 46,08%
Tin box 6
Berat tin box
= 13,3 gr
= 28,08 gr
=
=
berat air
x 100%
berat tanah kering
4,63
10,15
= 45,61%
x 100%
w5 + w6
2
= ( 46,08 0 + 45,61 ) %
2
= 45,84 %
Berat isi
Berat cetakan
= 3788 gr
= 15,5 cm
Tinggi cetakan ( h )
= 17,5 cm
= 5
Tinggi mould ( t )
cm
= ( 17,5 5 )cm
= 12,5cm
Volume cetakan
= d2 t
= .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )
= 2357,45 cm3
1,45
x 100%
100 + 0,4584
= 1,44%
Nilai CBR
Nilai CBR (0,1)
61,69 %
2115,19
x 100 %
4500
= 47 %
P E N G E M B A N G A N
Tanggal
Jam
Pembacaan
12-11-2003
14.00
0
13-11-2003
14.00
73
14-11-2003
14.00
84
15-11-2003
14.00
85
= 10,3 gr
= 25
gr
Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (25 20,8)gr
= 4,2gr
Kadar air ( w1 )
=
=
berat air
x 100%
berat tanah kering
4,2
x 100%
10,5
= 40%
Tin box 2
Berat tin box
= 24,5 gr
gr
Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (24,5 19,5)gr
= 5 gr
Kadar air ( w2 )
berat air
x 100%
x 100%
10,5
= 47,62%
Kadar air rata-rata (w)
w1 + w2
2
= ( 40 + 47,62 ) %
2
=
43,81 %
Berat isi
Berat cetakan
= 3532 gr
= 15,5 cm
Tinggi cetakan ( h )
= 17,5 cm
= 5
Tinggi mould ( t )
cm
= ( 17,5 5 )cm
= 12,5cm
Volume cetakan
= d2 t
= .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )
= 2357,45 cm3
3831
2357,45
= 1,63gr/cm3
Berat isi kering (d)
1,62 %
Nilai CBR
Nilai CBR (0,1)
3 x 1500
= 1454,20
x 100 %
4500
= 32,32 %
b. Contoh tanah 25 pukulan
Kadar air
Tin box 3
Berat tin box
= 13,2 gr
= 34,4 gr
berat air
x 100%
7,1
x 100%
14,1
=
50,35%
Tin box 4
Berat tin box
= 11,4 gr
= 33,7 gr
Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (33,7 26,15)gr
= 7,55 gr
Kadar air ( w4 )
berat air
x 100%
7,55
x 100%
14,75
= 51,19%
Kadar air rata-rata (w)
= w3 + w4
2
= ( 50,35 + 51,19 ) %
2
= 50,77 %
Berat isi
Berat cetakan
= 4555 gr
= 15,5 cm
Tinggi cetakan ( h )
= 17,5cm
= 5 cm
Tinggi mould ( t )
Volume cetakan
= d2 t
= .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )
= 2357,45 cm3
2069
2357,45
= 1,30 gr/cm3
Berat isi kering (d)
Nilai CBR
Nilai CBR (0,1)
26,44 %
10597,60
x 100 %
4500
=
23,5 %
= 13,7 gr
= 34,63 gr
Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (34,63 27,20)gr
= 7,43 gr
Kadar air ( w5 )
berat air
x 100%
7,43
x 100%
13,5
=
55,04%
Tin box 6
Berat tin box
= 13,7 gr
30,6 gr
24,35 gr
Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) (berat tin box)
= (24,35 13,7)gr
= 10,65 gr
Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (20,6 24,35)gr
= 6,25 gr
Kadar air ( w6 ) =
berat air
x 100%
6,25
x 100%
10,65
= 58,69%
Kadar air rata-rata (w)
w5 + w6
2
= ( 55,04 + 58,69 ) %
2
= 58,87 %
Berat isi
Berat cetakan
= 3788 gr
= 15,5 cm
Tinggi cetakan ( h )
= 17,5 cm
Tinggi mould ( t )
5 cm
= ( 17,5 5 )cm
=
Volume cetakan
12,5cm
= d2 t
= .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )
=
2357,45 cm3
Nilai CBR
Nilai CBR (0,1)
18,51
793,20
x 100 %
4500
=
17,63 %
KESIMPULAN
1. Kekuatan tanah tergantung dari kadar airnya, makin tinggi kadar airnya
semakin kecil kekuatan nilai CBR dari tanah tersebut.
2. Untuk memperkecil pengaruh air terhadap kekuatan tanah, maka tanah
sebaiknya dipadatkan pada kadar air yang berdekatan dengan optimum.
3. Pada percobaan ini, didapat enam macam grafik hubungan antara beban
(lbs) dan penurunan (inch).
4. Dari hasil percobaan yang dilakukan maka nilai CBR yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
a. Untuk 10 pukulan (sebelum direndam)
- CBR (0,1) = 44,07 %
- CBR (0,2) = 38,19 %
Dengan kadar air = 36,57 %
Untuk 10 pukulan (sesudah direndam)
- CBR (0,1) = 35,25 %
- CBR (0,2) = 32,32 %
Dengan kadar air = 43,81 %
b. Untuk 25 pukulan (sebelum direndam)
- CBR (0,1) = 26,44 %
- CBR (0,2) = 23,50 %
Dengan kadar air = 49,72 %
Untuk 25 pukulan (sesudah direndam)
- CBR (0,1) = 26,44 %
6. Pada contoh tanah yang tidak terendam, nilai CBR sangat tinggi. Pada
percobaan ini didapat nilai CBR sangat tinggi pada 25 kali tumbukkan
pada kadar airnya 49,51 %.
7. Pengaruh perendamanadalah paling besar terhadap contoh tanah yang
dipadatkan dengan kadar air lebih kering dari optimum.
Menurut
percobaan, pada 25 kali tumbukkan didapat berat isi kering 1,69 % pada
kadar air 51,67 %.
8. Berdasarkan grafik pengembangan, bahwa pada 25 kali tumbukkan dari
hari ke hari pembacaan dialnya makin naik. Dan pada 55 kali tumbukkan
pembacaan dialnya menurun.
6. .