OSTEOKONDROMA
Oleh :
1320110101061
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
0
UNIVERSITAS JEMBER
2017
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................2
2.1. DEFINISI..............................................................................................................2
2.2. INSIDENSI...........................................................................................................2
2.3. ETIOLOGI............................................................................................................3
2.4. KLASIFIKASI......................................................................................................5
2.5. DIAGNOSIS.........................................................................................................6
2.6. TATALAKSANA..................................................................................................6
BAB III. LAPORAN KASUS.............................................................................................8
BAB IV. KESIMPULAN...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................17
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Osteokondroma adalah tumor jinak tulang, terdiri dari jaringan osseus yang
neoplasma sejati dan diperkirakan berasal dari periosteum berupa nodul kartilago yang
kecil.. Lesi tersebut terdiri dari massa tulang , sering dalam bentuk seperti batang (stalk),
yang dihasilkan oleh osifikasi endokondral yang progresif dari jaringan kartilago yang
bertumbuh. (1,2)
Osteokondroma terdapat pada pria dan wanita dengan perbandingan yang sama
dan terutama ditemukan pada usia remaja, yaitu selama periode pertumbuhan skeletal.
Ujung metafisis tulang panjang merupakan bagian yang paling sering terkena, dimana
sekitar 50 % terjadi pada bagian distal femur. Meskipun demikian semua tulang dapat
Ukuran lesi pada osteokondroma bervariasi antara 1-15 cm, tiap lesi pada
soliter. Banyak diantara lesi osteokondroma yang tidak menimbulkan gejala dan
1
2.1 Definisi
Osteokondroma berasal dari kata osteon yang berarti tulang dan chondroma yang
berarti tumor jinak atau pertumbuhan menyerupai tumor yang terdiri dari tulang rawan
hialin matur, sehingga osteokondroma dapat didefinisikan sebagai tumor jinak pada
tulang yang terdiri dari penonjolan tulang dewasa yang dilapisi tulang rawan yang
menonjol dari kontur lateral tulang endokondral. Osteokondroma dapat disebut juga
sebagai kondrosteoma atau osteokartilagenous eksotosis. Osteokondroma merupakan
tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari seluruh tumor jinak tulang dan terutama
ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya aktif dan pada dewasa muda. Sebagian
besar dari penderita tumor ini biasanya tanpa gejala (asimptomatik) , gangguan yang
sering muncul biasanya menyebabkan gejala mekanik tergantung lokasi dan ukuran dari
tumor tersebut.
2
1.2 Insiden
Pada tahun 1891 Virchow merupakan ahli yang pertama kali menunjukkan bahwa
osteokondroma berkaitan dengan kartilago lempeng epifisis yang oleh sesuatu sebab
terpisah dari jaringan asalnya. Sedangkan Muller (dikutip dari Mirra JM), menyatakan
bahwa osteokondroma dibentuk oleh adanya metaplasia kartilagineus periosteum. Saat ini
berdasarkan penelitian terbaru pendapat virchow cenderung lebih diterima. Belum jelas
apa yang menjadi penyebab terjadinya kelainan tersebut.(5)
Pada tahun 1920, keith (dikutip dari Mirra JM) menyatakan bahwa
osteokondroma merupakan akibat dari terjadi defek pada bagian periosteal tulang yang
dalam keadaan normal dikelilingi oleh zona vakualisasi kartilago lempeng epifisis selama
kehidupan fetal dan anak-anak. Herniasi kartilago lempeng epifisis melalui defek ini
diperkirakan merupakan penyebab terjadinya evolusi osteokondroma. Makin besar defek
makin besar pula osteokondroma yang dihasilkan. Pada defek tunggal akan terjadi
osteokondroma soliter, sementara pada defek multiple akan terjadi osteokondroma
multiple. Belum dapat dibuktikan bahwa faktor herediter menyebabkan terjadinya defek
tersebut.(1,5)
3
Karena osteokondroma merupakan anomali yang bertumbuh secara perlahan,
tidak sulit untuk mengerti mengapa kelainan ini pertama kali ditemukan pada usia anak-
anak atau remaja dan kebanyakan pertumbuhan lesi osteokondroma akan berhenti pada
saat epifise menutup. Sebagaimana halnya dengan enkondroma, maka osteokondroma
berasal dari kartilago lempeng epifise dan merupakan kemungkinan untuk berkembang
menjadi kondrosarkoma pada usia dewasa.(2,5)
1.4 Klasifikasi
Osteokondroma dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk berdasarkan jumlah
lesi yaitu bentuk soliter dan multipel.
