Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematian maternal dan neonatal merupakan masalah besar khususnya
dinegara yang sedang berkembang . sekitar 98-99% kematian maternal dan perinatal
terjadi dinegara berkembang, sedangkan dinegara maju hanya 1-2%. Sebenarnya
sebagian besar kematian tersebut masih dapat dicegah apabila mendapat pertolongan
pertama yang adekuat ( Manuaba,2007: 6).
Menurut WHO Tahun 1996, terjadi kematian maternal sekitar 585.00 orang
pertahun.penyebab utama masih trias penyebab kematian yaitu perdarahan 60%
(343.00 orang), infeksi 25 % (143.250 orang),gestosis 15% (85.595 orang). Penyebab
lainnya hanya menimbulkan kematian 5 % kematian maternal/perinatal (28.650
orang) (manuaba,2007:6).
Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu terbanyak. Perdarahan dapat
terjadi pada setiap usia kehamilan, dan pada kehamilan muda sering dikaitkan
dengan kejadian abortus (Sarwono,2008:459)
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah perdarahan
disertai pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin
belum mampu hidup di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia
kehamilan kurang dari 28 minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum
selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu
didahului dengan matinya janin dalam rahim (Manuaba, 2007:683).
Kejadian abortus diduga mempunyai efek terhadap kehamilan berikutnya,
baik timbulnya penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu sendiri, wanita

dengan riwayat abortus mempunyai resiko tinggi terjadi abortus berulang,premature,


BBLR (Cuningham.2005:54).
Di dunia terjadi 20 juta kasus abortus tiap tahun dan 70.000 wanita meninggal
karena abortus tiap tahunnya. Angka kejadian abortus di Asia Tenggara adalah 4,2
juta pertahun termasuk Indonesia, sedangkan frekuensi abortus spontan di Indonesia
adalah 10% - 15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya atau 600 - 900 ribu,
sedangkan abortus buatan sekitar 750 ribu 1,5 juta setiap tahunnya (Ulfa, 2006).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan abortus imminens
2. Tujuan Khusus
a) Agar mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian dan mengumplkan data
untuk menegakkan diagnosa dengan abortus imminens
b) Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial yang mungkin
terjadi pada pasien dengan abortus imminens
c) Agar mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan
aman pada pasien dengan abortus imminens.
d) Agar mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang sudah diberikan kepada
pasien dengan abortus imminens.
e) Agar mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan
pada pasien dengan abortus imminen

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep teoritis Abortus Imminens


1. Pengertian
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu
hidup di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang
dari 28 minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan
pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan
matinya janin dalam rahim (Manuaba, 2007:683).
Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan dan ancaman
terjadinya abortus, ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup
dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan ( Sarwono, 2008:467).
Abortus imminens adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman
terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan
masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2001:147)

2. Klasifikasi Abortus
Menurut Winkjosastro (2005:305-308) klasisikasi abortus dibagi :
2.1 Abortus spontan
Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan,
dalam hal ini dibedakan sebagai berikut:

Abortus imminens, Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada


kehamilan sebelum 28 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam
uterus, dan tanpa adanya dilatasi servik.

Abortus Insipiens
Terjadi perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu dan
disertai mulas yang sering dan kuat. Pada abortus jenis ini terjadi
pembukaan atau dilatasi serviks tetapi hasil konsepsi masih di dalam
rahim.

Abortus Inkomplet
Terjadi pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang
dari 28 minggu, sementara sebagian masih berada di dalam rahim. Terjadi
dilatasi serviks atau pembukaan, jaringan janin dapat diraba dalam rongga
uterus atau sudah menonjol dari os uteri eksternum. Perdarahan tidak akan
berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan, sehingga harus dikuret.

Abortus komplet
Pada abortus jenis ini, semua hasil konsepsi dikeluarkan sehingga rahim
kosong.Biasanya terjadi pada awal kehamilan saat plasenta belum
terbentuk.Perdarahan mungkin sedikit dan os uteri menutup dan rahim
mengecil. Pada wanita yang mengalami abortus ini, umumnya tidak
dilakukan tindakan apa-apa, kecuali jika datang ke rumah sakit masih
mengalami perdarahan dan masih ada sisa jaringan yang tertinggal, harus
dikeluarkan dengan cara dikuret.

Abortus Servikalis

Pengeluaran hasil konsepsi terhalang oleh os uteri eksternum yang tidak


membuka, sehingga mengumpul di dalam kanalis servikalis (rongga
serviks) dan uterus membesar, berbentuk bundar, dan dindingnya menipis.
2.2 Abortus provokatus
Abortus

provokatus

merupakan

jenis

abortus

yang

sengaja

dibuat/dilakukan, yaitu dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin


dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya bayi dianggap belum dapat
hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan belum mencapai 28 minggu,
atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun terdapat beberapa
kasus bayi dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus hidup.
Pengelompokan Abortus provokatus secara lebih spesifik:
-

Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang


dilakukan dengan disertai indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud
dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Syaratsyaratnya :
1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan
kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli
kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab
profesi.
2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama,
hukum, psikologi).
3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau
keluarga terdekat.
4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang
memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah.

5. Prosedur tidak dirahasiakan.


6. Dokumen medik harus lengkap.
-

Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa


adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan
menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu.

2.3 Abortus Buatan


Tindakan pengosongan rahim pada kehamilan kurang dan 28 minggu
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang tepat untuk menangani
suatu kasus pada suatu keadaan tertentu sangat bergantung pada keadaan
penderita; tuanya kehamilan; fasilitas yang tersedia; dan keterampilan
operator. Indikasi abortus buatan :
a. Hamil di luar kandungan.
Bila kehamilan tidak dikeluarkan, maka akan terjadi robekan pada tempat
dimana hasil pembuahan menempel diikuti, perdarahan dalam rongga
perut yang dapat menyebabkan kematian.
b. Hamil anggur (mola hidatidosa).
Pada hamil anggur janin biasanya meninggal dan tumbuh jaringan seperti
segugus buah anggur. Jaringan ini harus dikeluarkan dan selanjutnya
dilakukan pemeriksaan ulang untuk mendeteksi kemungkinan timbulnya
kanker trofoblas.
c. Cacat bawaan pada janin.
Cacat bawaan yang berat seperti anencephalus (tidak ada otak) dapat
dideteksi secara dini.
d. Penyakit Ibu yang berat/ menahun.
Misalnya kelainan jantung.

e. Hamil akibat perkosaan atau incest.


f. Penyakit kelainan jiwa yang berat. Misalnya percobaan bunuh diri.
g. Kegagalan kontrasepsi.
Seperti diketahui sampai saat ini tidak ada satu pun kontrasepsi yang
bebas dari kegagalan. Kehamilan akibat kegagalan kontrasepsi yang
mengandung hormon estrogen dapat menyebabkan cacat bawaan.

3. Etiologi
Menurut Winkjosastro (2005:302-303) penyebab terjadinya abortus dapat
dibagi sebagai berikut:
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan biasanya menyebabkan kematian mudighah pada hamil muda.
Factor-faktor yang menyebabkan kematian mudighah adalah :
1) Kelainan kromosom: yang sering dijumpai adalah pada kejadian abortus
adalah trisomi, poliploidi dan kelainan kromosom seks.
2) Lingkungan kurang semmpurna: bila lingkungan di endometrium
disekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat
makanan pada hasil konsepsi kurang sempurna.
3) Pengaruh dari luar: radiasi, obat-obatan dan sebagainya

dapat

mempengaruhi hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya didalam


uterus. Pengaruh ini dinamakan pengaruh teratogen.
b. Kelainan plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam villi korealis dan menyebabkan segmen
plasenta terganggu sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan

kematian janin, keadan nini bias terjadi sejak kehamilan muda misalnya
karena hipertensi menahun.
c. Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pilonefritis ,
malaria , dll dapat menyebabkan abortus. Toksin bakteri, virus , plasmodium
dapat melewati plasenta dan masuk kejanin kemudian terjadilah abortus.
d. Kelainan traktus genitalis
Retroversi uteri, mioma uteri atau kelainan uteri dapat menyebabkan abortus,
tetapi hanua retruversi uteri gravid dan mioma uteri sub mukosa yang dapat
memegang peranan penting . sebab lain juga karena servik yang inkompeten
yang disebabkan karena kelemahan bawah servik, dilatasi servik yang
berlebihan dank arena robekan servik luas yang tidak dijahit.

4. Patofisiologi
Pada permulaan, terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi
terlepas. Karena benda yang dianggap asing, maka uterus berkontraksi untuk
mengeluarkannya. Pada kehamilan di bawah 8 minggu, hasil konsepsi
dikeluarkan seluruhnya, karena vili korealis belum menembus desidua terlalu
dalam; sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu, telah masuk agak dalam,
sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu akan
banyak terjadi perdarahan (Sinopsis Obstetri Jilid I, 2002).
Patofisiologis terjadina keguguran, mlai dari terlepasnya sebagian atau
seluruh jaringan plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga jann
kekurangan nutrisi dan O2. Bagian yang terlepasdi anggap benda asing, sehingga

rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi.Pengeluaran tersebut dapat


terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan
berbagai penyulit. Oleh karena itu, keguguran memberikan gejala umum sakit
perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan di sertai pengeluaran
seluruh atau sebagian hasil konsepsi. Berntuk perdarahn bervariasi, di antarnya :
-

Sedikit-sedikit dan berlangsung lama

Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat di sertai gumpalan

Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun; dapat menimbulkan


syok.

5. Prognosis
Menurut winkjosastro (2005:306) macam dan lamanya kehamilan
menentukan prognosa kelangsungan kehamilan. Perdarahan kurang baik bila
perdarahan berlangsung lama , mules-mules yang disertai pendataran dan
pembukaan servik.

6. Diagnosa
Diagnosis abortus imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi
perdarahan melalui ostium uteri internum disertai rasa mules sedikit atau tidak
sama sekali, uterus membesar sebesar tuanya kelainan, servik belum membuka,
dan tes kehamilan positif. Pada beberapaa wanita hamil laainnya dapat terjadi
perdarahan sedikit pada saat haid yang semestinya datang jika tidak terjadi
pembuahan . hal ini terjadi karena penembusan vili korealis kedalam desidua
pada saat implantasi. Perdarahan biasanya sedikit, warnanya merah, tidaak
disertai rasa mules. ( Winkjosastro, 2005: 305)

7. Penatalaksanaan /Perawatan
Perawatan abortus imminens menurut Winkjsastro (2005:305-306)
a. Istirahat barinng
Tidur berbaring merupakan unsure penting dalam pengobatan karena cara ini
menyebabkan bertambahnya aliran darah keuterus dan berkurangnya
raangsangan mekanik.
b. Tentang pemberian hormon progestin pada abortus belum ada persesuaian
faham . sebagian besar ahli tidak menyetujui dan mereka yang menyetujui
menyatakan bahwa harus ditentukan dulu adanya kekurangan hormone
progesterone. Apabila difikirkan bahwa sebagian besar abortus terjadi
didahului oleh kematian hasil konsepsi dan kematian ini dapat disebabkan
karena banyak factor, maka pemberian progestin tidak banyak manfaatnya.
c. Pemriksaan USG penting untuk memeriksa apakah janin masih hidup

Penatalaksanaan abortus imminens menurut Syaifuddin (2002: M-12)


a. Tidak perlu pengobatan khusus
b. Jangan melakukan aktifitas fisik yang berlebihan
c. Jika perdarahan:
1) Berhenti:lakukan asuhan antenatal seperti biasa
2) Terus berlangsung: nilai konndisi janin atau USG, lakukan konfirmasi
kemungkinan adanya penyakit lain
d. Tidak perlu terapi hormonal (estrogen dan progestreon) atau tokolitik seperti
salbutamol atau endometason, karna obat ini tidak dapat mencegah abortus.

