LP HDR
LP HDR
Pengertian
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999).
Individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih
rendah dari orang lain (Depkes RI, 2000). Gangguan harga diri atau harga
diri rendah dapat terjadi secara :
a.
alat
yang
tidak
sopan
(pemasangan
kateter,
2.
Coopersmith
(1967)
ada
beberapa
faktor
yang
Proses Terjadinya
Harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang,
perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang
buruk. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai
rendah. Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan
secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta
cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga diri rendah melihat
lingkungan dengan cara negative dan menganggap sebagai ancaman
(Direja, 2011).
Harga diri rendah kronis terjadi akibat proses kelanjutan dari harga
diri rendah situasional yang tidak diselesaikan atau dapat juga terjadi
karena individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang
individu
dan
terjadi
secara
terus
menerus
akan
Rentang Respon
Respon adaptif
Respon
Maladaptif
Aktualisasi
Depersonalisai
Diri
Konsep Diri
Positif
HDR
Kerancuan
Identitas
kontak
mata
kurang/tidak
ada,
selalu
mengatakan
Kegiatan
mengganti
identitas
sementara,
misalnya
ikut
adalah
fantasi,
regresi,
disasosiasi,
isolasi,
proyeksi,
mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain. Terjadinya
gangguan konsep harga diri rendah kronis juga di pengaruhi beberapa
faktor presdisposisi seperti faktor biologis, psikologis, social, dan kultural
(Direja, 2011).
5.
Tidak menyukai segala hal atau tugas yang baru, sehingga akan sulit
baginya untuk menyesuaikan diri dengan segala sesuatu yang belum
jelas baginya.
Kurang memiliki nilai dan sikap yang demokratis serta orientasi yang
kurang realisitis.
6.
Penatalaksanaan
Membantu
klien
dapat
merencanakan
kegiatan
sesuai
Beri pujian atas aktivitas / kegiatan yang dapat dilakukan klien setiap
hari
Berikan
kesempatan
mengungkapkan
perasaannya
setelah
pelaksanaan kegiatan
Berduka disfungsional
IV. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
1.
2.
Masalah keperawatan
a.
b.
c.
Berduka disfungsional
Data yang perlu dikaji
a. Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
b. Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
V. Diagnosa Keperawatan
1.
2.
b.
Tujuan khusus :
1.
2.
dapat
menilai
kemampuan
yang
dapat
Diskusikan
digunakan
Tindakan :
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang
ke rumah
4.
Tindakan :
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia :
Lipincott-Raven Publisher. 1998
Depkes RI. 2000. Keperawatan Jiwa: Teori dan Tindakan Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Depkes RI
Direja AHS. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan. Jakarta: Salemba Medika
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Keliat, B.A. 1992. Hubungan Terapeutik Perawatan Klien. Jakarta: EGC
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.
Bandung : RSJP Bandung. 2000
Towsend, MC. 1998. Diagnosa Keperawatan Psiakiatri. Edisi 3. Jakarta: EGC