Anda di halaman 1dari 17

Responsi

Perdarahan Uterus Disfungsional pada usia


Perimenopause Dengan Anemia

Oleh :
Faradillah Rahmy Savitri
G 000 6076

Pembimbing :
dr. M. Adriannes B., Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2010

ABSTRAK
Datang seorang P4A1, 47 tahun, dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir.
Keluhan dirasakan sejak 2 minggu ini. Perdarahan keluar banyak mrongkolmrongkol, ganti pembalut > 10 x/hari, nyeri perut tidak dirasakan. Pasien sudah
merasakan gangguan haid sejak 1 tahun yang lalu, Mual (-), Muntah (-), pasien
tidak merasa ada benjolan di perut. Riwayat keputihan (-), contact bleeding (-),
demam (-), BAB dan BAK baik.
Perdarahan abnormal dari jalan lahir yang terjadi pada pasien ini tidak
disertai rasa nyeri pada perut bagian bawah. Dari pemeriksaan USG didapatkan
VU terisi cukup, tampak uterus membesar ukuran 7,6 x 6,2 x 4,5 cm3, tidak
tampak kelainan pada adneksa dan parametrium kiri dan kanan. Kesan : tidak
ditemukan kelainan ginekologi.
____________________________________________________________________
_____
Kata kunci : AUB, perimenopause

BAB I
PENDAHULUAN

Perdarahan uterus disfungsional merupakan kelainan pada wanita yang


bisa dihadapi oleh tenaga medik dari bidan, dokter umum, spesialis maupun
spesialis konsultan. Penyakit ini bisa ringan sampai berat yang memerlukan
penanganan segera. Perdarahan ini bisa rancu dengan penyakit yang disebabkan
oleh neoplasma, keganasan bahkan penyakit kelainan pembekuan darah. Oleh
sebab itu amatlah tepat jika sebagai dokter umum mengetahui pedoman
penanganannya.
Perdarahan abnormal terjadi saat periode menstruasi tidak teratur, saat
perdarahan berlangsung lebih lama dan lebih banyak dibandingkan normal, atau
saat terjadinya perubahan pola haid. Abnormal uterine bleeding meliputi
dysfunctional uterine bleeding dan perdarahan akibat kelainan struktural.
Dysfunctional bleeding dapat berupa anovulatoar, berupa perdarahan
irreguler secara tiba-tiba, atau ovulatoar dimana jumlah perdarahan lebih banyak
tetapi mempunyai periode yang reguler (menoragia). Penyebab struktural meliputi
fibroid, polip, ca endometrium, dan komplikasi kehamilan, dapat pula karena
metode kontrasepsi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perdarahan Uterus Disfungsional
Perdarahan abnormal terjadi saat periode menstruasi tidak teratur, saat
perdarahan berlangsung lebih lama dan lebih banyak dibandingkan normal, atau
saat terjadinya perubahan pola haid. Abnormal uterine bleeding adalah
permasalahan yang umum terjadi dan mempunyai manajemen penatalaksanaan
yang kompleks.2
Siklus perdarahan yang normal mempunyai interval waktu 21-35 hari dan
berlangsung selama 2-7 hari. Volume darah yang keluar bervariasi dari 35-150 ml.
Perubahan interval atau lamanya haid penting. Hipermenorea (menorhagia) adalah
perdarahan yang berlebihan dengan interval normal. Polimenorea (metroragia)
adalah perdarahan irreguler atau terlalu sering.2
Abnormal uterine bleeding meliputi dysfunctional uterine bleeding dan
perdarahan akibat kelainan struktural. Terminologi yang digunakan untuk
menggambarkan pola abnormal uterine bleeding adalah berdasarkan dari periode
dan kuantitas jumlah perdarahan (tabel 1). Dysfunctional bleeding dapat berupa
anovulatoar, berupa perdarahan irreguler secara tiba-tiba, atau ovulatoar dimana
jumlah perdarahan lebih banyak tetapi mempunyai periode yang reguler
(menoragia). Penyebab struktural meliputi fibroid, polip, ca endometrium, dan
komplikasi kehamilan, dapat pula karena metode kontrasepsi.4

