Anda di halaman 1dari 3

Basis Pengakuan Transaksi: Basis Akrual

vs Basis Kas April 7, 2008


Posted by pepiediptyana in Akuntansi Sektor Publik, Uncategorized.
trackback
Ada dua jenis basis yang umum digunakan untuk mengakui suatu transaksi, yaitu Basis
Akrual
(Accrual Basis), dan Basis Kas (Cash Basis). Di beberapa literatur Akuntansi Sektor
Publik, ada yang menyebutkan basis Akrual Modifikasian dan Kas Modifikasian. Namun
demikian, pemahaman dasar kedua basis yang modifikasian tersebut tetap pada Basis
Akrual dan Basis Kas, bedanya ada pada modifikasi penyesuaian di akhir perioda.
Standar Akuntansi Keuangan mensyaratkan entitas profit-oriented di Indonesia untuk
menggunakan Basis Akrual. Standar Akuntansi Pemerintahan (pada PP No. 24 Tahun
2005), dikenal ada dua jenis basis yang digunakan untuk menyusun Laporan
Keuangan, yaitu : Neraca, menggunakan basis akrual, dan Laporan Realisasi Anggaran
menggunakan basis kas.
Apa sih bedanya basis kas dan basis akrual?
Basis kas dan basis akrual digunakan untuk mengakui kapan terjadinya suatu
transaksi.
Suatu entitas/perusahaan/organisasi yang akuntansinya menggunakan Basis
Akrual akan mengakui transaksi pada saat terjadinya.
Contoh transaksi : Usaha Dagang (UD) Takmorugi membeli persediaan barang
dagangan senilai Rp 10 juta pada tanggal 10 Desember 2007, dan pembayaran atas
pembelian tersebut dilakukan pada 8 Januari 2008. Dengan menggunakan basis akrual,
UD Takmorugi mengakui bahwa transaksi pembelian tersebut terjadi pada 10
Desember 2007, sehingga pencatatan pun dilakukan pada 10 Desember 2007. Kalau
dilihat dengan jurnal (penerapan double entry accounting / akuntansi berpasangan),
maka pencatatan tertanggal 10 Desember 2007, akun Sediaan Barang Dagangan didebet sebesar Rp 10 juta, dan akun Utang Dagang di-kredit sebesar Rp 10 juta.
Cara membaca jurnal ini adalah :
Pada 10 Desember 2007, terjadi penambahan Persediaan Barang Dagangan senilai Rp
10 juta yang menimbulkan bertambahnya Utang Dagang senilai Rp 10 juta.
Akibatnya, jika UD Takmorugi di akhir tahun 2007 (31 Desember 2007) menyusun
neraca basis akrual, di bagian Aktiva (Harta) bertambahlah akun

(account/pos/rekening) Sediaan Barang Dagang senilai Rp 10 juta, dan di bagian Utang


(Kewajiban) bertambah pula akun Utang Dagang senilai Rp 10 juta.
Untuk menangani transaksi yang sama, jika UD Takmorugi menerapkan Basis Kas,
maka transaksi diakui ketika kas dibayarkan (atau diterima, jika pada kasus
penerimaan kas). Akibatnya, di neraca per 31 Desember 2007 tidak ada perubahan
apa pun. Transaksi baru diakui pada 8 Januari 2008. Pengakuan transaksi dengan basis
kas dicatat dengan jurnal: tertanggal 8 Desember 2008,akun Sediaan Barang
Dagangan di-debet Rp 10 juta, dan akun K a s di-kredit Rp 10 juta
Cara membaca jurnal ini adalah:
Pada 8 Desember 2008, terjadi penambahan Sediaan Barang Dagangan senilai Rp 10
juta yang menimbulkan berkurangnya Kas senilai Rp 10 juta.
Tampak dari contoh di atas bahwa perlakuan akuntansi dengan basis berbeda, akan
berdampak pada perubahan jumlah dan komposisi aset yang berbeda. Jika neraca
dibuat pada 31 Desember 2007, maka.
Dengan penerapan basis akrual, tampak di neraca 31 Desember 2007 ada Sediaan
Barang Dagangan yang bertambah senilai Rp 10 juta, sedangkan jika menerapkan
basis kas, maka Sediaan Barang Dagangan ini akan termasuk pada sediaan di tahun
2008 (tidak ada di neraca tahun 2007).
Dengan basis akrual, Utang Dagang diakui muncul pada neraca 31 Desember 2007,
tetapi dengan basis kas, Utang Dagang tidak muncul.
Contoh lain, jika terjadi biaya (atau pendapatan). Ada perbedaan timing pengakuan
transaksi biaya (atau pendapatan) antara basis kas dan basis akrual.
Contoh transaksi :
Pada 17 Desember 2007 bagian akuntansi UD Takmorugi menerima tagihan biaya
listrik senilai Rp 2 juta. Pembayaran biaya listrik dilakukan pada 5 Januari 2008.
Dengan basis akrual, biaya listrik tersebut diakui pada 17 Desember 2007. Jika
menerapkan basis kas, biaya listrik tersebut diakui pada 5 Januari 2008 (saat
membayar). Akibatnya: laba UD Takmorugi pada tahun 2007 akan lebih rendah Rp 2
juta (jika menerapkan basis akrual) daripada laba UD tahun 2007 (jika diterapkan basis
kas). Mengapa? Karena dengan basis akrual, UD Takmorugi telah mengakui biaya listrik
pada tahun 2007, sedangkan dengan basis kas, biaya tersebut baru diakui pada tahun
2008.

Contoh2 di atas sekedar menggambarkan sederhana bahwa penggunaan basis yang


berbeda akan berdampak ke komponen laporan keuangan, yang kemudian dapat
berdampak pada persepsi pengguna laporan keuangan terhadap kondisi entitas
penyaji laporan keuangan. Selanjutnya, persepsi yang berbeda dapat menimbulkan
keputusan yang berbeda. Oleh karena itulah, penyaji laporan keuangan harus
mengungkapkan basis yang digunakan

Anda mungkin juga menyukai