BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
anak, oleh karena itu kebersihan gigi dan mulut harus selalu diperhatikan oleh
orang tua, baik kebersihan botol atau dot susu dan lain-lain, jika tidak dibersihkan
akan menjadi sarang segala macam kuman dan bakteri (www.google.com.
andersont.2005). Dalam penggunaan susu botol anak sering diberikan susu botol
dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus, oleh karena itu banyak sisa
susu yang menempel pada sela-sela gigi dan akhirnya akan menjadi plak dan
membuat mulut menjadi asam sehingga mineral kalsium dan fosfor akan lepas
dari gigi sehingga gigi menjadi berlubang (karies) (www.geogle.com.wahyudi.
2001).
Prevalensi karies dan penyakit periodental diperkirakan mencapai 90% dari
jumlah anak usia pra sekolah di Indonesia (www.geogle.com.wahyudi.2001). Di
Kabupaten Lamongan jumlah anak usia pra sekolah yang menderita karies gigi
sebanyak 163 anak. Jumlah murid di TK Kamboja Desa Maindu Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan sebanyak 52 (100%) murid dan yang
mengkonsumsi susu botol sebanyak 20 (66,7%) murid, sedangkan 16 (80%) anak
yang mengalami karies, dan dari TK MI terdapat 21 (100%) murid yang
mengkonsumsi susu botol sebanyak 10 (47,6%) anak dan mengalami karies
sebanyak 7 (33,3%) anak. Dari 52 responden peneliti melakukan studi
pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 29 Maret 2008 didapatkan pengetahuan
orang tua tentang karies cukup sebanyak 25% dan kurang sebanyak 75%.
Sebagian besar orang tua beranggapan bahwa gizi sangat penting bagi anak
salah satunya bisanya diberikan melalui susu, sayangnya orang tua lebih memilih
untuk memberikan anak dengan susu botol partikel makanan akan bertumpuk dan
akhirnya akan membentuk plak di dalam plak hidup berbagai macam bakteri
terutama jenis stresptococcus atau laktobasilus sehingga keadaan mulut akan
menjadi asam mineral, kalsium dan fosfat akan lepas dari gigi karena hilangnya
mineral, gigi menjadi rapuh dan akhirnya akan berlubang (karies). Karies bisa
menimbulkan rasa sakit yang hebat sehingga anak akan kehilangan selera makan,
proses mengunyah akan terganggu dan kemudian anak akan kurus karena
kekurangan
suplay
makanan,
dan
bisa
menyebabkan
demam
karena dapat mencegah penyakit gigi dan mulut akibat dari sisa makanan yang
tertinggal disela-sela gigi, orang tua anak juga harus memeriksakan gigi
kedokteran gigi paling tidak 6 bulan sekali selain untuk perawatan gigi juga untuk
memperoleh informasi tentang pertumbuhan gigi anak sehingga gigi yang mulai
rusak dapat segera di ketahui dan ditambal (Tarigan Rasmita, 1989 : 75).
Dengan adanya uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Pemberian Susu Botol
Dengan Terjadinya Karies Gigi pada anak usia 4-6 tahun di TK Kamboja Desa
Maindu Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Tahun 2008.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
1.3
1.3.1
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang pemberian susu botol
dengan terjadinya karies gigi pada anak usia 4-6 tahun di TK. Kamboja Desa
Maindu Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan tahun 2008.
1.3.2
Tujuan Khusus
1.3.2.2 Mengidentifikasi terjadinya karies gigi pada anak usia 4-6 tahun di TK
Kamboja Desa Maindu Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan
tahun 2008.
1.3.2.3 Menganalisa hubungan pengetahuan orang tua tentang pemberian susu
botol dengan terjadinya karies gigi pada anak usia 4-6 tahun di TK
Kamboja Desa Maindu Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan
tahun 2008.
1.4
1.4.1
Manfaat Penelitian
Bagi Responden
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang pengaruh
susu botol dengan karies gigi serta upaya pencegahannya salah satunya yaitu
dengan cara selalu menjaga kebersihan botol atau dot, sikat gigi sejak dini dan
oral hygiene.
