Anda di halaman 1dari 57

UU NO 36 TAHUN 2009

(LN NO 144, TLN NO


5063)

Disajikan oleh : Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH,


Msi, Sp.F(K)

UNDANG-UNDANG KESEHATAN

KOMPOSISI UU
KES
- 6 BUTIR MENIMBANG
- 3 PASAL DASAR
HUKUM (MENGINGAT)

- 22 BAB
- 205 PASAL

13 OKTOBER 2009 DISAHKAN

rb

SUBSTANSI UNDANG-UNDANG KESEHATAN (UU 36 / 2009)


BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB

BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB
BAB

I
II
III
IV
V

KETENTUAN UMUM
ASAS DAN TUJUAN
HAK DAN KEWAJIBAN
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH
SUMBER DAYA DI BIDANG
KESEHATAN
VI UPAYA KESEHATAN
VII KESEHATAN IBU, BAYI, ANAK,
REMAJA,
LANJUT USIA, DAN PENYANDANG
CACAT
VIII GIZI
IX KESEHATAN JIWA
X PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK
MENULAR
XI KESEHATAN LINGKUNGAN
XII KESEHATAN KERJA
XIII PENGELOLAAN KESEHATAN
XIV INFORMASI KESEHATAN
XV PEMBIAYAAN KESEHATAN
XVI PERAN SERTA MASYARAKAT
XVII
BADAN PERTIMBANGAN
KESEHATAN
XVIII
PEMBINAAN DAN

rb

DASAR MENIMBANG

yuridis, sosiologis)

(filosofis,

a. bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan
berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam
rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan
ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional;
c. bahwa setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada
masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi
negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga
berarti investasi bagi pembangunan negara;
d. bahwa setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan
kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan
masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua pihak baik Pemerintah
maupun masyarakat;
e. bahwa Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan, tuntutan, dan kebutuhan hukum
dalam masyarakat sehingga perlu dicabut dan diganti dengan UndangUndang tentang Kesehatan yang baru;

DASAR HUKUM
(MENGINGAT)
Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
Pasal 20;
Pasal 28H ayat (1); dan
Pasal 34 ayat (3)

DEFINISI KESEHATAN
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara:
- fisik;
- mental;
- spritual; maupun
- sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekono.
DEFINISI EGOIS SEHARUSNYA + MENGHASILKAN ANAK YG
LEBIH SEHAT DAN CERDAS

Definisi RS:
Rum.Sakit adalah institusi
pelayan.kes yg
menyelengg.pelayn.kes.perorangan
secara paripurna yg menyedia
pelayan. rawat inap, rawat jalan
dan gawat darurt

DEFINISI SUMBER DAYA


KESEHATAN
Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala
bentuk:
- dana;
- tenaga;
- perbekalan kesehatan;
- sediaan farmasi; dan
- alat kesehatan; serta
- fasilitas pelayanan kesehatan; dan
- teknologi
yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

DEFINISI PERBEKALAN
KESEHATAN

Perbekalan kesehatan
adalah semua bahan
dan peralatan yang
diperlukan untuk
menyelenggarakan
upaya kesehatan.

DEFINISI SEDIAAN FARMASI


Sediaan farmasi
adalah:
- obat ;
- bahan obat;
- obat tradisional; dan
- kosmetika.

DEFINISI ALAT KESEHATAN


Alat kesehatan adalah instrumen,
aparatus, mesin dan/atau implan yang
tidak mengandung obat yang
digunakan untuk mencegah,
mendiagnosis, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat orang
sakit, memulihkan kesehatan pada
manusia, dan/atau membentuk
struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.

DEFINISI TENAGA KESEHATAN


Tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.

DEFINISI FASILITAS PELAYANAN


KESEHATAN
Fasilitas pelayanan kesehatan
adalah suatu alat dan/atau tempat
yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat.

DEFINISI OBAT
Obat adalah bahan atau paduan
bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi, untuk manusia.

DEFINISI OBAT
TRADISIONAL
Obat tradisional adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik),
atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan, dan
dapat diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat.

DEFINISI TEKNOLOGI
KESEHATAN
Teknologi kesehatan adalah
segala bentuk alat dan/atau
metode yang ditujukan untuk
membantu menegakkan
diagnosa, pencegahan, dan
penanganan permasalahan
kesehatan manusia.

DEFINISI UPAYA
KESEHATAN
Upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terpadu,
terintregasi dan berkesinambungan
untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam
bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit, dan pemulihan kesehatan
oleh pemerintah dan/atau masyarakat.

