Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi & Diet
Disusun Oleh Kelompok 8 Mahasiswa Tingkat II A :
1.
2.
3.
4.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya, akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah dengan kasus yang diberikan oleh dosen selaku mata ajar Gizi &
Diet. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Gizi
& Diet.
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak bantuan, petunjuk,
bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. Puji Lestariani, S.Kep selaku Dosen Mata Kuliah Gizi & Diet.
2. Dan juga untuk teman-teman yang selalu memberikan support kepada kami untuk dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan keterbatasan, tentu hasil
makalah ini tidak luput dari kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah meridhai hasil makalah ini.Amin ya
rabbal alamin.
Jakarta, 8 Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang..... 1
1
B. Rumusan Masalah1
C. Tujuan Penulisan..1
BAB II TINJAUAN TEORI... 2
A. Diet Makanan Cair...... 2
1. Diet makanan cair jernih2
2. Diet makanan cair penuh.. 3
3. Diet makanan cair kental 6
B. Diet Garam Rendah 9
1. Diet garam rendah I.. 10
2. Diet garam rendah II. 10
3. Diet garam rendah III 10
BAB III TINJAUAN KASUS..15
A. Kasus .......15
B. Pembahasan kasus .. 15
BAB IV PENUTUP... 19
A. Kesimpulan.. 19
B. Saran.... 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap manusia. Tidak
heran jika manusia melakukan segala hal untuk mencapai kesehatan dalam hidupnya.
Misalnya berbagai macam kegiatan- kegiatan yang memacu tubuh untuk beraktivitas.
Dan masih ada manusia yang tidak acuh pada kesehatan hidupnya sendiri akibatnya
banyak berbagai jenis penyakit yang menyerang. Apabila penyakit telah menyerang
tubuh maka makanan yang akan dikonsumsi akan dibatasi. Dalam makalah ini akan
dibahas tentang tujuan diet yang ada di Rumah Sakit, standar makanan di Rumah Sakit,
jenis makanan di Rumah Sakit. Diet pada Rumah Sakit ditujukan pada pasien yang
menderita berbagai penyakit misalnya penyakit gangguan saluran cerna, pre dan pasca
operasi dan masih banyak lagi. Dimana bertujuan untuk memulihkan keadaan pasien
yang menderita penyakit saluran cerna, memulihkan pre dan pasca operasi. Dalam
makalah ini juga menyajikan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada pasien
sesuai penyakit yang dideritanya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penatalaksanaan diet makanan cair
2. Bagaimana penatalaksanaan diet garam rendah
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mengetahui penatalaksanaan diet makanan cair
2. Agar mahasiswa mengetahui penatalaksanaan diet garam rendah
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Diet makanan cair
1. Perngertian diet makanan cair
1
Makanan cair adalah makanan yang memunyai konsistensi cair hingga kental.
Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah,
menelan, dan mencernakan makanan yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran,
suhu tinggi, rasa mual, muntah, pasca peradarahan saluran cerna, serta pra dan pasca
bedah. Makanan dapat diberikan secara oral atau parenteral.
Menurut konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas tiga jenis yaitu makanan cair
jernih, makanan cair penuh, dan makanan cair kental.
a) Diet makanan cair jernih
1) Gambaran umum
Makanan cair jernih adalah makanan yang disajikan dalam bentuk cairan
jernih pada suhu ruangan dengan kandungan sisa (residu) minimal dan tembus
pandang yang diletakkan dalam wadah bening. Jenis cairan yang diberikan
tergantung pada keadaan penyakit atau jenis operasi yang dijalani.
2) Tujuan diet
Tujuan diet makanan cair jernih adalah untuk :
(a) Memberikan makanan dalam bentuk cair, yang memenuhi kebutuhan
cairan tubuh yang udah diserap dan hanya sedikit meninggalkan sisa
(residu).
(b) Mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus
3) Syarat diet
Syarat syarat diet makanan cair jernih adalah sebagai berikut :
(a) Makanan diberikan dalam bentuk cair jernih yang tembus pandang
(b) Bahan makanan hanya terdiri dari sumber kerbohidrat
(c) Tidak merangsang saluran cerna dan mudah diserap
(d) Sangat rendah sisa (residu)
(e) Diberikan hanya selama 1 2 hari
(f) Porsi kecil dan diberikan sering
4) Indikasi pemberian
Makanan cair jernih diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi
tertentu, keadaan mual dan muntah dan sebagai makanan tahap awal pasca
pendarahan saluran cerna. Nilai gizinya sangat rendah karena hanya terdiri
dari sumber karbohidrat.
5) Bahan makanan yang boleh diberikan
Bahan makanan yang boleh diberikan antara lain the, sari buah, sirop, air gula,
kaldu jernih, serta cairan yang mudah dicerna seperti cairan yang mengandung
maltodekstrin. Makanan dapat ditambah dengan suplemen energy tingg dan
rendah sisa.
6) Contoh pemberian makanan/ minuman sehari
2
Pagi
Teh
Siang
Kaldu jernih
Air jeruk
Pukul 10.00
Air bubur kacang hijau
Pukul 16.00
Teh
Malam
Kaldu jernih
Air jeruk
Jenis FRS
Indikasi pemberian
2.
Makanan blender
Rendah laktosa
kolon
bekerja
normal
Memerlukan
tambahan
makanan berserat
Tidak tahan terhadap
3.
Tanpa susu
laktosa
(lactose
intolerance)
Tidak tahan protein susu
4.
Bahan makanan sehari FRS dengan susu
Bahan makanan
1500 kkal
Berat
(g)
Maizena
Telur ayam
Jeruk
Margarin
Susu
penuh
bubuk
Susu skim bubuk
Gula pasir
Glukosa
Cairan
20
150
100
10
120
40
80
1500 ml
Urt
4 sdm
3 btr
2 bh sdg
1 sdm
24 sdm
8 sdm
8 sdm
7 gls
1800 kkal
Berat
(g)
20
150
100
20
120
80
100
1800 ml
2000 kkal
urt
Berat (g)
urt
4 sdm
3 btr
2 bh sdg
2 sdm
24 sdm
16 sdm
10 sdm
9 gls
20
150
100
20
160
100
100
50
2000 ml
4 sdm
3 btr
2 bh sdg
2 sdm
32 sdm
20 sdm
10 sdm
5 sdm
10 gls
Jenis FK
Rendah atau bebas laktosa
Dengan MCT
4
Indikasi pemberian
Tidak tahan terhadap laktosa
Malabsorbsi lemak
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Dengan BCAA
Protein tinggi
Protein rendah
Protein terhidrolisa
Tanpa susu
Dengan serat
Rendah sisa
Indeks glikemi rendah
Sirosis hati
Katabolisme meningkat
Gagal ginjal
Alergi protein
Tidak tahan protein susu
Perlu suplemen serat
Reaksi usus
Diabetes mellitus
Keterangan :
: Medium Chain Trigliceride
: Branched Chain Amino Acid
Bahan makanan yang dianjurkan
No
.
1.
Jenis FRS
Bahan makanan
Makanan diblender
2.
daging
tahu,
Rendah laktosa
giling,
tempe,
ikan,
wortel,
tetapi
Tanpa susu
4.
susu
diganti
dengan
susu
laktosa
Kacang
hijau,
tahu,
tempe,
wortel,
sari
buah,
telur,
rendah
tepung
serealia
c) Makanan cair kental
1) Gambaran umum
Makanan cair kental adalah makanan yang mempunyai konsistensi kental atau
semipadat pada suhu kamar, yang tidak membutuhkan proses mengunyah dan
mudah ditelan. Menurut keadaan penyakit, makanan cair kental dapat
Berat (g)
100
15
100
100
85
200
90
10
800
Urt
1 bh bsr
3 sdm
2 btr
1 gls
2 bh sdg
2 ptg sdg
9 sdm
1 sdm
4 gls
Nilai gizi
Energy
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
1385 kkal
49 g
50 g
199 g
386 mg
6
Besi
Vitamin A
Tiamin
Vitamin C
21,8 mg
2628,6 RE
0,8 mg
190 mg
Pukul 12.00
Kentang pure
Jus sayuran
Jus manga
Pukul 15.00
Jus pepaya
Pukul 10.00
Milk shake
Pukul 18.00
Pudding maizena
Vla
Pukul 21.00
susu
Bahan makanan
Kentang, gelatin, tapioca dibuat pudding
Susu, es krim, yogurt, telur ayam, tahu giling
Margarin, mentega
Sayuran dibuat jus dan dikentalkan denga
Sumber protein
Sumber lemak
Sayuran
gelatin
Buah dibuat jus, jeli dan pure
Garam, bawang merah, gula, kecap
Buah buahan
Bumbu
yang dibutuhkan tubuh. Dalam keadaan normal, jumlah natrium yang dikeluarkan
tubuh urin sama dengan jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan.
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan,
sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO (1990) menganjurkan
pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari (ekivalen dengan 2400 mg
natrium).
Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida, dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan edema
atau asites dan /atau hipertensi. Penyakit-penyakit tertentu seperti sirosis hati,
penyakit ginjal tertentu, dekompensasi kordis, toksemia pada kehamilan dan
hipertensi essensial dapat menyebabkan gejala edema atau asites dan/atau hipertensi.
Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi.
2. Tujuan pemberian diit
Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air
dalam jaringan dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
3. Macam diet Indikasi pemberian diit
Diet garam rendah diberikan kepada pasien dengan edema atau assites dan /atau
hipertensi seperti yang terjadi pada penyakit dekompensasi kordis, sirosis hati,
penyakit ginjal tertentu, toksemnia pada kehamilan, dan hipertensi essensial.
Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit dapat
diberikan berbagai tingkat diet garam rendah.
a. Diet garam rendah I (200-400 mn Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edama, dan/atau hipertensi berat. Pada
pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur. Dihindari bahan
makanan yang tinggi kadar natriumnya
b. Diet garam rendah II (600-800 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan/atau hipertensi tidak
terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I. Pada
pengolahann makanannya boleh menggunakan sdt garam dapur (2 g). Dihindari
bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
c. Diet garam rendah III (1000-1200 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau hipertensi ringan.
Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I. Pada pengolahan
makanannya boleh menggunakan 1 sdt (4g) garam dapur.
8
Berat (g)
300
Urt
5 gls nasi
Daging
100
2 ptg sdg
Telur ayam
50
1 btr
Tempe
100
4 ptg sdg
Kacang hijau
25
2 sdm
Sayuran
200
2 gls
Buah
200
Minyak
25
2 sdm
Gula pasir
25
2 sdm
Nilai Gizi
Energi
2230 kkal
Protein
75 g
Lemak
53 g
Karbohidrat
365 g
Kalsium
500 mg
Besi
24 g
Tiamin
1,2 mg
Vitamin C
87 mg
Natrium
305 mg
Pukul 10.00
Beras
70 g = 1 gls nasi
Telur
50 gr = 1 btr
Sayuran
50 gr = gls
Minyak
5 g = sdm
Gula pasir
Kacang hijau
10 g = 1 sdm
25 g = 2 sdm
Gula pasir
Beras
15 g = 1 sdm
140 g = 2 gls nasi
Daging
50 g = 1 ptg sdg
Tempe
50 g = 2 ptg sdg
Sayuran
75 g = gls
Buah
minyak
10 g = 1 sdm
dianjurkan
Beras, kentang,
terigu,
tapioka,
Tidak dianjurkan
singkong, Roti, biskuit dan kue-kue
hunkwe, yang dimasak dengan garam
bahann
dan/atau
baking
dan
soda
seperti:
hewani
telur 100 g sehari, telur maksimal daging, ikan, susu, dan telur
maksimal
sehari
Sumber
nabati
hasilnya
yang
dimasak
Sayuran
Semua
sayuran
ikatan natrium
segar, Sayuran yang dimasak dan
seperti
sayuran
Buah-buahan
buah
yang
diawet
benzoat
dalam kaleng
Minyak goreng, margarin, Margarin dan mentega biasa
Minuman
Bumbu
tidak
mengandung garam
rendah
I,
diet
baking
garam dapur dan lain ikatan powder, soda kue, vestin, dan
natrium. Garam dapur sesuai bumbu-bumbu
yang
Pukul 10.00
Bubur kacang hijau
siang
Nasi
Malam
Nasi
Telur dadar
Daging pesmol
Tumis
Tahu bacam
Keripik tempe
Sayur lodeh
Cah sayuran
pepaya
Pisang
kacang
panjang
11
a. Rasa tawar dapat diperbaiki dengan menambah gula merah/ pasir, bawang
(merah/ putih), jahe, kencur, daun salam dan bumbu lain yang tidak mengandung
atau sedikit garam nutrium.
b. Makanan lebih enak ditumis, digoreng, dipanggang, walaupun tanpa garam.
c. Bubuhkan garam saat diatas meja makan, gunkan garam beryodium tidak lebih
dari sendok the/ hari.
d. Dapat menggunakan garam yang mengandung rendah natrium.
e. Bila mengonsumsi makanan/ minuman suplemen, konsultasikan terlebih dahulu
dengan dokter
5. Syarat-syarat pemberian diit
a. Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin
b. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit
c. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan/atau
hipertensi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Kasus
Tn. A mengalami sakit usus dan harus dilakukan operasi sore hari, mengeluh mual dan
muntah dan diare sehingga perlu dipuasakan, dan pada saat dilakukan operasi mengalami
perporsi akibat penyakit usus buntu yang telah lama, setelah 2 hari mengalami masalah
12
yaitu muntah terus menerus dan harus dipuasakan sehingga tidak makan melalui oral, Tn.
A juga mengalami konstipasi, pada saat dilakukan TTV SH : 38 C, TD: 150/100 MmHg,
ND: 96 x/mnt, RR: 28 x/mnt. Saat dilakukan pemeriksaan laboratorium mengalami
kenaikan seperti asam urat 9 dan kolesterol >200 mg/dl, sehingga perlu dilakukan
beberapa diet.
B. Pembahasan Kasus
1. Berdasarkan kasus diatas, Tn.A mengalami mual, muntah terus menerus dan harus
dipuasakan sehingga tidak makan melalui oral, sehingga klien harus diberikan diet
makanan cair dengan tujuan untuk meringankan kerja saluran cerna. Diet diberikan
setelah mual berkurang. Dan diberikan secara bertahap sesuai dengan standar waktu
yaitu:
a. 1-2 hari diberikan diet makanan cair jernih
b. 3 hari diberikan diet makanan cair penuh
c. Dan lanjut pada tahapan diet makanan cair kental yang merupakan perpindahan
dari makanan cair penuh ke makanan saring.
Sesuai pada keadaan pasien waktu pemberian per diit makanan cair bisa lebih lama
atau lebih cepat.
2. Pada pemeriksaan tanda vital klien diketahui tekanan darah tinggi yaitu TD : 150/100
mmHg. Diet yang diberikan pada Tn.A yaitu diit rendah garam, dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya tekanan darah naik kembali. Pada kasus diatas, Tn.A diberikan
diit makanan cair yaitu susu, sehingga susu yang diberikan harus rendah natrium.
Salah satu contoh susu yang dapat memenuhi kebutuhan kalori klien dalam setiap
harinya sebagai berikut :
a. Ensure
Informasi nilai gizi :
Takaran saji : 6 sendok takar (53,8 g/195 mL)
Jumlah sajian per kemasan : 19
Jumlah persajian
Energy total
Energy dari lemak
Lemak total
Lemak jenuh
13
Persaji
230
AKG (%)
Kkal
70
7
Kkal
g
12
4,5
1,5
mg
Protein
14
Karbohidrat total
33
11
Serat pangan
Inulin FOS
Natrium
190
mg
Kalium
Vitamin A
360
8
40
Kolesterol
Vitamin C
30
Vitamin D3
25
Vitamin E
30
Vitamin K1
20
Vitamin B1
45
Vitamin B2
35
Vitamin B3 (Niasin)
20
30
Vitamin B6 (Piridoksin)
40
20
Vitamin B12
35
Kalsium
30
Fosfor
25
Magnesium
15
Zat besi
Yodium
25
Zink
20
Selenium
40
Mangan
40
14
b. Peptisol
Informasi nilai gizi :
Takaran saji : 6 sendok takar (63 g/200 mL)
Jumlah sajian
persaji
250 Kkal
42 g
3g
14 g
555 IU
0,23 mg
0,27 mg
3 mg
33 mg
Energi
Karbohidrat
Lemak
Protein
Vitamin A
Vitamin B1
Vitamin B2
Niacin
Folic acid
Vitamin B6
Vitamin B12
Vitamin C
Vitamin E
Calcium
Phosphorus
Magnesium
Iron
Zinc
Iodine
Sodium
Chloride
Potassium
0,37 mg
132 mg
1 32 mg
63 mg
1,7 mg
2,5 mg
25 mg
130 mg
183 mg
130 mg
0,31 mg
10 mg
1,7 mg
Waktu pemberian susu yaitu sedikit tapi sering, dengan waktu pemberian 6-8 kali
per 3-4 jam sehari. Dengan perhitungan sebagai berikut:
1) Jika 6 kali per 4 jam dalam waktu 24 jam, jumlah susu yang diberikan yaitu
100cc per 4 jam
2) Jika 8 kali per 3 jam dalam waktu 24 jam, jumlah susu yang diberikan yaitu
75cc per 3 jam.
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa diet makanan cair diberikan pada
pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan dan mencernakan makanan yang
disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual, muntah, pasca
perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah. Diet ini terbagi menjadi tiga jenis,
yaitu, makanan cair jernih, makanan cair penuh, dan makanan cair kental. Pada
pembagian menu diet ini, dibutuhkan lebih banyak kandungan protein untuk proses
penyembuhan luka operasi. Sedangkan diet garam rendah adalah membatasi asupan
natrium. Diet ini terbagi menjadi 3 jenis yaitu, diet garam rendah I, diet garam rendah II,
dan diet garam rendah III.
Berdasarkan kasus, diet yang diberikan secara bertahap dari diet makanan cair jernih, diet
makanan cair penuh, dan diet makanan cair kental. Dan dalam bentuk makanan tersebut,
kandungan natrium didalamnya harus rendah.
B. Saran
Sebaiknya pembagian menu untuk diit harus sesuai dengan jumlah kkal pasien per hari
dan kebutuhan apa yang paling penting dibutuhkan pasien saat ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. (2006). Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Fairus, Martini. (2010). Buku saku : Gizi dan kesehatan reproduksi. Jakarta : EGC
Moore, Mary Counrtney. (1997). Buku pedoman terapi diet dan nutrisi ed.2. Jakarta :
Hiprokrates
17