PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor tulang adalah istilah yang dapat digunakan untuk pertumbuhan
tulang yang tidak normal, tetapi umumnya lebih digunakan untuk tumor
tulang utama, seperti osteosarkoma, chondrosarkoma, sarkoma Ewing dan
sarkoma lainnya.
Ada tiga macam tumor tulang yaitu yang bersifat lunak, ganas dan yang
memiliki lesi di tulang (berlubangnya struktur karena jaringan akibat cedera
atau penyakit). Selain itu ada yang bersifat primer dan skunder. Pada tumor
tulang sekunder misalnya, seseorang terkena tumor payudara, kemudian
menjalar ke tulang dan selanjutnya menggerogoti tulang tersebut. Kanker
tulang ini merupakan kelompok tumor tulang yang ganas. (Lukman dalam
Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan system musculoskeletal,
2009)
Dari berbagai macam jaringan yang menyusun sistem ini, bermacammacam pula gangguan yang dapat ditimbulkan. Salah satu gangguan itu
yaitu Benigna BoneTumor and Maligna Bone Tumor. Tumor ini sering terjadi
pada anak-anak, karena sifatnya yang jinak tumor ini tidak berbahaya.
Tumor-tumor jaringan lunak merupakan suatu golongan heterogen kelainankelainan yang berasal dari jaringan asal mesodermal. Dalam jaringan ini
termasuk organ gerak, seperti otot-otot dan tendon, kapsula, sendi dan juga
semua struktur lemak dan jaringan ikat penyangga, yang berada diantara
komponen-komponen epitelial dan di sekitar organ-organ. Sering juga
kelainan yang berasal dari struktur mesenkimal, tetapi yang terletak dalam
organ tertentu, dibicarakan dan ditangani sebagai kelainan organ-organ itu
dan tidak dimasukkan dalam golongan tumor jaringan lunak.
(Menurut Errol untung hutagalung,2004) seorang guru besar dalam Ilmu
Bedah Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (19952004) tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor
tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Anatomi Dan Fisiologi
1. Pertumbuhan Embriologi Tulang
Pembentukan dan perkembangan tulang merupakan suatu proses
morfologi yang unik serta melibatkan perubahan biokimia. Tulang rawan
(kartilago) lempeng epifisis tidak sama dengan tulang rawan hialin dan
tulang rawan artikuler. Tulang rawan lempeng epifisis mempunyai
struktur pembuluh darah, zona-zona, dan susunan biokimia sehingga
memberikan gambaran matriks yang unik.
10
panjang
bersatu
dengan
metafisis
sehingga
pertumbuhan
11
12
13
Sel neoplasma bersifat parasitic dan pesaing sel atau jaringan normal dan
kebutuhan metabolismenya pada penderita yang berada dalam keadaan
lemah. Neoplasma bersifat otonom karena ukurannya meningkat terus.
Poliferasi neoplastik dari sel-sel neoplastik tumor membentuk suatu massa
neoplasma, menimbulkan pembengkakan atau benjolan pada jaringan tubuh
yang disebut tumor.
Sel-sel neoplasma atau tumor pada tulang menghasilkan factor-faktor yang
dapat merangsang fungsi osteoklas sehingga menimbulkan resorpsi tulang
yang dapat terlihat dalam radiogram. Selain itu, juga ada beberapa tumor
yang menyebabkan peningkatan aktivitas osteoblas dengan peningkatan
desitas tulang yang juga dapat terlihat pada radiogram. Pada umunya tumortumor tulang mudah dikenali dengan adanya massa pada jaringan lunak
disekitar tulang, deformitas tulang, nyeri dan nyeri tekan atau fraktur
patologis.
D. Etiologi ( Zairin, dalam buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal, 2012)
1. Penyebab Utama
Secara umum penyebab utama neoplasma musculoskeletal tidak
diketahui.
2. Faktor Predisposisi
Beberapa factor yang berhubungan dan memungkikan yang dapat menjadi
factor penyebab terjadnya neoplasma muskuluskeletal, yaitu sebagai
berikut:
a.
Genetik
Beberapa kelainan genetic dikaitkan dengan terjadinya keganasan
tulang misalnya pada sarcoma jaringan lunak atau Soft Tissue Sarcoma
(STS). Berdasarkan data penelitian, diduga mutasi genetic pada stem
sel mesenkim dapat menimbulkan sarcoma, ada beberapa gen yang
sudah diketahui mempunyai peranan dalam kejadian sarcoma, antara
lain gen RB-1 dan p53. Mutasi p53 mempunyai peranan yang jelas
dalam terjadinya STS. Gen lain yang juga diketahui punya peranan
14
adalah gen MDM-2 (Murine Double Minute 2), gen p53 yang telah
utasi dan menginaktivasi gen tersebut.
b.
