TEQIP
TEACHERS QUALITY IMPROVEMENT PROGRAM
KERJASAMA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
DENGAN
PT PERTAMINA (PERSERO)
1. Pengantar—1
2. Ciri Penilaian Berbasis Kelas—1
3. Kriteria Penilaian Berbasis Kelas—2
4. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Melakukan Penilaian Kelas—2
5. Bentuk dan Teknik Penilaian Berbasis Kelas—3
Penilaian Kinerja atau Unjuk Kerja—3
Penilaian Hasil Kerja—7
Penilaian Proyek—10
Penilaian Tes Tertulis—11
Penilaian Portofolio—12
Penilaian Sikap—14
6. Penutup—17
Daftar Rujukan—17
1. Pengantar
Beberapa pertanyaan yang muncul terkait dengan istilah penilaian berbasis
kelas (PBK) adalah (1) “apakah PBK itu”, (2) “bagaimanakah melaksanakan PBK”,
dan “mengapa harus melaksanakan PBK”? Paparan berikut ini akan memberikan
informasi terhadap jawaban pertanyaan-pertanyaan itu.
Penilaian dalam Kurikulum 2004 atau 2006 menganut prinsip penilaian
berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya memandirikan siswa
untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri. Penilaian dilaksanakan dalam
kerangka penilaian berbasis kelas (PBK), artinya kegiatan penilaian dilaksanakan
secara terpadu dalam kegiatan pembelajaran.
PBK adalah suatu kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil
belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan sehingga penilaian
tersebut akan “mengukur apa yang hendak diukur” dari siswa. Beberapa prinsip
dari PBK adalah tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar, menggunakan
acuan patokan, menggunakan pelbagai cara penilaian (tes dan nontes),
mencerminkan kompetensi siswa secara komprehensif, berorientasi pada
kompetensi, valid, adil, terbuka, berkesinambungan, bermakna, dan mendidik.
2. Ciri Penilaian Berbasis Kelas
Apakah ciri atau karakteristik PBK itu? PBK memiliki sejumlah ciri berikut
yang membedakannya dengan penilaian jenis lainnya.
• Proses penilaian merupakan bagian yang integral dari proses
pembelajaran.
• Strategi penilaian yang dipergunakan mencerminkan kemampuan anak
secara autentik.
• Penilaiannya menggunakan acuan patokan atau kriteria dalam rangka
mengetahui ketercapaian kompetensi siswa.
• Memanfaatkan pelbagai jenis informasi.
• Menggunakan berbagai-bagai cara dan alat penilaian.
Seorang penilai hanya akan memberikan tanda centang (√) atas dasar hasil
pengamatannya yang cermat. Bagaimana kita memberikan skor kepada siswa yang
diamati? Untuk memberikan penilaian kepada siswa tertentu yang membacakan
berita, Saudara dapat menggunakan kriteria penilaian berikut.
Kriteria Penilaian
No Tingkatan Indikator
1 Sangat bagus Jika seluruh indikator terpenuhi (ada 6 jawaban “ya”)
2 Bagus Jika 4—5 indikator terpenuhi (ada 4—5 jawaban “ya”)
3 Cukup Jika 2—3 indikator terpenuhi (ada 2—3 jawaban “ya”)
4 Kurang Jika 1 indikator atau tidak ada indikator terpenuhi (ada 1 atau
tidak ada jawaban “ya”)
Berikut dikemukakan contoh rubrik penilaian hasil kerja siswa yang berupa
naskah berita.
RUBRIK PENILAIAN MENULIS BERITA
Nama: ________________________________
Untuk menghitung skor yang diperoleh oleh seorang siswa kita dapat menghitung
dengan rumus berikut.
Ada dua tipe penilaian proyek. Pertama, penilaian proyek yang menekankan
pada proses. Contohnya adalah bekerja dalam tim. Kedua, penilaian proyek yang
menekankan pada produk. Contohnya adalah menganalisis dan menafsirkan data,
serta mengkomunikasikan hasilnya.
5.4 Penilaian Tes Tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis merupakan
tes dengan menggunakan soal tertulis, kemudian siswa diminta memberikan
jawaban secara tertulis pula. Dalam menjawab soal tersebut peserta tes tidak selalu
merespons dalam bentuk menulis jawaban, tetapi dapat juga dalam bentuk lainnya,
seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan sebagainya.
Aspek afektif yang biasa dinilai adalah aspek sikap, minat, konsep diri, nilai,
dan moral. Penilaian afektif dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen
afektif. Untuk selanjutnya, bagaimanakah kita mengembangkan instrumen afektif?
Berikut beberapa contoh instrumen untuk menilai aspek afektif itu.
Instrumen Sikap
Sikap adalah kecenderungan merespon secara konsisten, baik menyukai atau
tidak menyukai suatu objek. Secara operasional, sikap adalah perasaan positif atau
negatif terhadap suatu objek. Objek itu dapat berwujud mata pelajaran, kegiatan
ekstrakurikuler, dan lain-lain. Berikut ditampilkan contoh instrumen sikap
terhadap mata pelajaran tertentu.
Yang ditanyakan pada instrumen di atas diambil dari indikator siswa menyukai
mata pelajaran matematika. Instrumen sikap dapat dikembangkan secara lebih
halus dengan menggunakan skala Likert, skala Thurstone, dan skala beda semantik.
Instrumen Minat
Minat adalah watak yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong
individu mencari objek, aktivitas, pengertian, dan keterampilan untuk tujuan
perhatian atau penguasaan. Secara operasional, minat adalah keingintahuan
seserorang terhadap sebuah objek. Berikut dikemukakan contoh instrumen minat
terhadap mata pelajaran matematika.
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Catatan pelajaran matematika saya lengkap.
2 Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum pelajaran
matematika dimulai.
3 Saya berusaha memahami pelajaran matematika.
4 Saya selalu berusaha hadir dalam belajar matematika.
5 Saya selalu ke perpustakaan membaca tokoh-tokoh matematika.
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Saya sulit belajar IPA.
2 Saya mudah memahami bahasa Indonesia.
3 Saya mudah menghafal.
4 Saya kesulitan belajar rumus dan menghitung.
Instrumen Nilai
Nilai adalah keyakinan yang dalam terhadap suatu pendapat, aktivitas, atau
objek tertentu. Secara operasional, nilai adalah keyakinan seseorang tentang
keadaan suatu objek atau kegiatan. Instrumen yang dibuat bertujuan untuk
mengungkap nilai keyakinan seorang siswa—baik positif maupun negatif—
terhadap informasi yang diperoleh. Berikut dikemukakan contoh instrumen untuk
menilai nilai yang diyakini siswa.
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Jika berjanji kepada orang yang lebih tua, saya selalu berusaha
menepatinya.
2 Jika berjanji kepada orang yang lebih muda, saya tidak mesti
menepatinya.
6. Penutup
Untuk menilai siswa kita dapat menggunakan teknik tes dan teknik nontes.
Keduanya dilaksanakan sesuai dengan kompetensi yang dituntut dalam kurikulum.
Keduanya akan saling melengkapi. Yang penting adalah apakah penilaian yang
dilakukan itu benar-benar menilai apa yang seharusnya dinilai. Selamat berlatih!
Daftar Rujukan