Anda di halaman 1dari 1

Nama : Adonia Getse Halel

NIM

: 12/331425/BI/8882

Review Jurnal
Pengelolaan Hutan dan Sistem Agroforestri Tradisional Oleh Masyarakat Baduy

Daerah Baduy terletak di Desa Kanekes, Banten Selatan. Secara adat wilayah Baduy
dibagi menjadi tiga, yaitu Baduy dalam, Baduy luar, dan wilayah dangka. Asal-usul orang
baduy ditafsirkan sebagai keturunan Kerajaan Hindu. Selain itu juga dianggap keturunan
Pajajaran dan merupakan kelompok pertapa. Baduy menganggap bahwa batara cikal
diturunkan ke bumi di daerah hutan Sasaka Domas yang berada di wilayah dalam. Sehingga
hutan tersebut dianggap sacral hingga sekarang.
Baduy memiliki berbagai tugas hidup, yaitu memelihara tempat pemujaan Pada
Ageung di Cikeusik, memelihara tempat pemujaan di Parahiyang-Cibeo, mengasuh penguasa
dan mengemong para pembesar, mempertapakan nusa 33 ; sungai 65 ; pusat 25 negara atau
mempertapakan mandala Kanekes, berburu dan menangkap ikan untuk upacara kawalu, dan
mengukus atau membakar kemenyan waktu memuja, melaksanakan upacara kawalu dan
upacara ngalaksa.
Pengelolaan tata ruang Baduy cukup sejalan dengan pengelolaan taman nasional atau
cagar biosfer. Zona inti analogi dengan daerah hutan sacral Baduy dalam. Zona pemanfaatan
terbatas analogi dengan Baduy dalam. Daerah pemanfaatan intensif analogi dengan Baduy
luar. Daerah penyangga analogi dengan daerah dangka Baduy.
Baduy menggunakan sistem agroforestri tradisional, yaitu sistem tataguna lahan yang
ditumbuhi aneka ragam jenis tanaman tahunan atau tanaman keras dan tanaman semusim
seperti sistem dukuh lembur, huma dan reuma. Penggunaan sistem agroforestri tradisional ini
memiliki fungsi penting sosial ekonomi budaya, ekologi, dan ekowisata.
Mempelajari dan memadukan pengetahuan local dan modern sangat berguna bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, seperti penemuan obat baru, pengembangan pertanian,
konservasi alam, dll. Maka dari itu studi etnobotani sangat penting untuk dipelajari karna
memadukan antara pengetahuan local dan modern.

Anda mungkin juga menyukai