Radiasi
Keganasan pada jaringan lunak dapat terjadi pada daerah tubuh yang
terpapar radiasi seperti pada penderita kanker mamma dan limfoma
malignum yang mendapat radioterapi. Halperin dkk, memperkirakan
risiko terjadinya sarcoma pada penderita Hodgkin yang diradiasi
adalah 0,9 %. Terjadinya keganasan jaringan lunak dan sarcoma tulang
akibat pemaparan radiasi sudah diketahui sejak 1922, walaupun jarang
ditemukan mmiliki prognosi yang jelek dan umumnya memiliki
tingkat yang tinggi.
Tumor yang sering ditemukan akibat radiasi adalah Malignant Fibrous
Hystiocytoma (MFH) dan angiosarkoma atau lymphagiaosarkoma.
Jarak waktu antara radiasi dan terjadinya sarkoma diperkirakan sekitar
11 tahun.
c.
Bahan kimia
Bahan kimia seperti Dioxin dan Phenoxyherbicide diduga dapat
menimbulkan sarcoma, tetapi belum bisa dibuktikan. Pemaparan
terhadap thorium Dioxide (Thorotrast) suatu bahan kontras bisa
menimbulkan angiosarkoma pada hepar. Salain itu, abses juga dapat
diduga dapat menimbulkan Mesothelioma, sedangakan polyvinyl
chloride dapat menyebakan Angiosarkoma hepatik.
d.
Trauma
Sekitar 30% kasus keganasan pada jarinagn lunak mempunyai riwayat
trauma. Walaupun sarcoma kadang-kadang timbul pada jaringan
sikatriks lama, luka bakar, dan riwayat trauma, tetapi semua ini tidak
pernah bisa dibuktikan.
e.
Limphedema kronik
Limphedema kronik akibat operasi atau radiasi dapat menimbulkan
limphangiosarkoma dan kasus limphangiosarkoma pada ekskremitas
superior yang ditemukan pada penderita karsinoma mamma yang
diberi radioterapi pascamastektomi.
15
f.
Infeksi
Keganasan pada jaringan lunak dan tulang dapat juga disebabkan oleh
infeksi parasit yaitu filariasis. Pada penderita limphedema kronik
akibat obstruksi filariasis dapat menimbulkan Limphangiosarkoma.
3. Faktor Resiko
Beberapa faktor resiko yang menyebabkan terjadinya tumor tulang yaitu:
a. Kecepatan pertumbuhan tulang yang memacu timbulnya tumor tulang
ganas selama masa kanak-kanak terutama daerah metafise tulang
panjang.
b. Beberapa kasus pada tumor tulang ganas disebabkan oleh kelainan
DNA pada tulang faktor genetik contohnya:
1) Retinoblastoma kelainan pada gen 13q14
2) Displasi
tulang,
penyakit
paget,
fibrous
displasia,
16
17
18
WOC
misalnya
di
sumsum
tulang
belakang
yang
dapat
19
diferensiasi
dipergunakan
untuk
sel
parenkim
tumor.
20
cepat
sering
memperlihatkan
pusat-pusat
daerah
21
biasanya dibatasi jaringan ikat yang tertekan disebut kapsul atau simpai,
yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat di sekitarnya.
Simpai sebagian besar timbul dari stroma jaringan sehat di luar tumor
karena sel parenkim mengalami atropi akibat tekanan ekspansi tumor.
Oleh karena ada simpai, maka tumor jinak memiliki batas tegas, mudah
digerakan pada oprasi. Akan tetapi, tidak semua tumor jinak berkapsul,
ada tumor jinak yang tidak berkapsul, misalnya hemangioma.
Tumor ganas tumbuh progresif, invasive, dan merusak jaringan
sekitarnya. Pada umumnya berbatas tidak tegas dari jaringan sekitarnya.
Namun demikian, ekspansi lambat dari tumor ganas dan terdorong ke
daerah jaringan sehat sekitarnya. Pada pemeriksaan histoogik, masa
yang tidak berkapsul menunjukan cabang-cabang invasi seperti kaki
kepiting mencengkeram jaringan sehat lainya.
d. Metastasis atau penyebaran
Metastasis adalah penanaman tumor yang tidak berhubungan dengan
tumor primer. Tumor ganas menimbulkan metastasis, sedangkan tumor
jinak tidak. Invasi sel kanker memungkinkan sel kanker menembus
pembuluh darah, pembuluh limfe, dan rongga tubuh, kemudian terjadi
penyebaran. Dengan beberapa pengecualian semua tumor ganas dapat
bermetastasis.
