Anda di halaman 1dari 84

KINETIKA

POLIMERISAS
I

TEORI TUMBUKAN
A

AB

Skema energi aktivasi

A dan B akan bereaksi kalau energi


tumbukannya lebih besar dari harga
minimum tertentu, yaitu sebesar energi
aktivasi (Ea).
Fraksi tumbukan yang memiliki energi
> Ea adalah exp ( Ea/RT)

Laju tumbukan antara molekul A dan B


berbanding lurus dengan konsentrasi
masing-masing:
Laju reaksi [A] [B]

(1)

Tumbukan yang menghasilkan reaksi


hanya tumbukan yang memiliki energi
yang
cukup
AEBa)eEa RT
Laju
reaksi
(>
(2)
Lajureaksi
k A B
Ea RT

k Ae

REAKTIVITAS MOLEKUL RANTAI

NETIKA POLIMERISASI KONDENSA


Reaktivitas kedua
gugus fungsional tidak
tergantung pada
ukuran molekulnya

Laju reaksi polikondensasi dapat


diukur secara sederhana dengan cara
menentukan konsentrasi gugus
fungsional sebagai fungsi waktu

Mekanisme poliesterifikasi antara diacid


dan diol dengan katalis asam:
1. Protonasi terhadap oksigen yang
berikatan rangkap dengan karbon
sehingga dihasilkan atom karbon yang
bersifat lebih positif:
(3)

2. Adisi nukleofil (OH):


(4)

3. Eliminasi H2O dan H+ dan pembentukan


ester:
(5)

Rate determining step dalam polimerisasi


ini adalah adisi nukleofil.

Laju polimerisasi kondensasi


dinyatakan dengan laju penghilangan
gugus fungsional yang bereaksi.
Laju poliesterifikasi, Rp, dapat
dinyatakan sebagai laju penghilangan

d COOH
Rpkarboksil

gugus
(6)
dt
dengan [COOH] adalah konsentrasi
gugus karboksil yang tidak bereaksi.
Progres dari suatu reaksi poliestrifikasi
dapat diikuti secara eksperimental
dengan cara menitrasi gugus karboksil
dengan menggunakan basa selama

etika Polikondensasi Irreversibel


Untuk polikondensasi pada umumnya,
harga k1, k-1, dan k3 jauh lebih besar
daripada k2.
Jika reaksi dilangsungkan pada kondisi
non-equilibrium dengan cara mengambil
air sebagai produk samping maka laju
polikondensasi
dianggap sama
dapat
d COOH

OH
2 arah
OH kanan:(7)
Rp laju reaksi
k2 C
dengan
(4)
ke
dt

Dengan [OH] dan [C+(OH)2] masingmasing adalah konsentrasi gugus


hidroksil dan gugus karboksil yang

nstanta keseimbangan reaksi protonasi:

k1
[C (OH)
2]
Kp

k1 [COOH
][H ]

(8)

pers. (7) dan (8) digabung maka akan diperole

d COOH k1k2 COOHOH[H ]

dt

k1

(9)

k1
[C (OH)
2]
Kp

k1 [COOH
][H ]

k1

[COOH
] [H ]
[C (OH)2 ]
k1

Menurut pers. (9), kinetika reaksi


polikondensasi dapat dibedakan menjadi
dua, tergantung pada asal/sumber ion H+:
Polikondensasi dengan katalis, jika ion
H+ berasal dari asam kuat (seperti asam
sulfat).
Polikondensasi tanpa katalis atau selfcatalyzed, jika ion H+ berasal dari asam
lemah atau reaktan.

tika dari Self-Catalyzed Polycondensati


Dalam reaksi polikondensasi tanpa
katalis atau self-catalyzed, monomer
diacid berfungsi juga sebagai katalis
reaksi esterifikasi.
Jika [H+] dianggap sebanding dengan
[COOH], maka pers. (9) dapat ditulis
sebagai

d COOH
2 OH

k COOH
(10)
dt

engan k adalah konsanta laju reaksi overall

Jika konsentrasi awal equimolar, [COOH] =


[OH] = C, maka pers. (10) dapat ditulis
sebagai:
dC

kC3
(11)
dt
C dC

C0 C

k dt
0

1 1 1
2 2 kt
2 C C0
1 1
2kt 2 2
C C0

(12)

