Anda di halaman 1dari 34

Laporan Kasus

Epistaksis anterior
Mustofa Aidid, S.Ked
(0910713022)
Pembimbing:
dr. Ahmad Dian Sp.THT-KL

Kamis 12 Februari 2014

Pendahuluan

Epistaksis Yunani hidung berdarah.


Epistaksis adalah

perdarahan akut dari lubang hidung, rongga hidung


atau nasofaring dan mencemaskan penderita serta
para klinisi.
gejala dari kondisi tertentu (Munir dkk., 2006).

Epidemiology :

Terbanyak pada 2- 10 dan > 50 tahun.


Sekitar 40% pasien anak tercatat mengalami episode
epsitaksis mulai usia 5 tahun dan pada usia 6-10
tahun insidennya meningkat sebanyak 56% (Viljoen,
2003; Munir dkk., 2006).

Etiologi

Beragam penyebab
Faktor yang menyebabkan keluarnya
darah dari kompartemen intravaskuler
nares ke cavum nasi
Apa saja faktornya?

Etiologi

(Kucik & Clenney, 2005)

Vaskularisasi Septum Nasi

(Kucik & Clenney, 2005)

Klasfikasi
Rhinits Anterior

Posterior

Sumber pendarahan

Plexus Kiesselbach

a. Sphenoidalis
a. Ethmoidalis
a. maxillaris interna

Sering pada

Usia muda

Usia tua

Mekanisme

Trauma (++)

Sistemik

Penanganan

Simple - Sedang

Sedang - Komplels

Pendarahan

Sedikit

Banyak

Diagnosa

Anamnesis

Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat

trauma, manipulasi hidung


infeksi lokal
penyakit sistemik / infeksi sistemik
kelainan pembekuan darah

Pemeriksaan Fisik

Ditemukan darah keluar dari hidung


(anterior / posterior)

Manajemen

Prinsip

Temukan sumber pendarahan


Hentikan pendarahan
Cegah epistaksis ulang

Manajemen Spesifik

Rhinitis Anterior Menjepit Hidung,


Sumbat Hidung, Tampon Anterior
Rhinitis Posterior Tamponade Bellocq,
Tampon Balon

Sumbat Hidung

Kapas

Dimasukkan ke rongga hidung

Sumbat kecil maupun sportjes


Dibasahi dengan adrenalin 1:5.000 ~ 1: 10.000 dan
lidokain atau pantokain 2 %.
Menggunakan speculum hidung dan forceps

Dibiarkan 10 15 menit

1 g / mL = 1:1

Gambar di samping
kiri:

1mg/mL

1:1000

Untuk membuat 1:10


000 diencerkan
sampai 10 mL

Untuk membuat
1:5000 diencerkan
sampai10 mL

Tamponade Anterior

Kasa gulung dengan savlon / salep


antibiotik
Dibiarkan 24-48 jam
Ganti dan Evaluasi pendarahan.

Images: Kucik & Clenney, 2005

Tamponade Posterior

(Kucik & Clenney, 2005)

Jika Tampon Gagal?

Tindakan Bedah

Ligasi arteri maksilaris interna, a.


sphenoidalis
Submucosal Ressection (SMR) / septoplasty

Embolisasi arteri

Laporan Kasus

Identitas

Nama
: An. S
Usia
: 6 th
Alamat : Singosari, Malang
Pendidikan : TK
Suku
: Jawa
Agama
: Islam

Anamnesa

KU:

Keluar darah dari hidung kanan

Anamensa (Heteroanamnesa dg Ibu Px)

Dikeluhkan pasien keluar darah dari hidung sebelah kanan sejak jam
18.00. Darah keluar mengalihr tidak banyak dan segera berhenti, jam
21.00 pasien mengalami keluar darah dari hidung kanan kembali
dengan jumlah darah lebih sedikit dari sebelumnya dan juga segera
berhenti.
Pasien juga dikeluhkan panas sejak 4 hari terakhir, panas persisten
intermitten (-), riwayat ke luar kota / daerah (-). Panas badan disertai
batuk sejak 4 hari terakhir, dahak (-), hidung tersumbat (+/+),
rinorrhea (+/+) kental warna putih, bersin sejak 7 hari sebelumnya,
Riwayat korek hidung (+/+) nafsu makan menurun. Nyeri telan (-)
Sesak (-), Pendengaran turun (-/-), nyeri telinga (-/-). BAK (+) kuning
jernih volume urin sesuai dengan jumlah minum, BAB (+) solid
mencret (-).

