Laporan HACCP
Laporan HACCP
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa Oksigen) atau pembebasan energi tanpa adanya oksigen.
Fermentasi merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga
dihasilkan produk yang dikehendaki.Pada industri pangan,proses fermentasi
sering digunakan untuk menghasilkan produk-produk makanan terkenal,
seperti keju, roti, yoghurt, kecap, dan lain-lain.
Kecap merupakan bumbu dapur atau penyedap makanan yang berupa
cairan berwarna hitam yang rasanya manis atau asin. Kecap merupakan
bumbu yang sering kita konsumsi dalam beberapa panganan. Kecap sendiri
dapat diproduksi secara industri (misalkan pada pabrik-pabrik) ataupun secara
tradisional.
Pada
produksi
industry,
kecap
dihasilkan
dengan
Kecap adalah produk cair yang diperoleh dari hasil fermentasi dan
atau cara kimia (hidrolisis) kacang kedelai (Glycine max L.) dengan atau tanpa
penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang
diizinkan (SNI 01-3543-1994). Kecap merupakan salah satu bentuk pangan
tradisional dari kedelai. Kecap telah terkenal di negara Asia sejak lebih dari
seribu tahun yang lalu. Kecap berasal dari Cina dan dikenal di berbagai negara
dengan nama yang berbeda-beda, misalnya shoyu di Jepang, chiang-yu di
Cina, kan jang di Korea, dan di Indonesia disebut dengan kecap (Rose, 1982).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan judul di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut
1.
2.
C. Tujuan
Tujuan dari praktikum HACCP (Hazard Analysis Critical Control
Point) dalam Pembuatan Kecap Manis Pak Budi ini adalah :
1. Membuat konsep pengendalian mutu yang dapat diterapkan pada sentra
industri kecil pembuatan Kecap Manis Pak Budi mulai dari bahan
baku, proses produksi dan produk akhirnya.
2. Membuat konsep HACCP yang dapat diterapkan pada sentra industri
kecil pembuatan Kecap Manis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Bahan
Kacang kedelai banyak mengandung protein dan lemak. Sebagai bahan
makanan kedelai lebih baik jika dibandingkan dengan kacang tanah., karena
kandungan protein dan lemak pada kedelai lebih baik daripada kandungan
protein dan lemak pada kacang tanah. Kandungan lemak kedelai tidak begitu
tinggi (16-20%). Kandungan protein kedelai cukup tinggi dengan faktor cerna
75-80 % dan asam- asam amino yang menyusun protein kedelai serupa dengan
yang terdapat pada casein. Asam amino pada kedelai juga sangat berguna untuk
mencerna karbohidrat (Aak, 1998).
Protein kacang kedelai adalah yang terbaik kualitasnya diantara kacangkacang. Kedelai basah mengandung 30,2 g%protein sedangkan yang kering
34,9 g%. Nilai gizi protein kedelai juga yang terbaik diantara protein kacangkacangan tersebut, dengan NPU-72 dan PER-23, sehingga termasuk protein
lengkap. Telah dikemukakan bahwa kacang kedelai tidak baik dikonsumsi
mentah karena mengandung beberap zat toksik, yang ditiadakan pengaruhnya
dengan memasak (Sediaoetama, 1977).
Natrium Benzoat merupakan salah satu bahan pengawet makanan yang
sering
terhadap tubuh. Akan tetapi jika dalam penggunaanya melebihi aturan yang
diperbolehkan, akan menimbulkan masalah kesehatan (Fatimah, 2002).
2. Tinjauan Teori
Makanan adalah unsur lingkungan yang terpenting dalam meningkatkan
derajat kesehatan karena selain dapat memenuhi kebutuhan hidup dapat pula
menjadi sumber penularan penyakit, bila makanan tersebut tidak dikelola
secara higienis. Berbagai penyakit telah dikenal sebagai penyakit yang
ditularkan melalui makanan dan minuman yang dikenal dengan food borne
disease yang sering kali terjadi di Indonesia karena disebabkan oleh virus,
bakteri, protozoa, dan metazoa. Diperlukan suatu sistem yang dapat menjamin
keamanan makanan. Salah satu cara untuk menjaga keamanan pangan dengan
menerapkan sistem HACCP. Sistem HACCP merupakan sistem manajemen
keamanan makanan yang sudah terbukti dan didasarkan pada tindakan
pencegahan. Jika sistem ini dilakukan secara berkesinambungan maka akan
dapat menurunkan ketergantungan pada metode tradisional seperti inspeksi dan
pengujian akhir produk. Sebelum menerapkan sistem HACCP, dilakukan
program prasyarat HACCP yaitu GMP dan SSOP agar penerapan HACCP
dapat berjalan dengan baik (Soeprapto, 2009).
