Anda di halaman 1dari 30

Laporan Kasus

Demam Berdarah Dengue

Pembimbing:
dr. Halimah, Sp. A

Identifikasi

Nama
:DP
Umur
: 9 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Bangsa
: Indonesia
Alamat
: Jl. Tembok Baru Lr. Sinar
Harapan 10 Ulu
MRS tanggal
: 25 Juli 2012 pkl 11.00
wib
MedRec
: 082074

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Demam terus menerus


sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit,
semakin hari suhu semakin meninggi

Keluhan Tambahan
: Menggigil, lesu,
nafsu makan menurun, nyeri kepala,
mimisan, muntah

Riwayat Perjalanan Penyakit


6 hari SMRS: demam, demam terus
menerus, semakin hari suhu semakin
meninggi, mengigil (+), kejang (-), lesu (+),
nafsu makan menurun (+), nyeri kepala
(+), nyeri sendi (-), nyeri ulu hati (-), batuk
(-), pilek (-), sulit menelan (-), nyeri telinga
(-).
1 hari SMRS: muntah, frekuensi 1x, isi apa
yang dimakan, mual (-).
3 jam SMRS: mimisan.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat pernah menderita penyakit dengan
keluhan yang sama disangkal.
Riwayat bepergian ke luar kota atau ke
daerah endemis malaria disangkal.
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Riwayat adanya tetangga sekitar rumah
yang menderita DBD (+)
Riwayat Kelahiran
Lahir dari ibu G1P1A0, cukup bulan,
spontan langsung menangis, ditolong
bidan, BBL = 3000 gram, PB = 50 cm.
Riwayat ibu demam tidak ada, riwayat PEB
tidak ada, riwayat KPSW tidak ada.

Riwayat Makanan
Kesan : Kualitas dan kuantitas gizi cukup
baik
Riwayat Perkembangan
Kesan : Perkembangan
normal

motorik

masih

Riwayat Imunisasi
Kesan : status imunisasi dasar penderita
lengkap
Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita adalah anak pertama dari Tn.S
yang bekerja sebagai pedagang dan Ny.D
sebagai ibu rumah tangga. Secara ekonomi,
keluarga
penderita
tergolong
kurang
mampu.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
: tampak sakit sedang
Kesadaran
: kompos mentis
Nadi
: 126 x/menit, isi &
tegangan cukup
Tekanan Darah
: 90/60 mmHg
Pernapasan
: 32 x/menit
Suhu badan
: 38,6 oC
Berat badan
: 29 kg
Tinggi badan
: 128 cm
Status Gizi
: Gizi baik
Pemeriksaan Khusus
Kepala
Hidung
: epistaksis (+)
Gigi dan mulut
: gusi berdarah (+)

Leher : dalam batas normal

Thoraks : dalam batas normal

Abdomen: dalam batas normal

Ekstremitas : akral dingin (+), edema


tidak ada, ptekiae spontan tidak ada, CRT <
3 detik, Rumple leed (+)

Status neurologikus
normal

: dalam batas

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb
: 15,2 g/dl
Ht
: 46 %
Trombosi : 16.000/ul
Leukosit : 2.600/ul
Hitung Jenis : 0/1/2/58/32/7

RESUME
Pada kasus ini, seorang laki- laki,
berusia 9 tahun, beralamat di Jl. Tembok
Baru
Lr.
Sinar
Harapan
10
Ulu,
berkebangsaan
Indonesia,
beragama
Islam, dirawat di Bangsal Anak RSUD BARI
pada tanggal 25 Juli 2012 pukul 11.00
dengan keluhan utama demam terus
menerus sejak 5 hari sebelum masuk
rumah sakit, semakin hari suhu semakin
meninggi disertai keluhan tambahan
berupa menggigil, lesu, nafsu makan
menurun, nyeri kepala, mimisan, muntah.
Sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit,
penderita mengalami demam, demam
terus menerus, semakin hari suhu
semakin meninggi, mengigil, lesu, nafsu
makan menurun, dan nyeri kepala.

