Anda di halaman 1dari 31

PEMERIKSAAN CBR LABORATORIUM

( CALIFORNIA BEARING RATIO TEST )

Definisi

CBR (California Bearing Ratio)


beban

adalah

perbandingan

antara

penetrasi suatu bahan terhadap beban standart dengan

kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Pengembangan


(swell) adalah perbandingan antara perubahan tinggi selama
perendaman terhadap tinggi benda uji semula (%).
Maksud :

Untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio) suatu tanah


dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada
kadar air tertentu.

Tujuan

Untuk menentukan besar daya dukung tanah dimana nilai CBR


yang diperoleh kemudian dipakai sebagai input untuk perencanaan.

PERALATAN YANG DIGUNAKAN


1. Mesin penetrasi (loading machine) berkapasitas 4,45 ton (10.000 lbs)
dengan kecepatan penetrasi sebesar 1,27 mm/menit.
2. Cetakan logam berbentuk silinder ( = 1,524 mm; H =177,8 mm), cetakan
harus dilengkapi dengan leher sambung (H = 50,8 mm) dan keping logam
yang berlubang-lubang (H = 9,53 mm dan = 1,59).
3. Piringan pemisah dari logam (spacer disk) dengan = 150,8mm dan tinggi
H = 61,4 mm.
4. Alat pengukur pengembangan (swell) yang terdiri dari keping pengembangan
yang berlubang-lubang dengan batang pengatur, tripod logam dan arloji
penunjuk.

5. Alat penumbuk / hammer 10 lbs.


6. Keping beban dengan berat 5 lbs, = 194,2 mm dengan lubang yang
berdiameter = 54,00 mm.
7. Torak penetrasi dari logam 49,5 mm, luas 1935 mm dan panjang tidak
kurang dari 101,6 mm.
8. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi.
9. Alat perata
10. Bak perendaman.
11. Neraca ketelitian 0,1 dan 0,01 gram.
12. Pan besar.
13. Tin box.
14. Oven pengering 140 C.
15. Kertas pori.
16. Gelas ukur
17. Dongkrak
18. Stopwach
19. Saringan # 4
20. Sendok semen

BENDA UJI

Berupa contoh tanah dari lapangan (galian 1m) dan yang lolos saringan
no. 4, bila masih dalam keadaan lembab, maka dikeringkan terlebih dahulu
dengan dijemur atau dimasukkan kedalam oven, hingga menjadi gembur.

Bahan tambahan berupa Vaseline.

C. PEMBAHASAN TEORI
Cara CBR ini dikembangkan oleh California State Highway Department
Sebagai cara untuk menilai kekuatan tanah dasar jalan (subgrade). Kemudian
cara ini dipakai dan diperkembangkan lebih lanjut oleh badab-badan lain,
terutama oleh U.S. Army Cocp of Engineeers.
Dengan cara ini suatu percobaan penetrasi (disebut percobaan CBR)
dipergunakan untuk menilai kekuatan tanah dasar atau bahan lain yang hendak
dipakai untuk pembuatan perkerasan. Nilai CBR yang diperoleh kemudian
dipakai untuk menentukan tebal lapisan perkerasan yang diperlukan diatas
lapisan yang nilai CBR-nya ditentukan. Jadi dianggap bahwa diatas suatu
bahan dengan nilai CBR tertentu, perkerasan tidak boleh kurang dari suatu
angka tertentu.
(Sumber : Wesley L.D.Mekanika Tanah)

Kekuatan tanah sangat tergantung sekali pada pemadatan yang baik. Tanah
yang tidak dipadatkan akan runtuh dengan cepat dibawah pengaruh lalu lintas.
Hal ini benar, walaupun tanah tersebut mempunyai nilai CBR laboratorium
yang tinggi karena nilai CBR tidak hanya tergatung pada jenis tanah, tetapi
juga pada tingkat pemadatan. Nilai CBR hanya akan tercapai dilapangan jika
pemadatan dilapangan itu baik.
Untuk menguji kepadatan dilapangan, metode kerucut tanah biasa
digunakan (AASHTO T 191). Suatu lobang digali pada lapisan yang telah
dipadatkan, menyeluruh melalui lapisan tersebut tetapi diusahakan sedapat
mungkin jangan lapisan dibawahnya. Material dari dalam lobang dikumpulkan
dengan hati-hati, dikeringkan lalu ditimbang.
Volume lobang diukur dengan mengisikan pasir yang diketahui kepedatan
gemburnya. Dengan mengetahui berat pasir yang mengisi lobang, hal ini