1.4.2
Bagi Peneliti
Diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut
masalah kesehatan gigi terutama pada karies gigi pada anak usia 4-6 tahun.
1.4.4
Bagi Instansi
Menambah pengetahuan tentang pemberian susu botol dengan terjadinya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian yang meliputi : konsep pengetahuan, konsep orang tua,
konsep susu botol, konsep karies gigi, konsep anak usia 4-6 tahun, kerangka
konseptual dan hipotesa.
2.1
Konsep Pengetahuan
2.1.1
Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh
pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan, yakni :
1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap
subjek sudah mulai timbul.
3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
5. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
2.1.3
Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat
2.1.4.1 Umur
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat
seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup
tinggi kedewasaannya. Semakin dewasa seseorang maka pengalaman akan
semakin bertambah (Nursalam, 2001 : 133).
2.1.4.2 Pendidikan
2.2
2.2.1
menjadi pelindung anak yang memberi perasaan aman, perhatian dan pendidikan
(Suherman, 2000 : 11).
1. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak berperanan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya.
2. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dans ebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masayarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
(Nasrul Efendi, 1998 : 34).
2.2.3
10
2.3
2.3.1
berbuat dari susu sapi atau kedelai (Husaini Yayah, 2001 : 22).
2.3.2
10
11
1. Bayi yang diberikan susu botol biasanya mendapat kalori lebih tinggi dari
pada bayi yang mendapat ASI, hal ini disebabkan :
1) Ibu-ibu yang memberikan susu botol kepada bayinya, juga memberikan
makanan campuran yang lebih cepat dari seharusnya.
2) Ibu sering menyiapkan susu botol lebih pekat.
2. Dalam pemberian susu botol kebanyakan ibu tidak memperhatikan label atau
tidak mengerti membaca label sehingga pemberian susu kepada bayi dalam
konsentrasi yang tidak tepat (Husaini Yahya, 2001 : 22).
2.3.3
2.3.4
11
12
1. Jagalah selalu kebersihan peralatan anak seperti botol dan dot botol serta
peralatan makan anak.
2. Botol susu sangat mudah terkontaminasi, karena itu sebaiknya botol terbuat
dari bahan gelas, bukan plastik yang dapat berdiri tegak dan bermulut lebar
serta memiliki takaran yang jelas.
3. Seperti hal botol susu, dot botol juga mudah terkontaminasi. Oleh sebab itu
dot botol harus terbuat dari bahan yang bermutu tinggi dan tahan terhadap
panas. Lubang dot harus dapat mengeluarkan air susu dengan kecepatan tetap
bila botol dibalikkan.
4. Sedikitnya ibu harus memiliki dua botol susu dan beberapa dot untuk
persediaan, agar dapat dipakai secara bergantian.
5. Setelah peralatan makan atau minum digunakan, cucilah semua alat tersebut
menggunakan air dingin, sabun atau deterjen dengan memakai sikat botol.
Terutama dot botol, lumurilah dengan garam agar sisa-sisa susu dapat hilang.
12
13
6. Setelah itu alat-alat tersebut direndam dalam air mendidih untuk disterilkan.
Diamkan rata-rata 10-15 menit lamanya, lalu tiriskan dan simpan dalam
tempat yang bersih dan tertutup sampai saatnya digunakan.
7. Jika ibu tidak ingin repot, cucilah alat-alat tersebut dengan menggunakan air
panas sampai bersih, pastikan tidak ada sisa-sisa susu yang masih menempel
pada botol dan dot botol, lalu bilaslah dengan air matang setelah itu tiriskan
dan simpan alat-alat tersebut dalam keadaan tertutup.
(Nano Sunartyo, 2007 : 156).
Dalam penggunaan susu botol anak sering diberikan susu botol dalam
jangka waktu yang lama dan terus menerus, oleh karena itu banyak sisa susu yang
menempel pada sela-sela gigi dan akhirnya akan menjadi plak dan membuat mulut
menjadi asam sehingga mineral kalsium dan fosfor akan lepas dari gigi sehingga
gigi menjadi berlubang (karies) (www.geogle.com.wahyudi.2001).
2.3.6
dengan susu botol maka harus diperhatikan bentuk dot untuk susu botol tersebut
karena sering pengaruh dot yang digunakan dapat merusakan karang gigi yang
akan tumbuh. Kecenderungan dari anak yang mendapat susu botol untuk terserang
bottle-caries sudah banyak dipublikasikan, menghentikan anak minum air susu
botol sebaiknya pada umur 2-3 tahun dan biasa diganti dengan menggunakan
gelas.
2.4
Konsep Karies
13
14
2.4.1
Pengertian karies
Karies adalah daerah yang rusak digigi dan membentuk lubang. Karies juga
disebut tooth decay, disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, diantaranya tidak
membersihkan gigi dengan baik, kebiasaan ngemil dan minum yang manis-manis.
Karies pada gigi adalah salah satu masalah kesehatan yang paling sering
dialami oleh manusia. Biasanya kasus ini akan mencapai puncak diusia anak-anak
hingga dewasa muda. Tapi, siapa pun yang memiliki gigi berpotensi terkerna
karies, termasuk bayi dan manula (www.geogle.com.wahyudi.2001).
2.4.2
Penyebab karies
Mulut sama dengan beberapa bagian tubuh lainnya, memiliki bakteri yang
14
15
Ketika karies berlanjut, bakteri dan asam akan menyerang lapisan gigi
selanjutnya, berlanjut ke pulpa yaitu bagian terdalam gigi. Pulpa ini berisi saraf
dan pembuluh darah. Pulpa akan teriritasi oleh bakteri. Akhirnya tulang
pendukung gigi juga terganggu. Ketika karies sudah mencapai tahap ini akan
merasa sakit yang cukup parah, sensitifitas gigi meningkat, rasa nyeri ketika
menggigit dan gejala lainnya. Tubuh juga akan bereaksi dengan mengirimkan sel
darah putih untuk melawan infeksi. Akhirnya terjadi abses (bernanah).
Proses karies ini makan waktu. Gigi tetap lebih kuat dibandingkan gigi
sulung dan mungkin bisa bertahan terhadap karies satu sampai dua tahun. Saliva
juga membantu membuang bakteri dan asam. Tapi, ketika kerusakan sudah
mencapi lapisan dalam gigi, prosesnya akan terus berlanjut dengan lebih cepat.
Kasus gigi berlubang paling banyak terjadi pada gigi belakang, yaitu
geraham dan geraham kecil (molar dan premolar). Gigi belakang ini memiliki
lekukan-lekukan sempit yang disebut sebagai groove dan pit. Meskipun groove
dan pit ini bermanfaat besar dalam penguyahan, tetapi bisa menyebabkan
tertinggalnya sisa-sisa makanan didalamnya. Disamping itu, gigi belakang juga
lebih sulit untuk dibersihkan dibanding gigi depan. Hal ini disebabkan posisinya
yang dibelakang dan agak sulit dijangkau atau diawasi kebersihannya dengan
sempurna. Hasilnya terbentuklah plak yang menjadi tempat yang nyaman bagi
perkembangbiakan
bakteri
yang
selanjutnya
menghasilkan
asam
yang
kepada keparahan dan lokasi karies. Beberapa tanda dan gejalanya antara lain :
1. Nyeri atau ngilu digigi.
15
16
16
17
2.4.5.4 Pencabutan
Pencabutan atau ekstraksi gigi juga menjadi pilihan perawatan karies bila
gigi tersebut telah hancur karena proses berpelubangan (www.google.
andersont.2005).
17
18
2.4.6
2.4.6.1 Lokasi
Secara umum ada 2 tipe karies gigi bila dibedakan. Lokasinya, yaitu karies
yang ditemukan dipermukaan halus dan karies dicelah atau visuran gigi.
1. Karies celah dan fisuren
Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi fisura terbentuk saat
perkembangan alur, dan sepenuhnya menyatu dan membuat suatu turunan
atau depresio yang khas pada struktur permukaan email. Tempat ini mudah
sekali menjadi lokasi karies gigi celah yang ada daerah pipi atau bukal
ditemukan digigi geraham.
2. Karies permukaan halus
Ada 3 macam karies permukaan halus. Karies proksimal atau dikenal juga
sebagai karies interproksimal terbentuk pada permukaan halus antara batas
gigi karies akar terbentuk pada permukaan akar gigi. Tipe ketiga karies ini
terbentuk pada permukaan lainnya. Pada radiografini, titik hitam pada batas
gigi menunjukkan sebuah karies proksimal. Karies proksimal adalah tipe yang
paling sulit untuk dideteksi tipe ini kadang tidak dapat dideteksi secara visual
atau manual dengan sebuah explores gigi. Karies proksimal ini memerlukan
pemeriksaan radiografi. Karies akan adalah tipe karies yang sering terjadi dan
biasanya terbentuk ketika permukaan akar lebih terbuka karena resesi gigi.
2.4.6.2 Karies di dekat leher gigi disbut karies servikal.
2.4.6.3 Laju penyakit
18
19
Laju karies dapat dibagi menjadi karies akut dan karies kronis. Karies
rekuren berarti karies yang yang terjadi pada bekas karies terdahulu. Jaringan
karies yang terpengaruh bergantung pada jaringan keras mana yang terpengaruh,
maka dapat dibedakan karies yang mempengaruhi enamol atau dentin, pada
awalya perkembangan karies hanya mungkin mempengaruhi enamol namun
ketika karies semakin luas dapat mempengaruhi dentin (www.google.com.
andersont.2005).
2.4.7
tersisa
pada
mulut
dapat
memproduksi
asam
oleh
bakteri
(www.google.com.andersont.2005).
2.5
2.5.1
(pensil dan kertas) melainkan belajar pada dunia nyata, yaitu dunia tiga dimensi.
19
20
Dengan perkataan lain, masa pra sekolah merupakan time for play (Hawadi Reni
Akbar, 2001 : 4).
2.5.2
20
21
2.6
Kerangka Konsep
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan :
Susu Botol :
- Umur
- Pendidikan 1. Pengertian
- Pekerjaan 2. Masalah susu botol
dimasyarakat
- Penghasilan
3. Jenis susu botol
4. Cara memberi minum susu
Pengetahuan orang tua : botol
5.21 Cara membersihkan botol susu
- Tahu
6. Menghentikan ASI atau Susu
Kebersihan gigi dan
Botol.
mulut
22
Memahami.
Aplikasi.
Analisis.
Sintesis.
Evaluasi.
Baik
Cukup
Kurang
Keterangan :
Terjadinya karies pada
anak usia 4-6 tahun
: Diteliti
: Tidak diteliti
22
23
BAB 3
METODE PENELITIAN
23
24
Pada bab ini akan dibahas tentang desain penelitian, kerangka kerja,
populasi,
sampel,
sampling,
identifikasi
variabel,
definisi
operasional,
3.1
Desain Penelitian
Desain penelitian adalah seluruh dari perencanaan untuk menjawab
24
25
3.2
dari pentahapan populasinya sampel dan seterusnya yaitu kegiatan sejak awak
penelitian akan dilaksanakan (Nursalam, 2003 : 56).
Populasi : Seluruh murid TK Kamboja usia 4-6 tahun di Desa Maindu Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan tahun 2008 yang berjumlah 52 anak.
Sampel : Seluruh anak TK Kamboja usia 4-6 tahun di Desa Maindu Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan tahun 2008 yang memenuhi kriteria
inklusi, sebanyak 46 responden.
Tehnik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling
Identifikasi variabel
Variabel independent :
Pengetahuan orang tua tentang
pemberian susu botol
Variabel dependent :
Karies gigi
25
26
3.3
3.3.1
Populasi
Populasi adalah setiap subyek yang memenuhi kriteria yang diharapkan
(Nursalam, 2003 : 93). Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh murid TK
Kamboja usia 4-6 tahun di Desa Maindu Kecamatan Kedungpring Kabupaten
Lamongan tahun 2008 yang berjumlah 52 anak.
3.3.2
Sampel
Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai
subyek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2003 : 95). Sampel terdiri dari
bagian populasi yang dapat dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui
sampling (Nursalam, 2003 : 95). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anak
TK Kamboja usia 4-6 tahun di Desa Maindu Kecamatan Kedungpring Kabupaten
Lamongan tahun 2008 yang memenuhi kriteria inklusi, sebanyak 46 responden.
3.3.2.1 Kriteria sampel
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dengan suatu
populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003 : 96),
sedangkan kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
1. Anak usia 4-6 tahun di TK Kamboja Desa Maindu Kecamatan Kedungpring
Kabupaten Lamongan.
2. Orang tua (ibu) anak usia 4-6 tahun di TK Kamboja Desa Maindu Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan.
3. Orang tua (Ibu) yang bisa membaca dan menulis.
26
27
4. Orang tua (ibu) anak usia 4-6 tahun di TK Kamboja Desa Maindu Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan yang bersedia menandatangani informed
consent.
3.3.2.2 Besar Sampel
Besar sampel adalah banyaknya anggota populasi yang akan dijadikan
sampel (Notoatmodjo S, 2002 : 92). Adapun perkiraan besar sampel dalam
penelitian ini tetapkan dengan rumus sebagai berikut :
n
N
2
1 Nd
Keterangan :
n
: Besar sampel
: Besar populasi
52
2
1 52 0,05
52
1 0,13
52
1,13
= 46,0177
= 46 responden
Berdasarkan hasil perhitungan rumus di atas, jadi besar sampel dalam
penelitian ini sebanyak 46 responden.
3.3.3
Sampling
27
28
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili suatu populasi (Nursalam, 2003 : 97). Tehnik pengambilan data
atau tehnik sampling dalam penelitian ini menggunakan seluruh populasi
penelitian.
3.4
Identifikasi Variabel
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu
kelompok (benda, orang, situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok tersebut (Nursalam, 2003 : 101).
3.4.1
Variabel independent
Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi variabel
Variabel dependent
Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
3.5
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari suatu yang didentifikasi tersebut (Nursalam, 2003 : 44). Definisi operasional
dalam penelitian ini akan diamati dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 Definisi Operasional hubungan pengetahuan orang tua tentang
pemberian susu botol dengan terjadinya karies gigi pada anak usia 4-6
tahun di TK Kamboja Desa Maindu Kecamatan Kedungpring
Kabupaten Lamongan Tahun 2008.
28
29
Variabel
Variabel
independent
Pengetahuan
orang tua
tentang
pemberian
susu botol
pada anak
usia 4-6
tahun.
Variabel
dependent
terjadinya
karies gigi
Definisi
operasional
Kemampuan
orang tua dalam
mengetahui cara
memberikan
susu botol pada
anak usia 4-6
tahun.
Karies gigi
adalah suatu
penyakit jaringan
gigi yaitu email,
dentis dan
sementum yang
disebabkan oleh
aktifitas jasad
renik dalam
suatu karbohidrat
yang dapat
diragikan, adalah
demi realisasi
jaringan keras
gigi yang
kemudian diikuti
kerusakan bahan
organiknya.
Indikator
Alat ukur
Skala
Susu botol :
1. Pengertian
2. Masalah susu
botol
dimasyarakat
3. Jenis susu botol
4. Carapemberian
minum susu
botol
5. Cara
membersihkan
botol susu
6. Menghentikan
ASI atau Susu
Botol.
Kuesioner
Ordinal
29
Nominal
Skor
Skor :
Benar = 1
Salah = 0
Dengan kriteria :
1. Baik bila responden
menjawab
pertanyaan benar
76-100%.
2. Cukup bila
responden
menjawab
pertanyaan benar
56-75%.
3. Kurang bila
responden
menjawab
pertanyaan benar
55%.
Kode :
Baik = 3
Cukup = 2
Kurang = 1
1. Terjadi karies bila
terdapat 1-7 tanda
dan gejala karies
gigi.
2. Tidak terjadi karies
gigi bila tidak
terdapat tanda dan
gejala karies gigi.
Kode :
Terjadi karies gigi = 1
Tidak terjadi karies gigi
=0
30
Variabel
Definisi
operasional
Indikator
Alat ukur
Skala
Skor
saat menggigit
sesuatu.
6. Pus atau
cairan asing
(nanah) yang
muncul
disekitar gigi.
7. Adanya
cekungan atau
lubang yang
terlihat
dipermukaan
gigi.
3.6
3.6.1
30
31
3.6.2.1 Editing
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan-kesalahan data yang
telah dikumpulkan dan untuk memonitor jangan sampai terjadi kekosongan data
yang dibutuhkan.
3.6.2.2 Coding
31
32
Setiap responden diberi kode sesuai dengan nomor urut responden. Untuk
jawaban data variabel independent pengetahuan orang tua tentang pemberian susu
botol pada anak usia 4-6 tahun baik diberi kode 3, pengetahuan orang tua tentang
pemberian susu botol pada anak usia 4-6 tahun cukup diberi kode 2, pengetahuan
orang tua tentang pemberian susu botol pada anak usia 4-6 tahun kurang diberi
kode . Sedangkan variabel dependent jika terjadi karies gigi diberi kode 1 dan jika
tidak terjadi karies gigi diberi 0.
3.6.2.3 Skoring
Pada lembar kuesioner variabel independent pengetahuan baik bila
responden menjawab pertanyaan benar 76-100%, cukup bila responden menjawab
pertanyaan benar 56-75% dan kurang bila responden menjawab pertanyaan benar
55%, sedangkan variabel dependent jika terjadi karies gigi bila terdapat 1-7
tanda dan gejala karies gigi dan jika tidak terjadi karies gigi bila tidak terdapat
tanda dan gejala karies gigi. Dan penelitian tersebut hasilnya akan dijelaskan
dalam bentuk tabel dan diagram setelah dilakukan penilaian dengan menggunakan
rumus: N
Sp
x100%
Sm
Keterangan : N
32
33
: sebagian besar.
3. 51%-69%
4. 50%
: sebagian.
5. < 50%
3.6.2.4 Tabulating
Setelah data terkumpul, tabulasi, kemudian dilakukan analisa deskriptif
untuk mengetahui mean, median, modus, nilai maksimum dan minimum,
distribusi normalitas data, selanjutnya dilakukan analisa data secara kuantitatif
dengan uji Chi-square dengan taraf signifikansi < 0,05, penyajian data
dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 12. Dari hasil
penyajian tersebut dapat dibuktikan kebenaran hipotesis yang telah dibuat.
3.7
menjawab dengan tidak jujur atau tidak mengerti pertanyaan yang dimaksud
sehingga dapat menimbulkan persepsi yang berbeda.
33
34
3.7.3
3.8
Masalah Etik
Dalam melakukan penelitian peneliti mendpat rekomendasi dari Akademi
mengetahui maksud dan tujuan peneliti serta dampak yang diteliti selama
pengumpulan data, jika responden tidak bersedia diteliti tidak akan memaksa dan
tetap mnghormati haknya.
3.8.2
data atau observasi yang diisi adalah kode responden atau hanya nama inisialnya
saja dan lembar tersebut hanya diberi kode.
34
35
3.8.3
peneliti, data tersebut hanya akan disjikan atau dilaporkan kepada yang
berhubungan dengan penelitian ini.
35