Sejak 1 hari sebelum masuk rumah


sakit,
penderita
mengalami
muntah,
frekuensi 1x, isi apa yang dimakan. Sejak 3
jam sebelum masuk rumah sakit, penderita
mengalami mimisan. Kemudian penderita
dibawa ke IRD RSUD BARI Palembang,
dilakukan pemeriksaan darah rutin, lalu
dianjurkan untuk dirawat.
Pada pemeriksaan umum didapatkan
keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran
compos
mentis,
nadi
126x/menit, pernapasan 30x/menit, suhu
badan 38,6oC , dan tekanan darah 90/60
mmHg. Sedangkan pada pemeriksaan
khusus pada kepala terdapat tanda
perdarahan spontan, yaitu mimisan dan
gusi berdarah serta pada kulit terdapat
rumple leed (+).
Pemeriksaan penunjang didapatkan Hb
15,2 g/dl, Ht 46%, leukosit 2.600/ul, dan

DIAGNOSIS BANDING
Demam Berdarah Dengue grade II
Infeksi Salurah Kemih (ISK)
DIAGNOSIS KERJA
Demam Berdarah Dengue grade II
PENATALAKSANAAN
Tirah baring dan perbanyak minum
IVFD RL 6 cc/kgBB/ jam = 144 cc jam = 36
gtt/menit makro
Paracetamol 3 x 250 mg
Ranitidin 2 x 1 cc
Cek Hb, Ht, Trombosit tiap 12 jam
Cek urin rutin
Observasi tanda vital, perdarahan, diuresis,
cairan/ balance cairan
PROGNOSIS
Quo ad vitam
bonam

dan fungsional : dubia ad

(Tanggal 26 Juli 2012)


Keluhan : demam (-), menggigil (-), mimisan
(-), gusi berdarah (-), nyeri epigastrium (+),
BAB cair (+) 3x
Vital Sign
Kesadaran : kompos mentis
TD
: 100/70 mm/hg
Nadi
: 88 x/mnt, isi dan tegangan
cukup
Pernapasan : 36 x/mnt
Suhu
: 36,5 oC
CRT
: < 3 detik
Diagnosis kerja : DBD grade II + diare akut
tanpa dehidrasi
Darah Rutin
Hb : 12,9 g/dl
Ht : 38 %
Trombosit : 24.000/mm3

Penatalaksanaan
Tirah baring dan perbanyak minum
IVFD RL 4 cc/kgBB/ jam = 116 cc jam = 25
gtt/menit makro
Paracetamol 3 x 250 mg
Ranitidin 2 x 1 cc
Cek Hb, Ht, Trombosit tiap 24 jam
Observasi tanda vital, perdarahan, diuresis,
cairan/ balance cairan
Zinc 1 x 1 tab = 1 x 20 mg

(Tanggal 27 Juli 2012)


Keluhan : demam (-), menggigil (-),
mimisan (-), gusi berdarah (-), BAB cair (+)
2x, nyeri epigastrium (+), muntah (+) 1x,
isi apa yang dimakan.
Vital Sign
Kesadaran : kompos mentis
TD
: 110/80 mm/hg
Nadi
: 84 x/menit, isi dan tegangan
cukup
Pernapasan : 26 x/menit
Suhu
: 36,3oC
CRT
: < 3 detik
Diagnosis kerja : DBD grade II + diare
akut tanpa dehidrasi
Darah Rutin
Ht : 39 %
Trombosit : 17.000/mm3

(Tanggal 28 Juli 2012)


Keluhan : demam (-), menggigil (-),
mimisan (-), gusi berdarah (-), BAB cair (+)
x, nyeri epigastrium (+), muntah (+) 6x, isi
air brwarna kekuningan.
Vital Sign
Kesadaran : kompos mentis
TD
: 110/80 mm/hg
Nadi
: 78 x/menit, isi dan tegangan
cukup
Pernapasan : 30 x/menit
Suhu
: 35,3 oC
CRT
: < 3 detik
Diagnosis kerja : DBD grade II + diare akut
tanpa dehidrasi
Darah Rutin
Ht
: 39 %
Trombosit : 17.000/mm

(Tanggal 29 Juli 2012)