EXTENT OF REACTION
Extent of reaction atau konversi
didefinisikan sebagai :
C0 C
p
C0
C C0 1 p

(13)
(14)

Jika pers. (14) dimasukkan ke pers. (12)


maka akan diperoleh:
1
2

2
C
0 kt 1
2
1 p

(15)

Plot antara 1/(1 p)2 vs t seharusnya


akan memberi-kan hasil berupa garis
lurus.
Data percobaan menunjukkan bahwa
korelasi linier ini hanya terjadi pada
rentang konversi 80 93%.
Deviasi pada konversi rendah tersebut
terjadi karena adanya perubahan
polaritas media reaksi akibat dari
monomer yang bereaksi menjadi
polimer.

Reaksi antara diethylene glycol (DE) dengan


adipic acid (A) dan caproic acid (C)

CONTOH 1
Campuran equimolar 1,10-decanediol dan
adipic acid dipolimerisasi pada
temperatur rendah hingga tercapai
konversi 82% dari gugus karboksil mulamula. Hasil reaksi selanjutnya
dipolimerisasi pada temperatur tinggi
tanpa penambahan katalis hingga
dihasilkan data sebagaimana disajikan
pada tabel di bawah. Reaksi balik yang
berupa hidrolisis dicegah dengan cara
mengambil air kondensasi dengan cara
melewatkan aliran nitrogen kering
melalui campuran reaksi.

PENYELESAIAN

Temperatur 190C
t=0

p = 0,82

1
,9
2 30
1 p

1
t = 30 p = 0,82 + (1 0,82) (0,206)
2 49
1 p
= 0,857
dst

dst

1
= 800 p = 0,82 + (1 0.82) (0,825) 2 1008
1 p
= 0,969

1200
1000

f(x) = 1.23x + 14.89


800 R = 1

1/(1 - p)2

600
400
200
0
0

200 400 600 800 1000


t (menit)

lope = 2 C02 k = 1,231 menit-1

adipic acid (C6H10O4) = 146 g/mol

1,10-decanediol (C10H22O2) = 174 g/mol

puran 1 mol adipic acid dan 1 mol 1,10-decane

assa adipic acid

= 146 g

assa 1,10-decanediol

assa total

= 174 g

= 320 g = 0,32 kg

[COOH]0 = [OH]0 = 2 mol asam / 0,32 kg

= (2) (1) mol / 0,32 kg = 6,25 mol/kg


1
1,231menit
2
2
2
1
k190 C

1
,
57

10
kg
mol
menit
1 2
2 6,25molkg

Temperatur 161C
t=0

p = 0,82

1
,9
2 30
1 p

1
t = 20 p = 0,82 + (1 0,82) (0,091)
,4
2 37
1 p
= 0,836
dst

dst

1
= 880 p = 0,82 + (1 0,82) (0,724) 2 405
,2
1 p
= 0,950

450
400

f(x) = 0.43x + 25.59


350 R = 1
300
250
1/(1 - p)2 200
150
100
50
0
0

200 400 600 800 1000


t (menit)

Slope = 2 C02 k = 0,43 menit-1

adipic acid (C6H10O4) = 146 g/mol

1,10-decanediol (C10H22O2) = 174 g/mol

puran 1 mol adipic acid dan 1 mol 1,10-decane

assa adipic acid

= 146 g

assa 1,10-decanediol

assa total

= 174 g

= 320 g = 0,32 kg

[COOH]0 = [OH]0 = 2 mol asam / 0,32 kg

= (2) (1) mol / 0,32 kg = 6,25 mol/kg


1
0,43menit
3
2
2
1
k161 C

5
,
504

10
kg
mol
menit
1 2
2 6,25molkg

k190 1,57 102

3 2,8525
k161 5,504 10

Persamaan Arrhenius:
k190 e Ea R 463
Ea R 434
k161 e

k AeEa RT

1
k190
Ea
1

ln

1 1
k161 8,314J mol K 434
K 463
K
4

Ea 6,06 10 J mol

ika Polikondensasi dengan Katalis Ekst


Jika asam kuat, seperti asam sulfat atau
p-toluene sulfonic acid, ditambahkan ke
dalam sistem poli-esterifikasi, maka [H+]
pada pers. (9) menyatakan konsentrasi
katalis.
Karena selama reaksi berlangsung
konsentrasi katalis tetap, maka pers. (9)
sebagai:
dditulis
COOH
dapat
OH
k' COOH
(16)
dt
Nilai k ini hampir 2 kali dari nilai k
(konstanta laju poli-esterifikasi tanpa

Jika konsentrasi awal equimolar, [COOH] =


[OH] = C, maka pers. (16) dapat ditulis
sebagai:
dC

k'C2
(17)
dt
C

t
dC
2 k' dt
C0 C
0

1 1
k't
C C0

(18)

pers. (14) dimasukkan ke pers. (18) maka:


1
C0k't 1
(19)
1 p

Plot 1/(1 p) vs t akan menghasilkan garis


lurus, kecuali untuk konversi rendah.

Meskipun reaksi sudah dipercepat


dengan katalis tetapi tetap saja
diperlukan waktu yang lama untuk
mencapai konversi tinggi.
Misal mula-mula kita mempunyai 100
unit monomer. Setelah waktu tertentu,
reaksi dihentikan dan ternyata diperoleh
5 molekul (rantai)
__
N0 V
C0
Crantai
Panjang
rata-rata
= 100/5 = 20.
0
Xn

N V C C0 1 p

1
Xn
1 p
__

Derajad polimerisasi yang tinggi, misal


200, hanya akan diperoleh pada
konversi tinggi.
Misal mula-mula kita mempunyai 100
unit monomer. Setelah waktu tertentu,
reaksi dihentikan dan ternyata diperoleh
5 molekul (rantai)
Panjang rata-rata rantai = 100/5 = 20.
Derajad polimerisasi yang lebih tinggi,
misal 200, akan diperoleh jika p = 0,995
atau konversi 99,5%.

Jika nilai k (konstanta laju poliesterifikasi


tanpa katalis) tidak dapat diabaikan dari
nilai k (konstanta laju poli-esterifikasi
dengan katalis), maka laju reaksi
polimerisasi merupakan jumlah dari kedua
tersebut:
d COOH
mekanisme
3 k' COOH
2

k COOH
(20)
dt
Jika konsentrasi awal equimolar, [COOH] =
[OH] = C, maka pers. (20) dapat ditulis
sebagai:
dC

kC3 k'C2
dt
dC

3
2 dt
k C k' C

1 1 k 1 k 2 1
2 2
dC dt
k' C k' C k' kC k'
C

t
1 1 k 1 k
1

2 2
dC dt
k' C k' kC k'
C0 k' C
0
2

1
1
1
k
C
k

ln 0 1 ln kC0 k' t

2

C k' k kC k'
k' C C0 k'

1 1 k C0 k kC0 k'
ln ln
k't
C k' kC k'
C C0 k'

1 1 k C kC0 k'
ln
k't
C C0 k' C0 kC k'
k C kC0 k'
1 1

k't ln

k' C0 kC k' C0 C

(21)

Suku pertama pada ruas kanan


persamaan (21) merupa-kan kontribusi
dari poliesterifikasi tanpa katalis. Jika
k/k sangat kecil, maka persamaan (21)
dapat disederhana-kan menjadi
persamaan (18).

CONTOH 3
Campuran non-stoikiometris antara
dicarboxylic acid dan glycol dengan
konsentrasi gugus karboksil mula-mula 5,64
mol/kg dan jumlah glycol ekses 20%,
mengalami polimerisasi pada kondisi nonequilibrium dengan cara pengambilan
produk samping (air) hingga 80% dari gugus
karboksil meng-alami esterifikasi. Campuran
kemudian diesterifikasi lebih lanjut dengan
adanya katalis berupa asam kuat sehingga
dihasilkan data percobaan di bawah ini.
Tentukan k.

