Anda di halaman 1dari 49

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Petrokimia Gresik
1.1.1 Sejarah Pendirian PT. Petrokimia Gresik
Latar Belakang pendirian PT. Petrokimia Gresik didasarkan pada
kondisi wilayah Indonesia yang merupakan negara agraris dan memiliki sumber
daya alam yang sangat melimpah sehingga titik berat pembangunann terletak pada
sektor pertanian. Salah satu usaha intensifikasi pertanian yang dilakukan adalah
dengan cara mendirikan pabrik pupuk untuk memenuhi kebutuhan pupuk
nasional, salah satu diantaranya adalah pabrik pupuk PT. Petrokimia Gresik.
PT. Petrokimia Gresik adalah salah satu anak perusahaan PT. Pupuk
Indonesia Holding Company (PIHC) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang dahulu dikenal dengan nama PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) atau
PUSRI (Persero) yang bergerak di bidang produksi pupuk, non-pupuk, bahanbahan kimia dan jasa lainnya seperti jasa konstruksi dan engineering. Nama
petrokimia berasal dari kata Petrolrum Chemical dan kemudian disingkat
menjadi Petrochemicl yang merupakan bahan-bahan kimia yang terbuat dari
minyak bumi dan gas.
PT. Petrokimia Gresik sebagai produsen pupuk terlengkap di Indonesia,
melayani kebutuhan pupuk di seluruh wilayah Indonesia dengan menggunakan
jargon Petrokimia Sahabat Petani. Jenis pupuk yang diproduksi oleh pabrik
ini antara lain adalah Zwavelzuur Ammonium (ZA), Super Phosphat (SP-36), NPK,
NPK Kebomas, Urea, Phonska, ZK, DAP, Petroganik, KCL, dan Ammonium
Phosphat. Sedangkan produk non pupuknya antara lain Ammonia, Asam Fosfat,

Asam Sulfat, Asam Klorida, Gypsum, Almunium Flourida, CO2 Cair, Dry ice, dan
kapur pertanian.
Kontrak pembangunannya ditandatangani pada tanggal 10 Agustus
1964, dan mulai berlaku pada tanggal 8 Desember 1964. Proyek ini diresmikan
oleh presiden H.M. Soeharto pada tanggal 10 Juli 1972 yang kemudian ditetapkan
sebagai hari jadi PT. Petrokimia Gresik.
Pada mulanya perusahaan ini berada dibawah Direktorat Industri Kimia
Dasar, tetapi sejak tahun 1992 berada di bawah Departemen Perindustrian dan
pada awal tahun 1997, PT. Petrokimia Gresik berada dibawah naungan
Departemen Keuangan. Akan tetapi, akibat adanya krisis moneter yang dialami
bangsa Indonesia menyebabkan PT. Petrokimia Gresik menjadi Holding company
PT. Pupuk Sriwijaya pada tahun 1997 yang kini menjadi PT. Pupuk Indonesia
Holding Company.
1.1.2 Perkembangan PT. Petrokimia Gresik
Secara kronologis, sejarah singkat mengenai perkembangan PT.
Petrokimia Gresik adalah sebagai berikut:
Tahun 1960
Berdasarkan Ketetapan MPRS No.II/MPRS/1960 dan Keputusan Presiden No.260
tahun 1960 direncanakan pendirian Projek Petrokimia Surabaja. Proyek ini
merupakan proyek prioritas dalam Pola Pengembangan Nasional Semesta
Berencana Tahap I (1962-1969)
Tahun 1962
Badan Persiapan Proyek-Proyek Industri (BP3I) yang bernaung di bawah
Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan melakukan survei lokasi
untuk proyek di Jawa Timur yaitu di daerah Tuban, Pasuruan, dan Gresik. Daerah
Gresik akhirnya ditetapkan sebagai lokasi yang paling sesuai.
Tahun 1964

Pembangunan pabrik ini dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden No.


01/Instr/1963 dan diatur dalam Keputusan Presiden No. 225 tanggal 4 November
1964. Pelaksanaan pembangunan ini dilaksanakan oleh Cosindit SpA dari italia
yang ditunjuk sebagai kontraktor utama.
Tahun 1968
Pada masa ini kegiatan berhenti disebabkan krisis ekonomi yang
berkepanjangan sehingga jalannya produksi harus terhenti. Dampak dari
krisis tersebut menyebabkan perusahaan mengalami krisis karena biaya
operasi yang tinggi tidak sesuai dengan penjualan sehingga perusahaan
mengalami kerugian. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan dana
bantuan dari kantor pusat.

Tahun 1971
Status badan usaha dari Proyek Petrokimia Surabaya diubah menjadi
perusahaan Umum (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 55
Tahun 1971.
Tahun 1972
Perusahaan ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10 juli 1972.
Selanjutnya tanggal tersebut diperingati sebagai hari jadi PT. Petrokimia
Gresik.
Tahun 1975
Status badan usaha PT. Petrokimia Gresik diubah menjadi Perusahaan
Perseroan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1975.
Tahun 1997
PT. Petrokimia Gresik menjadi anggota holding dengan PT. Pupuk Sriwijaya
(Persero) sebagai induknya berdasarkan PP No. 28 tahun 1997.
Sekarang
PT. Petrokimia Gresik menjadi anggota Holding Company PT Pupuk
Indonesia (persero) berdasarkan SK Kementrian Hukum & HAM Republik
Indonesia nomor : AHU 17695.Ah.01.02. Tahun 2012.
3

Dalam perkembangan selanjutnya, PT Petrokimia Gresik telah mengalami dua


belas kali perluasan, hingga memiliki 15 pabrik penghasil produk pupuk dan nonpupuk.
1. Perluasan pertama (29 Agustus 1979)
Dibangun pabrik pupuk TSP I (sekarang pupuk SP-36), dikerjakan oleh Spie
batignoless, dilengkapi dengan prasarana pelabuhan, penjernihan air Gunung
Sari, dan booster pump.
2. Perluasan kedua (30 Juli 1983)
Dibangun pabrik TSP II, dikerjakan oleh Spie batignoless, dilengkapi dengan
perluasan pelabuhan dan unit penjernihan air di Sungai Bengawan Solo,
Babat Lamongan.
3. Perluasan ketiga (10 Oktober 1984)
Dibangun pabrik asam fosfat dan produk samping, dikerjakan oleh kontraktor
Hitachi zosen, Jepang, yang meliputi : pabrik asam sulfat, pabrik ZA, pabrik
cement retarder, pabrik alumunium flouride, dan utilitas.
4. Perluasan keempat (2 Mei 1986)
Dibangun pabrik pupuk ZA III, yang ditangani oleh tenaga-tenaga PT.
Petrokimia Gresik sendiri, mulai dari studi kelayakan sampai pengoperasian.
5. Perluasan kelima (29 April 1994)
Dibangun pabrik Amoniak dan Urea baru dengan teknologi proses Kellog
Amerika. Konstruksi ditangani oleh PT. IKPT Indonesia. Pembangunan
dilakukan mulai awal tahun 1991 dan ditargetkan beroperasi pada Agustus
1993, namun mengalami keterlambatan sehingga baru dioperasi mulai tanggal
19 April 994. Penggunaan lahan pabrik urea yang berada di PT> Petrokimia
Gresik ini lebih efisien dibandingkan dengan Urea lain di Indonesia.
6. Perluasan keenam (25 Agustus 2000)
Dibangun pabrik pupuk NPK berkapasitas 300.000 per tahun yang
memproduksi pupuk majemuk Phonska menggunakan teknologi proses oleh