Konsep HACCP dikembangkan pada awal tahun 1970 sebagai sistem
untuk meyakinkan keamanan produk pangan. HACCP memuat peralihan
penekanan dari pengujian produk akhir menjadi pengendalian dan pencegahan
aspek kritis produksi pangan. Sistem ini telah mendapat pengakuan dunia
internasional, penerapannya di dalam produksi makanan yang aman telah
diakui WHO sebagai metode yang efektif untuk mengendalikan foodborne
disease. Penerapan HACCP tidak hanya terbatas pada industri pangan modern
tetapi juga dapat diterapkan dalam pengelolaan makanan untuk pasien di rumah
sakit, katering atau jasa boga, makanan untuk hotel dan restoran, bahkan dalam
pembuatan makanan jajanan. Penerapan HACCP sangat penting karena
pengawasan
pangan
yang
mengandalkan
uji
produk
akhir
(sistem
fermentasi
(Somaatmaja, 1999).
dalam
larutan
garam
dan
akhirnya
pemasakan
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Ya
Tidak
Bukan
CCP
Tidak
Ya
Bukan
CCP
Bukan
CCP
Tidak
CCP
Gambar 1.2 Decisiom Tree untuk Penetapan CCP Bahan Baku
Ya
Tidak
Bukan CCP
Tidak
Ya
Modifikasi proses/produk
Apakah pengendalian
diperlukan untuk
meningkatkan
keamanan?
Ya
Tidak
Bukan CCP
Tidak
Ya
CCP
Ya
Tidak
Bukan
CCP
Bukan
CCP
Tidak
CCP
BAB IV
harus menjelaskan
dilakukan pada tiap tahapan proses dan peralatan yang digunakan, produk
akhir dan metode penyimpanan dan distribusinya, penggunaan dan
konsumen dari produk tersebut. Berdasarkan kajian ini, tim HACCP
membuat daftar potensi bahaya biologi, kimia dan fisik yang mungkin
diintroduksi, meningkat dan dikendalikan pada tiap tahapan proses
Dengan demikian, perlu dipersiapkan daftar bahan mentah dan ingridient
yang digunakan dalam proses, diagram alir proses yang telah diverifikasi,
serta deskripsi dan penggunaan produk yang mencakup kelompok
konsumen beserta cara konsumsinya, cara penyimpanan, dan lain
sebagainya.
Bahaya biologis adalah organisme hidup yang dapat menyebabkan
bahan pangan tidak aman dikonsumsi. Bahaya biologis dapat berupa
bakteri, jamur, yeast, protozoa dan virus. Bahaya ini seringkali berkaitan
dengan bahan baku, namun tidak menutup kemungkinan timbul selama
pengolahan. Beberapa organisme patogen yang seringkali menimbulkan
masalah adalah Salmonella, Campylobacter jejuni, Escherichia coli,
Listeria monocytogenes, Clostridium botulinum, Staphylococcus aureus,
Bahaya kimia mungkin merupakan akibat dari unsur yang secara
alami ada dalam bahan pangan atau ditambahkan selama pengolahan.
Bahaya
alami
meliputi
aflatoksin,
mikotoksin,
dan
racun
dari
bahan baku berupa kedelai hitam dan bahan tambahan berupa gula merah,
garam, air, Natrium benzoate, CMC, rempah-rempah. Bahan-bahan ini
harus dipastikan aman digunakan, agar tidak membahayakan bagi
konsumen. Analisis bahan baku disini dilakukan dengan tindakan
pengendalian mutu sebagai upaya untuk menjamin bahwa bahan baku dan
bahan tambahan yang diterima dan akan diproses telah memenuhi
persyaratan dan tidak mengandung sumber bahaya baik yang akan
menurunkan kualitas produk maupun yang akan menimbulkan bahaya
terhadap kesehatan konsumen. Selain itu meski produk kecap manis telah
selesai diproduksi akan tetapi produk jadi juga memiliki potensi bahaya,
sehingga perlu pengendalian mutu untuk mengatasinya agar dapat
diminimalisir.
