Pustaka
Diskusi
Presentasi dan
Audit
Pos
diskusi
Nama: An. R
UGD RSAU dr. Esnawan Antariksa
Perawatan
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Os datang dengan keluhan kejang setengah jam sebelum masuk rumah sakit. Kejang seluruh
tubuh dan mata mendelik. Setelah kejang OS lemas dan tertidur. Kejang diawali dengan
demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk kering, muntah sebanyak 2x berisi
makanan, diare kurang lebih 5x dengan ampas sedikit tanpa lendir dan darah.
2. Riwayat Pengobatan: Os saat ini sedang menjalani pengobatan TB sejak bulan April 2015 di
RS Meilia Cibubur
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit: Os memiliki riwayat kejang saat berusia 1 tahun
4. Riwayat Keluarga: Ibu Os memiliki riwayat kejang demam
5. Riwayat Antenatal: Os lahir cukup bulan melalui SC dengan indikasi lilitan tali pusat. Berat
lahir 2900 gram.
6. Kondisi Lingkungan: Os tinggal di rumah dengan lingkungan padat penduduk. Tinggal
bersama orang tuanya. Os merupakan anak pertama.
7. Riwayat Sosial dan Kebiasaan: -.
8. Riwayat Makanan dan Minuman: Os tidak memiliki riwayat alergi makanan, nafsu makan
menurun sejak sakit.
9. Riwayat Imunisasi : riwayat imunisasi Os lengkap
10. Lain-lain: Daftar Pustaka:
1. Wibisono E, et al, Apendisitis, dalam Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Keempat, Jilid 1,
Cetakan Pertama. Media Aesculapius, Jakarta, 2014, hlm. 213-4.
2. Sjamsuhidajat, R., Jong, W.D., editor., Usus Halus, Apendiks, Kolon, Dan Anorektum, dalam
Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. EGC, Jakarta, 2005,hlm.639-45.
3. Apendisitis akut. dalam Permenkes no. 5 tahun tentang Panduan Praktek Klinis di Fasilitas
Kepala : normocephali, ubun ubun tidak cekung, mata tidak cekung, konjungtiva
anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebral -/-, pernapasan cuping hidung (-),
Paru
Inspeksi
Palpasi
: tidak dilakukan
Perkusi
: tidak dilakukan
: datar
: supel, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan limpa tidak teraba, turgor
kulit baik
Perkusi
o OAT lanjut
Tatalaksana di ruang Parkit (29 Desember 2015)
o Zinc kid syrup 2 x 1 cth
o lactoB 2 x 1 sachet
o ambroxol syrup 2 x 2/3 cth
Pendamping
Kejang Demam
Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38oC) akibat suatu proses ekstra
kranial.
Kejang demam merupakan kelainan neurologist yang paling sering
dijumpai pada anak terutama pada golongan anak yang berumur 6 bulan
sampai 4 tahun. Pada kejang demam terjadi pembahasan sekelompok
neuron secara tiba-tiba yang menyebabkan suatu gangguan kesadaran,
gerak, sensori atau memori yang bersifat sementara.
Pada Sub Bagian Saraf Anak bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI
menggunakan kriteria Livingstone yang telah dimodifikasi yaitu sebagai
berikut :
a. Umur saat kejang 6 bulan 4 tahun.
b. Lama kejang tidak melebihi 15 menit.
c. Kejang bersifat umum
d. Kejang timbul 16 jam pertama setelah demam
e. Pemeriksaan neurologik setelah dan sesudah kejang normal.
f. Pemeriksaan neurologik yang dibuat minimal 1 minggu setelah kejang
normal.
g. Frekuensi bangkitan kejang tidak lebih dari 4 kali dalam setahun.
Kejang demam yang memenuhi kriteria tersebut diatas
digolongkan kejang demam sederhana, sedangkan yang tidak
memenuhi kriteria tersebut diatas dimasukan dalam golongan epilepsi
yang diprovokasi oleh demam (ada juga yang menyebutnya sebagai
kejang demam komplek).
parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial dan
berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
basal
dan
oksigen
yang
menyebabkan
perubahan
10
Bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan pungsi
lumbal.
2. Pencitraan
a. Foto X-Ray kepala dan pencitraan seperti computed tomography
scan (CT-Scan) atau magnetic resonance imaging (MRI) jarang
sekali dikerjakan, tidak rutin dan hanya atas indikasi seperti:
b. Kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)
c. Paresis Nervus VI
d. Papiledema
e. CT scan sebaiknya dipertimbangkan pada pasien dengan kejang
demam kompleks.
3.
tidak
diperlukan
pascakejang
demam
sederhana
karena
11
12
hasil
bahwa
20-25%
penderita
kejang
demam
13
meningkat,
metabolisme
otak
meningkat
yang
dapat
14
15