BAB III
TINJAUAN KASUS

A.

PENGKAJIAN DATA
Data Subjektif

Identitas

Suami

Nama

: Ibu Ita

Tn Yadi

Umur

: 36 Tahun

39Tahun

Agama

: Islam

Islam

Suku/bangsa : Aceh/Indonesia

Jawa/Indonesia

Pendidikan

: SMP

SMA

Pekerjaan

: IRT

Swasta

Alamat

: Sungai

Keluhan Utama
Ibu mengatakan sejak tadi pagi merasakan keluar darah sedikit dari jalan lahir serta ibu
merasakan mules pada perut bagian bawah.
Riwayat Menstruasi
Menarche

: 14 tahun

Bau

Lama

: 5-6 hari

Teratur/tidak : teratur

Siklus

: 30 hari

Keluhan

: tidak ada

Warna

: merah

konsistensi

: cair

HPHT

: 6.12.2013

Riwayat Perkawinan
Menikah

: 1 kali

Status pernikahan

: sah

: amis

Lama menikah

: 13 tahun

Usia menikah

: 23 tahun

GV P4 A0 Ah0
Riwayat kesehatan
1)

Riwayat Kesehatan Ibu

Ibu mengatakan belumpernah dan tidak sedang menderita penyakit menular seperti
hepatitis, TBC, HIV/AIDS, PMS, penyakit kronis seperti jantung, ginjal, hipertensi,
penyakit menurun seperti: DM, Asma.
2)

Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu dan suami belumpernah dan tidak sedang
menderita penyakit menular seperti:Hepatitis, TBC, HIV/AIDS, PMS, penyakit kronis
seperti:Jantung, Ginjal, Hipertensi, penyakit menurun seperti: DM, Asma.
3)

Riwayat keturunan kembar gangguan jiwa

Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat kembar baik dari pihak ibu maupun suami.
Tidak ada riwayat gangguan jiwa
4)

Riwayat Operasi

Ibu mengatakan belum pernah menjalani operasi apapun seperti: SC, miomektomi,
mastektomi, dan kista
5)

Riwayat Alergi Obat

Ibu mengatakan tidak pernah alergi terhadap obat apapun seperti jenis obat Antibiotik,
Anti piretik, Antalgin dan lainnya.
Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT: 06.12.2013

HPL: 13.9.2014

UK: 10 minggu

1)

Selama hamil ibu periksa di bidan

2)

Mulai periksa sejak umur kehamilan 4 minggu

3)
a)

Ibu mengatakan belum merasakan pergerakan janin


Trimester I

ANC

: 2 kali di bidan

Keluhan

: Mual muntah

Anjuran

: Banyak istirahat, makan sedikit dikit tapi sering

Terapi

: Berikan ibu omedom dan caviplex 11 tab/hari

b) Trimester II
ANC : c)

Trimester III

ANC : 4)

Riwayat Imunisasi

TT 1

:-

TT 2

:-

Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari


1)

Pola pemenuhan nutrisi

Sebelum hamil

Selama Hamil

Makan
Frekuensi

: 3x sehari

4-5x sehari

Jumlah

: 1 piring

1/2piring

Jenis

: Nasi, lauk, sayur

Nasi, sayur, lauk

Pantangan

: Tidak ada

Tidak ada

Keluhan

: Tidak ada

Tidak ada

Minum
Frekuensi

: 6-7 gelas sehari

7-8 gelas sehari

Porsi

: 1 gelas

1 gelas

Jenis

: Air putih, teh

Air putih, teh, susu

Pantangan

: Tidak ada

Tidak ada

Keluhan

: Tidak ada

Tidak ada

2)

Pola Eliminasi

BAB
Frekuensi

: 1x / hari

1x / hari

Konsistensi

: lunak

Warna

: khas feses

khas feses

Bau

: khas feses

Khas feses

Keluhan

: tidak ada

tidak ada

lunak

BAK
Frekuensi

: 3-4 x / hari

4-5 x/ hari

Warna

: kuning jernih

kuning jernih

Bau

: khas urine

khas urine

Konsistensi:

: cair

cair

Keluhan

: tidak ada

tidak ada

3)

Pola istirahat

Tidur Siang

: 1 pukul

1 pukul

Tidur Malam

: 7-8 pukul

7-8 pukul

Keluhan

: tidak ada

4)

tidak ada

Personal higiene

Mandi

: 2x /hari

2x /hari

Keramas

: 3x /minggu

3x /minggu

Ganti pakaian

: 2x /hari

2x /hari

Gosok gigi

: 3x /hari

2x /hari

5)

Hubungan seksual

Frekuensi

: 3x/minggu

1x/minggu

Keluhan

: tidak ada

tidak ada

Data psikososial spiritual, budaya, ekonomi


1)

Ibu dan suami sangat senang dengan kehamilan ini dan sangat menantikan kelahiran

bayi mereka, namun setelah ada keluhan ini ibu mengatakantakut dan cemas kehilangan
bayinya.
2)

Ibu mengikuti kegiatan PKK secara rutin di masyarakat

3)

Ibu rutin melaksanakan sholat 5 waktu

4)

Kondisi tempat tinggal ibu lingkungannya bersih dan ibu tidak memiliki binatang

peliharaan
Data pengetahuan
Pengetahuan ibu tentang kehamilan
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang tanda-tanda bahaya kehamian TM I yaitu:
keluar darah dari jalan lahir, pandangan kabur, pusing yang berlebihan dan mual muntah
lebih dari 10 kali sampai tidak bisa menjalankan aktivitas.
2.

Data Objektif

Pemeriksaan umum
1)

Keadaan umum

: baik

2)

kesadaran

: composmentis

3)

BB sebelum hamil

: 47 kg

4)

BB sekarang

: 49 kg

5)

Tinggi Badan

: 155 cm

6)

LILA

: 25 cm

7)

Vital Sign

Tekanan darah : 120/70 Mmhg


Suhu

: 36,5oC

Nadi

: 88x/menit

Respirasi

: 24 x/menit

Pemeriksaan Fisik
1)

Inspeksi
Bentuk

mesocephal,

tidak

ada

bekas

operasi,tidak ada nyeri, rambut tidak


Kepala

luka
rontok,

rambut lurus
Bentuk simetris, tidak berjerawat, tidak ada bekas
luka operasi, tidak oedema, tidak ada cloasma

Muka

gravidarum
Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran serumen,

Telinga

tidak ada benjolan, pendengaran baik


Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah
muda,sklera putih, kelopak mata tidak oedema,

Mata

penglihatan baik

Hidung

Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip


Bibir tidak kering, tidak sianosis, tidak ada
stomatitis, tidak epulis, tidak ada karies gigi, lidah

Mulut

tidak kotor
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe,
venajugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar

Leher

parotis

Dada

Gerakan nafas teratur, tidak ada retraksi dinding

dada,tidak wheezing
Simetris, tidak ada bekas luka operasi, puting susu
menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areola dan
puting susu, tidak ada benjolan, belum ada
Payudara

pengeluaran colostrum
Membesar sesuai umur kehamian, tidak ada luka
bekas

operasi,

terdapat

linea

dan

striae

gravidarum,nyeri perut bagian bawah, tidak ada


Abdomen

nyeri tekan
Keluar darah kurang lebih 10 cc warna merah, bau
khas, terpasang pembalut, tidak ada varises, tidak

Genetalia

adapembesaran kelenjar bartolini dan skene.