memungkinkan menghitung volume lobang ini. Berat tanah yang digali dari
lobang dibagi dengan volume lobang, menunjukkan kepadatan tanah lapangan
tersebut. Kepadatan lapangan harus tidak kurang dari 95% Kepadatan Kering
Maksimum (MMD), dari AASHTO T 191, untuk timbunan secara umum dan
100% MDD untuk 30 cm langsung dibawah lapisan perkerasan.
(Sumber : Manu Agus Iqbal,Pelaksanaan Konstruksi Jalan)

Harga CBR ialah harga daya dukung relatif (dalam %) terhadap harga
standar, yaitu harga CBR = 100%. Harga CBR = 100% adalah sama dengan
harga perlawanan dipermukaan lapisan tanah/perkerasan bila alat CBR yang
berebentuk piston luas 3 Inchi ditekan kedalam tanah sehingga :
- Penetrasi 0,1 inchi menghasilkan perlawanan 3000 pounds
(atau r = 1000 psi ), atau
- Penetrasi 0,2 inchi menghasilkan perlawanan 4500 pounds
(atau r = 1500 psi ).
Harga CBR = 100% ini umumnya didapatkan pada lapisan kerikil batu
pecah kelas A telah dipadatkan sesuai kepadatan maksimumnya. Bila alat test
CBR diujikan diatas lapisan tanah dan kemudian didapat harga sebagai berikut
- Penetrasi 0,1 inchi, perlawanan = 500 lbs (= pounds).
- Penetrasi 0,2 inchi, perlawanan = 800 lbs (= pounds).
Jadi CBR 0,1 inchi = (500/3000) x 100% = 16,7%, atau
CBR 0,2 inchi = (800/4500) x 100% = 17.8%
Harga tanah adalah yang terkecil dari dua harga tersebut (=16.7%).
Pada pelaksanaan test CBR dilapangan, banyak dijumpai kesulitan. Selain
relatif sulit, banyak makan waktu, kurang praktis, dan sangat terpengaruh
kondisi coaca. Oleh sebsb itu pendataan CBR lapangan basanya dilakukan
secara tak langsung, dengan bantuan alat Dynamic Cone Penetration (DPC).

Alat DPC ini berbentuk seperti tombak yang ditumbukkan pada permukaan
lapisan tanah subgrade. Dari sulit mudahnya pemancangan alat DPC pada
tanah subgrade dapat dihasilkan daya dukung tanah dasar (juga harga CBR)
sangat dipengaruhi oleh :
a. Kepadatan tanah, makin padat makin tinggi daya dukungnya,
b. Kadar air, makin tinggi kadar air biasanya makin kecil daya dukungnya.
Jadi agar dipadatkan daya dukung yang lebih tinggi, tanah lapisan
perkerasan harus dipadatkan. Kadar air lebih berpengaruh pada tanah lempung
dan lanau, sedangkan untuk tanah pasir dan kerikil umumnya kadar air tidak
begitu mempengaruhi daya dukung tanah.
(Sumber : Suryadharma Hendra dan Benediktus Susanto, Rekayasa Jalan Raya)

Perhitungan kadar air


- No. tin box = 1
Berat tin box = 12,65 gr
Berat tin box + tanah basah = 40,79 gr
Berat tin box + tanah kering = 31,90 gr
Berat air = (B.tin box + tanah basah) (B. tin box + tanah kering)
= (40,79 - 31,90)gr
= 8,89 gr
B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) (Berat tin box)
= (31,90 12,65) gr
= 19,25 gr
Kadar air (W) =

B. air

x 100%

B. tanah kering
= 8,89

x 100 %

19,25
= 44,18 %
- No. tin box = 2
Berat tin box = 14,77 gr
Berat tin box + tanah basah = 33,36 gr
Berat tin box + tanah kering = 27,55 gr
Berat air = (B.tin box + tanah basah) (B. tin box + tanah kering)
= (33,36 - 27,55)gr
= 5,81 gr
B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) (Berat tin box)
= (27,55 14,77) gr
= 12,78 gr