DEFINISI YANKES
PROMOTIF
Pelayanan kesehatan promotif
adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang lebih
mengutamakan kegiatan yang
bersifat promosi kesehatan.

DEFINISI YANKES
PREVENTIF
Pelayanan kesehatan
preventif adalah suatu
kegiatan pencegahan
terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit.

DEFINISI YANKES KURATIF


Pelayanan kesehatan kuratif adalah
suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pengobatan
yang ditujukan untuk penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit, pengendalian
penyakit, atau pengendalian
kecacatan agar kualitas penderita
dapat terjaga seoptimal mungkin.

DEFINISI YANKES
REHABILITATIF
Pelayanan kesehatan rehabilitatif
adalah kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan untuk mengembalikan bekas
penderita ke dalam masyarakat
sehingga dapat berfungsi lagi sebagai
anggota masyarakat yang berguna
untuk dirinya dan masyarakat
semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya.

DEFINISI YANKES
TRADISIONAL
Pelayanan kesehatan tradisional
adalah pengobatan dan/atau
perawatan dengan cara dan obat
yang mengacu pada pengalaman
dan keterampilan turun temurun
secara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan dan
diterapkan sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat.

ASAS
Pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan
berasaskan:

P
2

1.perikemanusiaan;
2.keseimbangan;
3.Manfaat;
4.Pelindungan;
5.penghormatan
terhadap hak dan
kewajiban;
6.Keadilan;
7.Gender;
8.Nondiskriminatif; dan
9.norma-norma agama.

TUJUAN

P
Pembangunan kesehatan3

bertujuan untuk
meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat
bagi setiap
orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat
yang
setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi
pembangunan
sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan
ekonomis.

HAK

P4-P8

1.kesehatan;
2.akses atas sumber daya
kesehatan;
3.memperoleh yankes yg aman,
bermutu, dan terjangkau;
4.menentukan sendiri yankes yg
diperlukan bagi dirinya;
5.mendapatkan lingkungan yg
sehat;
6.mendapatkan informasi dan
edukasi ttg kesehatan yg
seimbang & bertanggungjawab;
7.memperoleh informasi tentang
data kesehatan dirinya termasuk
tindakan dan pengobatan yang
telah maupun yang akan
diterimanya dari tenaga
kesehatan

KEWAJIBAN

P9P13

1.ikut mewujudkan,
mempertahankan, dan
meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya;
2.menghormati hak orang lain dalam
upaya memperoleh lingkungan
yang sehat, baik fisik, biologi,
maupun sosial;
3.berperilaku hidup sehat untuk
mewujudkan, mempertahankan,
dan memajukan kesehatan yang
setinggi-tingginya;
4.menjaga dan meningkatkan
derajat kesehatan bagi orang lain
yang menjadi tanggung jawabnya;
5.turut serta dalam program jaminan
kesehatan sosial;

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH


P141.merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina,
dan
P20

mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan


terjangkau oleh masyarakat (dikhususkan pada pelayanan
publik);
2.ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik
maupun sosial bagi masyarakat;
3.ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan
merata bagi seluruh masyarakat;
4.ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas
pelayanan kesehatan;
5.memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam
segala bentuk upaya kesehatan;
6.ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu,
aman, efisien, dan terjangkau;
7.pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui sistem
jaminan sosial nasional bagi upaya kesehatan perorangan;

SUMBER DAYA KESEHATAN


NAKES P21-P29

1. Pengaturan nakes dg UU tersendiri


2. ren-da-gun-bin-was mutu nakes dg
PP
3. harus berkualifikasi minimum dg
Permen
4. wajib memiliki izin (yg yankes) dg
Permen
5. dilarang mengutamakan kepentingan
yang bernilai materi
6. kode etik & standar profesi by OP
7. standar pelayanan, dan SOP dg
Permen
8. pendidikan dan/atau pelatihan dg
PP
9. penempatan nakes untuk pemerataan
yankes dg PP
10. pemda dapat mengadakan dan
mendayagunakan nakes sesuai
dengan kebutuhan daerahnya
11. nakes berhak mendapatkan imbalan
dan perlindungan hukum (hak &
kewajiban) dg PP
12. penyelesaian kelalaian harus terlebih
dulu melalui mediasi

FASYANKES

P301.PKP-PKM TK I, TK II, P35


& TK
III
2.perizinan
3.wajib akses Litbang duet
Lit-Yan
4.darurat wajib tlg pasien
5.darurat dilarang menolak
pasien atau meminta uang
muka
6.kompetensi pimpinan dg
Permen
7.larangan mempekerjakan
nakes yg tidak berizin
8.pemda dapat menentukan jlh
& jenis fasyankes dg syarat,
kecuali untuk RS khusus
karantina, penelitian, & asilum
dg PP

