oleh pemberitaan injil. Paham sekali selamat tetap selamat memberi tempat nyaman bagi dosa
sehingga seakan-akan Allah memaklumi dosa dalam kasih karunia-Nya terhadap pengampunan
manusia. Padahal sesungguhnya hampir perjanjian baru mengindikasikan betapa berbahayanya
keluar dari kasih karunia oleh sebab itu perlu mengejar kekudusan hidup dan kehendak Allah
( Ibrani 12:14, 1 pet 1 :15, Galatia 5:4 ).
GBI juga tidak mengakui adanya keselamatan permanen pada perjanjian lama ketika
peristiwa keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir. Allah memang memberikan kasih karunia
untuk membantu bangsa Israel selamat dari perbudakan mesir, namun bukan berarti kasih
karunia itu tidak bersyarat melain bersyarat. Allah menuntut ketaatan lebih kepada umat-Nya
namun karena kebebalan Israel banyak dari mereka yang mati selama di padang gurun. Rasul
Paulus mengaitkan peristiwa diatas bahwa jika jemaat Korintus tidak bertobat maka mereka akan
djatuh kedalam penghukuman.
Keselamatan bersyarat dan tergantung dari respon manusia sehingga tentu keselamatan
dapat hilang. Setiap orang dapat kelihangan keselamatannya apabila mereka menghujat Roh
Kudus ( lukas 12 : 10 ), menyangkal Kristus sebagai anak Allah ( II Tim 2 : 12 ), orang yang
mendapatkan karunia namun murtad ( ibrani 6:4-6) sehingga memungkinkan nama orang
tersebut dihapus dalam kitab kehidupan ( Wahyu 3 : 5 ). Pada titik penghujatan Roh Kudus orang
tersebut hatinya dikeraskan sehingga Allah tidak akan mengampuninya. Selama pelayanan-Nya
Yesus menekankan orang murid-muridnya dan orang farisi tentang konsekuensi menghujat Roh
Kudus ( Mat. 12:21-37, Markus 3:23-30, Lukas 12:8-12).
Dapat dipahami bahwa peringatan Yesus tersebut bukanlah peringatan biasa melainkan
peringatan keras yang menyangkut keselamatan. Menurut laman gbibumi anggrek.com Paulus
mengajarkan bahwa kita harus terus menerus membangun keselamatan dengan perjuangan yang
sungguh dan tidak hidup seturut dengan daging ( Roma 8:13, Fil 3:12-16). Menurut ajaran GBI
tujuan akhir keselamatan bukanlah untuk memasuki sorga melainkan untuk menumbuhkann
pengenalan yang mendalam terhadap Kristus. Aspek keselamatan juga memasuki hidup seperti
damai sejahtera, sukacita, dan berkat-berkat yang indah pada masa kini.