Anamnesa

Riwayat penyakit dahulu:

Riwayat Penyakit Sistemik

Tidak ditemukan riwayat penyakti sistemik terdahulu

Riwayat Sosial:

Pasien diriwayatkan sering sakit batuk pilek sejak usia 1 tahun


dengan frekwensi kambuh sekitar 2 bulan sekali. 1 Tahun yang
lalu pasien mengeluh nyeri di telinga sebelah kanan (tidak dibawa
ke dokter karena sembuh sendiri).
Pasien sering bersin dan hidung meler jika udara dingin, pasien
diketahui memiliki riwayat alergi terhadap susu sapi, Ibu pasien
sering biduren bila makan ikan.

Pasien sehari-hari sekolah di TK, pergaulan baik, jajan di luar (+).

Riwayat Penogbatan

Pasien seing berobat ke dokter umum karena sakit batuk pilek.

Pemeriksaan Fisik

TB / BB : 115 cm / 18 kg
Keadaan umum : tampak sakit
sedang
Tanda Vital

Thoraks

Pengembangan dada simetris,


nafas spontan adekuat, tidak
tampak kelainan

Jantung
Kesadaran : compos mentis (GCS
Ictus pada ICS V MCL S, S1 S2
456)
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Single, mur-mur (-),
regurgitasi (-)
Denyut nadi
: 104x/menit, regular
Abdomen
Temp. axilla
: 37.8 C
Pernapasan
Flat soefl, liver span dbn,
: 20 x/menit reguler
traube space timpani
Kepala Leher : Anemis -/

ikterik -/Pembesaran Lympha : (-)

Extremitas

%Edema -/-

CRT < 2s

Status THT
Telinga

Hidung

Faring

Korek Telinga
Nyeri telinga
Bengkak
Otorea
Tuli
Tinnitus
Vertigo
Mual

-/-/-/-/-/-/-/-/-

Rinore
Durasi
Terus menerus
Kumat-kumatan
Viskositas
Darah./ Bau
Hidung Buntu
Durasi

+/+
7h
Cair
+/+
7h

Mau Jatuh

-/-

Terus menerus

Laring

Muntah
Muka Menceng

-/-/-

Kumatan
Bersin
Dingin / Lembab

+
-

Suara Parau
Afonia
Sesak Nafas

-/-/-/-

Rasa Sakit

-/-

Berbau

Rasa Mengganjal

-/-

Mimisan

+/-

Debu Rumah

Nyeri Hidung

Suara Sengau

Fungsi Penghidu

Baik

Sukar Menelan
Sakit Menelan
Trismus
Ptyalismus
Rasa mengganjal
Rasa Berlendir
Rasa Kering

-/-/-/-/-/-/-/-

Status Lokalis
Telinga

Hidung

Tenggorok
Cav. Oris

Pembengkakan

-/-

Deformitas

Fistula Preauricula
Nyeri Tekan
MAE

-/-/-/-

Hematoma
Krepitasi
Nyeri

Hiperemi

-/-

Rinoskopi Anterior

Edema
Penyempitan
Furunkel
Fistula

-/-/-/-/-

Vestibulum
Cav. Nasi
Luas
Mukosa

Sekret

-/-

Massa

Granulasi
Polip
Kolesteatoma

-/-/-/-

Sekret
Konka
Septum

+/+
N
N

Edema
Hiperemi
Granula

Fen. Palat. Mole

N/A

Lendir

Rinoskopi Posterior

N/A

Sub Glottis

Membran Timpani
N/Retraks/Bomban
Warna

N
Bening

Perforasi

-/-

Pulsasi

-/-

Test Fistula

N/A

Lain2:
Darah kering pada nostri (D)