SUMBER DAYA KESEHATAN


PERBEKKES

P36-P41

1.pengaturan perbekkes dg
Permen
2.menjamin ketersediaan,
pemerataan, dan keterjangkauan
perbekalan kesehatan, terutama
obat esensial
3.pengembangan perbekkes
diarahkan terutama untuk obat
dan vaksin baru serta bahan alam
yang berkhasiat obat
4.pemerintah menyusun daftar dan
jenis obat yang secara esensial
stp 2 th
5.ketersediaan obat generik dg
Permen
6.pemda berwenang merencanakan
kebutuhan perbekkes sesuai
kebutuhan daerahnya

TEKNO & Produk TEKNO


Kes (TPTK) P42-

1. TPTK diadakan, diteliti, diedarkan,


dikembangkan, dan dimanfaatkan bagi
kesmas
2. teknokes mencakup segala metode
dan alat yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit,
mendeteksi adanya penyakit,
meringankan penderitaan akibat
penyakit, menyembuhkan,
memperkecil komplikasi, dan
memulihkan kesehatan setelah sakit
3. lembaga yang bertugas dan
berwenang melakukan penapisan,
pengaturan, pemanfaatan, serta
pengawasan terhadap penggunaan
teknologi dan produk teknologi dg
PP
4. uji coba teknologi atau produk
teknologi terhadap manusia atau
hewan (tidak merugikan, informed
consent) dg PP
5. larangan pengembangan TPTK yg
beresiko buruk thd kesmas dg PP

P45

UPAYA KESEHATAN (UKES)

P46-P51

1.TERPADU, MENYELURUH, DAN BERKESINAMBUNGAN


UKP & UKM

2.pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif


3.tdp 17 bentuk kegiatan : yankes, yankestrad, tingkatkes &
cegahkit, sembuhkit & pulihkes, kespro, KB, UKS, kes OR,
yankes bencana, yandarah, kes gimul, gulkes mata & telinga,
kesmatra, pamguna sedfar+alkes, pam makminum, pam zat
aditif, dan bedah mayat
4.UKES dislgrkan oleh pemri, pemda, & masy
5.UKES memperhatikan fungsi sosial, nilai, dan norma agama,
sosial budaya, moral, dan etika profesi
6.peningkatan & pengembangan UKES dilakukan berdasarkan
pengkajian dan penelitian
7.didasarkan pada standar pelayanan minimal kesehatan dg
PP

PELAYANAN KESEHATAN
Pemberian Pelayanan

P52-P55

1.PKP sembuh dan pulih


2.PKM pelihara, ningkat,
cegah
3.pendekatan promotif,
preventif, kuratif, dan
rehabilitatif
4.dahulukan keselamatan
nyawa
5.bertanggung jawab, aman,
bermutu, serta merata dan
nondiskriminatif
6.standar mutu yankes dg
PP

Perlindungan Pasien

P5611informed consent, kecuali


P58
thd penderita penyakit yang
cepat menular; pingsan;
gangguan mental berat
11rahasia kondisi kesehatan
pribadi, kecuali atas: perintah
undang-undang; perintah
pengadilan; izin yang
bersangkutan; kepentingan
masyarakat; kepentingan ybs;
11menuntut ganti rugi kecuali
thd nakes yang melakukan
tindakan penyelamatan nyawa
atau pencegahan kecacatan
seseorang dalam keadaan
darurat

YANKESTRAD
P59-P61
1.yankestrad :
keterampilan dan
ramuan
2.aman, manfaat,
bertanggungjawab,
tidak berttgan dg
norma agama
3.tata cara dan jenis
yankestrad dg PP
4.yg menggunakan alat
& tekno harus berizin

TINGKES & CEKIT


P62
1.tingkes : segala bentuk upaya
yang dilakukan oleh pemri,
pemda, dan/atau masy untuk
mengoptimalkan kesehatan
melalui kegiatan penyuluhan,
penyebarluasan informasi,
atau kegiatan lain untuk
menunjang tercapainya hidup
sehat
2.cekit : segala bentuk upaya
yang dilakukan oleh pemri,
pemda, dan/atau masy untuk
menghindari atau mengurangi
risiko, masalah, dan dampak
buruk akibat penyakit
3.aturan lebih lanjut dg Permen