Tabel 1.2 Karateristik Bahaya
Kelompok Bahan
Karateristik Bahaya
Produk-produk pangan yang tidak steril
dan dibuat untuk konsumsi kelompok
Beresiko (lansia, immunocompromised
Bahaya A
Bahaya B
Bahaya C
Bahaya D
Bahaya E
Bahaya F
Kategori
Resiko
0
Jenis Bahaya
Tidak mengandung bahaya A sampai
F
(+)
(+)(+)
(+)(+)(+)
(+)(+)(+)(+)
I
II
III
IV
(+)(+)(+)(+)(+)
A+ (kategori khusus)
dengan atau tanpa
bahaya B-F
VI
Jenis
Bahaya
Kelompok Bahaya
A B C D
Produk
Produk:
Kecap
Manis
CAP
TIMBANG
AN
Bahan Baku
Kedelai
Hitam
Biologi:
Kapang
atau jamur
(Clostridiu
m
Botulinum)
Fisika:
Benda
asing
(krikil,
debu,
rambut)
E F
0 + 0 +
+ +
0 + 0 +
+ 0
Kategor
i Resiko
Pelua
ng
(R/M/
T)
Keparah
an
(R/M/T)
Faktor
Resiko
IV
Signifi
kan
Penyimpanan
pada tempat
yang tepat
III
Signifi
kan
Proses sortasi,
pengolahan,
dan
pengemasan
yang diperketat
Penyimpanan
pada tempat
yang tepat
Memperhatikan
proses
pencucian dan
perendaman
Tempat
penyimpanan
yang standard
an
memperhatikan
proses sortasi
Biologi:
kapang
0 0 + 0 II
Signifi
kan
Kimia:
Pestisida
0 + + 0 III
Signifi
kan
Signifi
kan
Signifi
kan
Memperhatikan
kebersihan air
Signifi
kan
Membuat
sumur yang
sesuai standar
Fisik:
benturan,
benda
asing
(krikil)
Bahan Tambahan
Air Sumur
Biologi:
bakteri
Coliform
dan lumut
Kimia:
Logam
Berat (Pb
0 + + 0
III
+ 0 0 0
II
+ 0 0 0
II
Gula Merah
dan Fe)
Fisik:
Benda
asing
( kotoran,
tanah,
krikil,
ranting)
Fisik:
meleleh,
benda
asing
(krikil,
ranting)
0 0 0 0
0 0 0 0
Signifi
kan
Membuat
sumur yang
sesuai standar
Signifi
kan
Garam
Fisik:
cahaya
(meleleh),
benda
saing
(krikil)
+ 0 + 0 III
Signifi
kan
Natrium
Benzoat
Fisik:
debu,
krikil
0 + 0 0 I
Signifi
kan
Rempahrempah
Biologi:
Kapang
0 + 0 0 III
Signifi
kan
Kimia:
Peptisida
0 0 + 0 II
Fisik:
busuk
0 0 + 0 II
- - - -
CMC
Menyimpa
n pada
tempat
yang tepat
- Memperhit
ungkan
kebutuhan
penggunaa
n dalam
satu kali
produksi
- Tempat
penyimpana
n yang
tepat,
- pemilihan
garam yang
berkualtas
Tempat
penyimpanan
yang tepat
- Tempat
penyimpana
n yang tepat
- Memperketa
t proses
sortasi
Signifi Membersihkan
kan
sebersih
mungkin
Signifi - Tempat
kan
penyimpana
n yang
tepat,
- Penggunaan
sesuai
kebutuhan
-
silang yang tidak diketahui. Bahan baku hasil pertanian umumnya sangat
peka terhadap mikroorganisme. Bahan baku kimia sering kali ditambahkan
pada produk pertanian. Khususnya untuk mencegah serangan hama
penyakit pada saat pertumbuhan dan juga sebagai pengawet agar tetap
segar pasca panen berlangsung.
Produk kecap manis memiliki potensi bahaya berupa cemaran kimia,
fisik dan biologi. Untuk cemaran fisik dapat berasal dari cemaran benda
asing yaitu berupa kerikil, debu, tanah, ranting. Cemaran biologi dapat
berasal dari mikroorganisme pathogen. Hal ini disebabkan kontaminasi
dari lingkungan dan pekerja. Untuk cemaran biologi dapat berasal dari
pengemasan yang kurang tepat sehingga mudah bakteri masuk dan
tumbuhnya jamur pada produk.
Bahan baku dalam pembuatan kecap manis adalah kedelai hitam.
Kedelai hitam memiliki potensi nutrisi dan juga sebagai bahan baku
industri. Di Indonesia peruntukkan utama kedelai hitam untuk bahan baku
kecap. Keunggulan sebagai bahan baku kecap adalah meningkatkan
kualitas warna kecap menjadi coklat hitam. Kecap yang dibuat dari kedelai
hitam varietas Merapi memiliki kandungan protein sebesar 3,20% lebih
tinggi dibandingkan kecap asal varietas kedelai kuning yaitu Argomulyo
(2,37%). Kecap dari kedelai hitam tidak hanya memiliki kandungan
protein tinggi, tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan karena kandungan
pigmen hitam yang terdapat pada kulit biji, dan berpotensi sebagai sumber
antosianin yang baik karena didominasi oleh kandungan cyanidin-3glukosida dan delphinidin-3-glukosida. Kedelai hitam mempunyai
kelebihan yaitu mengandung gizi yang tinggi.Kedelai hitam memiliki
potensi terkena cemaran fisik, kimia maupun biologi. Untuk cemaran fisik
berupa kontaminasi benda asing yaitu kerikil, tanah, ranting. Cemaran ini
terjadi karena kesalahan penanganan bahan baku yang tidak sesuai. Untuk
mencegah hal tersebut tindakan pengendalian yang dapat dilakukan seperti
menetapkan spesifikasi terhadap mutu dan kualitas kedelai hitam yang
akan digunakan, selektif dalam membeli, sebaiknya membeli pada agen
cemaran fisik seperti benda asing (krikil). Cemaran ini disebabkan tempat
penyimpanan
garam
yang
kurang
terkondisikan.
Hal
ini
dapat
Benzoat.
Bahan
pengawet
ini
merupakan
garam
asam
Sodium Benzoic, yaitu lemak tidak jenuh ganda yang telah disetujui
penggunaannya oleh FDA dan telah digunakan oleh para produsen
makanan dan minuman selama lebih dari 80 tahun untuk menekan
pertumbuhan mikroorganisme. Penggunaan natrium benzoat sebagai
sedikit dan
4. Penetapan CCP
Tabel 1.5 Penetapan CCP Bahan Baku
No Bahan
P1
P2
Baku
Apakah Apakah proses
terdapat atau konsumen
bahaya
akan
dalam
menghilangkan
bahan
bahaya
baku
tersebut?
ini? Ya:
Ya : ke P3
ke P2
Tidak : CCP
Tidak:
Bukan
CCP
1
2
3
4
5
6
7
Kedelai
hitam
Gula
merah
Garam
Air
Natrium
Benzoat
Rempahrempah
CMC
P3
Apakah ada
resiko
kontaminasi
silang
terhadap
Keterangan
fasilitas atau
(CCP atau
produk lain
Bukan
yang tidak
CCP)
dapat
dikendalikan?
Tidak :
Bukan CCP
Ya : CCP
Ya
Ya
Ya
CCP
Ya
Bukan CCP
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Bukan CCP
Bukan CCP
Bukan CCP
Ya
Ya
Ya
CCP
Tidak
Bukan CCP
Tahapan
Proses
Identifikasi
Bahaya
P1
Apakah
terdapat
bahaya
pada tahap/
proses ini?
Ya : ke P2
Tidak :
Bukan
CCP
P2
Apakah
ada
tindakan
pencegaha
n untuk
mengendal
ikan
bahaya
tersebut?
Ya : ke P3
Tidak :
P3
Apakah proses
ini dirancang
khusus untuk
menghilangka
n/mengurangi
bahaya sampai
aman?
Tidak: ke P4
Ya : CCP
P4
Apakah
bahaya dapat
meningkat
sampai batas
tidak aman?
