: 12 Februari 2015
Tanggal Pengumpulan
: 19 Februari 2015
Disusun oleh:
Stefiani Emasurya Indrajaya (10712038)
Nurinanda Prisky Qomaladewi (10712083)
Asisten:
Putri Dwi Wahyuni (10711025)
I.
Tujuan Percobaan
1.1 Menentukan keberadaan gugus fungsi dari sampel dengan uji analisis gugus
fungsi.
II.
Prinsip Percobaan
Gugus fungsi adalah kumpulan atom-atom yang berikatan satu sama
lain dan memberi peran pada sifat fisikokimia suatu senyawa; seperti
kelarutan, keasaman, dan kereaktifan kimia. Gugus fungsi secara umum
dianalisis dengan metode kimia dan metode fisikokimia. Analisis metode
kimia berarti interaksi kimia antara gugus fungsi dengan pereaksi
memberikan warna, bau, endapan, atau kekeruhan yang berbeda untuk
masing-masing senyawa. Pereaksi yang digunakan bisa merupakan pereaksi
umum dimana memberikan hasil positif dengan beberapa gugus fungsi; atau
pereaksi khusus yang hanya memberikan hasil positif untuk gugus fungsi
spesifik. Cara yang digunakan dalam metode kimia adalah spot test, dimana
sampel dan pereaksi digunakan hanya dalam jumlah 2-3 tetes dalam plat tetes
atau tabung reaksi. Analisis kimia biasa disebut dengan uji pendahuluan
karena memberikan hasil secara kualitatif. Uji lanjutan atau konfirmasi
dilakukan dengan bantuan instrumen khusus dan disebut metode fisikokimia.
III.
BAHAN
Tabung reaksi
Pereaksi Lucas
Plat tetes
Aquadest
Pipet tetes
FeCl3
Pipet volume
H2SO4
NaNO2
Gelas ukur
2,4-dinitrofenilhidrazon
Kertas lakmus
HCl pekat
PereaksiTollens
NaHCO3 5%
Fenolftalein
NaOH 5%
- Naftol
KMnO4 2%
IV.
Metodologi
4.1 Uji Lucas
Sejumlah sampel dimasukkan ke dalam sejumlah peraksi Lucas.
Setelah itu, campuran dikocok dan didiamkan. Sampel yang mengandung
gugus alkohol sekunder dan tersier akan menghasilkan endapan,
sedangkan pada alkohol primer tidak terdapat endapan.
4.2 Uji FeCl3
Sejumlah sampel diteteskan larutan FeCl3, kemudian diamati
perubahan warnanya.
4.3 Uji Lieberman
Sejumlah sampel ditambahkan H2SO4 dan NaNO2 (jika sampel
mengandung gugus alkohol akan terbentuk warna biru hijau atau biru
ungu). Kemudian, campuran diencerkan dengan air, lalu diteteskan NaOH
5%. Terjadi perubahan warna menjadi merah jika sampel mengandung
gugus alkohol.
4.4 Uji Pembentukan Hidrazon
Sejumlah sampel ditambahkan 2,4-dinitrofenilhidrazon dan HCl
pekat. Jika sampel mengandung gugus karbonil, akan terbentuk endapan
jingga coklat.
4.5 Uji Tollens
Sejumlah sampel dimasukkan dalam pereaksi Tollens, terbentuk
endapan atau koloidal perak jika sampel mengandung aldehid.
4.6 Uji Kertras Lakmus
Kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam sampel. Kertas lakmus akan
berubah menjadi merah jika sampel bersifat asam.
4.7 Uji Bikarbonat
Sejumlah sampel ditambahkan larutan NaHCO3 5%. Terbentuk
gelembung udara jika sampel mengandung gugus karbonil.
4.8 Uji Fenolftalein
Sejumlah sampel ditambahkan etanol, fenolftalein, dan NaOH 5%.
Setelah itu, campuran dipanaskan (warna merah muda hilang saat
pemanasan pada sampel yang mengandung gugus ester).