TINGKES & CEKIT = Peningkatan Kesehatan Dan


Pencegahan Penyakit

BUHKIT & LIHKES

P641. Buhkit & Lihkes untuk mengembalikan status kesehatan, fungsiP70


tubuh

akibat penyakit dan/atau akibat cacat, atau menghilangkan cacat


2. Buhkit & Lihkes dilakukan dengan pengendalian, pengobatan, dan/atau
perawatan ilmu kedokteran / cara lain yg aman, bermanfaat, & bert-j
oleh nakes yg ahli
3. Buhkit & Lihkes : transplantasi organ dan/atau jaringantubuh, implan obat
dan/atau alat kesehatan, bedahplastik dan rekonstruksi, serta penggunaan
sel punca
4. Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih
apapun dan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk
dikomersialkan dg PP
5. Transplantasi sel, baik yang berasal dari manusia maupun dari hewan,
hanya dapat dilakukan apabila telah terbukti keamanan dan
kemanfaatannya
6. Pengambilan dan pengiriman spesimen atau bagian organ tubuh hanya
dapat dilakukan oleh nakes yang mempunyai keahlian
7. Pemasangan implan obat dan/atau alat kesehatan oleh nakes ahli &
wenang serta dilakukan di fasyankes tertentu dg PP
8. Bedah plastik & rekonstruksi oleh nakes ahli & wenang dg PP
9. Sel punca dilarang tuk tujuan reproduksi dg Permen
Buhkit & Lihkes = Penyembuhan Penyakit Dan Pemulihan
Kesehatan

KESEHATAN REPRODUKSI

P711.Kespro : saat sebelum hamil, hamil, melahirkan, dan sesudah P77

melahirkan; pengaturan kehamilan, alat konstrasepsi, dan kesehatan


seksual; dan kesehatan sistem reproduksi.
2.Setiap orang berhak: menentukan, menjalani kespro, dan
memperoleh info ttg kespro
3.ketersediaan sarana informasi dan sarana pelayanan kesehatan
reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau masyarakat,
termasuk keluarga berencana
4.reproduksi yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan/atau
rehabilitatif, termasuk reproduksi dengan bantuan dilakukan secara
aman dan sehat dengan memperhatikan aspek-aspek yang khas,
khususnya reproduksi perempuan dg PP
5.Setiap orang dilarang melakukan aborsi, kecuali: indikasi medis,
akibat perkosaan setelah dilakukan konseling : sebelum 6 minggu
kecuali darurat medis, oleh nakes ahli & wewenang, informed
consent, dan fasyankes yg memenuhi syarat dg PP
6.Fasyankes yg memenuhi syarat dg Permen
Isu aborsi > maju ke pro choice

KB

P78
1. KB pengaturan
kehamilan bagi
pasangan usia subur
untuk membentuk
generasi penerus
yang sehat dan
cerdas.
2. jaminan ketersediaan
tenaga, fasilitas
pelayanan, alat dan
obat
Aspek medis & kes KB di Depkes

KESKOL

P79
Keskol meningkatkan
kemampuan hidup
sehat peserta didik
dalam lingkungan
hidup sehat sehingga
peserta didik dapat
belajar, tumbuh, dan
berkembang secara
harmonis dan
setinggitingginya
menjadi sumber daya
manusia yang
berkualitas dg PP
Keskol = Kesehatan Sekolah

KESOGA

BARU,
GOOD SAMARITAN LAW

P80P81

1. Upaya kesoga
ditujukan untuk
meningkatkan
kesehatan dan
kebugaran jasmani
masyarakat.
2. Upaya kesoga
dilaksanakan melalui
aktifitas fisik, latihan
fisik,dan/atau olahraga.
3. pendekatan preventif
dan promotif, tanpa
mengabaikan
pendekatan kuratif dan
rehabilitatif
Kesoga = Kesehatan Olahraga

YANKES BENCANA

P82P85

1.Pemri, pemda, dan masy


bertanggung jawab atas
ketersediaan sumber daya, fasilitas,
dan pelaksanaan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan
berkesinambungan pada bencana,
meliputi tanggap darurat dan
pascabencana.
2.Pemerintah menjamin pembiayaan
3.harus ditujukan untuk penyelamatan
nyawa, pencegahan kecacatan lebih
lanjut, dan kepentingan terbaik bagi
pasien.
4.Dalam keadaan darurat, fasyankes
baik pemerintah maupun swasta
wajib memberikan yankes pada
bencana bagi penyelamatan nyawa
pasien dan pencegahan kecacatan.
5.fasyankes dilarang menolak pasien
dan/atau meminta uang muka
terlebih dahulu
6.Aturan lebih lanjut dg Permen