PENYELESAIAN

COOH
0 5,64molkg
OH 0 1,2 5,64molkg 6,77molkg

OH yang bereaksi = OH yang bereaksi

COOH
0 COOH
OH 0 OH
OH OH 0 COOH
0 COOH

0 r 1 COOH

COOH
0 C0
Jika COOH

dan

maka OH C0 r 1 C

COOH
C

ersamaan laju reaksi (pers. 16):

d COOH
OH
k' COOH
dt
dC

k' C C0 r 1 C
dt
dC

k' dt
C C0 r 1 C
1
1
1
dC k' dt

C0 r 1 C0 r 1 C C

C
t
1
1
1
dC k' dt

C0 r 1 C0 C0 r 1 C C
0

1
C0 r 1 C

ln

C0 r 1
C

k' t

C0

C0 C0 r 1 C
ln
k' C0 r 1 t

C C0 r 1 C0
C0 r 1 C

ln
k' C0 r 1 t
rC

1.8
1.6 f(x) = 0.05x + 0.47
R = 0.99
1.4

ln[{C0 (r - 1) + C}/rC]
1.2
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0

10

15

20

t (menit)

25

30

Slope = k C0 (r 1) = 0,046
0,046
0,046
1
k'

0.041kgmol1 menit
C0 r 1 5,64 1,2 1

netika Polikondensasi Reversibel


Konsentrasi katalis asam kuat tetap
konstan selama proses polimerisasi
berlangsung.
Untuk poliesterifikasi reversibel yang
berlangsung dalam sebuah reaktor
batch:
(22)
Jika konsentrasi awal gugus hidroksil =
gugus karboksil = C0, maka persamaan
laju
reaksinya
adalah:

d COO
d COOH
OH k' 1 COO H2O

k' COOH
dt
dt
(23)

Untuk sistem equimolar:

COO H2O pC0


COOH
OH 1 p C0

Persamaan (23) menjadi:


dp
C0 k'C02 1 p 2 k' 1C02 p2
dt
2

dp
p
2
C0k' 1 p
dt
K

k'
dengan K adalah
konstanta keseimbangan
'
k1

dp
2

p
1 p
K
2

C0k' dt

1
2
1 p p 1 p p
2 p

1 p
12
12
K
K
K
1

1
1

12
12
K
K

Jika

1
1
a 1 1 2 dan b 1 1 2
K
K

maka
1

1 1 2
K

1
1

ap 1 bp 1

p 1 1 1 2 p 1
K

1
1
1
1
1

ab p 1 a p 1 b ab p 1 a p 1 b 1 b 1 a
1
1
1

a b p 1 a p 1 b
1
1
1

dp

2
a b p 1 a p 1 b
2 p
1 p
K
dp

t
1 p
1
1
dp C0k' dt


a b 0 p 1 a p 1 b
0

p 1 a
1

ln
a b p 1 b

C0k't
0

1 b p 1 a
1
ln
C0k't
a b 1 a p 1 b
a p 1 a
1
ln
C0k't
a b b p 1 b
1
ap 1
ln
C0k't
a b bp 1

Pada keseimbangan:
p = pE

d COO
d COOH

0
dt
dt

dp
0
dt

2
pE

dp
C0k' 1 pE 2 0
dt
K

dp
p
2
E
C0k' 1 pE 0
dt
K

pE

K
1 pE

(24)

pE
K
1 pE
pE K 1 pE
pE K 1 K
K
pE
K 1

(25)

1
1 pE 1 2pE
a 1 1 2 1

pE
pE
K
1
1 pE
1
b 1 1 2 1

pE
pE
K
1

1 2pE 1 2 1 pE
a b

2
1
pE
pE
pE
pE

asil integrasi di depan:


1
ap 1
ln
C0k't
a b bp 1

ap 1
ln
C0 a b k't
bp 1
1 2pE

p 1

pE
1

ln
2C0
1 k't
p

pE
1

pE
pE 1 2pE p
1

ln
2C0
1 k't

pE p

pE
pE 2pE 1 p
1

ln
2C0
1 k't

pE p

pE

pE 2pE 1 p
1

ln
2C0
1 k't

pE p

pE
pE 2pE 1 p
1

ln
2
1

pE p

pE
Dengan = C0 kt

(26)

CONTOH 4
Hitung konversi yang diperoleh dalam
waktu 1 jam untuk reaksi poliesterifikasi
dalam sistem equimolar yang diberi
katalis berupa asam sangat kuat. C0k = 5
10-4 s-1 dan K = 1. Berapa konversi yang
akan diperoleh jika reaksi tsb.
dilangsungkan secara irreversibel dengan
PENYELESAIAN
cara mengambil air dari sistem?
K
1
pE

0,5
K 1 1 1

1,8
C0k't 5 10 4 3600

kondensasi dengan katalis asam kuat


pE 2pE 1 p
1

ln
2
1

pE p

pE
0,5 1 1 p
1

ln
2
1 1,8

0,5 p
0,5

0,5
ln
1,8
0,5 p
p = 0,486

ondensasi irreversibel dengan katalis eksterna


1
C0k't 1
1 p
1
1
1 p
1
2,6
1 p
p = 0,643

(19)

NUMBER-AVERAGE
DEGREE OF
POLYMERIZATION
Numer-average degree of polymerization
Xn
dari campuran
reaksi,
, didefinisikan
sebagai jumlah total (N0) molekul
monomer mula-mula, dibagi dengan
jumlah total
N0 (N) molekul yang ada pada
(27)
waktuXnt: N
Untuk campuran stoikiomatris dari diol
dan diacid, maka ada satu karboksil per
molekul: C
Xn 0
(28)
C

Jika definisi dari extent of reaction (pers.


13) dimasukkan ke pers. (25) maka akan
diperoleh:1
Xn
(29)
1 p
Pers. (26) disebut persamaan Carothers,
yang berlaku untuk semua tahap reaksi
polimerisasi:
n A B ( A B )n

(30)

n A A + n B B ( A AB B )n
dalam
suatu sistem yang memiliki jumlah

(31)
gugus A dan B yang stoikiometris.

Xn

DPn

Jumlah rata-rata
structural unit per
rantai polimer

Jumlah rata-rata
repeating unit per
rantai polimer

Contoh:
1. H ( O R CO )100 OH
Xn DPn 100

2. H ( O R OOC R CO )100 OH
Xn 100

DPn 200

ungan antara

Mn danXn

menurut Odian:

M0
Mn Xn M0 Meg
Meg
1 p

(32)

gan M0 : BM residu monomer dalam repeating


Meg : BM gugus ujung polimer
Untuk polimer dengan BM rendahpun Meg
<< Mn sehingga persamaan di atas dapat
didekati dengan:
M0
Mn Xn M0
(33)
1 p

Misal dalam poliesterifikasi adipic acid,


HO2C(CH2)4CO2H,
dan ethylene glycol, HOCH2CH2OH, polimer
yang terbentuk adalah HO(CH2 CH2
COO(CH2)4COO )n H

BM (2 residu monomer) = 172


BM rata-rata 1 residu monomer = 172/2 = 86
BM =M18
0 = 86
Meg = 18

CONTOH 5
Mn tinggi,
Buktikan bahwa untuk konversi
(number- average molecular weight)
untuk poliesterifikasi tanpa katalis
berbanding lurus dengan t1/2 dan untuk
poliesterifikasi dengan katalis berbanding
PENYELESAIAN
lurus dengan t.

ngan antara

Mndan Xn

M0
Mn
1 p
1
Mn

atau:
1 p M0

menurut pers. (33):

tuk reaksi poliesterifikasi tanpa katalis:


1
2

2
C
0 kt 1
2
(15)
1 p
pers. (15) digabung dengan pers. (33):
Mn

M0

2
2
1 2C0 kt

12
Mn
2
1 2C0 kt
M0

Mn

12
2
M0 1 2C0 kt

uk reaksi poliesterifikasi dengan katalis:


1
C0 k't 1
(19)
1 p

an cara yang sama, jika pers. (19) dan (33) dig


Mn M0 1 C0 k't
Pers. (15) dan (19) berlaku untuk
konversi di atas 80%. Untuk mencapai
konversi setinggi itu diperlukan waktu
yang sangat lama (t ), sehingga angka
1 pada kedua persamaan di1atas
dapat
2
M0 C0 2 kt
Mn tanpa
katalis
diabaikan.

M0 C0k't
Mn dengan
katalis

Dalam reaktor batch tertutup, air hasil


reaksi tidak dikeluarkan dari reaktor.
Akibatnya konsentrasi air semakin
bertambah sampai laju reaksi ke kiri
(depolimerisasi) sama dengan laju
reaksi ke kanan (polimerisasi).
Berat molekul polimer maksimum
ditentukan oleh konversi reaksi ke arah
kanan.

CONTOH 6
Buktikan bahwa untuk poliesterifikasi
terhadap hydroxy-acid atau campuran
equimolar antara diacid dan diol yang
M
dilangsungkan
dalam reaktor tertutup,
n
batas atas

yang dapat dicapai adalah (K + 1)


M0, dengan K adalah konstanta
PENYELESAIAN
keseimbangan reaksi esterifikasi dan M0
adalah
berat
molekul
residu monomer
versi
reaksi
pada
keseimbangan
adalah:
dalam repeating unit.
K
pE
K 1


1
1
K 1
Xn

K 1
1 pE 1 K K 1
K 1 K
Mn Xn M0 K 1 M0
Catatan:
Menurut persamaan di atas, meskipun
konstanta keseimbangan cukup besar,
misal 1000, derajat polimerisasi yang
diperoleh hanya 32 jika reaksi
dilangsungkan dalam reaktor batch
dan air hasil reaksi tidak diambil.

CONTOH 7
Konstanta keseimbangan K untuk reaksi
esterifikasi deca-methylene glycol dan
adipic acid = 1 pada 110C. Jika se-jumlah
equimolar diol dan diacid digunakan pada
Xn 110C, berapa
reaksi polikondensasi pada
rasio berat air dengan polimer yang
sesuai dengan nilai
keseimbangan
PENYELESAIAN
sebesar 60 pada 110C?

RCOOH + XOH RCOOX + H2O

COO E H2O E
0 H2O E
pE COOH
K

COOH
E OH E COOH
E 1 pE COOH
0

pE H2O E
K
E
1 pE COOH

H2O E

K 1 pE

COOH
E
pE
1
Xn
60
1 pE

Xn 60

H2O E

COOH
E

1 1 0,9833

0,9833

pE = 0,9833

0,017molL

KONTROL BERAT
MOLEKUL
Xn
Mn dan
Hubungan antara
dengan p
dinyatakan dalam pers. (29) dan (32) dan
juga Tabel 1.
1
Xn
(29)
1 p
M0
Mn Xn M0
1 p

(32)

Xn
Tabel berikut ini menyatakan hubungan
antara
dan p secara numeris.

p 100 (%)

Xn

50

75
90

4
10

95

20

98
99

50
100

99,9
99,99

1000
10000

Polimer dengan berat molekul


Xn besar (
> 100) hanya dapat dicapai jika
konversinya tinggi (p > 0,98).
BM polimer naik dengan cepat pada
konversi tinggi (p > 0,99); misal,
kenaikan konversi dari 0,990 ke 0,999
akan menyebabkan kenaikan BM polimer
10 kali lipat.
Xn
Oleh karena itu mengontrol BM
polimer
hasil dengan cara mengatur konversi
menjadi tidak realistis.
Prosedur alternatif untuk mengontrol

PENGARUH STOICHIOMETRIC
IMBALANCE
KASUS I: SALAH SATU MONOMER
(AA ATAU BB) BERLEBIHAN

) : jumlah mol monomer AA mula-mula


BB)0 : jumlah mol monomer BB mula-mula
: jumlah mol gugus fungsional A mula-mul
A)0
: jumlah mol gugus fungsional B mula-mul
B)0
A : jumlah mol monomer AA setelah reaksi
B : jumlah mol monomer BB setelah reaksi
: jumlah mol gugus fungsional A setelah reaks
: jumlah mol gugus fungsional B setelah reaks

AA 0

NA0 2NAA0

NB0 2NBB0

NA0

NAA0
r

(Catatan: r selalu bernilai < 1)