4.9 Uji Diazotasi dan Penggabungan
Uji Lucas
Uji FeCl3
Kontrol positif : fenol
Hasil
negatif
dimana
seharusnya positif dengan
terbentuk warna ungu karena
adanya gugus fenol.
Kontrol negatif : Sampel 18A
: hasil negatif
tidak terbentuk perubahan
warna ungu berarti tidak ada
Hasil Pengamatan
gugus fenol.
Sampel 18B
: hasil negatif
tidak terbentuk perubahan
warna ungu berarti tidak ada
gugus fenol.
Uji Lieberman
Kontrol positif : fenol
Hasil
negatif
dimana
seharusnya positif dengan
terbentuk
warna
merah
karena adanya gugus fenol.
Kontrol negatif : heksana
Hasil negatif tidak terjadi
perubahan warna karena
tidak ada gugus fenol.
Sampel 18A
: hasil negatif
tidak terbentuk perubahan
warna merah berarti tidak
ada gugus fenol.
Sampel 18B
: hasil negatif
tidak terbentuk perubahan
warna merah berarti tidak
ada gugus fenol.
3. Uji Gugus Karbonil
Uji Hidrazon
Kontrol positif : aseton
Hasil positif karena terdapat
gugus
karbonil
dengan
terbentuk endapan jinggacoklat.
Kontrol negatif : metanol
Hasil negatif tidak terjadi
perubahan
warna
atau
endapan karena tidak ada
gugus karbonil.
Sampel 18A
: hasil negatif
tidak terbentuk perubahan
warna sama seperti kontrol
negatif berarti tidak ada
gugus karbonil.
Sampel 18B
: hasil positif
berarti ada gugus karbonil
dengan terbentuk endapan
jingga-coklat sama dengan
kontrol positif.
Uji Tollens
Kontrol positif : formaldehid
Hasil positif karena terdapat
gugus
karbonil
dengan
terbentuk
koloid
silver
kehitaman.
Kontrol negatif : heksana
Hasil negatif tidak ada
perubahan
warna
atau
terbentuknya koloid endapan
karena tidak ada gugus
karbonil.
Sampel 18A
: hasil negatif
tidak
terjadi
perubahan
warna sama seperti kontrol
negatif berarti tidak ada
gugus karbonil.
Sampel 18B
: hasil positif
berarti ada gugus karbonil
dengan terbentuk koloid
silver terang.
4. Uji Gugus Karboksil
Uji Fenolftalein
Uji Diazotasi
Kontrol positif :
sulfanilamida
Hasil positif terbentuk warna
jingga tua berarti ada gugus
amina.
Kontrol negatif : air
Hasil negatif tidak terbentuk
warna jingga tua berarti tidak
ada gugus amina.
Sampel 18A
: hasil negatif
seperti kontrol negatif berarti
tidak ada gugus amina.
Sampel 18B
: hasil positif
seperti kontrol positif terjadi
perubahan warna menjadi
jingga tua berarti ada gugus
amina.
7. Uji Senyawa Tak Jenuh
Uji Baeyer
Kontrol positif : fenol
Hasil positif warna ungu
menghilang dan terbentuk
endapan berarti terdapat
ikatan rangkap karbon dan
senyawa bukan jenuh.
Kontrol negatif : aseton
Hasil negatif warna ungu
tidak menghilang karena
ikatan rangkap terjadi antara
karbon-oksigen dan bukan
karbon-karbon.
Sampel 18A
: hasil negatif
seperti kontrol negatif berarti
senyawa jenuh.
Sampel 18B
: hasil positif
warna ungu menghilang dan
terbentuk endapan seperti
kontrol
positif
berarti
terdapat
ikatan
rangkap
karbon-karbon.
VI.