Keluhan : demam (-), menggigil (-),
mimisan (-), gusi berdarah (-), BAB cair (+)
1x, nyeri epigastrium(+), muntah (-)
Vital Sign
Kesadaran : kompos mentis
TD
: 110/70 mm/hg
Nadi
: 92 x/menit, isi dan tegangan
cukup
Pernapasan : 32 x/menit
Suhu
: 36,4 oC
CRT
: < 3 detik

Diagnosis kerja : DBD grade II + diare akut


tanpa dehidrasi

Darah Rutin
Ht
: 37 %
Trombosit : 101.000/mm3

(Tanggal 30 Juli 2012)


Keluhan : demam (-), menggigil (-),
mimisan (-), gusi berdarah (-), BAB cair (-),
nyeri epigastrium (-), muntah (-)
Vital Sign
Kesadaran : kompos mentis
TD
: 110/80 mm/hg
Nadi
: 88 x/menit, isi dan tegangan
cukup
Pernapasan : 28 x/menit
Suhu
: 36,5oC
CRT
: < 3 detik
Diagnosis kerja : DBD grade II dengan
perbaikan
Darah Rutin
Ht
: 37 %
Trombosit : 226.000/mm3
Penatalaksanaan

DIAGNOSA AKHIR

Demam Berdarah Dengue grade II + Diare


akut tanpa dehidrasi
Karena ditemukan peningkatan Ht >20%

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Demam berdarah dengue (DBD) adalah
penyakit demam akut yang disebabkan
oleh virus dengue serta memenuhi kriteria
WHO untuk DBD.6 DBD adalah salah satu
manifestasi simptomatik dari infeksi virus
dengue.

Patofisiologi
Dua teori yang banyak dianut : hipotesis
infeksi sekunder (secondary heterologous
infection theory) dan hipotesis immune
enhancement.

Bentuk klinis
Berdasarkan kepastian diagnosis
Tersangka Demam Dengue (TDD)
Tersangka
Demam
Berdarah
(TDBD)
Demam dengue
Demam berdarah dengue

Dengue

Berdasarkan kriteria WHO 1997, diagnosis


DBD
Demam atau riwayat demam akut, 2-7
hari
Terdapat
minimal
1
manifestasi
perdarahan berikut: uji bendung positif;
petekie,
ekimosis,
atau
purpura;
perdarahan mukosa; hematemesis dan
melena.
Trombositopenia
Terdapat minimal 1 tanda kebocoran

Pemeriksaan penunjang
kadar
hemoglobin, kadar hematokrit,
jumlah trombosit, dan hapusan darah tepi
Pada DBD yang disertai manifestasi
perdarahan atau kecurigaan terjadinya
gangguan koagulasi, dapat dilakukan
pemeriksaan
hemostasis
(PT,
APTT,
Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP).
Untuk membuktikan etiologi DBD, dapat
dilakukan
uji
diagnostik
melalui
pemeriksaan isolasi virus, pemeriksaan
serologi yaitu dengan mendeteksi IgM dan
IgG-anti dengue, atau biologi molekular
pemeriksaan antigen spesifik virus Dengue,
yaitu antigen nonstructural protein 1 (NS1).
Pemeriksaan radiologis

Terapi
bersifat suportif dan simtomatis
ditujukan untuk mengganti kehilangan
cairan akibat kebocoran plasma dan
memberikan terapi substitusi komponen
darah bilamana diperlukan.
Terapi nonfarmakologis tirah baring dan
pemberian makanan dengan kandungan
gizi
yang
cukup,
lunak
dan
tidak
mengandung zat atau bumbu yang
mengiritasi saluran cerna.
Sebagai terapi simptomatis, antipiretik
berupa parasetamol, obat simptomatis
untuk
mengatasi
keluhan
dispepsia.
Pemberian
aspirin
ataupun
obat
antiinflamasi nonsteroid sebaiknya dihindari
karena berisiko terjadinya perdarahan pada
saluran
cerna
bagaian
atas
(lambung/duodenum). 13
Ada
dua
hal
penting
yang
perlu