7h
-

N
N
Cukup
N

dbn

Palatum Mole
Uvula
Tonsil

dbn
dbn
T2/T2

Hiperemi

+/+

Detritus
Kripte Melebar
Arc. Anterior
Arc. Posterior

-/+/+
dbn
dbn

Faring
-/-/-/PND (+)
N/A

Pemeriksaan Penunjang
Lab

Normal
Value

7.3

2.4-5.7

9,4
26,5

9,4 11,3
24,6 30,6

Normal Value

13,20

11,4-15,1 g/dl

RBC

5,0

4,0-50 x 10^6/uL

MCV
MCH

79.40
26.50

80-93 f
27,0-31,0 pg

13,730

4.700-11.300/L

Eo

0,4

0-4

Anti dengue

Bas

0,11

0-1

IgM

Negatif

Neut

61,4

51-67

IgG

Negatif

Limf

33,5

25-33

Mon

4,6

2-5

215,000

142.000424.000/L

Hemoglobin

Leukocyte

Trombocyte

Lab

Value

Value

Albumin
PPT
APTT

Resume Pasien
1.4 Resume Pasien:
KU: Keluar darah dari hidung kanan
Anamnesa:
Keluar darah dari hidung sebelah kanan sejak jam 18.00. Darah keluar mengalihr tidak
banyak dan segera berhenti, jam 21.00 pasien mengalami keluar darah dari hidung
kanan kembali dengan jumlah darah lebih sedikit dari sebelumnya dan juga segera
berhenti.
Panas + batuk kering sejak 4 hari terakhir, hidung tersumbat (+/+), rinorrhea (+/+)
kental warna putih, bersin sejak 7 hari sebelumnya, Riwayat korek hidung (+/+) nafsu
makan menurun. BAK (+) kuning jernih volume urin sesuai dengan jumlah minum, BAB
(+) solid mencret (-).
Sering sakit batuk pilek sejak usia 1 tahun. Pasien sering bersin dan hidung meler jika
udara dingin,alergi (+) terhadap susu sapi, Ibu pasien sering biduren bila makan ikan.
Pemeriksaan Fisik:
Ditemukan Rinorrhea mukosa hidung dbn, Tonsil membesar T2/T2 hiperemi dengan
kripte melebar, telinga dbn.
Pemeriksaan Penungjang:
Leukositosis 13.740, Antidengue IgG/IgM -/-, Foto Thoraks Gambaran Pneumonia

Diagnosis :

1.
2.
3.
4.

Epistaksis anterior
Tonsilitis akut T2/T2 dt. susp viral
Rhinitis akut dt. susp. Viral
Pneumonia susp Viral

Differential Diagnosis : Rhinitis Alergika, Rhinitis Vasomotor, Faringotonsilitis


Planning Diagnosis : Planning Treatment :
Pseudoephedrine 30 mg 3 x1 tab
Paracetamol 200 mg syr (3 x 2cth)
KIE:
Hindari kebiasaan mengkorek-korek hidung, jika terjadi perdarahan ulang
lakukan dep manual jika masih rekuren segera ke puskesmas terdekat. Jika
batuk / pilek memburuk disertai dahak / ingus berwarna hijau atau kuning
kontrol ke dokter terdekat.
Planning Monitoring : KU, Keluhan Subjective., Epistaksis Ulang

Pembahasan

Anamnesa
Teori

Pasien

Ditemukan riwayat:

Darah keluar dari


hidung anterior
Trauma (mukosa /
mayor)
Infeksi
Kelainan faktor
pembekuan darah
Kelainan Sistemik

Ditemukan riwayat:

Darah keluar dari


hidung kanan
anterior
Trauma Mukosa
(Kebiasaan
mengkorek-korek
hidung)

Pemeriksaan Fisik
Teori

Pasien

Ditemukan

Darah keluar dari


nares anterior
Darah terlihat
pada faring
posterior

Ditemukan

Bekas darah
kering pada
hidung kanan

Pemeriksaan Penunjang
Teori

Trombositopenia

Dengue

Kelainan Faal Pembekuan darah

Hipertensi

Pasien

Trombosit (N)

IgG / IgM Dengue -/PPT / APTT Normal

Hipertensi (-)

Diagnosa Epistaksis
Teori

Epistaksis Anterior

Pasien

Darah keluar lewat nares


anterior
Pada anak, akibat trauma
(mukosa)

Epistaksis Posterior

Sumber darah posterior


hidung, sering masuk ke
cavum oris / tertelan
Pada orang tua, akibat
penyakit sistemik /
degenerasi

Darah keluar lewat nares


anterior
Pada anak, akibat trauma
(mukosa)

Epistaksis Anterior

Epistaksis Posterior

Sumber darah posterior


hidung, sering masuk ke
cavum oris / tertelan
Pada orang tua, akibat
penyakit sistemik /
degenerasi

Tatalaksana
Teori

Epistaksis Anterior

Manual Dep
Dep kasa +
adrenalin
Tampon Anterior

Epistaksis Anterior

Manual Dep +
kasa tanpa
adrenalin

Epistaksis Posterior

Pasien

Tampon Bellocq
Tampon Balon

Operatif

Pseudoephedrine 30 mg 3 x1 tab

Paracetamol 200 mg syr (3 x


2cth)

Terimakasih

Blood supply of Lateral


Nasal Wall

(Viljoen, 2003)

Blood Supply of Septum


Nasi

(Viljoen, 2003)

Anda mungkin juga menyukai