Elizabeth S Nugraheni
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
ABSTRAK
Untuk mendiagnosa penyakit hati, hal pertama yang dalam pikiran adalah bagaimana membuat klasifikasi
sistematis dan praktis dari penyakit hati. Dalam membaca ini, izinkan saya mengklasifikasikan penyakit hati sering
menjadi 2 kelompok besar yaitu: Hati penyakit akut dan penyakit kronis hati.
Penyakit termasuk penyakit akut Hati adalah: Viral Hepatitis, Hepatitis Obat diinduksi, Alkoholic penyakit
hati, Ischeamic Hati Disease.The penyakit termasuk Penyakit hati kronis adalah: kronis Hepatitis, Sirosis hepatik dan
hepatoma, Lemak Hati.
Sangat penting untuk mengklasifikasikan penyakit, karena mengacu pada prognosis penyakit. Pemulihan
Hepatitis akut adalah 100%, kecuali Hepatitis C. Beberapa Hepatitis kronis sembuh, dan beberapa begitu sulit
disembuhkan. Sirosis hepatis adalah sulit untuk menyembuhkan tapi masih kita dapat melestarikan dan Cafe hepatosit.
Tapi hepatoma sulit baik untuk menyembuhkan dan untuk mempertahankan panggung.
Kadang-kadang sulit untuk berbeda kondisi tersebut, terlalu banyak laboratorium uji tapi ada keterbatasan
keuangan pasien untuk mendukung temuan laboratorium. Jadi kita harus menentukan tes terhadap diagnosis dugaan
kami buat.
Kata kunci: pengujian laboratorium untuk penyakit hati, penyakit hati kronis, penyakit hati akut.
ABSTRACT
To diagnose liver diseases, first thing in mind is how to make a systematic and practical classification of
the liver diseases. In this reading, let me classify the commonly liver disease into 2 large group which are : Acute
Liver diseases and Chronic Liver diseases.
The diseases including Acute Liver Diseases are : Viral Hepatitis, Hepatitis Drug induced, Alkoholic liver
disease, Ischeamic Liver Disease.The diseases including Chronic Liver Diseases are : Chronic Hepatitis, Cirrhosis
Hepatic and Hepatoma, Fatty Liver.
It is important to classify the diseases, because it refer to prognosis of the diseases. Recovery of Acute
Hepatitis is 100 %, except Hepatitis C . Some Chronic Hepatitis recover, and some so difficult to cure. Cirrhosis
Hepatis is difficult to heal but still we can preserve the healthty hepatocytes. But Hepatoma difficult both to heal
and to maintain the stage.
Sometimes difficult to differ those condition, too many laboratory test but there is a limitation of patients
financial to support the laboratory findings. So we have to specify the test toward the suspected diagnosis weve
made.
Keywords : Laboratory test for liver diseases, Chronic Liver diseases, Acute Liver diseases.
PENDAHULUAN
Latar belakang :
Sehubungan dengan banyaknya jenis
penyakit hati dan jenis pemeriksaan
laboratorium untuk diagnosa penyakit hati,
maka tulisan ini dibuat. Karena cara yang
praktis dan mudah sangat membantu dalam
memilah
dan
memilih
pemeriksaan
laboratorium, sehingga dapat ditegakkan
diagnosis pasti dari penyakit hati tersebut,
sehingga pengobatan yang tepat pun dapat
diberikan.
Kemampuan keuangan pasien dalam
berobat juga harus kita perhatikan, walaupun
dengan
meniadakan
perkecualian
pemeriksaan untuk menunjang diagnosa.
Tujuan penulisan ini adalah untuk memberi
sekitar
1/3
kasus
ditemukan
(2,3,4)
adult
elderly
: 5 35
: maybe higher
ketoacidosis.
kehamilan,
beri-beri,
diabetic
3. Alkaline fosfatase.
Adalah enzym yang ditemukan di hepar, tulang
dan epithel dari seluruh saluran empedu.
Jumlah/level enzym ini digunakan utk
identififikasi kelainan hepar, atau kelainan
tulang,dll. Harga normal terpengaruh oleh usia
dan gender.
Harga normal :
Dewasa
Anak
: 17 142 U/L
0 12 th
: 145
530 U/L
Peningkatan alkaline fosfatase
yang
berhubungan dengan penyakit hati , termasuk :
1. Obstruksi duktus bilier.
2. Obstruktif Jaundice
3. Hepatitis - Cirrhosis
4. Liver Cancer
5. Mononukleosis infectiosa
Tetapi untuk keperluan konfirmasi dari
suatu diagnosa penyakit, pemeriksaan ini harus di
korelasikan dengan pemeriksaan faal hati
lain.
Obat2an yang menyebabkan kenaikan
alkaline fosfatase antara lain :
Allopurinol,
antibiotik,
tetracycline,
oral
contraceptive, methyldopa.
4.
Myocardial infarction
5.
3.
4.
Renal failure
5.
Diabetes
6.
Obesity
7.
Serum Albumin
7.
Prothrombine Time
F. CONTOH KASUS :
I. Penderita Tn S, 38 th,tanpa keluhan dan
melakukan General Medical Check Up.
Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan
kelainan.
Hasil pemeriksaan :
SGPT 28 IU, SGOT 22 IU, Fosfatase alkali
180 IU HBsAg + , Anti HCV - ,
Urobilinogen + , bilirubin , bilirubin total 1
mg/dl , bil direk 0,4 mg/dl.
Pembahasan : kasus diatas diagnosanya
adalah :
Pengidap Sehat Virus Hepatitis B
Jika hal ini terjadi, maka untuk selanjutnya
diperlukan pemeriksaan lanjutan yaitu :
HBeAg , Anti HBe dan HBV DNA.(1,2)
II. Pasien Tn H 42 tahun, keluhan rasa tidak
enak di perut bagian atas.
Pada pemeriksaan fisik penderita tampak
sehat, TB 160 cm, BB 90 kg. Tidak terdapat
penyakit hati akut ataupun kronik.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil
sebagai berikut :
Bilirubin total 0,8 mg/dl dan direk 0,3 mg/dl,
SGOT 80 IU, SGPT : 120 IU, Elektroforesis
protein dalam batas normal, HBsAg negative,
anti HCV negativ; kolesterol total 360 mg/dl
Trigliserida 600 mg/dl; LDL 210 mg/dl ; HDL
45 mg/dl.
Pembahasan : diagnosis penderita tersebut
adalah :
Fatty Liver akibat hiperlipidemia dan
Obesitas.(1,2)
Ciri Khas dari Fatty liver adalah :
Terdapat penyakit dasar sebagai penyebab
(obesitas, hiperlipidemia, diabetes), SGOT dan
SGPT meningkat. Faal hati lain dalam batas
normal , kecuali mungkin Gamma GT dan alkali
fosfatase sedikit meningkat.(1,4,5)
III.
Pasien Tn An, 44 th , datang
dengan keluhan gatal, mata kuning, nyeri perut
kanan atas demam . Tinja berwarna putih seperti
dempul. Fisik penderita tampak icterus kehijauan
tidak terdapat tanda penyakit hati akut maupun
kronik, kandung empedu teraba, pemeriksaan
laboratorium sebagai berikut :
mg/dl
diagnosis dari pasien tersebut adalah :
Kolestasis yang kemungkinan penyebabnya
adalah Carcinoma Caput Pancreas.
Contoh diatas menunjukkan bahwa kelainan faal