3. Jenis Neoplasma
Peta konsep neoplasma tulang
Jenis
Osteogenik
Kondrogenik
Fibrogenik
Terbagi atas
Osteoid Osteoma
Osteoblastoma
Osteosarcoma
a. Ekondroma
b. Kondroblastoma
c. Fibroma
kondromiksoid
d. Kondromatosis synovia
a. Dysplasia osteofibrosa
b. Non osiving fibroma
c. Fibrosarkoma
22
Keterangan
a. Jinak
b. Jinak
c. Ganas
a. Jinak
b. Jinak
c. Jinak
d. Jinak
a. Jinak
b. Jinak
c. Ganas
Mielogenik
a.
b.
c.
d.
Sarcoma ewing
Sarcoma sel reticulum
Myeloma multiple
Limfoma maligna
a.
b.
c.
d.
Ganas
Ganas
Ganas
Ganas
Jinak
a. Hemagioma
b. Angiosarkoma
a. Jinak
b. Ganas
Neuroblastoma
Ganas
23
Osteoblastoma
merupakan
tumor
jinak,
walaupun
24
b. Kondrogenik
1) Ekondroma
Ekondroma adalah tumor jinak pada tulang, terdiri atas sel-sel
kartilago yang timbul pada tulang walau asalnya kartilago epifisis.
Paling sering pada tulang panjang yang berukuran pendek pada
tangan yangan yang cenderung memasuki medulla dan dikenal
sebagai enkhondroma. Kadang-kadang timbul pada tulang yang
datar seperti pada ileum, yang menonjol kea rah luar membentuk
suatu ekkondroma.
2) Kondroblastoma
Kondroblastoma adalah tumor jinak pada tulang. Estimasi
kejadian dari kondroblastoma adalah 1% dari kejadian tumor tulang.
3) Fibroma kondromiksoid
Fibroma kondromiksoid adalah suatu tumor jinak dengan
pertumbuhan yang lambat dan merupakan jenik yang jarang terjadi.
Sekitar 39% kasus dari fibroma kondromiksoid terjadi pada
ekstremitas bawah. Bagian proksimal tibia merupakan tempat yang
aling sering terjadi, kemudian distal femur dan pelvis.
4) Kondromatosis sinovia
Kondromatosis sinovia merupakan suatu kondisi yang jarang
terjadi di mana terjadi perkembangan dari kartilago, membrane
sinovia, bursa, dan tendon oleh suatu metaplasia jeringan konektif
subsinovia. Kondidi ektopik pada kartilago ini memberikan
menifestasi nyeri, efusi sendi dan degenerasi.
c. Fibrogenik
1) Displasia Osteofibrosa
Displasia Osteofibrosa merupakan kondisi adanya lesi non
neoplastik pada tulang yang penyebabnya tidak diketahui dan jarang
terjadi. Sebagian besr lesi mempengaruhi korteks tulang panjang
terutama tibia. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak masa
25
mengenai
tulang
panjang,
terutama
tulang-tulang
26
27
f. Hemangioma
1) Hemangioma
Hemangioma merupakan tumor jinak yang berasal dari system
vascular dan merupakan neoplasma tulang yang jarang di dapat.
Kelainan ini bersifat soliter atau multipel pada tulang, ditemukan
terutama pada tulang belakang dan tengkorak tanpa disertai gejalagejala klinis yang jelas dan harus dibedakan dengan hemangioma
pada jaringan lunak. Lokasi tumor sekitar 50% di dapat pada tulang
vertebra dan 20% pada tulang kalvaria.
2) Angiosarkoma (Hemangioedothelioma)
Angiosarkoma tulang sangat jarang ditemukan. Lesi pada
kelainan ini merupakan lesi multipel pada satu tulang, kemudian
dengan sangat cepat akan metastatis ke tulang sekitarnya atau
menuju ke paru. Angiosarkoma tulang dapat bersifat multipel, serta
dapat terjadi pada tulang dan jaringan lunak. Lokasi tumor terutama
pada tulang panjang pada diafisis tulang.
g. Neuroblastoma
Neoroblastoma adalah penyakit di mana sel-sel yang berbahaya
(kanker) terbentuk dalam jaringan saraf dari kelenjar adrenal, leher,
dada atau sumsum tulang belakang (spinal cord). Neuroblastoma sering
kali mulai pada jaringan saraf dan kelenjar-kelenjar adrenal. Ada dua
kelenjar adrenal, satu di ujung atas dari setiap ginjal di belakang dari
perut bagian atas. Kelenjar-kelenjar adrenal menghasilkan hormonhormon penting yang membantu mengontrol denyut jantung, tekanan
darah, gula darah, dan cara tubuh bereaksi pada stress. Neuroblastoma
mungkin juga mulai di dada, pada jaringan saraf dekat tulang belakang
di leher, atau di sumsum belakang (spinal cord).