1. Bentuk Soliter
Osteokondroma soliter merupakan bentuk yang paling sering ditemukan. Bentuk ini
jarang mengalami perubahan menjadi bentuk keganasan. Jumlah kasus yang menjadi
ganas 1-4 %. Harus dicurigai terjadi perubahan keganasan apabila osteokondroma
soliter ditemukan pada orang dewasa dan dengan pertumbuhan yang cepat.(2,9)
2. Bentuk Multipel
Osteokondroma multipel merupakan bentuk yang ditemukan sekitar 5-10 % dari kasus
osteokondroma. Bentuk ini merupakan kelainan yang bersifat familier dan sebanyak
10- 20 % mengalami perubahan menjadi bentuk keganasan. Pada keluarga dengan
salah satu orang tuanya menderita osteokondroma maka kemungkinan 50 % anaknya
menderita osteokondroma multipel.(2,9,10)
1.5 Patologi
Suatu osteokondroma tersusun dari dari 2 bagian dasar, yaitu cartilago capped
protuberance dan bony stalk. Tumor terdiri dari tulang matur yang ditutupi oleh lapisan
periosteum, lesi tersebut tersusun dari massa tulang, sering dalam bentuk seperti stalk.
Ditemukan adanya tulang rawan hialin yang berbentuk Mushroom dan dikelilingi
jaringan irreguler didaerah sekitar tumor serta terdapat eksostosis yang berbentuk tiang
didalamnya.(11, 12)
4
Pada pemeriksaan mikroskopis tampak bahwa cap kartilago mempunyai fokus
sel-sel kartilago yang berproliferasi pada cap bagian dalamnya. Selain itu terdapat pula
daerah reabsorpsi kartilago diantara trabekula subkondral tulang disekitar pertumbuhan
osteokondroma, kadang-kadang teramati adanya sumsum fibrosa akibat deposisi kalsium.
Transformasi maligna osteokondroma jarang ditemukan, tetapi bila terjadi maka yang
mengalami perubahan maligna adalah daerah kartilago dan bukan daerah tulang.
Proliferasi kartilago yang cepat pada suatu osteokondroma dapat terjadi setelah lempeng
pertumbuhan menutup atau terjadinya invasi komponen-komponen kartilago ke dalam
daerah penulangan.(2,12,13)
1.6 Predileksi
Osteokondroma dapat terjadi pada tulang manapun yang tumbuh pada bagian
kartilago tetapi lokasi osteokondroma sering ditemukan pada daerah metafisis tulang
panjang dekat lempeng epifisis khususnya femur distal, tibia proksimal dan humerus
proksimal. Selain itu, dapat juga tumbuh dekat persendiaan, pinggul, bahu dan siku tetapi
jarang terjadi.(14)
5
Osteokondroma dapat bersifat asimptomatik dan biasa terdeteksi secara kebetulan
beradasarkan pemeriksaan radiologis atau telah mengalami transformasi menjadi
kondrosarkoma perifer. Beberapa penderita dapat mengalami nyeri akibat terjadi
penekanan pada bursa atau jaringan lunak disekitarnya. Disamping itu keluhan lain akibat
berbagai mekanisme, yaitu iritasi mekanis, kompresi saraf, fraktur (meskipun sangat
jarang), serta transformasi maligna bila disertai bursitis dan osteomielitis. Ada beberapa
laporan tentang terjadinya pseudoaneurisma dari pembuluh darah besar ekstremitas
inferior .(14,15,16)
(3)
berupa pembengkakan
Ditemukan adanya penonjolan tulang yang berbatas tegas sebagai eksostosis yang
muncul dari metafisis. Tetapi yang terlihat pada pemeriksaan radiologis lebih kecil
dibandingkan dengan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik. Secara garis besarnya
tumor bentuknya ada dua macam yaitu yang bertangkai (pendunculated) dan yang
6
mempunyai dasar lebar (sessile). Bagian proyeksi lesi memiliki komponen yang kortikal
dan cancelllous. Keduanya mempunyai hubungan langsung dengan tulang asalnya.
Lesinya tertutup oleh kartilago cap yang kadang irreguler dan biasanya dapat terlihat
melalui rontgen. Biasanya kalsifikasi dalam cap dapat terlihat dimana tebal cap hanya
beberapa mm, kadang dapat lebih tebal dan pada keadaan ini lesi perlu dipelajari seksama
untuk menghilangkan kemungkinan kondrosarkoma sekunder.(2, 14)
1.9 Diagnosis
1. Chondrosarkoma
7
Adalah tumor ganas tulang dan tulang rawan. Paling banyak ditemukan
pada tulang pelvis, femur, costae, humerus, dan scapula. Tetapi selain itu juga
dapat ditemukan disemua tulang termasuk tulang-tulang kecil di tangan dan kaki
Gambaran radiologis : lesi luas tampak tidak teratur dengan tepi tulang yang
menghilang. Tumor berisi daerah kalsifikasi dengan gambaran seperti popcorn.
2. Osteosarkoma
Merupakan tumor ganas primer pada tulang. Lokasi tumor terbanyak adalah di
distal, femur, proksimal tibia, dan proksimal humerus. Tumor juga dapat
menyerang tulang pipih seperti pelvis, tengkorak, dan mandibula.