Pembahasan
Dalam percobaan dilakukan uji gugus alkohol, fenol, karbonil,
karboksil, ester, amina, dan senyawa tak jenuh terhadap dua sampel 18A dan
18B. Hasil percobaan menunjukkan bahwa senyawa A hanya diidentifikasi
sebagai asam tanpa memiliki gugus fungsi lain; sedangkan senyawa B
memiliki gugus ester, amin, karboksil, karbonil, dan diidentifikasi sebagai
senyawa asam dan tak jenuh. Informasi yang diberikan setelah percobaan
dilakukan adalah senyawa A merupakan air dan senyawa B merupakan
sulfanilamida dengan struktur sebagai berikut :
dari
perbedaan
warna
yang
muncul.
Pereaksi
yang
Uji Lucas
Uji Lucas dilakukan untuk membedakan alkohol primer,
sekunder, dan tersier dengan pereaksi Lucas campuran dari ZnCl2
dan HCl pekat. Reaksi kimia yang terjadi adalah :
Uji FeCl3
Uji ini dilakukan untuk mendeteksi adanya gugus fenol
dengan hasil reaksi warna ungu. Pereaksi yang digunakan adalah
FeCl3 dengan reaksi kimia sebagai berikut :
Uji Lieberman
Uji Lieberman dilakukan untuk mengidentifikasi adanya
gugus fenol dalam suatu senyawa dengan hasil reaksi berwarna
merah. Hasil uji terhadap kedua sampel mengidentifiasikan bahwa
kedua sampel tidak mengandung gugus fenol. Hal ini disebabkan
oleh tidak terdapatnya gugus fenol pada kedua sampel (sulfanilamid
dan air) yang membentuk kompleks warna merah setelah
penambahan asam sulfat, Na-nitrit, dan natrium hidroksida.
bersih
dari
pengambilan
Uji Tollens
kontrol
positif
sehingga
percobaan
pada
kedua
sampel
menunjukkan
Uji Bikarbonat
Uji ini dilakukan untuk menentukan keberadaan gugus
karboksil pada senyawa. Hasil positif menunjukkan adanya
gelembung karbon dioksida yang merupakan hasil sampingan dari
reaksi substitusi antara gugus karboksilat dengan NaHCO3.
percobaan
menunjukkan
kedua
sampel
tidak
Uji Fenolftalein
Uji fenolftalein dilakukan untuk mengidentifikasi adanya
gugus ester dalam senyawa dengan menggunakan fenolftalein
sebagai indikator. Dengan adanya senyawa basa dalam suatu larutan,
ketika diberikan fenolftalein akan terjadi perubahan warna menjadi
merah muda.
Hasil percobaan menunjukkan perubahan warna pada
kontrol positif (etil asetat) dan sampel B (sulfanilamid) yang secara
teoritis mengidentifikasikan bahwa kedua senyawa
tersebut
Uji Baeyer
Uji Baeyer adalah uji yang dilakukan untuk identifikasi
senyawa tak jenuh pada suatu senyawa dengan prinsip reaksi adisi
dengan kalium permanganat, dimana hasil samping reaksi adisi yang
terjadi antara senyawa tak jenuh dengan kalium permanganat
berupa endapan mangan oksida berwarna coklat.
Pada kontrol positif (fenol) terjadi perubahan warna menjadi
coklat dan terbentuk endapan. Hal serupa terjadi pada salah satu
sampel (sulfanilamid). Sedangkan pada kontrol negatif (aseton),
tidak terjadi perubahan warna setelah penambahan KMnO4. Hal
serupa terjasi pada sampel lainya, yaitu air. Perubahan warna dan
adanya endapan terjadi karena reaksi adisi mengubah kalium
permanganat menjadi mangan oksida. Reaksi adisi tidak terjadi pada
aseton dan air karena tidak terdapat ikatan rangkap karbon pada
senyawa-senyawa tersebut sehingga tidak terjadi reaksi adisi untuk
menghasilkan endapan mangan oksida.
VII.
Kesimpulan
7.1 Senyawa A diidentifikasi merupakan senyawa asam dan tidak ada gugus
fungsi
di
dalamnya.
Senyawa
merupakan
air,
dimana
sifat