Simetris, bentuk normal, tidak polidaktili, tidak

Ekstremitas
Atas

oedem, kuku bersih dan tidak pucat, pergerakan


:

aktif
Simetris, bentuk normal, tidak polidaktili,tidak

Ekstremitas

oedem dan varices, kuku bersih dan tidak pucat,

Bawah

pergerakan aktif

Anus

tidak hemoroid

2)

Palpasi

TBJ

:-

Leopold I

: TFU 2 jari di diatas simfisis.

Leopold II

: belum bisa dilakukan

Leopold III

: belum bisa dilakukan

Leopold IV

: belum bisa dilakukan

Auskultasi

: DJJ belum terdengar

Perkusi

: Reflek patella (+) ada

3)

Pemeriksaan Penunjang

a)

Panggul luar

b)

Pemeriksaan panggul dalam: Tidak dilakukan

c)

Pemeriksaan laboratorium : Hb: 11,7 gr/%

d)

PP Test

: Positif (+)

e)

USG

: Tidak dilakukan

f)

Rontgen

: Tidak dilakukan

g)

Hasil pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

1)

Vagina: fleks ada sedikit

2)

Porsio: tertutup, licin, nyeri tekan tidak ada, digoyangkan tidak terasa nyeri.

3)

Adnexa parametrium kanan: nyeri tidak ada.

4)

Adnexa parametrium kiri: nyeri tidak ada

5)

Cavum douglas: tidak menonjol.

B.

: Tidak dilakukan

INTERPRETASI DATA

Diagnosa kebidanan
Seorang ibu G5P4A0 umur 36tahun hamil10 minggu, dengan abortus iminens
Data dasar :
DS:
ibu mengatakan ini kehamilan yang kelima
Ibu mengatakan berumur 36 tahun
Ibu mengatakan belum pernah keguguran
Ibu mengatakan HPHT: 6.12.2013

HPL : 12.09.2014

Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah


DO:

Ekspresi wajah nampak cemas


Keadaan umum

: baik

kesadaran

: composmentis

BB sebelum hamil

: 47 kg

BB sekarang

: 49 kg

Tinggi Badan

: 155 cm

LILA

: 25 cm

Vital Sign
Tekanan darah

: 120/70 Mmhg

Suhu

: 36,5oC

Nadi

: 88x/menit

Respirasi

: 24 x/meni

TFU 2 jari di jari diatas simfisis


Hb: 11,7 gr/%

C.

DIAGNOSAMASALAH POTENSIAL

Abortus Insipiens

D.

ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

Bed rest

Kolaborasi dengan dokter Obsgyn

E.

PERENCANAAN
-

Beritahu ibu dan keluarga kondisi ibu dan hasil pemeriksaan

Beri ibu dukungan psikologis dan libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
psikologis

Observasi keadaan umum dan tanda vital ibu

Kaji perdarahan pasien tiap jam

Anjurkan bed rest total

Kolaborasi dengan dokter Obsgyn untuk memberikan terapi obat untuk


mengurangi keluhan pasien

Anjurkan

ibu

untuk

mengurangi

aktivitas

yang

berat

dan

tidak

melakukan coitus selama satu bulan setelah perdarahan berhenti


-

Anjurkan ibu untuk kontrol ulang apabila perdarahan tidak berhenti dalam 2 hari
atau bertambah banyak

F.

PELAKSANAAN
Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu sedang mengalami

abortus iminens yaitu keguguran yang masih dapat dipertahankan sehingga ibu harus
tetap berada di RS untuk dilakukan pemantauan selama 2 jam. Informasikan juga pada
ibu dan keluarga bahwa keluhan nyeri perut bagian bawah yang dirasakan terjadi karena
adanya kontraksi uterus.
Memberi ibu dukungan psikologis
Menjelaskan bahwa ibu bisa melewati masalah ini dengan baik, memberikan support
kepada ibu, dan mendampingi ibu selama ibu dalam pemantauan serta menghadirkan
keluarga yang paling dekat dengan ibu.
Mengobservasi keadaan umum dan tanda vital ibu setiap 1 jam selama ibu
Mengkaji perdarahan pasien tiap jam, catat warna perdarahan, jumlah pembalut yang
digunakan