Indikasi Rawat
Penderita TDBD derajat I dengan panas 3
hari atau lebih dianjurkan untuk dirawat
TDBD derajat I disertai: hiperpireksia atau
tidak mau makan atau muntah-muntah
atau kejang-kejang atau Ht cenderung
meningkat, trombosit cenderung turun,
atau trombosit < 100.000/mm3
Seluruh derajat II, III, IV

Indikasi pulang
Keadaan umum baik dan masa kritis
berlalu (> 7 hari sejak panas).
Tidak demam selama 48 jam tanpa
antipiretik
Nafsu makan membaik
Secara klinis tampak perbaikan
Hematokrit stabil
Tiga hari setelah syok teratasi
Jumlah trombosit >50.000/uL dengan

Komplikasi
Perdarahan
gastrointestinal
masif,
ensepalopati, edema paru, DIC, dan efusi
pleura.19
Prognosis
Angka kematian kasus di Indonesia secara
keseluruhan <3%. Angka kematian DSS di
RS 5-10%. Kematian meningkat bila disertai
komplikasi. DBD akan berlanjut menjadi
syok atau penderita dengan komplikasi sulit
diramalkan.19

ANALISA KASUS

Dari anamnesis didapatkan penderita


datang dengan keluhan utama demam
terus menerus, semakin hari suhu semakin
meninggi
disertai
keluhan
tambahan
berupa menggigil, lesu, nafsu makan
menurun, nyeri kepala, muntah. sejak 5
hari sbelum masuk rumah sakit, Ada
riwayat mimisan sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit, tidak nyeri menelan,
tidak nyeri saat BAK dan tidak nyeri telinga.
Dari keluhan tersebut menyingkirkan,
malaria, tonsilopharingitis, infeksi saluran
kemih dan otitis media akut sebagai
penyebab demam pada penderita ini.

Pada demam typhoid biasanya demam


bersifat remitten dan terdapat keluhan
gastrointestinal lain seperti periode diare
yang diselingi oleh konstipasi dan nyeri
perut.
Demam pada malaria sesuai dengan tipe
plasmodium
penyebab
malaria.
Plasmodium
vivax/ovale
menyebabkan
demam timbul selang satu hari. Demam
pada malaria yang disebabkan oleh
Plasmodium malariae timbul selang dua
hari.
Pada demam berdarah dengue (DBD),
demam tinggi timbul secara mendadak dan
terjadi terus menerus selama 2-7 hari yang
diselingi fase turunnya demam (fase kritis)
pada hari ke 4-6 demam dan pada
penderita
ditemukan
manifestasi
perdarahan yaitu ptekiae yang muncul

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tandatanda vital menunjukkan keadaan sakit


sedang dimana kesadaran kompos mentis,
nadi 126x/menit, pernafasan 32x/menit,
tekanan darah 90/60 mmHg, suhu 38,60C
dan ada tanda perdarahan spontan seperti
mimisan dan gusi berdarah serta rumple
leed (+) pada lengan kiri. Berdasarkan hasil
temuan
tersebut,
pasien
didiagnosis
tersangka DBD derajat II.
Kemudian
dilakukan
pemeriksaan
laboratorium, didapatkan hemoglobin 15,2
g/dl, hematokrit 46 %, trombosit menurun
(16.000 mm3). Jika dilakukan perhitungan
terhadap hematokrit tanggal 25 Juli yaitu
46% dan hematokrit tanggal 30 Juli yaitu
37%, didapatkan Ht >20%. Salah satu
kriteria WHO untuk menegakkan diagnosis
DBD menjadi terpenuhi. Kemudian keluhan
BAB cair 3x pada hari kedua dirawat dan

Tatalaksana awal yang diberikan saat


penderita datang
pertama kali di IRD
adalah penderita dikirim ke bangsal untuk
dirawat inap dengan anjuran untuk tirah
baring dengan IVFD RL 36 gtt/menit,
paracetamol 3x 250 mg, ranitidin 2x1 cc,
cek Hb, Ht, dan trombosit setiap 12 jam,
diobservasi tanda vital sampai keadaan
stabil.

Anda mungkin juga menyukai