Kadar air (W) =

B. air

x 100%

B. tanah kering
= 5,81

x 100 %

12,78
= 45,46 %
- No. tin box = 3
Berat tin box = 13,00 gr
Berat tin box + tanah basah = 26,32 gr
Berat tin box + tanah kering = 22,10 gr
Berat air = (B.tin box + tanah basah) (B. tin box + tanah kering)
= (26,32 22,10)gr
= 4,22 gr
B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) (Berat tin box)
= (22,10 13,00) gr
= 9,10 gr
Kadar air (W) =

B. air

x 100%

B. tanah kering
= 4,22

x 100 %

9,10
= 46,37 %
- No. tin box = 4
Berat tin box = 13,45 gr
Berat tin box + tanah basah = 25,11 gr
Berat tin box + tanah kering = 21,35 gr
Berat air = (B.tin box + tanah basah) (B. tin box + tanah kering)
= (25,11 - 21,35)gr
= 3,76 gr

B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) (Berat tin box)
= (21,35 13,45) gr
= 7,90 gr
Kadar air (W) =

B. air

x 100%

B. tanah kering
= 3,76

x 100 %

7,90
= 47,59 %
- No. tin box = 5
Berat tin box = 13,40 gr
Berat tin box + tanah basah = 25,20 gr
Berat tin box + tanah kering = 22,30 gr
Berat air = (B.tin box + tanah basah) (B. tin box + tanah kering)
= (25,20 - 22,30)gr
= 2,90 gr
B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) (Berat tin box)
= (22,30 13,40) gr
= 8,90 gr
Kadar air (W) =

B. air

x 100%

B. tanah kering
= 2,90

x 100 %

8,90
= 32,58 %
- No. tin box = 6
Berat tin box = 13,30 gr
Berat tin box + tanah basah = 27,34 gr
Berat tin box + tanah kering = 23,74 gr

Berat air = (B.tin box + tanah basah) (B. tin box + tanah kering)
= (27,34 - 23,74) gr
= 3,60 gr
B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) (Berat tin box)
= (23,74 13,30 ) gr
= 10,44 gr
Kadar air (W) =

B. air
B. tanah kering

= 3,60
10,44
= 34,48 %

Kadar air rata-rata


- Wa = W1 + W2
=

44,18 + 45,46
2

= 44,82 %
- Wb = W3 + W4
=

46,37 + 47,59
2

= 46,98 %
- Wc = W5 + W6
=

32,58 + 34,48
2

= 33,53 %

x 100 %

x 100%

D. JALANNYA PERCOBAAN
A Untuk contoh tanah yang dipadatkan:
1. Contoh tanah diambil kira-kira 15 kg, lalu disaring dengan saringan no.4
(#4).
2. Tanah tersebut dicampur dengan air sampai kadar air optimum atau kadar
air yang dikehendaki. Menurut percobaan, 100 gram tanah membutuhkan
air sebanyak 20 cc.
3. Setelah didapat kadar air yang dikehendaki, contoh tanah diaduk hingga
merata basahnya dan dimasukkan ke dalam kantong plastik (tertutup) dan
didiamkan selama 24 jam.
4. Cetakan (mold) dipasang pada keping alas kemudian ditimbang.
Masukkan piringan pemisah (spacer disk) diletakkan diatas keping alas
dan kertas saring diletakkan diatasnya.
5. Contoh tanah yang sudah disimpan selama 24 jam lalu dipadatkan di
dalam cetakan (mold) dengan cara pemadatan seperti pada percobaan
pemadatan tanah (modifield / standard).
6. Setelah proses pemadatan selesai, leher penyambungan dibuka, tanah yang
berlebihan diratakan dengan pisau perata. Kelebihan tanah diambil sedikit
untuk dicari kadar airnya.
7. Setelah diratakan, alas dan piringan pemisahnya dilepas lalu cetakan
(mold) dan isinya ditimbang.
8. Kertas filter diletakkan di atas keping atas yang berlubang, kemudian mold
dibalik hingga tanah yang padat itu menyentuh kertas filter.
9. Kemudian alat CBR disiapkan untuk diadakan test terhadap kekuatan
tanah dalam mold. Percobaan penetrasi dapat dilakukan.