Incro, Spanyol. Konstruksinya ditangani oleh PT. Rekayasa Industri mulai


awal tahun 1999 dan beroperai pada bulan Agustus tahun 2000. Selanjutnya
pabrik pupuk NPK ini dirubah namanya menjadi NPK Phonska I. Pabrik ini
telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid pada
tanggal 25 Agustus 2000.
7. Perluasan ketujuh (22 Maret 2005)
Dibangun Pabrik Pupuk Zwavelzuur Pottasium (ZK) dengan kapasitas 10.000
ton pertahun yang memproduksi pupuk K2SO4 . Lisensor pabrik ini adalah
China Jizhou City Potash Fertilizer Co.Ltd. pabrik ini menggunakan proses
Mannheim (Estern Tech) dengan kontraktor uama adalah Konsarsin Eastern
Tech Co dari Taiwan dan Timas (Indonesia).
8. Perluasan kedelapan (19 Desember 2005)
Dibangun pabrik pupuk NPK Granulasi I yang memproduksi pupuk NPK
Kebomas / NPK Phonska dan Pabrik Petroganik dengan kapasitas masingmasing sebesar 100.000 ton/tahun dan 1350 kg/jam (10.200 kg/hari, 1 hari =
8 jam), yang diresmikan oleh Mentri Negara BUMN Sugiharto.
9. Perluasan kesembilan (15 Mei 2008)
Dibangun pabrik pupuk NPK Granulasi I yang memproduksi pupuk NPK
Kebomas / NPK Phonska dan Pabrik Petrobio dengan kapasitas masingmasing sebesar 100.000 ton/tahun dan 10.000 ton/tahun, yang diresmikan
oleh Mentri Pertanian Anron Apriyanto.
10. Perluasan kesepuluh (27 Februari 2009)
Dibangun pabrik pupuk NPK Granulasi III & IV yang memproduksi pupuk
NPK Kebomas/NPK Phonska dengan kapasitas masing-masing 100.000
ton/tahun, yang diresmikan oleh Mentri Negara BUMN Sofjan Djalil.
11. Perluasan kesebelas (4 Oktober 2009)
Dibangun Pabrik NPK Phonska III yang merupakan rehabilitasi dan
optimalisasi dari pabrik pupuk SP-36 dengan kapasitas desain 600.000

ton/tahun. Dibangun juga Pabrik Pupuk Fosfat I dengan kapasitas 500.000


ton/tahun dan dibangun Pabrik Pupuk Fosfat II dengan kapasitas 500.000
ton/tahun yang juga diresmikan oleh Mentri BUMN Sofjan Djalil.
12. Perluasan kedua belas (Proyeksi Tahun 2015)
Dibangun pabrik amoniak II dengan kapasitas produksi 45.000 ton/jam dan
dibangun pabrik urea dengan kapasitas produksi 465.000 ton/jam.
1.1.3 Visi dan Misi PT. Petrokimia Gresik
1.1.3.1 Visi
Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya
saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen.
1.1.3.2 Misi
1. Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program
swasembada pangan.
2. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kalancaran kegiatan
operasional dan pengembangan usaha perusahaan.
3. Mengembangkan potensi usaha untuk memenuhi industri kimia nasional
dan berperan aktif dalam community development.

1.1.4 Logo dan Arti


1.1.4.1 Logo

Gambar 1.1 Logo PT. Petrokimia Gresik


1.1.4.2 Dasar Pemilihan Logo
Kerbau dengan warna kuning emas dipilih sebagai logo karena:

1.

Penghormatan kepada daerah Kebomas.

2.

Sikap suka bekerja keras, mempunyai loyalitas dan jujur.

3.

Dikenal luas masyarakat Indonesia dan Sahabat Petani

1.1.4.3 Arti Logo


1. Warna kuning emas pada hewan Kerbau melambangkan Keagungan.
2. Daun hijau berujung lima. Mempunyai arti :
- Daun hijau melambangkan kesuburan dan kesejahteraan
- Berujung lima melambangkan kelima sila dari Pancasila
3. Huruf PG berwarna putih singkatan dari PT. Petrokimia Gresik
4. Warna putih pada huruf PG melambangkan kesucian.
Logo mempunyai arti keseluruhan Dengan hati yang bersih
berdasarkan kelima sila Pancasila, PT. Petrokimia Gresik berusaha
mencapai masyarakat yang adil dan makmur untuk menuju keagungan
bangsa.
1.2 Tata Letak Pabrik dan Proses
1.2.1 PT. Petrokimia Gresik
PT. Petrokimia Gresik menempati lahan kompleks seluas 450 Ha, dimana
lahan tersebut sudah ditempati dan dikelola semua sehingga tidak ada lahan
kosong lagi. Daerah-daerah yang ditempati antara lain:

Kecamatan Gresik, antara lain:


1. Desa Ngipik
2. Desa Tlogopojok
3. Desa Sukorame
4. Desa Karang Turi
5. Desa Lumpur
7

Kecamatan Kebomas, antara lain:


1. Desa Tlogopatut
2. Desa Randuagung
3. Desa Kebomas

Kecamatan Manyar, antara lain:


1. Desa Pojok Pesisir
2. Desa Rumo Meduran
3. Desa Tepen
Dipilihnya daerah Gresik sebagai lokasi pabrik pupuk merupakan hasil

studi kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek- Proyek Industri
(BP3I) yang dikoordinasikan Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan.
Pemilihan lokasi kawasan industri ini berdasarkan atas pertimbangan keuntungan
teknis ekonomis yang optimal, yaitu:
a. Menempati tanah yang tidak subur untuk pertanian sehingga tidak
mengurangi areal tanah pertanian.
b. Mudah memperoleh tenaga terlatih.
c. Berada di tengah daerah pemasaran pupuk terbesar.
d. Dekat dengan sumber bahan konstruksi.
e. Dekat dengan sumber bahan mentah.
f. Dekat dengan pusat pembangkit tenaga listrik.
g. Dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan untuk mengangkut
peralatan pabrik selama masa konstruksi, pengadaan bahan baku
maupun perindustrian hasil produksi melalui angkutan laut.

h. Tersedianya sumber air dari aliran sungai Brantas dan Bengawan


Solo.
i. Dekat dengan Surabaya yang memiliki kelengkapan yang memadai,
antara lain tersedianya tenaga-tenaga terampil.

1.2.2 Pabrik II PT. Petrokimia Gresik

Gambar 1.2 Lay Out Pabrik II

Bagian Utilitas II

Bagian PF I

1. Tank Yard

1.

2.

Boiler
&
Compressor Unit

Air

Bagian PF II

Gudang Ph. Rock


Gudang Ph. Rock
1.
PF I
PF II

2. Unit 100/200 PF I

2. Unit 100/200 PF II

10

Equalizer
Neutralizer
4. Sea Water
3.

5. Gardu Induk
6. Open Ditch

Curing Storage PF
II
4. Unit 300 PF II

3. Curing Storage PF I 3.

4. Unit 300 PF I
5. Jalan arah PT PON 5. Open storage PF II
sisi PF I
6. Pabrik K2SO4

7. Jalan ex Desa tepen


sisi PF II

7. Piping system
8.

Jalan ex Desa Tepen


sisi Utl II

Bagian Phonska
1. Unit Pabrik Phonska
2. Unit Utilitas Phonska
3. Gudang 09.U-650
4.

Bagian Pengantongan Bagian


Candal
II
Produksi II
Bulk Storage 02.UKantor
Dep.
1.
1.
400
Produksi II
Bulk Storage 09.U2.
400
3. Bagging SP-36

Jalan arah PT PON sisi


4. Bagging Phonska
Phonska

Catatan :

Area kantor Dep. Har II


dan sekitarnya dikelola
Jalan arah PT PON oleh Dep. Har II, c.q.
6.
Bagian
Candal
sisi Bag II
Pemeliharaan II
Tabel 1.1 Pembagian Pengelolaan Area Departemen Produksi II

5. NPK Granulasi

5. Gudang 02.U-650

1.3 Unit-Unit Produksi


PT.