NB0 NBB0
pA

NA0 NA
NA0

pB

NB0 NB
NB0

ah gugus A yang bereaksi = gugus B yang bere


NA0 NA NB0 NB
pB r pA

Jika reaksi-reaksi sekunder, seperti reaksi


intramolekuler yang menghasilkan
molekul siklis, dapat diabaikan, maka:
Jumlah gugus A (atau B) yang
bereaksi
= pengurangan jumlah molekul
Pers. (27) menjadi:
Xn

Xn

NAA0 NBB0

NAA0 NBB0 NA0 NA

(34)

NBB0 NAA0 NBB0 1


NAA0 NBB0 NA0

NA0 NA

NA0

Xn

Xn

NBB0 NAA0 NBB0 1

NA0 NA

NAA0 NBB0 2NAA0

NA0

NBB0 NAA0 NBB0 1

NBB0 NAA0 NBB0 1 2NAA0

Xn

NA0 NA

NBB0

N
A

NBB0 r 1

NBB0 r 1 2r pA

1 r
Xn
1 r 2r p

(35)

Ketika reaksi polimerisasi berlangsung


sempurna, p = 1 maka (35) menjadi:
1 r
Xn
1 r

(36)

Jika kedua monomer bifungsional semula


berada dalam kondisi stoikiometris, maka
r = 1, dan pers. (35) menjadi pers. (29):
2
1
Xn

2 2p 1 p

CONTOH 8

Berapa rasio mula-mula antara


Mn
hexamethylene diamine dan adipic acid
agar diperoleh polyamide dengan
=
10000 pada konversi 99%? Identifikasi
gugus ujung pada produk tsb.
PENYELESAIAN

examethylene diamine : H2N-(CH2)6-NH2

dipic acid : HOOC-(CH2)4-COOH

peating unit: [HN-(CH2)6-NH-CO-(CH2)4-CO]

erat molekul repeating unit = 226

226
M0
113
2
Mn 10000
Xn

88,5
M0 113
p = 0,99

pat dihitung dengan menggunakan pers. (35)


1 r
Xn
1 r 2r p
1 r
88,5
1 r 2r 0,99

(35)
r = 0,9974

Polimerisasi dapat dilakukan dengan


rasio COOH/NH2 atau NH2/COOH = 0,9974
Jika COOH/NH2 = 0,9974 maka gugus
ujung adalah NH2
Jika NH2/COOH = 0,9974 maka gugus
ujung adalah COOH

KASUS II: PENAMBAHAN SEDIKIT


REAKTAN MONOFUNGSIONAL (MISAL
B) KE CAMPURAN EKUIMOLAR AA
DAN BB
Gunakan stoichiometric imbalance r:
r

NA0

NB0 2NB' 0

NB' 0
Dengan
adalah jumlah molekul
monofungsional B mula-mula.

(40)

Catatan:
'
NB0
(36)

Pada pers.
dikalikan dengan 2.
Hal ini karena molekul monofungsional B
memiliki efek yang sama terhadap
pertumbuhan rantai dengan molekul
bifungsi-onal BB yang berlebihan, karena
hanya satu dari 2 gugus B yang dapat
bereaksi.
NAA0 NBB0
Untuk 1 % mol ekses B
100
r
0,9804
100 2 1
Xn maka
Jika p diketahui/ditentukan,
dapat dihitung dengan menggunakan

CONTOH 9
Mn
Diinginkan untuk membuat nylon-6,6
dengan
< 20000. Untuk membuat
polimer tersebut dengan cara polikondensasi terhadap hexamethylene
diamine dan adipicMacid,
berapa jumlah
n
asam asetat per mol adipic acid yang
PENYELESAIAN
harus ditambahkan agar
tidak
epeating
unit:nilai
[HN-(CH
melampaui
tsb? 2)6-NH-CO-(CH2)4-CO]
226
M0
113
2
Mn 20000
Xn

177
M0 113

1 r
177
limXn
1 r 2r
p1
r = 0,9888

al jumlah asam asetat per mol adipic acid = x


i pers. (40):
NA0

2
1
r

0,9888
'
NB0 2NB0 2 2x 1 x

(40)

x 0,0113
Jadi untuk setiap mol adipic acid jumlah
asam asetat yang ditambahkan adalah
0,0113 mol

Anda mungkin juga menyukai