Gambaran radiologi :
8
Gambar 12. Osteosarkoma
1.11 Penanganan
Penanganan untuk osteokondroma diindikasikan bila lesi cukup berat atau bila (1)
menimbulkan gejala akibat penekanan terhadap struktur-struktur sekitarnya, (2) bila
gambaran radiologis menunjukkan tanda-tanda keganasan, serta (3) bila pertumbuhannya
progresif.
Lesi-lesi asimptomatik pada anak besar dapat dibiarkan saja, tetapi penderita
diawasi agar tidak mengalami trauma di daerah lesi sebab mudah menimbulkan fraktur.
Lesi-lesi soliter yang besar (> 5 cm) diangkat untuk tujuan kosmetik serta memperkecil
resiko terjadinya keganasan.
1.12 Prognosis
9
Prognosis osteokondroma tergantung pada banyak faktor antara lain lokasi, serta
ketepatan penanganan. Osteokondroma merupakan suatu proses benigna meskipun lesi-
lesi tertentu sulit untuk diangkat, misalnya bila lokasinya didaerah vertebra. Rekurensi
dapat terjadi bila cap tidak diangkat. Selain itu, regresi spontan dapat pula terjadi
meskipun jarang.
1.2. Anamnesa
Keluhan Utama:
Benjolan pada paha kiri
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengeluh ada benjolan di kaki kiri yang dekat dengan lututnya, benjolan
dirasa sudah ada sejak 2 tahun yang lalu. Sebelumnya pada daerah yang muncul
benjolan tidak pernah terkena benturan atau terjatuh. Benjolan awalnya kecil
kemudian semakin lama semakin membesar. Benjolan tidak mengganggu saat
berjalan dan tidak nyeri.
Disangkal
Disangkal
Riwayat Pengobatan
Disangkal
11
Pemeriksaan Fisik
I.Status Generalis
Keadaan Umum : Cukup
L : massa 5x5 cm
Tanggal 28/05/2017
13
HEMATOLOGI LENGKAP (HLT)
Hemoglobin 13.2 13,0-16,0 gr/dL
Leukosit 13,8 4,5-13,0 109/L
Hematokrit 37,4 37-49 %
Trombosit 353 150-450 109/L
PPT
PPT Penderita 9,8 Beda dgn kontrol
PPT Kontrol 9,4 <2 detik
APPT
APPT Penderita 24,6 Beda dgn kontrol
APPT Kontrol 27,3 <7 detik
FAAL HATI
SGOT 31 10-35 U/L
SGPT 20 9-43 U/L
GULA DARAH
Glukosa Sewaktu 108 <200 mg/Dl
FAAL GINJAL
Kreatinin Serum 0,8 0,6-1,3 mg/dL
BUN 8 6-20 mg/dL
Urea 18 12.43g/dL
B. Radiologis
14
C. FNAB
1.6. Prognosis
Ad Vitam: Ad bonam
Ad Functionam: Dubia ad bonam
Ad Sanationam: Dubia ad bonam
16
1.8. Follow Up
Selasa, 29 Mei 2017
S) Nyeri luka post-op
P: Nyeri (+)
17
Rabu, 30 Mei 2017
S) Tidak ada keluhan
P: Nyeri (+)
18
Kamis, 31 Mei 2017
S) Tidak ada keluhan
K/L: a/i/c/d-/-/-/-
Tho: C/ S1S2tunggal e/g/m-/-/-P/ Ves+/+ Rh-/-Wh-/-
Abd: flat, BU+normal, timpani, soepel
Ext :akral hangat keempat ekstremitas, tidak ada oedem
P: Nyeri (+)
Diet susu
Mobilisasi jalan
19
BAB IV. KESIMPULAN
1. Telah diperiksa pasien atas nama Joko Andreyanto usia 11 tahun datang dengan
keluhan utama benjolan pada paha kiri. Setelah dilakukan anamnesa, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis Osteokondroma post eksisi
tumor
2. Dari anamnesa didapatkan adanya keluhan benjolan pada paha kiri bagian distal. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan adanya masa tidak nyei dan deformitas pada region
femur distal sinistra
3. Penatalaksanaan pada pasien ini dilakukan eksisi tumor
20
21
DAFTAR PUSTAKA
7. Goldsmchmidt MH, Thrall DE. Benign bone tumors in the dog. Available at
http//www.osti.gov/energycitatious/product.bibrio. last updated January
1 st1985
8. Canale ST, Beaty JH. Operative pediatric orhopaedics. St louis; Mosby Year
Book; 1989: 1090-91.
11. Fabbri N, Paolis MD, Bertoni F. Benign cartilage tumours in. Mini-
symposium : benign musculoskletal tumours , Current orthopaedics.
London ; Churchill Livingstone; 2004 : 7 13.
22
13. MacAusland WR, Mayo RA. Bone and joint tumors in Orthopedics a
concise guide to clinical practices. Boston; Little, Brown and Company;
1999: 10-4.
23