BARU, UTD PEM & PMI

YANRAH

P861.tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial. P92


2.dari pendonor darah sukarela yang sehat dan memenuhi
kriteria seleksi pendonor dengan mengutamakan kesehatan
pendonor.
3.pemeriksaan laboratorium guna mencegah penularan
penyakit.
4.oleh Unit Transfusi Darah
5.Pelayanan transfusi darah meliputi perencanaan, pengerahan
pendonor darah, penyediaan, pendistribusian darah, dan
tindakan medis pemberian darah kepada pasien untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
6.standar dan persyaratan pengelolaan darah untuk pelayanan
transfusi darah dg Permen
7.yang aman, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan
8.Darah dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun
9.Aturan lebih lanjut dg PP

KES GIMUL

P93-P94

1.Kesgimul dalam bentuk


peningkatan kesehatan
gigi,pencegahan penyakit gigi,
pengobatan penyakit gigi, dan
pemulihan kesehatan gigi yang
dilakukan secara terpadu,
terintegrasi dan
berkesinambungan.
2.Kesgimul dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan gigi
perseorangan, pelayanan
kesehatan gigi masyarakat,
usaha kesehatan gigi sekolah.
3.Jaminan ketersediaan tenaga,
fasilitas pelayanan, alat dan
obat yang aman, bermutu dan
terjangkau
Kesgimul = Kesehatan Gigi dan
Mulut

GUL GANG Mata &


telinga

P95-P96
semua kegiatan yang
dilakukan meliputi
pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang
ditujukan untuk
meningkatkan derajat
kesehatan indera
penglihatan, dan
pendengaran
masyarakat dg
Permen

Gul gang mata & telinga = penanggulangan gangguan penglihatan


dan gangguan pendengaran

PAMGUN SEDFAR+ALKES

KESMATRA

P97

1.Kesehatan matra sebagai


bentuk khusus upaya
kesehatan diselenggarakan
untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggitingginya dalam lingkungan
matra yang serba berubah
maupun di lingkungan darat,
laut, dan udara.
2.Kesehatan matra meliputi
kesehatan lapangan,
kesehatan kelautan dan
bawah air, serta kesehatan
kedirgantaraan.
3.Aturan lebih lanjut dg
Permen

P981. harus aman, berkhasiat/bermanfaat,


P108
bermutu, dan terjangkau.
2. Setiap orang yang tidak memiliki
keahlian dan kewenangan dilarang
mengadakan, menyimpan, mengolah,
mempromosikan, dan mengedarkan
obat dan bahan yang berkhasiat obat.
3. harus memenuhi standar mutu
pelayanan farmasi dg PP
4. Pemerintah menjamin pengembangan
dan pemeliharaan bahan baku obat
tradisional
5. mengolah, memproduksi,
mengedarkan, mengembangkan,
meningkatkan, dan menggunakan obat
tradisional dg PP
6. Penggunaan obat dan obat tradisional
harus dilakukan secara rasional
7. harus memenuhi syarat farmakope
Indonesia atau buku standar lainnya
8. Sedifaralkes izin edar
9. Praktik kefarmasian dg PP

PamGun Sedfar+alkes = Pengamanan dan Penggunaan Sediaan Farmasi


dan Alat Kesehatan

PAM MAKMIN
P1091.memproduksi, mengolah,
P112
serta mendistribusikan
makanan dan minuman
harus aman bagi manusia,
hewan yang dimakan
manusia, dan lingkungan
2.dilarang menggunakan
kata-kata yang mengecoh
dan/atau yang disertai
klaim yang tidak dapat
dibuktikan kebenarannya
3.standar dan/atau
persyaratan kesehatan
4.izin edar
5.Memakai tanda / label
Pam Mamin = Pengamanan Makanan dan
Minuman

PAM ZAITIF
P113-P116
1. tidak mengganggu dan
membahayakan kesehatan
perseorangan, keluarga,
masyarakat, dan lingkungan.
2. meliputi tembakau, produk
yang mengandung tembakau,
padat, cairan, dan gas yang
bersifat adiktif yang
penggunaannya dapat
menimbulkan kerugian bagi
dirinya dan/atau masyarakat
sekelilingnya.
3. memenuhi standar
4. Cantumkan peringatan
kesehatan
5. Kawasan tanpa rokok:
fasyankes; TPBM, TAB, TI,
AU, TK, Tu lain
6. Aturan lebih lanjut dg PP
Pam Zaitif = Pengamanan Zat Adiktif