B. Untuk contoh tanah yang direndam:


1. Untuk memperhitungkan pengaruh air terhadap kekuatan tanah maka
contoh tanah untuk percobaan CBR harus direndam di dalam air selama 4
hari ( 4x 24 jam) sebelum dilakukan percobaan penetrasi.
2. Keping alas berikut cetakan (mold) dan contoh tanah ditimbang, lalu
batang pengatur dan keping yang berlubang diletakkan di atas contoh
tanah di dalam mold.
3. Di atasnya diletakkan beban-beban yang berlubang untuk mencapai berat
beban yang diperlukan (di dalam perconbaan dipakai beban 10 lbs).
4. Contoh tanah tersebut beserta beban direndam di dalam air yang telah
tersedia dalam bak perendaman (dibiarkan dipakai keluar masuk secara
bebas melalui atas dan bawah contoh tanah). Contoh tanah dibiarkan
dalam keadaan terendam selama empat 4 hari ( 4 x 24 jam ) dengan tetap
di dalam mold/ cetakan. Permukaan air selama perendaman harus tetap (
2,5 cm diatas benda uji ).
5. Setiap hari selama perendaman, dicatat pengembangan yang terjadi, yang
diukur menggunakan alat pengukur pengembangan (swell).
6. Setelah sampai hari keempat contoh tanah dalam mold dikeluarkan dari
tempat perendaman dan air yang berada di atas permukaan mold dibuang
dengan cara dimiringkan ( 15 menit ). Kemiringan ini harus dijaga agar
permukaan contoh tanah tidak terganggu.
7. Kemudian beban diambil dari keping alas, lalu cetakkan beserta isinya
ditimbang.
8. Setelah ditimbang percobaan penetrasi dapat dilakukan.

C. Percobaan Penetrasi:
1. Untuk contoh tanah yang direndam:
a.

Keping pemberat diletakkan diatas permukaan benda uji dengan


berat minimal 10 pound (4,5 kg) atau sesuai dengan beban perkerasan.

b.

Beban-beban tambahan dipasang untuk mendapatkan pembebanan


yang diperlukan, diatas contoh tanah dengan mempergunakan beban
10 lbs.

c.

Penunjuk beban (proving ring) dan arloji penunjuk penetrasi diatur


pada nol titik.

d.

Pembebanan diberikan secara teratur dengan memutar tungkai


pemutar yang ada, sehingga kecepatan tetap 0,05 inch / menit.
Pembacaan beban penetrasi dicatat pada waktu menunjukkan: 0,25
menit, 0,5 menit. 1 menit, 1,5 menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit, 6
menit, 8 menit dan 10 menit.

e.

Setelah itu contoh tanah dikeluarkan dari mold dan diambil sedikit
untuk menghitung kadar airnya.

2. Untuk contoh yang dipadatkan / tidak direndam:


Percobaan penetrasi adalah kebalikan dari pada yang direndam. Untuk
contoh tanah yang dipadatkan, piston diletakkan pada permukaan yang
diratakan dengan pisau (bagian atas).

E. CATATAN
1.

Bila dikehendaki harga CBR dapat diperiksa pada kadar air atau berat
kering yang berlainan.

2.

Untuk menentukan CBR rencana ada beberapa cara, yaitu:

3.

a.

Dengan cara Penetapan Tabel Perkerasan Bina Marga.

b.

Dengan cara AASHTO : T 193 74

c.

Dengan Tabelaris 2H

d.

Dengan cara USBR


Berat isi kering dihitung dengan kadar air pada waktu perendaman.

F. PERHITUNGAN
Untuk tanah yang dipadatkan/tidak direndam ( unsoaked )
d = berat isi kering
d =

Wb

Wb = berat tanah basah

(1+w).V

w = kadarair
V = volume tanah pada mold

Compection = d yang diperoleh


x 100%
d yang dikehendaki
Harga CBR = Test unit load
Standart unit load

x 100%

G. CARA MEMBUAT SAMPLE DENGAN KADAR AIR OPTIMUM


1. Lakukan pencocokan warna sample dengan sample dalam botol.
2. Hitung banyaknya air yang dibutuhkan untuk mencapai kadar air optimum.
-

Kadar air asli A %

Kadar air yang diinginkan B % ( kadar air optimum ).

Diperlukan sample 4000gr

Penambahan air = 4000 x

1 - 100 + A gr
100 + B

PERHITUNGAN CBR LABORATORIUM


A. UNTUK TANAH YANG TAK TERENDAM (UNSOAKED)
a. Contoh tanah 10 pukulan
Kadar air
Tin box 1
Berat tin box

= 12,65 gr

Berat tin box + tanah basah

= 35

gr

Berat tin box + tanah kering = 28,4 gr


Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) (berat tin box)
= (28,4 12,65)gr
= 15,75 gr
Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (35 28,4)gr
= 6,6 gr
Kadar air ( w1 )

berat air

x 100%

berat tanah kering


=

6,6

x 100%

15,75
= 41,90%
Tin box 2
Berat tin box

= 14,77 gr

Berat tin box + tanah basah

= 36,07 gr

Berat tin box + tanah kering = 31

gr

Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) (berat tin box)
= (31 14,77)gr
= 16,23 gr
Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (36,07 31)gr
= 5,07 gr
Kadar air ( w2 )

berat air
berat tanah kering

x 100%

5,07

x 100%

16,23
= 31,24%
Kadar air rata-rata (w) = w1 + w2
2
= ( 41,90 + 31,24 ) %
2
= 36,57 %
Berat isi
Berat cetakan

= 3532 gr

Berat cetakan + tanah basah = 7320 gr


Berat tanah basah = (Berat cetakan + tanah basah) (Berat cetakan)
= ( 7320 3532 )gr
= 3788 gr
Diameter cetakan (d)

= 15,5

cm

Tinggi cetakan ( h )

= 17,5 cm

Tebal alas (spacer disk)

=5

Tinggi mould ( t )

= ( tinggi cetakan ) ( tebal alas )

cm

= ( 17,5 5 )cm
= 12,5cm
Volume cetakan

= d2 t
= .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )
= 2357,45 cm3

Berat isi basah (w)

= Berat tanah basah


Volume cetakan
= 3788
2357,45
= 1,61 gr/cm3

Berat isi kering (d)

= Berat isi basah x 100 %


100 + kadar air
=
1,61
x 100%
100 + 0,3657
= 1,60%

Nilai CBR
Nilai CBR (0,1)

= Test unit load CBR (0,1) x 100 %


3 x 1000
= 1322,00
x 100 %
3000
=

Nilai CBR (0,2)

44,07 %

= Test unit load CBR (0,2) x 100 %


3 x 1500
=

1718,59

x 100 %

4500
= 38,19 %
b. Contoh tanah 25 pukulan
Kadar air
Tin box 3
Berat tin box

= 13

Berat tin box + tanah basah

= 33,35 gr

gr

Berat tin box + tanah kering = 26,85 gr


Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) (berat tin box)
= (26,85 13)gr
= 13,85 gr
Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (33,35 26,85)gr
= 6,5 gr
Kadar air ( w3 )

berat air
berat tanah kering

6,5
13,85

= 46,93%

x 100%

x 100%

Tin box 4
Berat tin box

= 13,45 gr

Berat tin box + tanah basah

= 27,1 gr

Berat tin box + tanah kering = 22,4 gr


Berat tanah kering

= (berat tin box + tanah kering) (berat tin box)


= (22,4 13,45)gr
= 8,95 gr

Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (27,1 22,4)gr
= 4,7 gr
Kadar air ( w4 )

berat air

x 100%

berat tanah kering


=

4,7

x 100%

8,95
= 52,51%
Kadar air rata-rata (w)

= w3 + w4
2
= ( 46,93 + 52,51 ) %
2
= 49,72 %

Berat isi
Berat cetakan

= 4755 gr

Berat cetakan + tanah basah = 7785 gr


Berat tanah basah = (Berat cetakan + tanah basah) (Berat cetakan)
= ( 7785 4755 )gr
= 3030 gr
Diameter cetakan (d)

= 15,5

cm

Tinggi cetakan ( h )

= 17,5 cm

Tebal alas (spacer disk)

=5

Tinggi mould ( t )

= ( tinggi cetakan ) ( tebal alas )

cm

= ( 17,5 5 )cm
= 12,5cm
Volume cetakan

= d2 t
= .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )
= 2357,45 cm3

Berat isi basah (w)

= Berat tanah basah


Volume cetakan
= 3030
2357,45
= 1,28 gr/cm3

Berat isi kering (d)

= Berat isi basah x 100 %


100 + kadar air
=

1,28

x 100%

100 + 0,4972
= 1,27%
Nilai CBR
Nilai CBR (0,1)

= Test unit load CBR (0,1) x 100 %


3 x 1000
=

793,20 x 100 %
3000
= 26,44 %
Nilai CBR (0,2)

= Test unit load CBR (0,2) x 100 %


3 x 1500
=

1057,60

x 100 %

4500
= 23,5 %
P E N G E M B A N G A N
Tanggal
Jam
Pembacaan

12-11-2003
14.00
4

13-11-2003
14.00
95

14-11-2003
14.00
97

15-11-2003
14.00
98

b. Contoh tanah 55 pukulan


Kadar air
Tin box 5
Berat tin box

= 13,4

Berat tin box + tanah basah

= 29,25 gr

gr

Berat tin box + tanah kering = 24,25 gr


Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) (berat tin box)
= (24,25 13,4)gr
= 10,85 gr
Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (29,25 24,25)gr
= 5 gr
Kadar air ( w5 )

berat air

x 100%

berat tanah kering


=

x 100%

10,85
= 46,08%
Tin box 6
Berat tin box

= 13,3 gr

Berat tin box + tanah basah

= 28,08 gr

Berat tin box + tanah kering = 23,45 gr


Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) (berat tin box)
= (23,45 13,3)gr
= 10,15 gr
Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (28,08 23,45)gr
= 4,63 gr
Kadar air ( w6 )

=
=

berat air
x 100%
berat tanah kering
4,63
10,15

= 45,61%

x 100%

Kadar air rata-rata (w)

w5 + w6
2

= ( 46,08 0 + 45,61 ) %
2
= 45,84 %
Berat isi
Berat cetakan

= 3788 gr

Berat cetakan + tanah basah = 7215 gr


Berat tanah basah = (Berat cetakan + tanah basah) (Berat cetakan)
= ( 7215 3788 )gr
= 3427 gr
Diameter cetakan (d)

= 15,5 cm

Tinggi cetakan ( h )

= 17,5 cm

Tebal alas (spacer disk)

= 5

Tinggi mould ( t )

= ( tinggi cetakan ) ( tebal alas )

cm

= ( 17,5 5 )cm
= 12,5cm
Volume cetakan

= d2 t
= .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )
= 2357,45 cm3

Berat isi basah (w)

= Berat tanah basah


Volume cetakan
= 3427
2357,45
= 1,45 gr/cm3

Berat isi kering (d)

= Berat isi basah x 100 %


100 + kadar air

1,45
x 100%
100 + 0,4584

= 1,44%
Nilai CBR
Nilai CBR (0,1)

= Test unit load CBR (0,1) x 100 %


3 x 1000
= 1850,79
x 100 %
3000
=

Nilai CBR (0,2)

61,69 %

= Test unit load CBR (0,2) x 100 %


3 x 1500
=

2115,19

x 100 %

4500
= 47 %
P E N G E M B A N G A N
Tanggal
Jam
Pembacaan

12-11-2003
14.00
0

13-11-2003
14.00
73

14-11-2003
14.00
84

15-11-2003
14.00
85

B. UNTUK TANAH YANG TERENDAM (SOAKED)


a. Contoh tanah 10 pukulan
Kadar air
Tin box 1
Berat tin box

= 10,3 gr

Berat tin box + tanah basah

= 25

gr

Berat tin box + tanah kering = 20,8 gr


Berat tanah kering

= (berat tin box + tanah kering) (berat tin box)


= (20,8 10,3)gr
= 10,5 gr

Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (25 20,8)gr
= 4,2gr
Kadar air ( w1 )

=
=

berat air
x 100%
berat tanah kering
4,2
x 100%
10,5

= 40%
Tin box 2
Berat tin box

Berat tin box + tanah basah

= 24,5 gr

gr

Berat tin box + tanah kering = 19,5 gr


Berat tanah kering

= (berat tin box + tanah kering) (berat tin box)


= (19,5 9)gr
= 10,5 gr

Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (24,5 19,5)gr
= 5 gr
Kadar air ( w2 )

berat air

x 100%

berat tanah kering


=

x 100%

10,5
= 47,62%
Kadar air rata-rata (w)

w1 + w2
2

= ( 40 + 47,62 ) %
2
=

43,81 %

Berat isi
Berat cetakan

= 3532 gr

Berat cetakan + tanah basah = 7363gr


Berat tanah basah = (Berat cetakan + tanah basah) (Berat cetakan)

= ( 7363 3532 )gr


= 3831 gr
Diameter cetakan (d)

= 15,5 cm

Tinggi cetakan ( h )

= 17,5 cm

Tebal alas (spacer disk)

= 5

Tinggi mould ( t )

= ( tinggi cetakan ) ( tebal alas )

cm

= ( 17,5 5 )cm
= 12,5cm
Volume cetakan

= d2 t
= .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )
= 2357,45 cm3

Berat isi basah (w)

= Berat tanah basah


Volume cetakan
=

3831
2357,45

= 1,63gr/cm3
Berat isi kering (d)

= Berat isi basah x 100 %


100 + kadar air
=
1,63
x 100%
100 + 0,4381
=

1,62 %

Nilai CBR
Nilai CBR (0,1)

= Test unit load CBR (0,1) x 100 %


3 x 1000
= 1057,60
x 100 %
3000
= 35,25 %

Nilai CBR (0,2)

= Test unit load CBR (0,2) x 100 %

3 x 1500
= 1454,20

x 100 %

4500
= 32,32 %
b. Contoh tanah 25 pukulan
Kadar air
Tin box 3
Berat tin box

= 13,2 gr

Berat tin box + tanah basah

= 34,4 gr

Berat tin box + tanah kering = 27,3 gr


Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) (berat tin box)
= (27,3 13,2)gr
= 14,1 gr
Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (34,4 27,3)gr
= 7,1 gr
Kadar air ( w3 )

berat air

x 100%

berat tanah kering


=

7,1

x 100%

14,1
=

50,35%

Tin box 4
Berat tin box

= 11,4 gr

Berat tin box + tanah basah

= 33,7 gr

Berat tin box + tanah kering = 26,15 gr


Berat tanah kering

= (berat tin box + tanah kering) (berat tin box)


= (26,15 11,4)gr
= 14,75 gr

Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (33,7 26,15)gr

= 7,55 gr
Kadar air ( w4 )

berat air

x 100%

berat tanah kering


=

7,55

x 100%

14,75
= 51,19%
Kadar air rata-rata (w)

= w3 + w4
2
= ( 50,35 + 51,19 ) %
2
= 50,77 %

Berat isi
Berat cetakan

= 4555 gr

Berat cetakan + tanah basah = 7824 gr


Berat tanah basah = (Berat cetakan + tanah basah) (Berat cetakan)
= ( 7824 4555 )gr
= 2069 gr
Diameter cetakan (d)

= 15,5 cm

Tinggi cetakan ( h )

= 17,5cm

Tebal alas (spacer disk)

= 5 cm

Tinggi mould ( t )

= ( tinggi cetakan ) ( tebal alas )


= ( 17,5 5 )cm
= 12,5cm

Volume cetakan

= d2 t
= .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )
= 2357,45 cm3

Berat isi basah (w)

= Berat tanah basah


Volume cetakan

2069
2357,45

= 1,30 gr/cm3
Berat isi kering (d)

= Berat isi basah x 100 %


100 + kadar air
=
1,30
x 100%
100 + 0,5077
= 1,29 %

Nilai CBR
Nilai CBR (0,1)

= Test unit load CBR (0,1) x 100 %


3 x 1000
=
793,20
x 100 %
3000
=

Nilai CBR (0,2)

26,44 %

= Test unit load CBR (0,2) x 100 %


3 x 1500
=

10597,60

x 100 %

4500
=

23,5 %

b. Contoh tanah 55 pukulan


Kadar air
Tin box 5
Berat tin box

= 13,7 gr

Berat tin box + tanah basah

= 34,63 gr

Berat tin box + tanah kering = 27,20 gr


Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) (berat tin box)
= (27,20 13,7)gr
= 13,5 gr

Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (34,63 27,20)gr
= 7,43 gr
Kadar air ( w5 )

berat air

x 100%

berat tanah kering


=

7,43

x 100%

13,5
=

55,04%

Tin box 6
Berat tin box

= 13,7 gr

Berat tin box + tanah basah

30,6 gr

Berat tin box + tanah kering =

24,35 gr

Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) (berat tin box)
= (24,35 13,7)gr
= 10,65 gr
Berat air = (berat tin box + tanah basah) (berat tin box + tanah kering)
= (20,6 24,35)gr
= 6,25 gr
Kadar air ( w6 ) =

berat air

x 100%

berat tanah kering


=

6,25

x 100%

10,65
= 58,69%
Kadar air rata-rata (w)

w5 + w6
2

= ( 55,04 + 58,69 ) %
2
= 58,87 %
Berat isi
Berat cetakan

= 3788 gr

Berat cetakan + tanah basah = 7248 gr


Berat tanah basah = (Berat cetakan + tanah basah) (Berat cetakan)

= ( 7248 3788 )gr


= 3460 gr
Diameter cetakan (d)

= 15,5 cm

Tinggi cetakan ( h )

= 17,5 cm

Tebal alas (spacer disk)

Tinggi mould ( t )

= ( tinggi cetakan ) ( tebal alas )

5 cm

= ( 17,5 5 )cm
=
Volume cetakan

12,5cm

= d2 t
= .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )
=

Berat isi basah (w)

2357,45 cm3

= Berat tanah basah


Volume cetakan
= 3460
2357,45
= 1,47 gr/cm3

Berat isi kering (d)

= Berat isi basah x 100 %


100 + kadar air
=
1,47
x 100%
100 + 0,5887
= 1,46 %

Nilai CBR
Nilai CBR (0,1)

= Test unit load CBR (0,1) x 100 %


3 x 1000
= 555,24
x 100 %
3000
=

Nilai CBR (0,2)

18,51

= Test unit load CBR (0,2) x 100 %


3 x 1500
=

793,20

x 100 %

4500
=

17,63 %

KESIMPULAN
1. Kekuatan tanah tergantung dari kadar airnya, makin tinggi kadar airnya
semakin kecil kekuatan nilai CBR dari tanah tersebut.
2. Untuk memperkecil pengaruh air terhadap kekuatan tanah, maka tanah
sebaiknya dipadatkan pada kadar air yang berdekatan dengan optimum.
3. Pada percobaan ini, didapat enam macam grafik hubungan antara beban
(lbs) dan penurunan (inch).
4. Dari hasil percobaan yang dilakukan maka nilai CBR yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
a. Untuk 10 pukulan (sebelum direndam)
- CBR (0,1) = 44,07 %
- CBR (0,2) = 38,19 %
Dengan kadar air = 36,57 %
Untuk 10 pukulan (sesudah direndam)
- CBR (0,1) = 35,25 %
- CBR (0,2) = 32,32 %
Dengan kadar air = 43,81 %
b. Untuk 25 pukulan (sebelum direndam)
- CBR (0,1) = 26,44 %
- CBR (0,2) = 23,50 %
Dengan kadar air = 49,72 %
Untuk 25 pukulan (sesudah direndam)
- CBR (0,1) = 26,44 %

- CBR (0,2) = 35,50 %


Dengan kadar air = 50,77 %
c. Untuk 55 pukulan (sebelum direndam)
- CBR (0,1) = 61,69 %
- CBR (0,2) = 47,00 %
Dengan kadar air = 45,84 %
Untuk 55 pukulan (sesudah direndam)
- CBR (0,1) = 18,51 %
- CBR (0,2) = 17,63 %
Dengan kadar air = 56,87 %
5. Dengan nilai CBR yang kita peroleh, dapat ditentukan besarnya daya
dukung tanah, dan tebal lapisan perkerasan.

FAKTOR - FAKTOR KESALAHAN


1. Tidak sesuainya pemberian air untuk mendapatkan kadar air yang
diinginkan.
2. Pada saat penumbukkan, pukulan terhadap tanah tidak konstan atau tidak
merata sehingga pemadatannya tidak merata pula.
3. Kurang telitinya dalam pembacaan arloji pengukuran.
Kurang ketelitian dalam penimbangan.
4. Pengambilan tanah dalam oven, lebih atau kurang dari 24 jam.
5. Pembacaan stop watch yang kurang teliti.

6. Pada contoh tanah yang tidak terendam, nilai CBR sangat tinggi. Pada
percobaan ini didapat nilai CBR sangat tinggi pada 25 kali tumbukkan
pada kadar airnya 49,51 %.
7. Pengaruh perendamanadalah paling besar terhadap contoh tanah yang
dipadatkan dengan kadar air lebih kering dari optimum.

Menurut

percobaan, pada 25 kali tumbukkan didapat berat isi kering 1,69 % pada
kadar air 51,67 %.
8. Berdasarkan grafik pengembangan, bahwa pada 25 kali tumbukkan dari
hari ke hari pembacaan dialnya makin naik. Dan pada 55 kali tumbukkan
pembacaan dialnya menurun.

6. .

Anda mungkin juga menyukai