Menganjurkan ibu bad rest total atau istirahat rebah selama 48 jam, apabila kehamilan
masih dapat dipertahankan perdarahan dalam waktu 48 jam akan berhenti
Melakukan kolaborasi dengan dokter Obsgynuntuk memberikan terapi obat untuk
mengurangi keluhan pasian yaitu:
-

Papaverin tab 21 tab

Pregnabion tab 21 tab

Gestanon tab 11 tab

Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang dapat memperberat keadaan seperti:
angkat

junjung

berat,

bekerja

terlalu

keras

dan

hindari

stres

serta

tidak

melakukan coitus selama satu bulan setelah perdarahan berhenti.


Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang apabila perdarahan tidak berhenti dalam 2 hari
atau bertambah banyak

G.

EVALUASI

Ibu dan keluarga sudah mengerti dengan kondisi ibu saat ini bahwa ibu sedang
mengalami abortus iminens
Bidan dan keluarga terus memberikan dukungan psikologi sehingga ibu merasa lebih
tenang
Keadaan umum baik dan tanda vital dalam batas normal
Keadaan umum

: baik

kesadaran

: composmentis

BB sebelum hamil

: 47 kg

BB sekarang

: 49 kg

Tinggi Badan

: 155 cm

LILA

: 25 cm

Vital Sign
Tekanan darah

: 120/70 Mmhg

Suhu

: 36,5oC

Nadi

: 88x/menit

Respirasi

: 24 x/menit

Perdarahan lebih kurang 10 cc, warna darah merah tua, bau khas, Ibu istirahat rebah
selama 2 jam, dan ibu bersedia melakukan bad rest total di rumah
Telah diberikan terapi obat untuk mengurangi keluhan pasian yaitu:
-

Papaverin tab 21 tab

Pregnabion tab 21 tab

Gestanon tab 11 tab

Ibu bersedia untuk mengurangi aktivitas yang dapat memperberat keadaan ibu dan
bersedia tidak melakukancoitusselama satu bulan setelah setelah perdarahan berhenti.
Ibu bersedia untuk kontrol ulang apabila perdarahan tidak berhenti dalam 2 hari atau
bertambah banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Chalik, TMA. 2007. Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika
Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia2008. Jakarta: Depkes RI.
KEPMENKES RI NO. 369/MENKES/SK/III/2007. Jakarta: Menkes RI.
Kusmiyati, Yuni. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Liewellyn, Derek. 2001. Panduan Lengkap Tentang Kesehatan, Kebidanan dan
Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka.
Manuaba, IBG. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.


Permenkes RI No 1464/Menkes/per/x/2010. Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
Jakarta: Menkes RI.
Prihardjo,Robert. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab Ilmu Kebidanan. Jakarta:
EGC.
Pusdiknakes Depkes RI, WHO, JHPIEGO. 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum.
Jakarta, Pusdiknakes RI.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. BukuPanduanPraktisPelayananKesehatanMaternal dan
Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
Saminem. 2002. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Jakarta: EGC
Sofyan, Mustika., et al. 2006. 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia: Bidan Menyongsong
Masa Depan. Jakarta: PP IBI.
Surjadi, Charles. 2010. Kesehatan Reproduksi Jaringan Epidemiologi Nasional. Jakarta:
Fitramaya.
Taher, B. 2004. Kadaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.
Uliyah. 2006. Perubahan pada Masa Kehamilan. Fitramaya: Yogyakarta.
Wahyuningsih, Heni dkk. 2005. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Varney, Helen. 1997. Buku Ajar AsuhanKebidanan. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro. Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Wheeler, J. 2004. Buku Saku Asuhan Kehamilan. Jakarta: EGC.
Wildan dan Hidayat. 2008. Dokumentasi kebidanan. Jakarta: Salemba medika.

Anda mungkin juga menyukai