BEDAH MAYAT

P1171.Mati fungsi sistem jantungsirkulasi dan sistem pernafasan


P125

terbukti telah berhenti secara permanen, atau kematian batang otak


telah dapat dibuktikan
2.Identifikasi mayat tak dikenal dg Permen
3.Bedah mayat klinis : tuk litbang yankes = tuk menegakkan diagnosis
dan/atau menyimpulkan penyebab kematian harus informed
consent kecuali kriteria ttt
4.Bedah mayat anatomis : tuk kepentingan pendidikan dg Permen
5.Bedah mayat forensik : tuk kepentingan penegakan hukum dg
Permen
6.Penentuan kematian dan pemanfaatan organ donor dg Permen
7.Sesuai dg norma agama, susila, dan etika profesi
8.Biaya pemeriksaan kesehatan terhadap korban tindak pidana
dan/atau pemeriksaan mayat untuk kepentingan hukum ditanggung
oleh pemerintah melalui APBN dan APBD

KESEHATAN IBU, BAYI, ANAK,


REMAJA, LANJUT USIA, DAN PENYANDANG CACAT
KESEHATAN IBU, BAYI DAN ANAK

P1261.mengurangi AKI dg PP
P135

2.Kehamilan diluar cara alamiah


dg PP
3.ASI ekslusif 6 bulan dg PP
4.Fasilitasi khusus menyusui di
tempat kerja dan umum
5.Wajib imunisasi
6.Imunisasi dasar dg Permen
7.Upaya pemeliharaan kesehatan
anak dilakukan sejak anak
masih dalam kandungan,
dilahirkan, setelah dilahirkan,
dan sampai berusia 18 (delapan
belas) tahun
8.Tumbuh kembang secara
optimal tempat bermain

KESEHATAN REMAJA

P136-P137

ditujukan untuk mempersiapkan


menjadi orang dewasa yang sehat
dan produktif, baik sosial maupun
ekonomi termasuk untuk reproduksi
remaja dilakukan agar terbebas dari
berbagai gangguan kesehatan yang
dapat menghambat kemampuan
menjalani kehidupan reproduksi
secara sehat.
KESEHATAN LANJUT USIA
DAN PENYANDANG CACAT

P138ditujukan untuk menjaga


agar
P140

tetap hidup sehat dan produktif


secara sosial maupun ekonomis
sesuai dengan martabat
kemanusiaan.

GIZI

P1411.Peningkatan mutu gizi melalui


P143:

perbaikan pola konsumsi


makanan yang sesuai dengan
gizi seimbang; perbaikan
perilaku sadar gizi, aktivitas fisik,
dan kesehatan; peningkatan
akses dan mutu pelayanan gizi
yang sesuai dengan kemajuan
ilmu dan teknologi; dan
peningkatan sistem
kewaspadaan pangan dan gizi.
2.memenuhi standar mutu gizi
3.Prioritas: bayi & balita; remaja
perempuan; ibu hamil &
menyusui
4.standar angka kecukupan gizi,
standar pelayanan gizi, dan
standar tenaga gizi pada
berbagai tingkat pelayanan

KESWA

P1441. ditujukan untuk menjamin


setiap
P151

orang dapat menikmati kehidupan


kejiwaan yang sehat, bebas dari
ketakutan, tekanan, dan
gangguan lain yang dapat
mengganggu kesehatan jiwa.
2. Pemeriksaan kesehatan jiwa
untuk kepentingan penegakan
hukum (visum et repertum
psikiatricum) hanya dapat
dilakukan oleh dokter spesialis
kedokteran jiwa pada fasilitas
pelayanan kesehatan
3. Penetapan status kecakapan
hukum seseorang yang diduga
mengalami gangguan kesehatan
jiwa dilakukan oleh tim dokter
yang mempunyai keahlian dan
kompetensi sesuai dengan
standar profesi
4. Aturan lebih lanjut dg PP

PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR


PENYAKIT MENULAR

P152P157

1. upaya pencegahan,
pengendalian, dan
pemberantasan penyakit
menular serta akibat yang
ditimbulkannya.
2. Pengendalian sumber penyakit
menular dilakukan terhadap
lingkungan dan/atau orang dan
sumber penularan lainnya.
3. Jaminan ketersediaan bahan
imunisasi yang aman, bermutu,
efektif, terjangkau, dan merata
4. Penetapan secara berkala jenis
penyakit
5. surveilans
6. Karantina
7. KLB
8. Aturan lebih lanjut Permen

PENYAKIT TIDAK MENULAR

P1581.upaya pencegahan,P161

pengendalian, dan
penanganan penyakit tidak
menular beserta akibat
yang ditimbulkannya.
2.dilakukan dengan
pendekatan surveilan
faktor risiko, registri
penyakit, dan surveilan
kematian

KESLING

P162P163

1.ditujukan untuk
mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat,
baik fisik, kimia, biologi,
maupun sosial yang
memungkinkan setiap
orang mencapai derajat
kesehatan yang setinggitingginya
2.Lingkungan sehat
mencakup lingkungan
permukiman, tempat kerja,
tempat rekreasi, serta
tempat dan fasilitas umum
3.Standar baku mutu dan
limbah dg PP

KESJA

P1641. ditujukan untuk melindungi


P166

pekerja agar hidup sehat


dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh
buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan.
2. meliputi pekerja di sektor
formal dan informal.
3. berlaku juga bagi kesehatan
pada lingkungan tentara
nasional Indonesia baik
darat, laut, maupun udara
serta kepolisian Republik
Indonesia.
4. Pemerintah menetapkan
standar kesehatan kerja

PENGELOLAAN
KESEHATAN

INFORMASI KESEHATAN

P167

1. melalui pengelolaan
administrasi kesehatan,
informasi kesehatan, sumber
daya kesehatan, upaya
kesehatan, pembiayaan
kesehatan, peran serta dan
pemberdayaan masyarakat,
ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang kesehatan, serta
pengaturan hukum kesehatan
secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
2. dilakukan secara berjenjang di
pusat dan daerah.
3. dalam suatu sistem kesehatan
nasional.
4. aturan lebih lanjut dg
Perpres

P168P169
1.upaya kesehatan

yang efektif dan


efisien diperlukan
informasi
kesehatan.
2.Aturan sistem
informasi dg PP
3.Kemudahan akses
informasi bagi
masyarakat

PEMBIAYAAN KESEHATAN

P170P173

1. PUSAT = 5% (lima persen) dari APBN di luar gaji.


2. DAERAH = 10% (sepuluh persen) dari APBD di luar gaji.
3. prioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik yang
besarannya sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga)
1. berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi,
teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil
guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan agar meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
2. Sumber pembiayaan kesehatan berasal dari Pemerintah,
pemerintah daerah, masyarakat, swasta dan sumber lain.
3. Alokasi pembiayaan dg PP
4. sumber swasta sistem jaminan sosial nasional atau
asuransi kesehatan

PERAN SERTA MASYARAKAT

P174
1. Masyarakat berperan
serta, baik secara
perseorangan maupun
terorganisasi dalam
segala bentuk dan
tahapan pembangunan
kesehatan dalam rangka
membantu mempercepat
pencapaian derajat
kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
2. Peran serta mencakup
keikutsertaan secara aktif
dan kreatif.

BADAN PERTIMBANGAN KESEHATAN

P175P177

1. INDEPENDEN
2. Berkedudukan di Pusat
(BPKN) dan daerah (BPKD)
3. BPKN berkedudukan di
ibukota
4. BPKD berkedudukan di
provinsi dan kabupaten/kota.
5. Kedudukan BPKN dan BPKD
berada sampai pada tingkat
kecamatan.
6. Tugas : inventarisasi masalah;
memberikan masukan;
melakukan advokasi;
memantau & mengevaluasi ...
7. Aturan lebih lanjut dg
Perpres

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

PEMBINAAN
P178P181

1. Melalui: komunikasi,
informasi, edukasi dan
pemberdayaan
masyarakat;
pendayagunaan tenaga
kesehatan; pembiayaan
2. Penghargaan
3. Aturan lebih lanjut dg
Permen

PENGAWASAN

P182P188

1.dapat memberikan izin


terhadap setiap
penyelengaraan upaya
kesehatan
2.dapat mengangkat tenaga
pengawas memasuki tempat
dan memeriksa dapat ditolak
bila tidak pakai tanda pengenal
dan surat tugas
3.Tenaga pengawas melapor
kepada penyidik dalam hal
adanya dugaan / patut diduga
tjd pelanggaran hukum
4.Tindakan administratif
a.peringatan secara tertulis;
b.pencabutan izin sementara
atau izin tetap
Aturan lebih lanjut dg Permen

PENYIDIKAN
P189
1. Petugas = polisi dan/atau PPNS Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana
2. Penyidik berwenang:
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan
tentang tindak pidana di bidang kesehatan;
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak
pidana di bidang kesehatan;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum
sehubungan dengan tindak pidana di bidang kesehatan;
d. melakukan pemeriksaan atas surat dan/atau dokumen lain tentang
tindak pidana di bidang kesehatan;
e. melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti dalam
perkara tindak pidana di bidang kesehatan;
f. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana di bidang kesehatan;
g. menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti yang
membuktikan adanya tindak pidana di bidang kesehatan.

KETENTUAN PIDANA
P190
1. dengan sengaja tidak
memberikan pertolongan
pertama terhadap pasien yang
dalam keadaan gawat darurat
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 ayat (2) atau Pasal
85 ayat (2) pidana penjara
> 2 tahun dan denda >
Rp200.000.000.
2. mengakibatkan terjadinya
kecacatan atau kematian,
pimpinan fasilitas pelayanan
kesehatan dan/atau tenaga
kesehatan tersebut pidana
penjara > 10 tahun dan denda
> Rp1.000.000.000

P191
Setiap orang yang tanpa izin
melakukan praktik pelayanan
kesehatan tradisional yang
menggunakan alat dan teknologi
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 60 ayat (1) sehingga
mengakibatkan kerugian harta
benda, luka berat atau kematian
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan
denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).

KETENTUAN PIDANA
P192
Setiap orang yang dengan
sengaja memperjualbelikan
organ atau jaringan tubuh
dengan dalih apa pun
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 64 ayat (3)
dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda
paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).

P193
Setiap orang yang dengan
sengaja melakukan bedah
plastik dan rekonstruksi untuk
tujuan mengubah identitas
seseorang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 69
diancam dengan pidana
penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda
paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah)

KETENTUAN PIDANA
P194
Setiap orang yang dengan
sengaja melakukan aborsi
tidak sesuai dengan
ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
75 ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara paling lama
10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).

P195
Setiap orang yang dengan
sengaja memperjualbelikan
darah dengan dalih apapun
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 90 Ayat (3)
dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan denda paling
banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).

KETENTUAN PIDANA
P196
Setiap orang yang dengan
sengaja memproduksi atau
mengedarkan sediaan farmasi
dan/atau alat kesehatan yang
tidak memenuhi standar
dan/atau persyaratan
keamanan,
khasiat atau kemanfaatan, dan
mutu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 98 ayat (2) dan
ayat (3) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).

P197
Setiap orang yang dengan
sengaja memproduksi atau
mengedarkan sediaan
farmasi dan/atau alat
kesehatan yang tidak
memiliki izin edar
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 106 ayat (1)
dipidana dengan pidana
penjara paling lama 15 (lima
belas) tahun dan denda
paling banyak
Rp1.500.000.000,00 (satu
miliar lima ratus juta rupiah).

KETENTUAN PIDANA
P198
Setiap orang yang tidak
memiliki keahlian dan
kewenangan untuk
melakukan praktik
kefarmasian
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 108
dipidana dengan pidana
denda paling banyak
Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah).

P199
1. Setiap orang yang tidak memiliki
keahlian dan kewenangan untuk
melakukan praktik kefarmasian
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 108 dipidana dengan
pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
2. Setiap orang yang dengan
sengaja melanggar kawasan
tanpa rokok sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 115
dipidana denda paling banyak
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).

KETENTUAN PIDANA
P200
Setiap orang yang
dengan sengaja
menghalangi program
pemberian air susu ibu
eksklusif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
128 ayat (2) dipidana
penjara paling lama 1
(satu) tahun dan denda
paling banyak
Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah)

P201
1. Dalam hal tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
190 ayat (1), Pasal 191, Pasal 192,
Pasal 196, Pasal 197, Pasal 198,
Pasal 199, dan Pasal 200 dilakukan
oleh korporasi, selain pidana penjara
dan denda terhadap pengurusnya,
pidana yang dapat dijatuhkan
terhadap korporasi berupa pidana
denda dengan pemberatan 3 (tiga)
kali dari pidana denda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 190 ayat (1),
Pasal 191, Pasal 192, Pasal 196 ,
Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199,
dan Pasal 200.
2. Selain pidana denda sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), korporasi
dapat dijatuhi pidana tambahan
berupa:
a. pencabutan izin usaha; dan/atau
b. pencabutan status badan hukum.

KETENTUAN PERALIHAN
P203
Pada saat Undang-Undang ini berlaku,
semua peraturan
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang
Kesehatan dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan dalam
Undang-Undang ini.

P202
Peraturan Perundang-undangan
sebagai pelaksanaan UndangUndang
ini ditetapkan
paling lambat 1
Choose
a layout
(satu) tahun sejak
tanggal
pengundangan
then click
the placeholders to add Undangyour own pictures and captions.
Undang ini.

P204

KETENTUAN PENUTUP

Pada saat Undang-Undang


ini berlaku, Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan
(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun
1992 Nomor 100, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3495)
dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Picture Quick Styles
give you great
looking frames in
a single click.

P205
Undang-Undang ini mulai berlaku
pada tanggal diundangkan. Agar
setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Undang-Undang
ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Negara Republik
Indonesia.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai