Anda di halaman 1dari 35

Perdarahan Post Partum

ATTIKA DINI A
030.10.042

ATTIKA DINI ARDIANA


03010042

DEFINISI
Perdarahan post partum adalah

perdarahan 500 cc atau lebih


yang terjadi setelah plasenta
lahir. (Williams obstetric 23th ed)
Perdarahan yang melebihi 500 ml

setelah bayi lahir. (Buku ajar ilmu


kebidanan Sarwono Prawirohardjo
th 2010)

Definisi
Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian :
4,6-9

Perdarahan postpartum primer (early

postpartum hemorrhage) yang terjadi dalam


24 jam setelah anak lahir, dan biasanya
disebabkan oleh atonia uteri, robekan jalan lahir,
sisa sebagian plasenta dan inversio uteri
Perdarahan postpartum sekunder (late

postpartum hemorrhage) yang terjadi setelah


24 jam persalinan biasanya disebabkan oleh
karena sisa plasenta

Epidemiologi
Perdarahan postpartum adalah penyebab paling umum perdarahan

yang berlebihan pada kehamilan, dan hampir semua tranfusi pada


wanita hamil dilakukan untuk menggantikan darah yang hilang
setelah persalinan
Berdasarkan penyebabnya diperoleh sebaran sebagai berikut:

- Atonia uteri 50 60 %
- Sisa plasenta 23 24 %
- Retensio plasenta 16 17 %
- Laserasi jalan lahir 4 5 %
- Kelainan darah 0,5 0,8 %

ETIOLOGI

TONE

TRAUMA

TISSUE

THROMBI
N

TONE

ATONIA UTERI
DEFINISI

Keadaan lemahnya tonus/ kontraksi rahim


yang menyebabkan uterus tidak mampu
menutup perdarahan terbuka dari tempat
implantasi plasenta setelah bayi dan
plasenta lahir.

FAKTOR PREDISPOSISI
1. Regangan rahim
berlebihan karena
kehamilan gemelli,
polihidramnion, atau anak
terlalu besar.
2. Kelelahan karena
persalinan lama
3. Kehamilan grandemultipara
4. Ibu dengan keadaan umum
jelek, anemis, atau
menderita penyakit
menahun
5. Mioma uteri yang
mengganggu kontraksi
rahim
6. Infeksi intrauterine
(Korioamnionitis)
7. Riwayat pernah atonia
uteri sebelumnya

DIAGNOSIS
Perdarahan masih
aktif, banyak dan
bergumpal.
Pada palpasi
didapatkan fundus
uteri masih setinggi
pusat atau lebih
dengan kontraksi
yang lembek.

TATA
LAKSAN
A

KOMPRESI BIMANUAL
EKSTERNA
uterus
Menekan
melalui
dinding
abdomen
dengan
jalan
saling
mendekatkan
kedua
belah telapak tangan
yang
melingkupi
uterus.
Pantau aliran darah
yang
keluar.
Bila
belum
berhasil
dilakukan
kompresi
bimanual internal

KOMPRESI BIMANUAL
INTERNAL
Uterus ditekan di antara
telapak tangan pada
dinding abdomen dan
tinju tangan dalam
vagina untuk menjepit
pembuluh darah di
dalam miometrium
(sebagai pengganti
mekanisme kontraksi).
Perhatikan perdarahan
yang terjadi. Apabila
perdarahan tetap terjadi
, coba kompresi aorta
abdominalis

TRAUMA

ROBEKAN JALAN
LAHIR
Robekan yang
terjadi akibat
persalinan dengan
trauma

Faktor Resiko 1
- Makrosomia
- Malpresentasi
- Partus
presipitatus
- Distosia bahu

Derajat satu : Robekan ini hanya


terjadi pada mukosa vagina, vulva
bagian depan, kulit perineum.
Derajat dua : Robekan terjadi pada
mukosa vagina, vulva bagian
depan, kulit perineum dan otot
perineum. (m. Bulbocavernosus, m
transversus perinei superficial)
Derajat tiga : Robekan terjadi pada
mukosa vagina, vulva bagian
depan, kulit perineum, otot-otot
perineum dan sfingter ani
eksterna.
3a : Robekan <50% sfingter ani
eksterna
3b : Robekan > 50% sfingter ani
eksterna
3c : Robekan meliputi sfingter ani
eksterna
Derajat empat : Robekan dapat
terjadi pada seluruh perineum dan
sfingterani yang meluas sampai ke
mukosa rectum

TATA
LAKSA
NA

TISSUE

RETENTIO
PLASENTA
Retensio plasenta
adalah tertahannya
atau belum lahirnya
plasenta hingga atau
lebih dari 30 menit
setelah bayi lahir
Faktor predisposisi :
Plasenta previa
Bekas seksio
sesarea
Pernah kuret
berulang
Multi paritas

Retensio plasenta terdiri dari


beberapa jenis, antara lain2 :
Plasenta akreta adalah
implantasi plasenta
hingga mencapai
sebagian lapisan
miometrium sampai ke
serosa
Plasenta inkreta adalah
implantasi plasenta
hingga
mencapai/melewati
lapisan miometrium
Plasenta perkreta
adalah implantasi
plasenta yang menembus
perimetrium

KLASIFIKASI

TATA
LAKSAN
A

MANUAL PLASENTA

THROMBIN

ETIOLOGI
ITP
sindroma HELLP
sekunder,
solusio
plasenta,
DIC

DIAGNOSIS
Tes pembekuan
darah
APTT dan PT
D-DIMER

KELAINAN PEMBEKUAN
DARAH

Tangani kemungkinan penyebab


Berikan darah lengkap segar jika
tersedia untuk menggantikan faktor
pembekuan dan sel darah merah
Jika darah lengkap tidak tesedia pilih
salah satu dibawah ini:
1. Plasma beku segar (ffp) Untuk
menggantikan faktor pembekuan (15
ml/kgBB) jika APTT dan PT melebihi
1,5 kali kontrol pada perdarahan
lanjut atau pada perdarahan berat
2. Kriopresipitat untuk penggantian
fibrinogen
3. Konsentrasi tombosit ( Perdarahan
lanjut dan trombosit <20000)
4. Apabila kesulitan memperoleh darah
yang sesuai, berikan darah golongan
O untuk penyelamatan jiwa
TATA LAKSANA

INVERSI
UTERUS

DEFINISI

Inversi Uterus adalah


keadaan dimana
lapisan dalam uterus
(endometrium) turun
dan keluar lewat
ostium uteri
eksternum yang
dapat bersifat
komplit sampai
inkomplit.

Gejala
Syok karena kesakitan
Perdarahan banyak
bergumpal
Di vulva tampak
endometrium terbalik
dengan atau tanpa
plasenta yang masih
melekat
Bila baru terjadi, maka
prognosis cukup baik
akan tetapi bila
kejadiannya cukup
lama maka jepitan
serviks yang mengecil
akan membuat uterus
mengalami iskemia,
nekrosis dan infeksi.

Faktor Predisposisi
Atonia uteri
Serviks yang masih terbuka
lebar
Adanya kekuatan yang menarik
fundus kebawah (misalnya
karena plasenta akreta, inkreta,
dan perkreta)
Adanya tekanan pada fundus
uteri dari atas (Manuver Crede)
Tekanan intraabdominal yang
keras dan tiba tiba (batuk keras
atau bersin)

TATA LAKSANA
1. Memanggil bantuan anestesi dan memasang infus untuk
cairan/darah pengganti dan pemberian obat.
2. Berikan tokolitik/MgSO4 untuk melemaskan uterus yang
terbalik sebelum dilakukan reposisi manual yaitu
mendorong endometrium ke atas masuk kedalam vagina
dan terus melewati serviks sampai tangan masuk ke
dalam uterus pada posisi normalnya. Hal itu dapat
dilakukan sewaktu plasenta sudah terlepas atau tidak.
3. Didalam uterus plasenta dilepaskan secara manual dan
bila berhasil dikeluarkan dari rahim dan sambil
memberikan uterotonika lewat infus atau i.m tangan
tetap dipertahankan agar konfigurasi uterus kembali
normal dan tangan operator baru dilepaskan
4. Pemberian antibiotika dan transfusi darah sesuai dengan
keperluannya
5. Intervensi bedah dilakukan bila karena jepitan serviks
yang keras menyebabkan manuver diatas tidak bisa
dikerjakan, maka dilakukan laparotomi untuk reposisi
dan kalau terpaksa dilakukan histerektomi bila uterus
sudah mengalami infeksi dan nekrosis.

Gejala dan Tanda

Penyulit

Diagnosis Kerja

- Uterus tidak berkontraksi dan lembek.

Syok

ATONIA UTERI

- Perdarahan segera setelah anak lahir

Bekuan darah pada serviks

Darah segar mengalir segera setelah bayi Pucat


lahir

Lemah

Uterus berkontraksi dan keras

Menggigil

ROBEKAN JALAN LAHIR

Plasenta lengkap
Plasenta belum lahir setelah 30 menit

Tali pusat putus akibat traksi berlebihan

Perdarahan segera

Inversio uteri akibat tarikan

Uterus berkontraksi dan keras

Perdarahan lanjutan

Plasenta

atau

sebagian

selaput

tidak Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus

lengkap

RETENSIO PLASENTA

RETENSI SISA PLASENTA

tidak berkurang

Perdarahan segera
Uterus tidak teraba

Neurogenik syok

Lumen vagina terisi massa

Pucat dan limbung

Tampak tali pusat (bila plasenta belum


lahir)

INVERSIO UTERI

Penanganan aktif merupakan


kombinasi dari hal-hal berikut:
1. Pemberian uterotonik
(dianjurkan oksitosin) segera
setelah bayi dilahirkan.
2. Penjepitan dan pemotongan
tali pusat dengan cepat dan
tepat
3. Penarikan tali pusat yang
lembut dengan traksi balik
uterus ketika uterus
berkontraksi dengan baik.

PENCEGAHA
N PPP

TATA LAKSANA

Resusitasi dan
penanganan
perdarahan
obstetri serta
kemungkinan
syok
hipovolemik

identifikasi dan
penanganan
penyebab
terjadinya
perdarahan post
partum

DERAJAT SYOK

Volume Kehilangan Tekanan


Darah

500-1.000 mL
(10-15%)

Darah

(sistolik)

Palpitasi, takikardia,

Normal

pusing

1000-1500 mL (15- Penurunan


25%)

35%)

ringan Lemah,

(80-100 mm Hg)

1500-2000 mL (25- Penurunan

Tanda dan Gejala

berkeringat

sedang Gelisah,

(70-80 mm Hg)

70 mm Hg)

pucat,

oliguria

2000-3000 mL (35- Penurunan tajam (50- Pingsan,


50%)

takikardia,

anuria

hipoksia,

Derajat Syok

TERKOMPENSASI

RINGAN

SEDANG

BERAT

RESUSITASI
RESUSITASI
CAIRAN
Normal salin
(NS/NaCl) atau cairan
Ringer Laktat melalui
akses intravena
perifer merupakan
cairan yang cocok
pada saat persalinan
karena biaya yang
ringan dan
kompatibilitasnya
dengan sebagian
besar obat dan
transfusi darah.

TRANSFUSI DARAH

DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro, H.Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat cetakan Kedua. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. 2008
Cunningham F G, Gant NF. Williams Obstetri. Edisi ke-21. Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC. 2011
Mansjoer, A, et all. Perdarahan Pasca Persalinan. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke tiga Jilid Pertama.

Jakarta, Media Aesculapius FKUI. 2002.


Saifuddin, A. B., Adriaansz, G., Wiknjosastro, G., H., Waspodo, G. (ed), 2002, Perdarahan Setelah Bayi

Lahir dalam Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: JNPKKR POGI
bekerjasama dengan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Smith, J. R., Brennan, B. G., 2004, Postpartum Hemorrhage, http://www.emedicine.com
Rayburn, W. F., Carey, J. C., 2001, Obstetri & Ginekologi, Jakarta: Penerbit Widya Medika
Mochtar, R., Lutan, D. (ed),1998, Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi, Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC


Angsar, M. D., 1999, Perlukaan Alat-alat Genital dalam Ilmu Kandungan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo
DeCherney, A H. Nathan, L. Current Obstretric & Gynecologic Diagnosis & Treatment. Ninth edition. New

York: The McGraw-Hill Companies, Inc. 2003


The International Federation of Gynecology and Obstetrics. Prevention and Treatment of Postpartum

Hemorrhage in Low Resourse Settings. FIGO Guidelines. International Journal Gynecology and Obstetrics
2012; 117: 108-118

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai