Anda di halaman 1dari 13

PRESENTASI

JURNAL READING
Comparative Effectiveness of Budesonide-Formoterol
Combination and Fluticasone-Salmeterol Combination for
Asthma Management: A United States Retrospective
Database Analysis
Ozgur Tunceli, PhDa, Setareh A. Williams, PhDb, David M. Kern, MSa, Hanaa Elhefni, MD, MS,
MPHb, Ned Pethick, MBAb,Catrin Wessman, PhDc, Siting Zhou, PhDa, and Frank Trudo, MDd
Wilmington, Del; Gaithersburg, Md; and Molndal, Sweden

Pembimbing :
Dr. Dwi Haryadi Sp.A, M.Kes
Disusun oleh:

Angela Mamporok 11.2014.342


Calista Paramitha 11.2014.038
Rina Purnawati 11.2014.050
Maria Pricilla
11.2014.325
Karina Marcella Widjaja 11.2014.281
Frisca 11.2014.232

BACKGROUND
Perbandingan
efektif
pada
budesonide
formoterol
fumarate
dihydrate
combination
(BFC)
dan
fluticasone
propionate
salmeterol
combination
(FSC) pada terapi serangan
asma yang belum di setujui di

OBJECTIVE
Untuk membandingkan ratarata
serangan
dan
kesehatan
pasien
dengan
asma
antara budesonideformoterol fumararat dihydrate
combination
(BFC)
dengan
Fluticasone
propionate
-salmoterol combinatin (FSC)
dalam terapi.

METHODS
Penelitian ini menggunakan retrospektif kohort catatan
pengobatan dan obat dari pasien dengan asma dalam
penatalaksanaan jangka panjang
berasal dari data
sebagian besar US populasi center.
Pasien yang digunakan 12-64 tahun. Dengan >12 bulan
pre dan post indeks pada saat
pembelian
dan
> 1
penggunaan pada BFC atau FSC dimulai dari tanggal 1 Juni
2007 s/d 30 september 2010.
tanggal mengisi resep pertama adalah didefinisikan sebagai
tanggal indeks.
Pasien dengan penyakit pernapasan lainnya dan / atau kanker
dikeluarkan
Eksaserbasi didefinisikan sebagai asma terkait rawat inap,
kunjungan departemen emergency , dan / atau pemberian
resep oral kortikosteroid
Kohor yang cocok adalah kecendrungan kekambuhan.

METHODS

Data source and study design


Penelitian dilakukan dengan cara
retrospective cohort dengan
menggunakan sumber data dari
pembelian obat BFC dan FSC buat
pertama kali dalam tempoh waktu 1
Juni 2007 s/d 30 September 2010.
Data diambil dari Healthcore Integrated
Research Database.

METHODS
Study population

Pasien yang diagnosa dengan asma pada kunjungan


pertama/kedua dan sudah dapat terapi 12 bulan sebelum
pendataan.
Generik kode produk yang diambil dari Table E1 in this articles
Online Repository at www.jaci-inpractice.org yang
menggunakan BFC atau FSC

METHODS
Inclusion criteria.

Exclusion criteria.

Usia 12-64 tahun


Lebih dari 1 kali membeli
obat BFC atau FSC
Penggunaan ICS-LABA
combination dalam waktu
12 bulan setelah waktu
index (post index)
Tidak menggunakan obat
ICS-LABA sebelum waktu
index (preindex)

Pasien dengan diagnosa


PPOK, penyakit respiratori
selain asma, penyakit
inflamasi Dan kanker.
Penggunaan obat steroid
yang lama atau lebih dari
60 hari menggunakan
obat kortikosteroid oral.
Preindex period:
menggunakan obat
Omalizumab
Lebih dari 1 tipe ICS-LABA
combination therapy

METHODS

Outcome measurements
Menggunakan berapa
kali penyakit asma
kambuh, sehingga dirawat
inap atau ke IGD, serta
harus diberikan
kortikosteroid oral.
Jumlah kekambuhan ini
diambil saat postindex
period.

Sensitivity analyses
Digunakan karena efek
obat BFC Dan FSC
membutuhkan waktu
selama 1-2 minggu untuk
bekerja dalam tubuh
manusia.
Dikerjakan sebagai follow
up yang kedua setelah
hari ke-30 index period
yaitu mulai hari ke-31
sehingga hari ke-365.

Statistical analysis
Postindex period yaitu
selama 12 bulan

RESULTS
Dari total 3043 pasien per study
kohor yang dicocokan dan
dibandingkan. Diikuti selama 12
bulan dengan pemberian BFC
dibanding FSC study kohort (0.85
vs 0.93;RR0.92,95%CI [0.850.99]), lebih rendah peresepan obat
dengan kortikostreoid , dan
kunjungan serangan asma pada
departemen emergency tetapi

RESULTS

CONCLUSIONS
Eksaserbasi asma lebih rendah
dengan penggunaan BFC
dibandingkan dengan FSC
merupakan pemerkasa untuk
peresepan kortikosteroid yang
lebih rendah, serta kunjungan
emergency departemen, dan lebih
baik indikasi efektif pada pasien
dengan BFC dibanding FSC

Anda mungkin juga menyukai