Tabel 1
Terminologi yang digunakan untuk menggambarkan Abnormal Uterine
Bleeding4
Terminologi

Definisi

Menorhagia

Perdarahan yang lama dan berlebihan dengan interval normal/reguler

Metrorhagia

Irregular, perdarahan uterus yang sering tetapi tidak

Menometrorrhagia

Perdarahan yang lama atau berlebihan dengan interval normal/reguler

Polymenorrhea

Perdarahan reguler dengan interval kurang dari 21 hari

Oligomenorrhea

Interval perdarahan lebih dari 35 hari

Amenorrhea

Tidak ada perdarahan uterus kurang lebih selama 6 bulan

Intermenstrual

Perdarahan uterus diantara siklus reguler

Sebab-sebab Perdarahan Uterus Abnormal


Komplikasi-komplikasi kehamilan adalah penyebab yang umum dari
perdarahan abnormal. Abortus inkomplitus atau abortus yang mengancam dan
kehamilan ektopik bisa menyebabkan perdarahan abnormal. Pertumbuhan jinak
dalam rongga rahim (seperti polip atau mioma), keganasan pada saluran
reproduksi, servisitis, endometritis, salphingitis, endometriosis, adenomiosis,
kista-kista fungsional, dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim), keganasan pada
serviks

maupun

uterus

bisa

menimbulkan

perdarahan

abnormal.

Penyakit-penyakit sistemik yang bisa menyebabkan perdarahan abnormal


termasuk penyakit perdarahan seperti trombositopenia. Pada kelompok usia
reproduksi, purpura trombositopenia idiopatik (PTI). Pada remaja, perdarahan
abnormal yang disertai oleh trombositopenia disebabkan oleh leukemia akut.
Hipotiroidisme atau hipertiroidisme bisa menyebabkan perdarahan abnormal.
Penyakit hati dapat menyebabkan perdarahan uterus abnormal (PUA) dengan
mengganggu metabolisme estrogen yang beredar dalam sirkulasi. Diabetes,
hipertensi, dan gangguan fungsi adrenal bisa disertai oleh PUA.2
Diagnosis
Diagnosis dimulai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti.
Kehamilan, penyakit tirod, dan penyakit darah harus disingkirkan. Pemeriksaan
panggul harus dilakukan terlepas apakah pasien sedang mengalami perdarahan
atau tidak. Suatu penundaan sampai perdarahan berhenti bisa memperlambat
diagnosis keganasan dalam panggul. Pemeriksaan Pap smear harus dibuat. Sonde
uterus dan pengambilan sample endometrium dalam paruh kedua siklus haid bisa
menolong diagnosis patologi dalam rongga rahim, menyingkirkan kanker

endometrium, atau memastikan ovulasi. Harus dipertimbangkan membuat


histeroskopi atau histerosalpingografi (HSG) bila pemeriksaan pelvis normal dan
ovulasi telah dipastikan atau pasien tidak berhasil dengan terapi hormone.
Pemeriksaan uktrasonografi membantu mengkonfirmasi adanya fibroid atau
patologi lain.2
Algoritma Penegakkan Diagnosis Abnormal Uterine Bleeding pada Pasien usia
Perimenopause4

Ya

Tidak

Ya

Tidak

(CBC = complete blood count; -HCG = beta human chorionic gonadotropin; D&C =
dilatation and curettage)
Ya

Tidak

Ya

Tidak

Algoritma Penegakkan Diagnosis Abnormal Uterine Bleeding pada Wanita Usia


Reproduksi5
Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Hamil/Tidak

Hamil

Iatrogenik ?

Herbal dan Suplemen

Kondisi sistemik?

Medikamentosa

Patologi traktus genitalis ?

Management
lebih lanjut

Cervical
Displasia

Polip Endocervix

Kolposkopi

Polipektomi

Pembesaran uterus/
massa di adneksa
USG :
KET, leiomioma,
tumor ovarium/
tumor endometrium

PUD

Trauma

Terapi yang tepat


termasuk intervensi
psikososial

Differensial Diagnosis4

Kehamilan dan kondisi yang

Patologi traktus genitalis

Cervicitis

AB

berhubungan dengan kehamilan


Kehamilan Intra uteri
KET
Abortus
PTG
Placenta previa
Pengobatan/iatrogenik
Alat intrauteri
Hormones (kontrasepsi oral, estrogen,
progesterone)
Herbal dan suplemen : ginseng, kedelai
Kortikosteroid
Antikoagulan
Antipsikotik
SSRIs
Tamoksifen

Infeksi : Cervicitis, endometritis,


myometritis, salphingitis
Keganasan
Kelainan abnormal jinak :
adenomyosis, leiomiomata, polip
pada cervix atau endometrium,
Lesi premaligna : displasia cervix,
hiperplasia endometrium
Lesi maligna : Ca Cervix squamous
cell, adenokarsinoma endometrium

Trauma
Benda asing, abrasi, laserasi,
pelecehan seksual

DUB (diagnosis eksklusi)


Penyakit Sistemik
Hiperplasi adrenal dan Cushing sindrom
Koagulopati
Trombositopeni
Leukemia
Penyakit Hati
Polikistik ovarii sindrom
Penyakit Ginjal
Penyakit Tiroid

Pengobatan
Selama perdarahan yang terjadi tidak berbahaya, atau tidak mengganggu
keadaan pasien, maka tidak perlu dilakukan tindakan apapun. Pada keadaan tang
tidak akut dapat diberikan antiprostaglandin, antiinflamasi nonsteroird, atau asam
tranexamat. Pemberian tablet esterogen-progesteron kombinasi, atau tablet
progesteron saja maupun analog GnRH (agonis atau antagonis) hanya bila dengan
obat-obat tersebut di atas tidak memperlihatkan perbaikan. Pada keadaan akut,
dimana Hb sampai< 8 gr %, maka pasien harus dirawat dan diberikan transfusi
darah.

Pengobatan harus diarahkan pada diagnosis yang spesifik. Observasi dan


memberi keterangan yang menyenangkan adalah terapi terbaik pada remaja yang
mengalami perdarahan irregular yang tidak banyak. Dapat dipakai kontrasepsi
oral, akan tetapi ini bisa memperberat penekanan terhadap sumbu hypothalamus
ovarium yang telah ada. Regulasi hormonal mempunyai angka kesembuhan 90 %
pada pasien-pasien anovulasi.
Eksisi polip endometrium atau leiomioma submukosum efektif dalam
menangani perdarahan abnormal pada rahim. Histerektomi hanya dipakai sebagai
tindakan terakhir. Perdarahan yang cukup berat yang dapat menyebabkan anemia
sedang, dan tidak terkendali dengan hormon atau terapi lain, membenarkan
pertimbangan untuk histerektomi.2
ABNORMAL UTERINE BLEEDING pada usia perimenopause
Perimenopause

adalah

usia

antara

masa

pramenopause

dan

pascamenopause, yaitu sekitar menopause (usia 40-50 tahun). PUD pada usia ini
hampir 95 % terjadi siklus yang tidak berovulasi (folikel persisten). PUD akut
pada usia perimenopause penanganannya sama dengan PUD akut yang terjadi
pada usia reproduksi. Namun setelah keadaan akut teratsi, maka tetap harus
dilakukan D&C. Penanganan selanjutnya sangat tergantung dari hasil patologi
anatomi yang diperoleh.

BAB III
STATUS PENDERITA

A.

ANAMNESIS
Tanggal 19 Desember 2010 jam 14.00 WIB
1. Identitas Penderita
Nama

: Ny. Sri Lestari

Umur

: 47 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Agama

: Islam

Alamat

: Nanasan, RT 7/ III, Ml jiman, Colomadu

Status Perkawinan

: Kawin 1 kali dengan suami 23 tahun

Tanggal Masuk

: 19 Desember 2010

No.CM

: 01 04 2629

2. Keluhan Utama
Perdarahan dari jalan lahir
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Datang seorang P4A1, 47 tahun, dengan keluhan perdarahan dari
jalan lahir. Keluhan dirasakan sejak 2 minggu ini. Perdarahan keluar
banyak mrongkol-mrongkol, ganti pembalut > 10 x/hari, nyeri perut tidak
dirasakan. Pasien sudah merasakan gangguan haid sejak 1 tahun yang
lalu, Mual (-), Muntah (-), pasien tidak merasa ada benjolan di perut.
Riwayat keputihan (-), contact bleeding (-), demam (-), BAB dan BAK
baik.
4. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat sesak nafas

: Disangkal

Riwayat Hipertensi

: Disangkal

Riwayat Penyakit Jantung

: Disangkal

Riwayat DM

: Disangkal

Riwayat Asma

: Disangkal

10

Riwayat Alergi Obat/makanan

: Disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Mondok

: Disangkal

Riwayat Hipertensi

: Disangkal

Riwayat Penyakit Jantung

: Disangkal

Riwayat DM

: Disangkal

Riwayat Asma

: Disangkal

Riwayat Alergi Obat/makanan

: Disangkal

6. Rsiwayat Fertilitas
Baik
7. Riwayat Obstetri
I. Laki-laki, meninggal, 1 tahun
II. Perempuan, 22 tahun
III. Laki-laki, 20 tahun
IV. Abortus, 2 bulan, kuretase
V. Laki-laki, 11 tahun
8. Riwayat Haid
-

Menarche

: 14 tahun

Lama menstruasi

: 7 hari

Siklus menstruasi

: 28 hari

9. Riwayat Perkawinan

11

Menikah 1 kali ( umur 23 tahun )


10. Riwayat Keluarga Berencana
B.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Interna
Keadaan Umum : Sedang, CM, Gizi cukup
Tanda Vital

Tensi

: 110/80 mmHg

Nadi

: 94 x / menit

Respiratory Rate : 22 x/menit


Suhu

: 36,8 0C

Kepala

: Mesocephal

Mata

: Conjuctiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)

THT

: Tonsil tidak membesar, Pharynx hiperemis (-)

Leher

: Pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thorax

: Gld. Mammae dalam batas normal

Cor

Inspeksi

: IC tidak tampak

Palpasi

: IC tidak kuat angkat

Perkusi

: Batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-)


Pulmo :
Inspeksi

: Pengembangan dada ka = ki

Palpasi

: Fremitus raba dada ka = ki

Perkusi

: Sonor/Sonor

Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Ronki basah kasar (-/-)


Abdomen:

12

Inspeksi

: Dinding perut = dinding dada

Palpasi

: Supel, NT (-), hepar lien tidak membesar, TFU tidak


teraba, massa (-)

Perkusi

: Tympani

Auskultasi : Peristaltik (+) normal


Ekstremitas

Oedema
-

Akral dingin
-

2. Status Ginekologi
Inspeksi
Kepala

: Mesocephal

Mata

: Conjungtiva Anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

Wajah

: Kloasma gravidarum (+)

Thorax

: Glandula mammae hipertrofi (+), aerola mammae


hiperpigmentasi (+)

Abdomen

Inspeksi : Dinding perut = dinding dada


Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), TFU tidak
teraba, massa (-)
Inspekulo
VU tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio utuh,
mencucu, tampak darah mengalir keluar dari OUE, darah (+),
discharge (-)
Pemeriksaan Dalam :

13

VT

: vulva / uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal,


portio kenyal, licin, OUE tertutup, corpus uteri sebesar
telur bebek, adneksa dan parametrium kiri dan kanan
dalam batas normal (tidak ditemukan kelainan), darah (+),
discharge (-)

C.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.

2.

Laboratorium Darah tanggal 19 Desember 2010 :


Hemoglobin

: 7,5 gr/dl

Hematokrit

: 22,4 %

Antal Eritrosit

: 2,65 x 103/uL

Antal Leukosit

: 8,2 x 103/uL

Antal Trombosit

: 317 x 103/uL

Golongan Darah

:O

GDS

: 135 mg/dL

Ureum

: 30 mg/dL

Creatinin

: 0,4 mg/dL

SGOT

: 24 u/L

SGPT

: 23 u/L

HbS Ag

: negatif

Nitrazin Test

: (-) positif

Albumin

: 4,2

PT

: 14,0

APTT

: 23,6

PP Test

: Negatif

HbsAg

: Negatif

Ultrasonografi (USG) tanggal 19 Desember 2010 :


VU terisi cukup, tampak uterus membesar ukuran 7,6 x 6,2 x 4,5 cm3,
tidak tampak kelainan pada adneksa dan parametrium kiri dan kanan.
Kesan : tidak ditemukan kelainan ginekologi.

14

D.

DIAGNOSA AWAL
Abnormal Uterine Bleeding pada usia perimenopause dengan anemia (Hb:
7,5 g/dl)

E.

PROGNOSA
Baik

F.

TERAPI
-

Mondok bangsal

Perbaikan KU transfusi s/d Hb > 10 g/dl

Cek darah lengkap

Inj. Cefotaxim 1 gr/12 jam

Inj. As. Tranexamat 50 gr/8 jam

Usul kuretase diagnostik/terapeutik (jika KU baik)

Usul pemeriksaan staff bangsal

BAB IV
ANALISA KASUS

15

Analisa Diagnosis
Abnormal Uterine Bleeding (AUB)
Diagnosis AUB dimulai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
teliti. Kehamilan, penyakit tirod, dan penyakit darah harus disingkirkan. Pada
pasien ini didapatkan adanya keluhan perdarahan dari jalan lahir tanpa adanya
tanda-tanda kehamilan (PP Test negatif), penyakit tiroid (tidak ada gejala khas),
dan penyakit perdarahan (trombosit, PT, APTT dalam batas normal), serta tidak
ditemukan juga penyakit hati (kadar SGOT dan SGPT dalam batas normal)
Analisis Penatalaksanaan
Pada keadaan akut, dimana Hb < 8 gr %, maka pasien harus dirawat dan
diberikan transfusi darah. Pada pasien ini, Hb 7,5 gr %, sehingga dilakukan
perbaikan KU dengan usulan mondok bangsal dan perbaikan KU dengan transfusi
darah hingga Hb > 10 gr %. Untuk membantu menghentikan perdarahan
digunakan antifibrinolitik dengan digunakan asam tranexamat secara injeksi.
Pada setiap kasus perdarahan abnormal perlu kita cari penyebabnya, adakah
kelainan struktural dari uterus maupun tidak. Kelainan pada uterus dapat diketahui
melalui pemeriksaan patologi anatomi. Pada pasien ini dilakukan tindakan dilatasi
dan kuretase, tindakan tersebut sudah tepat untuk mengetahui apakah perdarahan
abnormal dari jalan lahir yang menjadi keluhan pasien ini disebabkan karena
kelainan struktural dari uterus (mioma uteri).

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Hanafiah Jusuf, Wibowo B. Mioma Uteri. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga


Cetakan Ketujuh. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
2005 : 421-23
2. Rayburn WF, Carey JC, Chalik TMA. Menstruasi Normal dan Abnormal.
Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika, 2001 : 309-11
3. Albers JR, Hull SK, Wesley RM. Abnormal Uterine Bleeding. American
Academy Family Physician. 1999.
http://www.aafp.org/afp/991001ap/1371.html
4. Oriel KA, Schrager S. Abnormal Uterine Bleeding. American Academy
Family Physician. 2004. http://www.aafp.org/afp

17

Anda mungkin juga menyukai