28
29
bertambah
berat
dengan
pelan-pelan
sejalan
dengan
30
Mengurangi
ukuran
tumor
dan
edema
yang
berkaitan,
c.
31
bisa
mempercepat
terjadinya
osteoporosi
dan
J.
dicegah
seperti
halnya
penyakit
lainnya. Pencegahan kanker tulang ada beberapa cara yang dapat dilakukan
sejak dini, yakni:
1. Melakukan penguatan terhadap tulang dengan cara memanen vitamin D
melalui berjemur sebelum pukul 10 pagi di bawah sinar matahari
langsung.
2. Mengembangkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang
seimbang, empat sehat lima sempurna. Terutama makanan yang
mengandung kalsium alami dengan jumlah yang cukup
32
33
34
35
seimbangan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
Antisipasi:
mempersiapkan
pasien
menghadai
36
Gangguan
Makan:
Mencegah
dan
menangani
37
4. Implementasi NOC
Asuhan
Keperawatan
tumor
tulang
yang
meliputi
diagnosis
berhubungan
dengan
krisis
situasi
(kanker),
Tindakan
Tinjau
ulang
pengalaman
klien/orang terdekat sebelum
mengalami kanker.
2.
Dorong
klien
untuk
mengungkapkan pikiran dan
perasaannya.
3.
4.
5.
b. Nyeri
kronis
Rasional
Membantu dalam identifikasi
rasa takut dan kesalahan konsep
berdasarkan pada pengalaman
dengan kanker.
Memberikan kesempatan untuk
mengidentifikasi rasa takut,
realisasi serta kesalahan konsep
tentang diagnosis.
Membantu klien untuk merasa
diterima apa adanya, kondisi
tanpa perasaan dihakimi dan
meningkatkan rasa terhormat dan
kontrol.
Memberikan keyakinan bahwa
klien tidak sendiri atau ditolak.
Berikan respek dan penerimaan
individu,
menegembangkan
kepercayaan.
Penyimpangan sensori dapat
terjadi bila nilai stimulasi yang
cukup tidak tersedia dan dapat
memperberat
perasaan
ansietas/takut.
berhubungan dengan
38
ketunadayaan fisik
atau
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tindakan
Mandiri
Kaji nyeri, misal lokasi nyeri,
frekuendi, durasi dan intensitas
(skala 1-10), serta tindakan
penghilang nyeri yang digunakan
Evaluasi terapi tertentu, missal
pembedahan, radiasi, kemoterapi,
bioterapi. Ajarkan pada klien atau
orang
terdekat
apa
yang
diharapkan.
Tingkatkan kenyamanan dasar
(missal teknik relaksasi, fisualisasi,
bimbingan imajinasi) dan aktifitas
hiburan (missal music dan televisi)
Dorong penggunaan keterampilan
menegemen nyeri (missal teknik
relaksasi, visualisasi, bimbingan
imajinasi), tertawa, music, dan
sentuhan terapeutik.
Evaluasi penghilang nyeri atau
control
Rasional
Informasi memberikan data
dasar
untuk
mengefaluasi
kebutuhan atau ke efektifan
intervensi.
Ketidaknyamanan adalah umum
(missal
nyeri
insisi,kulit
terbakar,
nyeri
punggung
bawah, sakit kepala) tergantung
pada prosedur yang digunakan
Meningkatkan relaksasi dan
membantu fokuskan kembali
perhatian
Memungkinkan klien untuk
berpartisipasi secara aktif dan
meningkatkan rasa control
2.
3.
Tindakan
Mandiri
Pantau intake makanan setiap hari,
biarkan klien menyimpan buku
harian tentang makanan sesuai
indikasi
Ukur tinggi badan (TB), berat
badan (BB), dan ketebalan lipatan
kulit
triseps
atau
dengan
antropometrik lainya. Pastikan
jumpah penurunan BB saat ini
Dorong klien untuk makan dengan
39
Rasional
Mengidentifikasi kekuatan atau
defisiensi nutrisi.
5.
6.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
40
yang
tidak
normal,
tetapi
umumnya
lebih
digunakan
41
2. Bagi masyarakat
Diharapkan agar selalu memperhatikan kesehatan diri dan lingkungan
apabila di temukan tanda dan gejala neoplasma tulang, maka segera
memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat sehingga dapat di obati
segera.
42
DAFTAR PUSTAKA
43