Petrokimia

Gresik

produksi/pabrik, yaitu Kompartemen

mempunyai

tiga

unit

Kompartemen

Produksi I (unit pupuk Nitrogen),

Kompartemen Produksi II (unit pupuk Fosfat) Dibagi menjadi IIA dan IIB
dan Kompartemen Produksi III (Unit Asam Fosfat) dibagi menjadi IIIA dan
IIIB.
1.3.1 Kompartemen Produksi I (Unit Pupuk Nitrogen)
Kompartemen Produksi I menghasilkan produk utama sebagai berikut :
11

Tabel I.2 Produk Utama Unit Produksi I


Kapasitas Produksi

Produksi

(ton/tahun)

Komersial

ZA I

200.000

07-Mei-76

ZA III

200.000

01-Okt-86

Urea

460.000

01-Des-94

Amoniak

445.000

01-Des-94

Produk

Selain itu Unit Produksi I juga menghasilkan produk samping berupa :


a. CO2 cair, digunakan sebagai bahan pembuatan es kering (CO2
padat) dengan kapasitas produksi sebesar 15.000 ton/tahun.
b. Nitrogen gas, dengan kapasitas produksi sebesar 500.000
NCM/tahun.
c. Nitrogen cair, dengan kapasitas produksi sebesar 8.000 ton/tahun.
d. Oksigen cair, dengan kapasitas produksi sebesar 7.500 ton/tahun.
1.3.2 Kompartemen Produksi II (Unit Pupuk Fosfat)
Pada Kompartemen Produksi II dibagi lagi menjadi dua unit
departemen, yaitu Departemen Produksi IIA dan Departemen Produksi IIB.
Pembagian ini dikarenakan banyaknya jumlah unit produksi/pabrik pada
Departemen II, sehingga dipisahkan untuk mempermudah dalam manajemen dan
pengoperasiannya. Produk yang dihasilkan pada Departemen Produksi II ini
diantaranya adalah :
Tabel I.3 Produk Unit Produksi II

12

Kapasitas Produksi
Produk
(ton/tahun)
SP-36

1.000.000

SP-18

1.000.000

PHONSKA (I,II,III,IV)

2.340.000

NPK Kebomas

370.000

TSP

Tergantung pemesanan

DAP

Tergantung pemesanan

ZK

10.000

HCl

(tidak diketahui)

Petroganik

10.000

1.3.3 Kompartemen III (Unit Produksi Asam Fosfat)


Beroperasi sejak tahun 1 Januari 1985, yang terbagi menjadi pabrik IIIA dan
IIIB.

Pabrik IIIA terdiri dari:


1.

Pabrik Asam Fosfat


Kapasitas produksi sebesar 200.000 ton/tahun dan digunakan
untuk pembuatan pupuk TSP/SP-36 serta produk samping
gypsum untuk bahan baku Unit Cement Retarder serta pupuk
ZA II dan Asam Fluosilikat (H2SiF6) untuk bahan baku Unit
Aluminium Fluorida.

13

2.

Pabrik Asam Sulfat (H2SO4)


Beroperasi sejak tahun 1985 dengan kapasitas produksi sebesar
570.000 ton/tahun dan digunakan sebagai bahan baku Unit Asam
Fosfat dan Unit Pupuk Fosfat.

3.

Pabrik ZA II
Kapasitas produksi sebesar 250.000 ton/tahun.Bahan bakunya
berupa gypsum dan ammonia cair. Dimana Gypsum diperoleh
dari limbah proses pembuatan Asam Fosfat.

4.

Pabrik Cement Retarder (CR)


Kapasitas produksi sebesar 440.000 ton/tahun dan digunakan
dalam industri semen sebagai bahan penolong untuk mengatur
waktu pengeringan.

5.

Pabrik Aluminium Fluorida (AlF3)


Kapasitas produksi 12.600 ton/tahun yang diperlukan sebagai
bahan penurun titik lebur pada industri peleburan bijih aluminium
serta hasil samping berupa silika (SiO2) untuk bahan kimia
tambahan Unit Asam Fosfat.

Pabrik IIIB terdiri dari:


Di pabrik IIIB ini merupakan perluasan dari pabrik IIIA diantaranya yaitu
1.

Revamping Pabrik Asam Fosfat

2.

Revamping Pabrik Asam Sulfat (H2SO4)

3.

Revamping Pabrik Cement Retarder (CR)

5.

Revamping Pabrik Aluminium Fluorida (AlF3)

14

Di Pabrik IIIB juga ada penambahan bangunan yaitu:


1. Utilitas Batu Bara
Memiliki kapasitas steam 2 x 150 ton/jam, serta tenaga listrik sebesar
32 MW. Unit ini dilengkapi dengan dermaga khusus batu bara
berkapasitas 10.000 DWT.

1.4 Bahan Baku, Produk dan Pemasaran Produk


1.4.1 Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan PT. Petrokimia Gresik
Gambaran alur proses produksi pupuk PT Petrokimia Gresik yang
dimulai dari bahan baku, produk setengah jadi hingga produk jadi sebagai berikut:

15

Gambar 1.3 Alur Produksi Pupuk PT. Petrokimia Gresik


1.4.2 Pupuk Phonska
1.4.2.1 Bahan Baku Utama
Bahan baku utama yang digunakan untuk memproduksi pupuk Phonska
adalah Asam Fosfat, KCl, urea, Amoniak, Asam Sulfat, dan Filler. Spesifikasi
bahan baku tersebut adalah sebagai berikut :
a. Asam Fosfat (H3PO4)
Asal
: - Produksi Pabrik III
- Impor dari China

16

Fungsi

: Sebagai sumber utama unsur P

Spesifikasi

P2O5
: 55 % minimum
Padatan
: 2 % maksimum
SO4-2
: 3,5 % maksimum
:
F
1,5 % maksimum
Al2O3
: 0,8 % maksimum
Fe3O3
: 0,8 % maksimum
MgO
: 0, 8 % maksimum
SiO2
: 0,5 % maksimum
H2O
: 24 persen
s.g
: 1,640
Suhu
: 33 0C
Tekanan
: 5 kg/cm2
b. Asam Sulfat (H2SO4)
Asal
: - Departemen Produksi Pabrik III
- PT. Smelting
Fungsi
: - Sebagai penghasil panas reaksi yang tinggi jika bereaksi dengan
ammonia
- Sebagai pengatur grade N/P
Spesifikasi
Konsentrasi : 98 % H2SO4 minimum
s.g.
: 1.840
Suhu
: 33 0C
Tekanan
: 5 kg/cm2
c. Amoniak (NH3)
Asal
: - Departemen Produksi Pabrik I
- Impor dari Bangladesh
Fungsi
: Sebagai sumber utama unsur N
Spesifikasi
Bentuk
: Cair
Konsentrasi : 99,5 % NH3 minimum
Kadar Air
: 0,5 % maksimum
Oil
: 0,1 ppm
Suhu
: -33 0C
Tekanan
: 12 kg/cm2
d. Urea
Asal
Fungsi

: Departemen Produksi Pabrik I


: - Memperbaiki permukaan granul
- Mempermudah proses granulasi

Spesifikasi

17

Bentuk

: Butiran

Kadar N

: 46 % berat total N minimum

Impuritas

: 53.5 %

Kadar Air

: 0,5 % maksimum

Ukuran granul

:0,5-2

mm

(terbaik

1,5

mm

maksimum)
Bulk Density

: 800 kg/m3

Free Flowing
e. Amonium Sulfat ((NH4)2SO4) ( ZA)
Asal
: Departemen Produksi Pabrik I dan II
Fungsi
: - Mempermudah proses granulasi
- Menambah grade NPK
Spesifikasi
Kadar N

: 21 % berat total N minimum

Impuritas

: 78.85 %

Kadar Air

: 0,15 % maksimum

Ukuran Granul

: 0,5-1,2 mm (90 % minimum)

Free Flowing
f. Mauriate of Potash Chloride (KCl)
Asal
: Impor dari Yordania dan Mesir
Fungsi
: sebagai sumber utama unsur K
Spesifikasi
18