Ya : ke P5
Tidak:
Bukan CC
P5
Apakah
proses
selanjut
nya
dapat
menghi
langka
n/
mengur
angi
bahaya
Keteran
gan
(CCP
atau
Bukan
CCP)
Bukan
CCP
3
4
Sortasi
Pencucia
n dan
perenda
man
Perebusa
n
Penjemur
an
Peragian
I
(penjamu
ran)
Peragian
II
(penamb
ahan
garam)
Pengepre
san
Pemasak
an I
Penyarin
gan
6
7
8
9
Perenda
man
bersama
Fisik:
benda
asing
(krikil,
debu), biji
tidak utuh
Biologi:
kapang
Fisik: air
keruh,
benda
asing
(krikil)
Biologi:
bakteri
Coliform
-
Ya
Ya
Ya
Ya
?
Ya :
Bukan
CCP
Tidak :
CCP
tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
CCP
CCP
CCP
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Fisik :
benda
asing
(kerikil,
debu)
Biologi :
serangga,
kapang
Kimia :
sinar
matahari
Fisik:
benda
asing
(krikil,
debu)
-
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Bukan
CCP
CCP
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
CCP
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Bukan
CCP
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Bukan
CCP
CCP
Fisik:
benda
asing
Fisik:
benda
asing
Ya
ya
Ya
Ya
Ya
Bukan
CCP
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Bukan
CCP
10
11
12
rempahrempah
Pemasak
an II
Penyarin
gan
Pengema
san
(krikil,
ranting)
Kimia:
kontamina
si dengan
wadah
untuk
merebus
Fisik:
Benda
asing
(debu,
krikil)
Biologi:
bakteri
Clostridiu
m
botulinom
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Bukan
CCP
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Bukan
CCP
CCP
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
5. Rencana HACCP
Tabel 1.7 Rencana HACCP kecap Manis CAP TIMBANGAN
Tahapan
Proses
Sortasi
bahan
baku dan
bahan
tambahan
(rempahrempah)
Jenis
Bahaya
Biologi:
Jamur,
kapang
Fisik:
benda
asing
(krikil,
tanah,
ranting)
Parameter
CCP
- Kondisi
kedelai
hitam
- Kondisi
rempahrempah
Batas
Kritis
Kedelai
busuk,
pecah
Rempahrempah
busuk
Nilai
Target
Kedelai
dalam
kondisi
baik
Penjemura
n
Fisik :
benda
asing
(krikil,
debu)
Biologi :
Serangga,
kapang
Kimia :
sinar
matahari
- Kondisi
tempat
penjemura
n
- Terdap
at
kotoran
di
tempat
penjem
uran
- kedelai
tercema
r
kotoran
dan
serangg
a
Apa
Kond
isi
kedel
ai
dan
remp
ahremp
ah
Kond
isi
temp
at
penje
mran
i
Pemantauan
Bagaimana Frekuensi
Pengecekan Setiap
kedelai dan
pembelian
rempahbahan
rempah
Pengecekan
tempat
penjemuran
dan cuaca
(sinar
matahari)
Setiap
kedelai
Tindakan
koreksi
Dilakukan
sortasi
ulang
terhadap
bahan yang
layak di
gunakan
dengan
bahan yang
tidak layak
digunakan
menjadi
kecap
Dilakukan
pembersih
an tempat
penjemura
n kedelai.
Verifik
asi
Pembe
lian
bahan
pada
pedaga
ng
yang
sudah
kenal
dan
dapat
diperc
aya
Mengg
unakan
alat
dan
tempat
penje
muran
yang
bersih.
- men
gontr
ol
cuac
a
supa
Peragian
Biologi:
mikroorga
nisme
patogen
- Kondisi
tempat
penyimpa
nan
- Kebershan
alat
- Kedela
i
bewarn
a hitam
kebirua
n
- Kedelai
bewarn
a hitam
kemera
han
Kond
isi
jamu
r
kedel
ai
Pengecekan
kondisi
jamur
kedelai
Setiap
kedelai
- Dilakuk
an
penyeter
ilan
tempat
Pemasaka
nI
Fisik:
Bendabenda
asing
-kondisi sari
kedelai
- terdapat
kotoran
pada sari
kedelai
- sari
kedelai
bewarna
hitam
kemeraha
n
kond
isi
sari
kedel
ai
Pengecekan
warna dari
sari kedelai
-setiap
pemasakan
Dilakukan
pembersih
an alat dan
mengguna
kan
kompor
yang bias
diatur
besar kecil
api
Pengemas
an
Fisik:
benda
asing
Biologi:
bakteri
clostridiu
m
botulinum
Kimia:
bahan
pengawet
- Kecapny
a
bewarna
hitam
kental
- Botol
steril
- Kadar zat
pengawet
sedikit
Terdapat
jamur
diatas
permuka
an sari
kedelai
Kecap
manis
dalam
kondisi
baik dan
siap
untuk
dipasarka
n
Kond
isi
keca
p
mani
s
Pengecekan
kebersihan
botol
Satu krak
Dilakukan
sterilisasi
botol
secara
intens
ya
suhu
penj
emur
an
terke
ndali
.
- Meny
ediaka
n
tempa
t
khusu
s
untuk
peragi
an
Mengga
nti alat
untuk
perebus
an dan
alat
untuk
memana
skan
dengan
alat
yang
lebih
modere
n
Menggu
nakan
alat
modere
n untuk
pensteril
an botol
proses ini sari kedelai didalam wadah yang terbuat dari padatan pasir
dan dipnasi dengan kayu bakar. Tempat yang digunakan untuk merebus
tidak bersih, di permukaannya ada bekashitam gosong dan jika
menggunakan kayu bakar besar kecilnya api kurang terkontrol. Wadah
yang kotor bisas menyebabkan kontaminan pada saat proses perebusan.
Selama proses ini sari kedelai dapat terkena benda-benda asing.
Tindakan pemantauan dilakukan dengan cara pembersihan alat
dan menggunakan kompor yang bias diatur besar kecilnya api. Untuk
melewati batas kritis tindakan koreksi yang dilakukan adalah mengganti
alat untuk perebusan dan alat untuk memanaskan dengana alat yang
lebih modern.
e. Pengemasan
Menurut Winarno et al (1986) makanan yang dikemas
mempunyai
tujuan
untuk
mengawetkan
makanan,
yaitu
air,
dan
tanah
baik
oleh
mikroorganisme
pembusuk,
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian Konsep Pengendalian Mutu dan Hazard Analysis
Critical Control Points (HACCP) pada U. D. Hasil BudiPembuatan Kecap
Manis milik Bapak Widiyanto dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Konsep pengendalian mutu bahan baku yang dapat diterapkan pada U. D.
Hasil Budi Pembuatan Kecap Manis milik Bapak Widiyanto adalah
dengan pengendalian mutu bahan baku, pengendalian mutu proses dan
pengendalian mutu produk akhir.
2. Konsep HACCP yang dapat diterapkan pada U. D. Hasil Budi Pembuatan
Kecap Manis milik Bapak Widiyanto adalah dengan identifikasi bahaya
setiap tahapan proses, penentuan CCP tiap-tiap tahapan proses dan rencana
HACCP sebagai tindakan koreksi.
3. Pada proses pencucian bahaya fisik merupakan bukan CCP karena tidak
berpengaruh pada kedelai dan bahaya biologi merupakan CCP karena
bakterinya bisa menjadi sumber penyakit.
4. Pada proses pencucian bahaya fisik merupakan CCP karena masuknya
debu pada kecap dapat mnencemari rasa dan warna kecap dan bahaya
biologi merupakan bukan CCP karena tidak berpengaruh pada kecap yang
dikemas.
DAFTAR PUSTAKA
Aak, 1998. Kedelai. UI Press. Jakarta
Elbashiti Tarek, Fayyad Amal, Elkichaoui Abboud. 2010. Isolation and
Identification of Aspergillus oryzae and the Production of Soy
Sauce with New Aroma. Faculty of Science. The Islamic
University. Gaza. Palestine.
Kuswanto Rahayu Kaptil. 2012. Peran HACCP Dalam Industri Pangan.
Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Sediaoetama Achmad Djaeni. 1977. Ilmu Gizi JILID II. Dian Rakyat.
Jakarta.
Soedarmo Poerwo dan Sediaoetama Djaeni Achmad. 1977. Ilmu Gizi
(jilid 1). Dian Rakyat. Jakarta.
Soeprapto Farhan dan Adriyani Retno. 2009. Penilaian GMP dan SSOP
pada Bagian Pengolahan Makanan di Katering X Surabaya
dengan Metode Skoring sebagai Prasyarat Penerapan HACCP.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Airlangga.
Somaatmadja, Sadikin, dkk. 1999. Kedelai. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan Bogor.
Soo Lee Kwang, Bong Lee Yang, Sun Lee Dong, Sun Kyung Chung.
2005. Quality evaluation of Korean soy sauce fermented in