Kadar K2O
Kadar Air
Impuritas

: 60 % minimum
: 1 % maksimum
: 39 %

Ukuran Granul

: 0,5-1,2 mm (90 % minimum)

Bulk Density
Organic Matte
Free Flowing

: 1300 kg/m3
: 200 ppm maksimum

Rate Umpan Bahan Baku


Komposisi rate umpan bahan baku utama yang digunakan di Pabrik Phonska
adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Asam Phospat
Amoniak
Asam Sulfat
Urea
KCl
ZA

: 0,1898 ton/ton produk


: 0,1229 ton/ton produk
: 0,0940 ton/ton produk
: 0,0127 ton/ton produk
: 0,2223 ton/ton produk
: 0,1554 ton/ton produk

1.4.2.2 Bahan Pembantu

Bahan pembantu yang digunakan adalah sebagai berikut:


Defoamer
Asal
: impor dari Spanyol
Fungsi
: sebagai anti buih pada tangki penyimpanan H3PO4
Coating Oil
Asal
: impor dari Arab
Fungsi
: sebagai bahan agar coating powder dapat menempel pada
produk yang dihasilkan
Coating Powder
Asal
: impor dari Spanyol
Fungsi
: sebagai pelapis pada produk yang dihasilkan sebab pupuk
Phonska bersifat Higroskopis
Pigmen
Asal
: impor dari Spanyol
Fungsi
: sebagai pewarna lapisan luar produk pupuk yang
dihasilkan

19

1.4.2.3 Spesifikasi Pupuk Phonska (Quality Plant)


N total

: 15 %

P2O5 Cs

: 15 %

K2O

: 15 %

Sulfur (S)

: 10 %

Air

: 2 % maks

Ukuran butir : 70 % 2 4 mm
Warna

: Merah muda

Sifat

: Higroskopis , Mudah larut dalam air


(SNI sesuai NPK padat)

Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 dan 20 kg.
1.4.2.4 Sifat, Manfaat dan Keunggulan Pupuk Phonska
Pupuk Phonska memiliki sifat, manfaat dan keunggulan sebagai
berikut:

Mengandung unsur hara N, P, K dan S sekaligus

Kandungan unsur hara setiap butir pupuk merata

Larut dalam air sehingga mudah diserap tanaman Sesuai untuk


berbagai jenis tanaman
20

Meningkatkan produksi dan kualitas panen

Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit


dan kekeringan.

Menjadikan tanaman lebih hijau dan segar karena banyak


mengandung butir hijau daun.

Memacu pertumbuhan akar dan sistem perakaran yang baik.

Memacu pembentukan bunga, mempercepat panen dan menambah


kandungan protein.

Menjadikan batang lebih tegak, kuat dan dapat mengurangi risiko


rebah.

Memperbesar ukuran buah, umbi dan biji-bijian.

Meningkatkan

ketahanan

hasil

selama

pengangkutan

dan

penyimpanan.

Memperlancar proses pembentukan gula dan pati.

Produk
Produk utama yang dihasilkan dari unit Phonska adalah pupuk NPK grade
15-15-15, dengan spesifikasi sebagai berikut:
%N
% P2O5

: 14 16
: 14 16

% K2O

: 14 16

% H2O

: 1,5 maksimum

21

Ukuran butiran

: mesh -4+10 min. 70%

Warna

: Pantone 7417 U
Jumlah produk yang dihasilkan adalah 330.000 ton/tahun atau 1.000

ton/hari. Kualitas produk Phonska telah memenuhi SNI no. 02-2803-92,


kualitasnya dijaga dengan pengemasan dua tingkat bahan ( double packing ) yaitu
kemasan primer berupa kemasan plastic dan kemasan sekunder berupa kemasan
karung plastic/ polypropilene. Produk ini dipasarkan ke 5 daerah utama, yaitu
Jawa Timur, Jawa Tengah/DIY, Jawa Barat/Banten, Sumatra, dan Kalimantan.
1.4.3

Pemasaran Produk

1.4.3.1 Jenis Produk yang Dihasilkan dan Dipasarkan


a. Produk Pupuk
Tabel I.4 Produk Pupuk PT. Petrokimia Gresik
Nama
Dagang

Kapasitas
Produksi

Kandungan

Wilayah
Pemasaran

Katagori
Pupuk

DAP
(Diamonium
Phosphate)

Sesuai
rencana jual

Nitrogen &
Phosphor

Seluruh
wilayah
Indonesia

Pupuk Non
Subsidi

KCl

Kalium,
Chlor

Seluruh
wilayah
Indonesia

Pupuk Non
Subsidi

NPK
Kebomas

450.000
ton/tahun

Formula
sesuai
pesanan

Dalam
negeri &
ekspor

Pupuk Non
Subsidi

PETROGAN
IK

C-Organik

Sesuai
Rayonisasi

Pupuk
Subsidi

PHONSKA

2.400.000
ton/tahun

Nitrogen,
Phosphor,
Kalium

Seluruh
wilayah
Indonesia

Pupuk
Subsidi

22

ROCK
PHOSPHAT
E

Sesuai
rencana jual
(Produk
Impor)

Phosphor

Seluruh
wilayah
Indonesia

Pupuk
Subsidi

SP-36

510.000
ton/tahun

36%
Phosphor &
Sulfur

Seluruh
wilayah
Indonesia

Pupuk
Subsidi

UREA

450.000
ton/tahun

46%
Nitrogen

4 Kab. di
Jatim, 2
Kab. Jateng

Pupuk
Subsidi

ZA
(Zwavelzuur
Amonia)

750.000
ton/tahun

Sulfur dan
Nitrogen

Seluruh
wilayah
Indonesia

Pupuk Non
Subsidi

ZK
(Zwavelzuur
Kali)

Sesuai
rencana jual

Kalium &
Sulfur

Seluruh
wilayah
Indonesia

Pupuk Non
Subsidi

b. Produk Non Pupuk


Tabel I.5 Produk Non Pupuk PT. Petrokimia Gresik
Jenis Produk

Kapasitas Jual

1. Amoniak

44.000 ton/th

2. Asam Fosfat

6.000 ton/th

3. Asam Sulfat

130.000 ton/th

4. Asam Chlorida

9.000 ton/th

5. Gypsum / CR

550.000 ton/th

6. Al F3

7.000 ton/th

7. CO2 Cair

15.000 ton/th

8. Dry Ice

2.400 ton/th

9. Kapur pertanian

60.000 ton/th

Konsumen / Pengguna
- Industri bumbu masak &
lysine
- Industri STPP (bahan
baku detergen)
- Industri bumbu masak &
lysine
- Industri bumbu masak,
galvanising, dll
- Industri Semen &
gypsum board
- Industri aluminium
- Industri minuman
carbonasi
- Industri
karoseri/otomotif
- Ice cream, hiburan,
pengawet ikan, dll
- Pertanian

23

PGmoekTta.rDsubiK

c. Produk Jasa Fasilitas dan Utilitas


Tabel I.6 Produk Jasa Fasilitas dan Utilitas PT. Petrokimia Gresik
Jenis Produk

Kapasitas Jual

Pengguna

1. Air industry

3.300.000 m3/th

Industri sekitar pabrik

2. Sewa
cont./btl/filling

150/250/1 unit/th

Distributor (alat angkut)

3. Jasa telepon

Industri sekitar pabrik

4. Jasa pelabuhan

Industri sekitar pabrik

5. Fee BBM

Kapal yang sandar di PG.

6. Fee Keagenan

Anak perusahaan

7. Jasa lain-lain

Aneka jasa

1.4.3.2 Sistem Pemasaran


PT. Petrokimia Gresik menangani langsung kegiatan pemasaran dari

produknya sejak tahun 2001 hingga saat ini, dengan alokasi pengadaan dan
penyaluran pupuk urea di enam kabupaten di Jawa Timur dan non urea di seluruh
Indonesia.

Gambar I.4 Diagram Alur Distribusi Pupuk Tahun 2001 Sekarang


1.4.3.3 Pola Distribusi Pupuk PT. Petrokimia Gresik

24

LINI - I/II LINI - III LINI - IV


GU
Kio Petani/
G
G
DA
s Kel. Tani
d
dg
Kio
G
Petani/
NG
Re
g
s
GR
d
Kel. Tani
Kio
sm
Petani/
Dis
Pn
Re
ESI
g
s
i
tri
Kel. Tani
ya
K

ng
ga

Dis
btr
tri
btr

sm
Re
i
sm
i

Gambar I.5 Diagram Alur Pupuk Bersubsidi PT. Petrokimia Gresik


Keterangan :
Kondisi Normal
Kondisi Khusus
Kondisi Khusus
1. Lini I :
- Gudang di wilayah pabrik (gudang Gresik).
- Gudang di wilayah pelabuhan tujuan impor.
2. Lini II :
- Gudang di wilayah ibu kota Provinsi dan unit pengantongan.
- Gudang di wilayah ibu kota Provinsi diluar wilayah pelabuhan.
3. Lini III :
- Gudang di wilayah kabupaten / kota (gudang produsen /
distributor).
4. Lini IV
- Gudang di wilayah kecamatan / desa (gudang pengecer).
5. Kondisi normal : pendistribusian dalam kondisi yang normal.
6. Kondisi khusus : pendistribusian untuk daerah remote.
7. Kondisi emergensi : pendistribusian dalam kondisi darurat (operasi
pasar)
1.4.3.4 Strategi Pemasaran
a. Demplot
Demplot merupakan salah satu bentuk demonstrasi penggunaan pupuk
berimbang berbentuk paket kegiatan :
Temu lapang 1 (farmer field say awal) sosialisasi aplikasi pemupukan.
Pendampingan petani dan pemantauan pertumbuhan tanaman.
Temu lapang 2 (farmer field say akhir) pada saat panen.
b. Sosialisasi
25

Sosialisasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengkomunikasikan


hal-hal baru kepada para petani, dan pelaku distribusi, antara lain tentang :
Tatacara penggunaan pupuk
Rekomendasi penggunaan pupuk
Kebijakan perusahaan / pemerintah
Tentang pengetahuan produk perusahaan (product knowledge)
c. Pameran
Pameran merupakan salah satu strategi yang dilakukan dengan cara
memamerkan produk produk kepada masyarakat yang berkaitan dengan
pertanian baik skala daerah, nasional atau internasional.
d. Publikasi
Penyebaran brosur dan booklet produk
Pemuatan artikel produk dan penggunaannya
Iklan di media cetak dan elektronik
Luar ruang : pemasangan spanduk, umbul umbul, banner, dll
e. Pembinaan jaringan distribusi
Temu kios
Temu petugas teknis
Temu distributor
Sarasehan kios dan petani
f. Layanan bebas pulsa
Dengan adanya layanan tersebut, maka konsumen dapat mengakses
informasi dan keluhan selama 24 jam, dengan telepon bebas pulsa.
(Telepon bebas pulsa : 0800 1 636363 dan 0800 1 888777)

1.5

Struktur Organisasi

26

Gambar I.6 Struktur Organisasi PT.Petrokimia gresik


Pimpinan Perusahaan
1. Direktur Utama
Direktur utama membawahi 4 dewan direksi yaitu:
1. Direktorat SDM dan Umum, membawahi 2 bagian yaitu:

Sekretaris Perusahaan

Kompartemen Sumber Daya Manusia

2. Direktorat Teknik dan Pengembangan, membawahi 4 bagian yaitu:

Kompartemen Pengadaan

Kompartemen Engineering

Kompartemen Pengembangan

Kompartemen Riset

3. Direktorat Produksi, membawahi 4 bagian yaitu:


27

Kompartemen Pabrik I

Kompartemen Pabrik II

Kompartemen Pabrik III

Kompartemen Teknologi

4. Direktorat Komersil, membawahi 5 bagian yaitu:

1.5.1

Kompartemen Rendal Usaha

Kompartemen Administrasi Keuangan

Kompartemen Pemasaran

Kompartemen Penjualan Wilayah I

Kompartemen Wilayah II

Job Deskripsi

1. Direktur Utama
Direktur utama membawahi direktur SDM dan Umum,
direktorat teknik dan direktorat pengembangan, direktorat produksi dan
direktorat komersil.
Direktur utama merupakan unsur tertinggi. Direktur ini
berwenang dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup
perusahaan dan pemeliharaan karyawan. Pimpinan perusahaan tersebut
mempunyai jabatan 5 tahun berdasarkan rapat umum pemegang saham.
2. Direktorat SDM dan Umum

28

Direktur

SDM

dan

Umum

bertanggungjawab

dalam

memberdayakan sumber daya manusia dan para karyawan. Bagian ini


membawahi 2 bagian yaitu sekretaris perusahaan dan kompartemen
sumber daya manusia yang masing- masing dipimpin oleh kepala
kompartemen. Dalam menjalankan tugas Direktur SDM dan Umum
bertanggung jawab terhadap direktorat Utama dan melakukan
koordinasi dengan dewan direksi.
3. Direktorat Teknik dan Pengembangan
Direktorat Teknik dan Pengembangan bertanggungjawab
perencanaan dan pengaturan alat - alat penunjang proses produksi serta
pengembangan teknologi peralatan produksi. Bagian ini membawahi
kompartemen pengadaan, kompartemen engineering, kompartemen
pengembangan dan kompartemen riset yang masing-masing dipimpin
oleh kepala komparteme. Dalam menjalankan tugas Direktorat Teknik
dan Pengembangan bertanggungjawab terhadap Direktur Utama dan
melakukan koordinasi dengan dewan direksi.
4. Direktorat Produksi
Direktorat Produksi bertangung jawab perencanaan dan
pengaturan proses
Bagian

ini

produksi serta

membawahi

pengembangan proses produksi.

kompartemen

teknologi

permesinan,

kompartemen pabrik III, kompartemen pabrik II dan kompartemen


pabrik I yang masing masing dipimpin oleh kepala kompartemen.
Dalam menjalankan tugas Direktorat Produksi bertanggung jawab

29

terhadap Direktur Utama dan melakukan koordinasi dengan dewan


direksi.
5. Direktorat Komersil
Direktorat Komersil bertanggungjawab dalam perencanaan
dan pengaturan keuangan perusahaan. Bagian ini membawahi 5 bagian
yaitu kompartemen rendal usaha, kompartemen administrasi keuangan,
komperten pemasaran, kompartemen penjualan wilayah I dan
kompartemen penjualan wilayah II. Dalam menjalankan tugas
Direktorat Komersil bertanggung jawab terhadap Direktur Utama dan
melakukan koordinasi dengan dewan direksi.
Di bawah direktorat terdapat beberapa kompartemen, antara lain:
a. Satuan Pengawas Intern
Satuan pengawasan intern bertugas mengawasi kegiatan
keuangan dan operasional serta bertanggungjawab terhadap hal yang
berkaitan dengan karyawan serta berkoordinasi dengan dewan direksi.
Bagian ini dipimpin oleh seorang kepala satuan (Kasat) dan
membawahi 2 seksi

yaitu bidang pengawasan administrasi dan

bidang pegawasan operasional yang masing- masing dipimpin oleh


kepala bidangdan bertanggung jawab terhadap kepala satuan
pengawasan intern.
b. Sekretaris Perusahaan
Seketaris perusahaan bertugas mengawasi dan membawahi
biro pengadaan, biro humas, biro sekretariat dan hokum, kepala rumah

30

sakit, dan kepala perwakilan Jakarta. Dalam menjalankan tugasnya


sekretaris

perusahaan

bertanggung

jawab

terhadap

Direktorat

Keuangan.
c. Kompartemen Administrasi Keuangan
Kompartemen Administrasi Keungan bertugas mengatur
dan merencanakan keuangan serta mengawasi administrasi perusahaan
dan membawahi biro keuangan, biro akuntansi, dan biro anggaran.
Bagian ini dipimpin oleh kepala kompartemen yang dalam
menjalankan tugasnya bertanggung jawab terhadap direktur keuangan.
d. Kompartemen Pemasaran
Bagian pemasaran bertugas dan mengawasi pemasaran hasil
produksi pemasaran produk perusahaan dan membawahi departemen
penjualan pupuk wilayah I dan II, departemen penjualan produk non
pupuk, dan biro litsar dan promosi. Bagian ini dipimpin oleh kepala
kompartemen yang dalam menjalakan tugasnya bertanggung jawab
terhadap diretur hubugan industri.
e. Kompartemen Pengembangan
Bagian pemasaran bertugas mengawasi pengembangan
perusahaan

dan

membawahi

biro

teknologi

informasi,

biro

pengembangan organisasi, dan biro pengembangan usaha bagian ini


dipimpin oleh kepala kompartemen yang alam menjalakan tugasya
bertanggung jawab terhadap direktur teknik.

31

f. Kompartemen Engineering
Bagian engineering bertugas mengawasi pengembangan
teknologi perusahaan dan membawahi departemen prasarana pabrik
dan kawasan, biro rancang bangun, dan biro jasa teknik dan
konstruksi. Bagian ini dipimpin oleh kepala kompartemen yang dalam
menjalankan tugasnya bertanggung jawab terhadap direktur teknik.
g. Kompartemen Teknologi
Bagian

teknologi

permesinan

bertugas

teknologi

permesinan perusahaan dan membawahi biro K3, biro ligkungan dan


departemen peralatan dan

permesinan. Bagian ini dipimpin oleh

kepala kompartemen yang dalam menjalankan tugasnya bertanggung


jawab terhadap direktur produksi.
h. Kompartemen Pabrik I,II dan III
Bagian
departemen

ini

bertugas

mengawasi

dan

membawahi

produksi pabrik I, pabrik II, dan pabrik III, serta

departemen peeliharaan pabrik I, pabrik II, dan pabrik III. Bagian ini
dipimpin oleh kepala kompartemen yang dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab terhadap direktur produksi.
i. Staf Utama
Staf Utama bertugas melaksanakan perintah atasan dalam
menjalankan perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya staf utama
bertanggung jawab terhadap direktorat.

32

Ketenegakerjaan PT. Petrokimia Gresik


Jumlah tenaga kerja di PT. Petrokimia Gresik berdasarkan data yang
diperoleh dari Biro Tenaga Kerja PT. Petrokimia Gresik 31 Agustus 2013
berjumlah 3402, yaitu:
1) Berdasarkan status jabatan dan karyawan
- Direksi
- General Manager/ Suspers/SU ( Eselon I )
- Manager/ Staf Utama Muda ( Eselon II )
- Kabag/ Staf Madya ( Eselon III )
- Kasi/ Staf Muda ( Eselon IV )
- Karu/ Staf Pemula ( Eselon V )
- Pelaksana
- Bulanan Percobaan
2) Berdasarkan Pendidikan Akhir
- Pascasarjana
- Sarjana
- Diploma III
- SLTA
- SLTP

:5
: 26
: 73
: 214
: 667
: 1.137
: 1.185
:5
: 99
: 558
: 55
: 2.370
: 169

Nama-nama Pimpinan dan Direksi PT. Petrokimia Gresik


Pimpinan perusahaan PT. Petrokimia Gresik periode 31 Agustus 2012
adalah:
a) Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris

: Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, M.S.,DAA


: Romulo Robert Simbolon, S.Sos.,M.M
Agus Supriyanto
Drs. Julian Aldrin Pasha, M.A.,PhD.
Lili Djajuli
Ir. Nugraha Budi Eka Irianto

b) Direksi
Direktur Utama
Direktur Komersil
Direktur Teknik & Pengemb.
Direktur SDM & Umum
Direktur Produksi

: Ir. Hidayat Nyakman, MSIE, MA


: Drs. T. Nugroho Purwanto, Ak.
: F. Purwanto
: Irwansyah, SE
: Ir. S. Nugroho Cristijanto, M.M.
33

1.5.2 Peraturan-peraturan Kerja


Peraturan-peraturan yang wajib dipatuhi oleh para karyawan PT.
Petrokimia Gresik antara lain :

a. Kewajiban
1. Memakai pakaian dinas dan identitas karyawan yang telah ditentukan oleh
perusahaan pada waktu jam kerja dan atau memasuki areal pabrik/kantor
kecuali ada dispensasi khusus dari atasan.
2. Memberikan keterangan tertulis/resmi apabila yang bersangkutan tidak
masuk kerja.
3. Melaksanakan perintah kedinasan dari atasan baik lisan maupun tertulis.
4. Melaporkan keadaan keluarga atau tempat tinggal yang benar.
5. Melaksanakan perintah kerja lembur untuk kepentingan perusahaan.
6. Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin (Check Up) pada dokter
perusahaan atau dokter yang ditunjuk oleh perusahaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
7. Berbuat sopan, menjaga keserasian, kerapian, kebersihan, dan kelestarian
lingkungan.
8. Saling menghormati, menghargai sesama karyawan, atasan, maupun
bawahan, sehingga tercipta suasana kerja yang aman tertib dan harmonis.

34

9. Mentaati jam kerja dan melakukan absensi (clocking) sesuai dengan


peraturan perusahaan yang berlaku.
10. Memasukkan, menyimpan, memelihara alat-alat kerja/kantor di tempat
kerjanya.
11. Melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan uraian tugas dan petunjuk
atasan dengan baik.
12. Memakai perlengkapan identitas karyawan sesuai dengan peraturan
perusahaan yang berlaku.
13. Memakai alat keselamatan kerja atau alat pelindung diri pada waktu
melakukan suatu pekerjaan yang berbahaya.
14. Berpakaian rapi sewaktu bekerja dengan mesin bubut, mesin bor, mesin
skrap, dan lain-lain mesin yang sedang berputar/jalan.
15. Menampung tetesan,bocoran minyak ke dalam ember/drum atau alat
penampung lainnya dan melaporkan adanya kebocoran tersebut kepada
atasannya.
16. Melaporkan adanya kerusakan mesin, kecelakaan dan kebakaran.
17. Melaporkan bila ada pencurian.
18. Melaporkan kejadian penyelewengan.
19. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh bagian Keselamatan
Kerja dan bagian Security dalam mengusut kecelakaan atau kebakaran dan
pelanggaran lainnya.
20. Melaporkan kepada atasan atau dokter perusahaan apabila menderita suatu
penyakit menular.

35

21. Menggunakan Surat Ijin Keselamatan Kerja (Safety Permit) untuk


pekerjaan yang diharuskan menggunakannya.
22. Menggunakan Safety Tag/Safety Locked untuk jenis pekerjaan yang
diharuskan menggunakannya untuk mencegah kecelakaan pada diri
sendiri, orang lain atau rusaknya barang, mesin peralatan perusahaan
lainnya.
23. Melaksanakan prosedur keselamatan kerja yang apabila tidak dilaksanakan
dapat menyebabkan kerusakan pada barang/peralatan perusahaan.
24. Minta ijin apabila akan meninggalkan pekerjaan pada jam kerja.
25. Mengemudikan kendaraan dengan hati-hati agar tidak terjadi kecelakaan,
kerusakan, dan mematuhi peraturan-peraturan/rambu-rambu lalu lintas,
serta mengendarai sepeda motor dengan menggunakan helm.
26. Melaporkan apabila terjadi kerusakan pada saat mengoperasikan peralatan.
27. Datang pada waktu Call Out.
28. Memberikan informasi teknis/membuat perencanaan teknis yang benar
apabila diperlukan perusahaan.
29. Jujur dalam mempertanggungjawabkan penggunaan uang perusahaan.
30. Keluar masuk pabrik melalui jalan yang sudah ditentukan.
31. Melaksanakan tugas dengan baik sehingga tidak menimbulkan kerugian
dan kerusakan serta kecelakaan pada diri sendiri atau orang lain.
32. Melaksanakan tugas kedinasan dengan senantiasa berpedoman prinsip
tepat guna dan hasil guna yang merupakan prinsip pokok perusahaan.
33. Bertanggungjawab atas wewenang yang diterimanya dari atasan.

36

34. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik perusahaan dengan


sebaik-baiknya dan efisien.
35. Bertanggungjawab atas barang-barang perusahaan di lokasi kerja masingmasing.
36. Mengatur, mengamankan, dan menyelamatkan dokumen-dokumen, arsiparsip kantor di lokasi kerja masing-masing yang menjadi tanggung
jawabnya.
37. Melaporkan kepada atasan dan/atau atas inisiatif/kehendak sendiri untuk
mencegah apabila diketahui ada hal-hal yang dapat membahayakan dan
merugikan perusahaan, terutama di bidang keamanan,keuangan, dan
material.
38. Meminta ijin kepada Direksi untuk istrinya yang melakukan usaha
perdagangan.
b. Larangan
1. Melakukan coretan-coretan, mengotori tempat kerja dan sejenisnya
2. Datang terlambat atau mendahului pulang sebelum jam kerja selesai.
3. Bersenda gurau pada saat jam kerja yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan atau pada saat melaksanakan tugas.
4. Melakukan pekerjaan dengan cara-cara yang berbahaya.
5. Menumpang pada kendaraan forklift, Pay loader, Front and Loader,
Grader, bulldozer, Exavator dan Crane.

37

6. Mengemudikan Forklift, Pay Loader, Front dan Loader, Bulldozer,


Exavator dan Crane tanpa surat ijin mengemudi dari Bagian Keselamatan
Kerja Ro Riksa.
7. Menyuruh orang lain melakukan absensi atau merubah catatan dalam kartu
absensi miliknya sendiri atau milik orang lain.
8. Memindahkan/membawa pulang kartu absensi.
9. Tidur pada waktu jam kerja.
10. Meminum minuman keras di tempat kerja.
11. Membawa minuman keras ke tempat kerja.
12. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan.
13. Meminjamkan, menyerahkan kendaraan dinas kepada pihak lain tanpa ijin
dari yang berwenang untuk itu.
14. Melakukan kegiatan usaha pribadi/keluarga tanpa ijin dari Direksi.
15. Menjadi Direksi, Pimpinan atau Komisaris dari suatu perusahaan di luar
Anak Perusahaan di bawah Yayasan PT Petrokimia Gresik serta K3PG,
tanpa ijin dari Direksi.
16. Menyerahkan kendaraan dinas pada orang lain yang tidak mempunyai
SIM untuk mengemudikannya.
17. Melalaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
18. Merubah atau menghilangkan serta tidak menggunakan alat pelindung diri
pada saat bekerja untuk pekerjaan yang diharuskan menggunakannya.
19. Mengabsensi kartu absensi orang lain.
c. Peraturan Hari Kerja dan Jam Kerja

38

1. Hari kerja karyawan normal day adalah 5 atau 6 hari kerja dalam satu
minggu, disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, sedangkan hari kerja
karyawan shift menyesuaikan jadwal shift yang berlaku.
2. Jumlah jam kerja jam karyawan adalah 40 jam seminggu.
3. Perusahaan memberikan hak istirahat mingguan kepada karyawan
minimum satu hari dalam seminggu.
4. Semua karyawan berhak atas hari libut resmi atau hari raya, sesuai dengan
penetapan pemerintah yang berlaku, tetapi karena jenis dan sifat pekerjaan
yang harus dilaksanakan secara terus menerus, maka karyawan dapat
dipekerjakan pada hari libur resmi tersebut.
5. Karyawan yang karena sifat pekerjaannya harus bekerja shift maka
karyawan tersebut dapat diberikan kompensasi shift.
d.

Lembur
1. Karyawan yang harus bekerja pada hari libur resmi karena jenis dan sifat
pekerjaan atau harus bekerja di luar jam kerja, maka karyawan tersebut
berhak atas upah atau kompensasi lembur.
2. Karyawan yang bekerja shift dan mempunyai kelebihan jam kerja maka
kelebihan jam kerja tersebut dihitung sebagai lembur.

e.

Cuti
1. Setiap karyawan berhak atas:
a. Cuti tahunan
b. Cuti besar
c. Cuti karena alasan penting

39

d. Cuti sakit
e. Cuti bersalin
f. Cuti gugur kandung
g. Cuti haid
h. Cuti diluar tanggungan perusahaan
2. Karyawan berhak atas cuti tahunan selama 12 hari kerja, apabila karyawan
telah bekerja selama 12 bulan selama terus menerus.
3. Karyawan berhak atas cuti besar selama tiga bulan apabila karyawan telah
bekerja selama 6 tahun secara terus menerus.
4. Cuti karena alasan penting untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Perkawinan karyawan, selama 5 hari kalender.
b. Perkawinan anak karyawan, selama 2 hari kalender.
c. Istri karyawan gugur kandung atau melahirkan, selama 2 hari
kalender.
d. Khitanan atau pembaptisan anak, selama 1 hari kalender.
e. Istri atau suami yang meniggal dunia, selama 5 hari kalender.
f. Anak/menantu/orang

tua

kandung/mertua

kandung

karyawan

meniggal dunia, selama 3 hari kalender.


5. Karyawan yang sakit, diberikan cuti sakit berdasarkan surat dokter.
6. Karyawan wanita yang akan melahirkan berhak atas cuti bersalin selama
30 hari kalender sebelum melahirkan dan selama 60 hari kalender sesudah
melahirkan, sedangkan yang mengalami gugur kandung diberi cuti gugur

40

kandung selama 45 hari kalender atau sesuai indikasi medis yang


ditetapkan dokter perusahaan.
7. Karyawan wanita yang haid berhak atas cuti haid selama 2 hari.
8. Karena alasan kepentingan probadi yang sangat mendesak, karyawan
dapat menjalani cuti diluar tanggungan perusahaan maksimal selama tiga
tahun apabila karyawan telah bekerja diperusahaan minimal selama lima
tahun secara terus menerus.
1.5.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT. Petrokimia Gresik merupakan industri besar berteknologi canggih
dengan jumlah karyawan yang besar serta bergerak dalam bidang kimia. Hal ini
dapat mengundang bahaya potensial yang tinggi terhadap karyawan dan
masyarakat sekitar pabrik. Dengan demikian diperlukan pengendalian sedini
mungkin terhadap gejala- gejala penyebab timbulnya bahaya, yang bertujuan
melindungi seluruh karyawan dan masyarakat sekitarnya serta menekankan
kerugian perusahaan yang dapat ditimbulkan karena kecelakaan yang terjadi.
Program K3 telah terintegrasi dalam seluruh fungsi perusahaan, baik
fungsi perencanaan, produksi dan pemasaran serta fungsi lainnya dalam
perusahaan. Tanggung jawab pelaksanaannya merupakan kewajiban seluruh
karyawan dan orang yang berada atau bekerja di lingkungan perusahaan.
Keberhasilan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang diambil oleh
pimpinan perusahaan diantara nya adalah:
1. Komitmen top manajemen.
2. Kepemimpinan yang tegas.
41

3. Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja di dalam struktur


organisasi perusahaan.
4. Sarana dan prasarana yyang memadai.
5. Integrasi keselamatan dan kesehatan kerja pada semua fungsi
perusahaan.
6. Dukungan semua karyawan dalam keselamatan dan kesehatan
kerja.
Sasaran dari pencapaian pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja
adalah nihil kecelakaan disertai produktivitas yang tinggi sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai.
1.5.3.1 Tujuan dan Sasaran K3
Tujuan K3
Menciptakan sistem K3 ditempat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, tenaga kerja,kondisi dan lingkungan kerja yang
terintegrasi dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, efisien,

1.

3.

dan produktif.
Sasaran K3
Memenuhi Undang-Undang No.1/1970 tentang keselamatan kerja
2. Memenuhi Permen Naker No:PER/05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen K3.
Mencapai nihil kecelakaan.
1.5.3.2 Organisasi K3
Agar pelaksanaan K3 di perusahaan dapat berjalan dengan baik dan
dapat menciptakan kondisi yang sehat dan selamat, maka perlu dibentuk
organisasi K3 di dalam struktur organisasi perusahaan. Oleh karena bidang K3
sudah menjadi bagian dari struktur organisasi perusahaan, maka tugas dapat
secara kontinyu pada operasional perusahaan serta pelaksanaannya secara
fungsional dan tersedianya anggaran tersendiri. Disamping itu organisasi K3 harus
42

bertanggung jawab atas penerapan dan pengembangan K3 di perusahaan kepada


manajemen.
Berdasarkan pengalaman dan pertimbangan manajemen perusahaan,
organisasi K3 diletakkan didalam organisasi yang terdapat karyawan jumlah
terbanyak dan Direktorat yang mempunyai potensi bahaya tertinggi, yaitu
Direktorat Produksi. Pembentukan organisasi K3 secara fungsional akan
memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap bahaya-bahaya yang mungkin
timbul di unit kerja dan dapat memberikan pengaruhnya kepada pimpinan dan
karyawan.
Organisasi K3 ada 2 (dua) macam yaitu :
a. Organisasi Struktural
a
a

P
ge
d

n
L k
n
k
a g
K

n
g

&

i u

er

g
g u
n
a

b
n

ai
n

n
n

i
g

Gambar I.7 Struktural Departemen Lingkungan dan K-3


Tugas-tugas Departemen K3
a) Secara administratif bertanggung jawab kepada Direktur Produksi
b) Yakin bahwa UU No.1 Tahun 1970 diterapkan secara efektif di
perusahaan.
c) Membuat dan menyelenggarakan program K3, agar setiap tempat kerja
aman dari bahaya.
43

d) Melakukan pembinaan dan pelatihan K3 kepada seluruh karyawan dan


tenaga kerja yang ada di PT Petrokimia Gresik.
e) Melakukan pengawasan ditaatinya peraturan dan prosedur keselamatan
kerja di tempat kerja.
f) Melakukan kontrol secara reaktif dan proaktif di pabrik dan kawasan
perusahaan dalam upaya menghilangkan sikap dan kondisi yang tidak
aman serta kebersihan lingkungan kerjanya.
g) Melakukan penyidikan dan membuat laporan kecelakaan bila terjadi
kecelakaan yang menimpa karyawan, serta mencegah agar kecelakaan
serupa tidak terulang lagi.
h) Menyediakan

alat

pelindung

diri

bagi

karyawan

dan

mendistribusikannya sesuai dengan tingkat bahaya di unit kerja


karyawan yang bersangkutan.
i) Mengesahkan surat ijin keselamatan kerja bagi karyawan yang bekerja
didaerah berbahaya dan pekerjaan berbahaya.
j) Memberikan surat ijin mengemudi kendaraan dinas perusahaan bagi
karyawan yang diberi wewenang oleh atasannya.
k) Melakukan

pengembangan

K3

sejalan

dengan

perkembangan

perusahaan.
l) Menjamin kehandalan alat penanggulangan kebakaran.
m) Melaksanakan penanggulangan kebakaran apabila terjadi kebakaran di
lingkungan perusahaan
b. Organisasi Non Struktural

44

Organisasi ini dibentuk agar kegiatan-kegiatan K3 dapat diintegrasikan


pada seluruh kegiatan operasional dalam gerak langkah yang sama, sehingga
sistem K3 yang ada dapat berjalan dengan efektif dan efesien serta terjaga
kontinyuitasnya.
Bentuk organisasinya adalah sebagai berikut:
1) Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (P2K3)
Wadah kerjasama antara unsur pimpinan perusahaan dan
tenaga kerja dalam menangani masalah K3 di perusahaan. Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dibentuk sebagai
penjabaran UU No 1 Tahun 1970 Bab VI pasal tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Tugas Pokok P2K3


a) Mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi
efektif dibidang K3 antar pimpinan perusahan dan karyawan
dalam rangka melancarkan usaha produksi.
b) Menyelenggarakan

pembinaan

karyawan

dalam

usaha

pencegahan dan penanggulangan kecelakaan, kebakaran dan


penyakit akibat kerja, dam lain-lain.
c) Melakukan pemeriksaan K3 diseluruh kawasan perusahaan yang
dibagi 12 zona pengawasan dan melaksanakan sidang bulanan
P2K3 untuk pembahasannya.

Objek Pengawasan P2K3

45

a) Sikap kerja yang dapat membahayakan.


b) Keadaan yang dapat membahayakan.
c) Kebersihan lingkungan kerja.
2) Safety Representative
Safety Representative adalah merupakan komite pelaksanaan
K3 yang mempunyai tugas untuk melaksanakan dan menjabarkan
kebijakan K3 perusahaan serta melakukan peningkatan-peningkatan K3
di unit kerja yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya. Adapun
K3 dibentuk berjenjang sebagai berikut :
a) Badan K3 tingkat Dep/Biro/Bidang.
Ketua

: Direksi

Sekretaris

: Kabag Keselamatan Kerja

Pengawas

: Digilir diantara Kadep/Karo/Kabid sebanyak 4


orang selama tiga bulan.

Anggota

: 1. Semua Kakomp/Kasat
2. Semua Kadep/Karo/Kabid
3. Kabag Shift
4. Kabag Higiene Perusahaan

b) Badan K3 tingkat Bagian/Seksi


Ketua

: Kadep/Karo/Kabid dari masing-masing Dep/Biro/


Bidang

46

Anggota

: Semua Kabag dan semua Kasi dibawah


Dep/Biro/Bidang

masing-masing termasuk

Kasi shift Produksi maupun pemeliharaan.


Badan K3 tingkat Karyawan
Pengawas

: Kabag masing-masing bagian

Ketua

: Kasi dari masing-masing seksi

Anggota

: Semua Karu dari masing-masing seksi Minimum 2


orang karyawan dari tiap seksi selama 6 bulan
selaku anggota bergilir.

DIREKSI
Kebijakan K3
KAKOMP/KASAT/SEKPER
di Perusahaan
KADEP/KARO/KABID
Bertanggung Jawab:
- Penerapan K3 secara efektif
- Menciptakan kultur K3
- Pengawasan K3

47

P2K3
Pengawasan dan
pembinaan K3
di perusahaan

KABAG/KASI
Bertanggung Jawab:
- Program & operasional
- Penerapan peraturan K3
- Pengawasan K3

DEP/BIRO PENGELOLA
- K3
- Lingkungan
- Keamanan
Bertanggung jawab:
- Penerapan K3
- Pengembangan K3
- Pengawasan
Pelaksanaan K3 di
perusahaan

KARU/PELAKSANA
Bertanggung Jawab:
- Penerapan K3 di unit kerja
- Ketaatan pelaksanaan K3

BADAN K-3
Bertanggung Jawab:
- - Penerapan K3 di unit kerja
- Ketaatan pelaksanaan K3
Gambar I.8 Hubungan P2K3, Badan K3 dan Organisasi Fungsional
Terhadap Kegiatan K3
Keterangan:
Garis koordinasi dari pertanggungan jawab
Garis informasi
48

49

Anda mungkin juga menyukai