Anda di halaman 1dari 39

UNIT

KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK


KECIL DAN PERORANGAN DALAM PKR
Drs. Sumawan, M.Pd
Pendahuluan

embelajaran kelas rangkap tidak semudah yang dibayangkan. Seorang guru akan
berhadapan dengan situasi, karakteristik siswa, dan motivasi belajar yang
berbeda jika hanya mengajar satu kelas. Secara teori memang mudah digambarkan
strategi mengajar yang sebaiknya guru. Tetapi dilapangan sangat diperlukan
kemampuan dan keterampilan bagaiman supaya pembelajaran kelas rangkap efektif
dan efisien. Salah satu keterampilan yang sangat penting dikuasai seorang guru
adalah mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang merupakan keterampilan
khusus yang sangat diperlukan oleh guru SD dalam pembelajaran kelas rangkap.
Dalam modul 5 ini akan kita bahas secara rinci mengenai (1) hakekat
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang mencakup pengertian,
rasional, variasi pengorganisasian, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar
kelompok kecil dan perorangan, (2) komponen keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan, yang mencakup keterampilan menga-dakan pendekatan secara
pribadi, keterampilan mengorganisasikan kegiatan, keterampilan membimbing dan
memudahkan belajar, dan keterampilan merenca-nakan dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan ini tidak cukup kalau
hanya dikaji dan dipelajari secara teoritis, tetapi akan dikuasai dengan baik jika
berlatih menerapkannya baik secara peer teaching maupun rial teaching. Melalui
berlatih menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan pero-rangan
membuat lebih percaya diri dalam mengajar kelas rangkap. Kegiatan aka-demik
dapat ditingkatkan dengan mengatur waktu secara baik. Dengan latihan

Pembelajaran Kelas Rangkap

5-1

secara serius kemampuan Anda mengajar kelompok kecil dan perorangan meningkat, sehingga Anda merasa siap jika harus mengajar dua kelas atau lebih dalam
waktu yang sama.
Ada berbagai keterampilan mengajar, tetapi keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan merupakan keterampilan dasar mengajar yang sangat rumit dan
kompleks. Pengkajian teori secara mendalam terlebih dahulu, sebelum berlatih dan
mengimplementasikan, sangat penting untuk dilakukan. Juga penguasaan mengajar
yang lain yang dibahas dalam unit-unit pembelajaran kelas rangkap. Penguasaan
materi mata kuliah Strategi Belajar Mengajar juga sangat erat kaitan dengan
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Secara umum setelah menyelesaikan unit 5 ini Anda diharapkan mampu
menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dalam
pembelajaran kelas rangkap. Secara lebih khusus, Anda diharapkan dapat :
1. Menjelaskan hakekat dan pentingnya keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan dalam pembelajaran kelas rangkap.
2. Menjelaskan pengertian dan komponen-komponen keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan.
3. Memberikan contoh setiap komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan.
4. Menerapkan setiap komponen keterampilan dalam praktek pembelajaran kelas
rangkap.
Langkah pertama yang harus Anda tempuh adalah memahami terlebih dahulu
hakekat keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, serta setiap komponen keterampilannya, kemudian mencoba berlatih menerapkannya, baik dalam
bentuk simulasi, maupun di kelas yang sebenarnya.

Selamat Belajar !

2 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

Sub Unit 1
Hakekat Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil
dan Perorangan
Pengantar

ulailah Anda mengkaji hakekat keterampilan mengajar kelompok kecil dan


perorangan yang mencakup pengertian, rasional, variasi pengorganisasian,
dan hal-hal yang perlu diperhatikan. Penguasaan hakekat keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan ini Anda akan mempunyai pemahaman yang dapat
digunakan untuk mempelajari komponen keterampilannya. Dengan de-mikian Anda
diharapkan dapat menjelaskan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan dalam pembelajaran kelas rangkap, bagi seorang guru. Penguasaan
komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan hanya mungkin
jika Anda telah memahami dengan baik pengertian, rasional, variasi
pengorganisasian, dan hal-hal yang perlu diperhati-kan dalam mengajar kelompok
kecil dan perorangan.

A. Pengertian
Murid selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Sebagai
individu murid dapat belajar secara mandiri. Namun karena murid SD masih dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan serta masih dalam taraf berpikir konkrit
(operasional konkrit) menurut Jean Peaget, maka perlu bantuan atau bimbingan guru.
Demikian pula guru dalam memberikan bimbingan belajar mengupayakan adanya
media atau alat peraga agar mudah dipahami siswa baik dalam mengajar perorangan
maupun kelompok kecil.
Sebagai makhluk sosial, murid akan bertumbuh dan berkembang dengan baik
dalam belajarnya jika berada dalam suatu kelompok. Kelompok belajar yang efektif
dan efisien adalah kelompok belajar dalam jumlah kecil. Kelompok kecil
memungkinkan semua anggotanya terlibat secara aktif dalam belajar, dibawah
bimbingan guru. Demikian guru juga dengan mudah dapat mengarahkan atau
memberikan pelayanan dengan baik terhadap kelompok. Untuk itu seorang guru
dituntut memiliki keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Pembelajaran Kelas Rangkap

5-3

Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru


membimbing murid dalam belajar secara kelompok dengan jumlah berkisar antara 3
hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran
individual adalah kemampuan guru dalam membimbing murid dalam belajar secara
individual terutama bagi siswa yang mengalmi kesulitan belajar atau bermasalah.
Dalam belajar secara individual guru bersama murid menentukan tujuan, bahan ajar,
prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan
tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual murid.
Seorang guru sekolah dasar harus memiliki keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan ini tidak lain dimaksudkan guna memenuhi kebutuhan belajar
murid itu sendiri. Ciri-ciri khas setiap anak itu berbeda satu sama lain, baik sebagai
perseorangan ataupun hidup dalam kelom-poknya. Guru sewajarnya bertindak adil
dalam memberikan pelayanan pendidikannya, bukan sekedar menyamaratakan
(bersifat klasikal) tetapi juga harus memiliki alternatif lain di dalam upaya
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan individual murid. Selain berbeda secara
individual, juga ada sebagian kecil yang memiliki karakteristik sama. Oleh karena itu
belajar bersama dalam kelompok kecil di bawah bimbingan guru juga lebih efektif.
Hakekat keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah
terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan murid dan juga murid dengan
murid. Dalam keterampilan mengajar ini, murid belajar sesuai dengan kecepatan dan
kemampuan masing-masing. Selain itu murid juga mendapat bantuan dari guru
sesuai dengan kebutuhannya, dan murid dilibatkan dalam perencanaan kegiatan
belajar mengajar.
Peran guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai
organisator kegiatan belajar mengajar, sumber informasi (nara sumber) bagi murid,
motivator bagi murid untuk belajar, penyedia materi dan kesempatan belajar
(fasilitator) bagi murid, pembimbing kegiatan belajar murid, dan sebagai peserta
kegiatan belajar.

B. Rasional
Tugas guru sekolah dasar sangat berbeda dengan tugas guru sekolah lanjutan.
Guru sekolah dasar sebagai guru kelas memiliki tanggung jawab terhadap
pengelolaan suatu kelas secara penuh, dalam arti dari awal pelajaran sampai akhir
pelajaran. Seorang guru SD memegang suatu kelas tertentu dalam kurun waktu
tertentu maupun dalam jangka waktu lama. Sementara jumlah guru SD biasanya
sama dengan jumlah kelas yang ada di SD tersebut. Bahkan banyak yang lebih

4 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

sedikit dibandingkan jumlah kelas yang ada. Meskipun jumlah guru sama banyak
dengan jumlah kelas yang ada, namun sering menghadapi permasalahan ketiadaan
atau kekurangan guru pada waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu seorang guru harus
memiliki keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, sebagai bekal
melaksanakan pembelajaran kelas rangkap.
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru memberikan
perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara
guru dan murid maupun antara murid dengan murid. Kadang-kadang murid lebih
mudah belajar dari teman sendiri, ada pula murid yang lebih mudah belajar karena
harus mengajari atau melatih teman sendiri. Dalam hal ini pengajaran kelompok
kecil dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Pengajaran ini memungkinkan murid
belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar,
berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada murid, serta dapat
memenuhi kebutuhan murid secara optimal.
Kombinasi pengajaran kelompok kecil dan perorangan memberi kan peluang
yang besar bagi tercapainya tujuan pengajaran. Dengan demikian, penguasaan
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan satu kebutuhan
yang esensial bagi setiap calon guru dan guru profesional.
Adapun alasan-alasan perlu dikuasai guru keterampilan menga-jar kelompok
kecil dan perorangan sebagai berikut :
a. Pada dasarnya murid mempunyai kemampuan dan cara belajar yang berbeda.
Dalam pengajaran klasikal, guru memperlakukan murid de-ngan cara yang sama,
sehingga perbedaan kemampuan dan cara bela-jar murid hampir tak pernah
mendapat perhatian. Pembelajaran secara klasikal memang perlu dilakukan agar
murid menyadari bahwa tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi. Namun
haruslah dicari alternatif atau cara lain agar murid juga dapat belajar sesuai
dengan kemampuan dan cara yang dipilihnya. Pembelajaran kelompok kecil dan
per-orangan dapat memenuhi keperluan tersebut.
b. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan terjadinya hubungan
antarpribadi yang lebih akrab dan sehat antar guru dengan murid dan murid
dengan murid. Guru dapat memberikan perhatian lebih banyak pada murid yang
memerlukannya dan bahkan dapat membuat murid lebih percaya diri.
c. Kadang-kadang murid dapat lebih mudah belajar dengan cara mengajar
temannya atau dengan cara belajar bersama teman seperti mengerjakan tugas
bersama dan bertukar pendapat. Pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
memungkinkan terjadinya hal ini.

Pembelajaran Kelas Rangkap

5-5

d. Kegiatan kelompok kecil memungkinkan murid terlibat lebih aktif dalam belajar,
sehingga tanggung jawab murid dalam belajar juga menjadi lebih besar. Bekerja
di dalam kelompok memungkinkan mu-rid untuk membangun kebiasaan bekerja
sama, tenggang rasa dan saling menghargai. Selain itu, sifat kepemimpinan
dapat berkembang karena bekerja dalam kelompok memerlukan seorang
pemimpin kelompok.
e. Sejalan dengan kegiatan kelompok kecil, kegiatan individual atau
perorangan juga mempunyai berbagai kekuatan. Dengan belajar sendiri,
murid akan mempunyai tanggung jawab belajar yang lebih besar, di samping
dapat belajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Misalnya, jika murid sudah
mampu memecahkan soal-soal berhitung yang diberikan guru, ia dapat langsung
mengerjakan tugas lain seperti membantu temannya, memecahkan soal yang
lebih sukar, atau belajar di perpustakaan.
Pembelajaran kelompok kecil dan perorangan akan membuahkan hasil dalam
bentuk berbagai sikap dan nilai serta terpenuhi kebutuhan belajar murid.
Keberhasilan murid dalam belajar mencerminkan keberha-silan guru dalam
mengajar.
Penguasaan guru yang mantap dalam mengajar kelompok kecil dan
perorangan tentu akan memberikan nilai tambah. Seorang guru yang mengajar kelas
rangkap akan lebih sering memerlukan bentuk pembelajaran kelompok kecil dan
perorangan karena ia harus menangani lebih dari satu kelas. Guru tidak mungkin
menerapkan pembelajaran klasikal secara terus menerus sebagaimana yang mungkin
dilakukan oleh guru yang hanya mengajar satu kelas. Oleh karena itu, seorang guru
yang merangkap kelas seyogyanya menguasai keterampilan mengajar kelompok
kecil dan per-orangan, sehingga waktu kegiatan akademik dapat ditingkatkan.
Penting kemampuan mengajar kelompok kecil dan perorangan bagi guru
adalah hakekat dan prinsip pembelajran kelas rangkap, yaitu keserempakan kegiatan
belajar mengajar, kadar tinggi waktu kegiatan akademik, kontak psikologis gurusiswa secara berkelanjutan dan peman-faatan sumber belajar secara efisien. Tampak
dapat diwujudkan melalui penguasaan yang mantap terhadap keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan. Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan,
guru dituntut terampil mengelola secara serempak. Ini berarti, dalam waktu yang
sama guru dituntut untuk mengelola lebih dari satu kelompok atau lebih dari satu
orang, bahkan kelompok dan perorangan sekaligus. Keserem-pakan belajar mengajar
merupakan salah satu ciri khas dari pembelajaran kelompok kecil dan perorangan.
Selain itu kemampuan guru dalam menga-dakan pendekatan secara pribadi,
mendorong dan memudahkan belajar, serta mengorganisasikan kegiatan.

6 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

Dengan adanya beberapa alasan tersebut, dapat dipahami bahwa calon guru
SD selain memiliki kemampuan melaksanakan 8 keterampilan-keterampilan
mengajar, yang ditetapkan sebagai kompetensi dasar guru, juga harus memiliki
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

C. Variasi Pengorganisasian
Penggunaan variasi pengorganisasian dimaksudkan agar murid terhindar dari
perasaan jenuh dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas menjadi
muncul. Dalam mengorganisasi sepantasnya tidak monoton, berulang-ulang, dan
menimbulkan rasa kesal pada diri murid. Karena itu variasi pengorganisasian sangat
penting dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas pembelajaran kelas
rangkap.
Variasi pengorganisasian merupakan keterampilan guru di dalam
menggunakan bermacam-macam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar
peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan atau kejenuhan dan menimbulkan
minat, gairah, dan aktivitas belajar yang efektif.
Variasi pengorganisasian, mencakup penggunaan pola interaksi multi arah
artinya antara guru dengan murid, murid dengan guru atau murid dengan murid.
Variasi pengorganisasian mencakup pengelompokan siswa, penataan ruang, dan
variasi pemanfaat sumber belajar.
a. Variasi pengelompokan siswa
Dalam pembelajaran kelas rangkap, keaktifan kelompok merupakan salah
satu kunci keberhasilan belajar siswa. Agar guru dapat mengaktif-kan
kelompok sebaiknya guru memahami prinsip-prinsip dasar pembela-jaran kelas
rangkap.
Oleh karena itu apabila guru ingin mengaktifkan kelompok sebaiknya guru
mengadakan persiapan yang cukup matang. Guru hendaknya terlebih dahulu
memahami secara mendalam tujuan yang akan dicapai dan topik yang akan
dipelajari siswa. Dengan demikian guru akan dapat menentukan langkahlangkah yang harus ditempuh siswa, merumuskan
masalah yang menjadi pusat perhatian diskusi, membimbing diskusi
kelompok, dan mengadakan variasi dalam pola interaksi dan kegiatan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap pengelompokkan siswa
merupakan suatu keharusan guna menjamin proses belajar siswa agar tetap
efektif. Mengenai pengelompokkan belajar siswa ini terdapat beberapa variasi
yang dapat dipilih sesuai kebutuhan (UNESCO: 1988), yaitu pengelompokan
siswa atas dasar rombongan belajar, kesamaan kemampuan, kemampuan

Pembelajaran Kelas Rangkap

5-7

campuran, kesamaan usia, kompatibilitas siswa, dan sesuai kebutuhan


pembelajaran. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pengelompokan murid berdasarkan rombongan belajar
Dalam hal ini pembagian kelompok berdasarkan kelasnya. Hal ini
dilakukan jika dalam pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap menggunakan model pengelolaan PKR 111, PKR 211, PKR 221, dan PKR 311
yaitu bentuk pelaksanaan PKR dalam satu ruangan. Misalnya kelas III,
kelas IV, dan kelas V di dalam satu ruangan. Ini berarti dalam satu
ruangan ada tiga kelompok/rombongan siswa sesuai kelasnya. Jadi
pengelompok tersebut bertolak pada status administrasi siswa, dan
pengelompokkan lebih bersifat formal. Pengelompokkan seperti ini
memudahkan guru dalam pencatatan kehadiran, penilaian, dan pengaturan
tugas, sehingga memudahkan dalam mengadminis-trasikan. Ditinjau dari
perlakuan proses pembelajaran cara tersebut tidak memberi ruang bagi
pemanfaatan kemampuan siswa secara silang atau lintas kelas. Selain itu
bisa juga terjadi kesukaran memba-ngun kebersamaan dalam belajar
manakala pada suatu ketika ada kelas yang siswanya hanya beberapa
orang sedang kelas lain siswanya cukup banyak.
2) Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan kemampuan
Kemampuan siswa berbeda satu sama lain. Dari sekian banyak siswa
tentu ada yang kemampuannya kurang lebih sama. Data kemampuan
siswa dapat diperoleh dari hasil tes kemampuan atau catatatan prestasi
belajar sebelumnya. Berangkat dari hasil tes tersebut murid
dikelompokkan ke dalam murid kelompot di atas rata-rata, kelompok
rata-rata, dan kelompok di bawah rata-rata. Untuk melaksa-nakan
pengelompokkan tersebut bisa diberikan tes kemampuan umum (TKU)
atau yang sejenisnya sejak siswa memasuki SD atau setiap awal tahun.
Dapat pula semata-mata didasarkan hasil atau prestasi belajar yang
tercantum pada buku rapor. Bahan belajar yang diberikan bukan dikemas
berdasarkan kelas tetapi atas dasar kemampuan itu sesuai dengan prinsip
belajar tuntas atau mastery learning.
3) Pengelompokan murid berdasarkan kemampuan campuran
Di kelas sering kita jumpai murid yang memiliki kesamaan bakat dan
keterampilan dalam berbagai bidang yang diperlukan untuk menangani
suatu suatu proyek belajar. Misalnya pembuatan peta, memasak
suatu jenis makanan dengan menu tertentu, dan melakukan suatu
percobaan. Diperlukan sejumlah siswa dengan berbagai kemampuan,

8 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

bakat, dan minat, dalam setiap kelompoknya. Agar proyek belajar itu
benar-benar dapat ditangani secara bersama-sama dengan pembatasan
tugas sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya. Kelompok ini
memanfaatkan perbedaan untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Pengelompokkan ini lebih bersifat sementara, sesuai kebutuhan dan
tujuan pembelajaran. Dalam kelompok ini murid yang menonjol pada
mata suatu pelajaran dapat membantu murid lain yang kemampuannya
kurang atau rendah.
4) Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan usia
Murid yang seusianya biasanya memiliki kemampuan dan kecapatan
belajar yang hampir sama. Murid suatu kelas dapat dipecah ke dalam
kelompok murid berdasarkan persamaan usia. Pengorganisasian murid
SD khususnya dalam pengelompokkan murid dapat dipakai untuk
sementara waktu sesuai kebutuhan dan sasaran pembelajaran. Misal siswa
kelas III dan IV dalam suatu ruangan usianya ada yang sama, meskipun
jenjang kelas berbeda.
5) Pengelompokkan berdasarkan kompatibilitas murid
Setiap murid memiliki hubungan pertemanan yang didasarkan pad rasa
saling menyukai atau rasa persahabatan. Dasar pertemanan biasanya
karena tempat tinggal berdekatan, duduk di kelas selalu bersama, sering
mengerjakan tugas atau belajar bersama, dan karena memiliki kegiatan
yang sama di luar sekolah. Terbentuk kelompok seperti ini bersifat alami.
Pengelompokkan ini didasarkan adanya kebutuhan pembelajaran, yaitu
karena adanya tugas berkaitan dengan kedekatan tempat tinggal. Contoh
membuat denah kampung, desa, atau komplek perumahan.
6) Pengelompokkan murid sesuai kebutuhan pembelajaran
Dalam pembelajaran telah dirumuskan tujuannya oleh guru. Terca-painya
tujuan itu perlu dukungan dengan pengelompokkan murid sesuai
kebutuhannya. Contoh konkrit yaitu; dalam simulasi atau bermain peran
atau permainan, murid dikelompokkan sesuai dengan tugas dan atau
peran yang harus dilakukan pada saat siswa itu. Pengelompokkan murid
sesuai kebutuhan dapat pula dilakukan pada kegiatan karyawisata murid.
Dalam karyawisata ada yang bertugas mengamati dan mencatat,
mewawancarai dan mencatat, mengambil foto dan sebagainya.
Dalam pembelajaran kelas rangkap dasar pengelompokan siswa harus
divariasi untuk menghindari kejenuhan, kebosonan, dan untuk menum-buhkan gairah
belajar.

Pembelajaran Kelas Rangkap

5-9

b. Variasi penataan ruang


Penerapan PKR dalam satu ruangan memerlukan penataan ruangan yang
lebih kompleks dari pada PKR dalam dua atau tiga ruangan. Untuk yang
dilaksanakan dalam dua atau tiga ruangan, penataan ruangan dalam hal ini
tempat duduk murid dapat papan tulis diatur atas dasar kemudahan guru dalam
mengelola secara bergilir kedua atau ketiga ruangan tersebut. Contoh, guru
merangkap kelas I, II, dan III, dengan jumlah murid rata-rata 15 maka dapat
digunakan ruang kelas I, sedang kelas II dan kelas III digabung di ruang kelas
I. karena jumlah siswa sedikit. Tetapi jika jumlah
murid banyak diperlukan dua ruang kelas, sehingga kelas II dan III
digabung dalam stu ruangan atau kelas I dan II dalam satu ruangan.
Sedangkan penataan ruang untuk pengelolaan PKR dalam satu ruangan selain
pertimbangan kemudahan penanganan dua atau tiga rombongan belajar juga
pertimbangan pengaturan iklim kelas dan mekanisme interaksi guru-siswa,
serta peluang saling menggangu. Dalam penataan ruang bisa divariasi model
pengelolaan PKR 221, 222, dan 333.
c. Variasi sumber belajar
Sesuai dengan prinsip khusus PKR yang antara lain menekankan pada
perlunya pemanfaatan sumber belajar secara optimal, maka sudah seharusnya
disadari perlunya memahami, dan memanfaatkan lingkungan belajar secara
optimal. Sumber belajar mencakup segala sesuatu seperti manusia, benda, alam
sekitar, masyarakat, kepustakaan, dan hasil kebudayaan yang berpotensi
memberi informasi kepada siswa dalam belajar. Berbagai sumber belajar
tersebut sebaiknya digunakan secara bervariasi dalam pembelajaran kelas
rangkap, sehingga tetap terjaga kegairahan dan motivasi belajar siswa. Contoh,
seorang guru mengajar dengan merangkap tiga kelas yaitu kelas IV, V, dan VI
maka siswa kelas IV bisa diberi tugas dimana jawaban dapat diperoleh dari
sebuah buku di Perpustakaan. Siswa Kelas V diberi tugas dengan mencari
jawaban di alam sekitar misal dikebun sekolah/halaman sekolah, kelas enam
diberi tugas yang jawabannya diperoleh dari sumber masyarakat.
d. Variasi model implementasi
Model 1. Pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal untuk memberikan
informasi dasar, penjelasan tentang tugas yang akan dikerjakan, serta hal-hal
lain yang dianggap perlu. Dalam model 1 ini, setelah pertemuan kelas, murid
diberikan kesempatan untuk memilih kegiatan dengan bekerja dalam kelompok
atau bekerja secara perorangan. Setelah waktu yang ditetapkan berakhir,

10 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

pelajaran diakhiri dengan pertemuan kelas kembali untuk melaporkan segala


sesuatu yang telah dilakukan.
Model 2. Pertemuan diawali dengan pengarahan atau penjelasan
secara klasikal tentang materi, tugas, serta cara yang digunakan. Setelah
itu langsung bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang diakhiri dengan
laporan kelompok.
Model 3. Pertemuan diawali dengan penjelasan secara klasikal. Setelah itu
murid langsung bekerja secara perorangan dan kemudian bergabung dalam
kelompok-kelompok kecil untuk mengolah hasil yang dicapai dan diakhiri
dengan laporan kelompok.
Model 4. Pertemuan diawali dengan penjelasan klasikal tentang kegiatan atau
tugas yang akan dilaksnakan. Setelah itu langsung bekerja secara perorangan.

D. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil


dan Perorangan
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan harus memperhatikan halhal sebagai berikut :
a. Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual
Murid SD secara undividual berbeda dalam banyak hal. Perbedaan
tersebut antara lain: berbeda dalam kemampuan berpikir, kharakteristik,
berbeda secara emosional, berbeda daya tangkapnya, bakat, maupun
minatnya. Perbedaan tersebut perlu mendapat perhatian serius dalam
pembelajaran kelas rangkap. Layanan bimbingan secara individual sangat
membantu murid untuk dapat berkembang dan mencapai prestasi belajar
secara optimal. Misalnya ada murid yang cepat dan mudah mengerti apa
yang disajikan guru, ada pula yang sedang-sedang, dan ada pula yang agak
lambat dalam menangkap materi pelajaran. Guru yang baik akan
memberikan layanan secara khusus kepada murid yang agak lambat
menangkap materi pelajaran. Demikian dalam menghadapi perbedaan
individual dapat dilakukan melalui pembelajaran kelompok kecil. Misalnya
siswa yang berkembampuan kurang dijadikan satu kelompok, atau siswa
yang tampak agresip jadi satu kelompok, kemudian diberikan layanan
bimbinga belajar secara khusus. Cara ini juga membantu meningkatkan
keterampilan sosial siswa melalui belajar kelompok.
b. Memperhatikan dan melayani kebutuhan murid
Dalam pembelajaran kelas rangkap perlu memperhatikan dan melayani
kebutuhan murid. Murid berasal dari latar belakang keluarga yang tidak
Pembelajaran Kelas Rangkap

5 - 11

sama, serta lingkungan kehidupan yang tidak sama pula sehingga memiliki
pengalaman hidup berbeda satu sama lain. Perbedaan ini menyebabkan
perbedaan kebutuhan siswa. Guru dalam memberikan perhatian dan
melayani murid tidak di sama ratakan. Jika disama ratakan akan terjadi
kesenjangan pemenuhan kebutuhan murid. Seyogyanya guru memberikan
layanan atau bimbingan belajar kepada murid sesuai dengan perbedaan
keperluan yang dimilikinya. Contoh, jika dijumpai murid yang
berkemampuan rendah maka perlu bimbingan secara perorangan dan tugas
disesuaikan dengan kemampuan. Jika ada murid yang tidak memiliki buku
cetak karena tidak mampu beli sedang yang lain memiliki, maka dapat
dipinjami buku milik sekolah, atau teman lain diminta untuk bersedia
bersama-sama.
c. Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif
Pembelajaran kelas rangkap dilakukan dengan tujuan agar pada diri
murid terjadi proses belajar secara aktif dan efektif. Hal ini yang diutamakan dalam pembelajaran, bukan bagaimana guru mengajar, tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana guru mengajar agar murid melakukan tindak
belajar secara aktif dan efektif. Kalau hanya sekedar mengajar tanpa
memperhatikan bagaimana terjadi pembelajaran pada diri murid, dapat
dilakukan oleh semua orang tanpa mempersyaratkan pendidikan formal
khususnya pendidikan calon guru sekolah dasar. Untuk mengaktifkan dan
mengektifkan murid belajar dalam proses belajar mengajar, guru juga harus
berusaha secara aktif memberikan bimbingan belajar. Tidak seperti yang
dikonotasikan murid aktif guru pasif atau yang penting murid aktif sendiri
sedang aktivitas guru tidak dipersoalkan. Contoh, saat guru memberi tugas,
atau diskusi kelompok, guru harus selalu berada ditengah kelompok untuk
memberikan bimbingan atau bantuan kepada murid dan memperhatiikan
kelompok atau murid yang mengalami kesulitan mengerjakan tugas.
d. Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid
Sangat penting bagi seorang guru memperhatikan tumbuhkembangnya kemampuan murid secara optimal. Tugas guru sebagai
pendidik di sekolah pada dasar adalah membantu tumbuh-kembangnya
murid secara optimal seluruh aspek perkembangan, yaitu baik aspek
intelektual, aspek emosional, aspek moral, aspek bahasa, aspek sosial,
maupun aspek fisik. Semua aspek tersebut tumbuh-kembangnya menjadi
tanggung jawab buru di sekolah. Meskipun sering tampak guru lebih
menekankan pada perkembangan aspek intelektual, namun secara tidak

12 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

langsung, disadari atau tidak disadari guru telah membantu tumbuhkembang murid secara terpadu selama murid berada di sekolah. Misalnya
aspek moral, emosional, sosial, dapat dilakukan melalui contoh teladan, cara
atau pola asuh guru terhadap murid, tutur kata. Sedang aspek bahasa peran
guru jelas sekali dalam proses belajar mengajar, yaitu penggunaan bahasa
sesuai tingkat perkembangan murid maupun penggunaan bahasa yang baik
dan benar. Tumbuh-kembang aspek fisik terutama dilakukan oleh guru
pendidikan jasmani maupun oleh guru kelas melalui kegiatan-kegiatan lain
seperti senam pagi, berbaris, kegiatan hari-hari besar dan sebagainya.
Contoh, di sekolah sebelum jam pelajaran di mulai dilakukan senam pagi
setiap hari, kecuali hari senin/upacara. Sekolah mengadakan kegiatan
ekstrakurikuler dalam bentuk kegiatan Olah raga. Kemudian setiap siswa
diharuskan mengikuti salah satu jenis oleh raga, yang diberikan pada sore
hari (kegiatan ekstrakurikuler).
e. Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan
perorangan.
Bagi guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya
dimulai dengan pengajaran kelompok, kemudian secara bertahap menga-ah
kepada pengajaran perorangan. Sedangkan bagi calon guru sebaiknya
dimulai dengan pengajaran perorangan, kemudian secara bertahap kepada
pengajaran kelompok kecil. Tidak semua topik atau pokok bahasan dapat
dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil maupun perorangan. Hal-hal
yang bersifat umum seperti pengarahan informasi umum sebaiknya
diberikan dalam bentuk kelas besar. Contoh, jika murid diminta untuk
membuktikan bahwa titik didih air 100 oC melalui eksperimen maka
sebaiknya dilakukan pembelajaran kelompok kecil atau perorangan, tetapi
jika murid diminta untuk memahami sebuah konsep, prinsip, atau teori
tentang tata surya maka akan efektif jika pembelajaran dilakukan secara
klasikal.
f. Langkah pengajaran kelompok kecil dan perorangan
Dalam pengajaran kelompok kecil, langkah pertama adalah
mengorganisasi siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang
diperlukan, dan diakhiri dengan kegiatan kulminasi yang dapat berupa
rangkuman, pemantapan, atau laporan. Dalam pengajaran perorangan guru
harus mengenal murid secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur.
Kegiatan dalam pengajaran perorangan dapat dilakukan melalui paket
belajar atau bahan yang telah disiapkan oleh guru. Contoh, murid yang

Pembelajaran Kelas Rangkap

5 - 13

mengalami kesulitan soal matematika, perlu diberika bimbingan belajar


secara perorangan. Sedang siswa yang tidak mengalami kesulitan diminta
mengerjakan sendiri atau diperbolehkan bertanya pada teman.
g. Menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya
Variasi pengorganisasian mencacup variasi pengelompokan, variasi
penataan ruang, dan variasi sumber belajar. Ketiga variasi pengorganisa-sian
tersebut perlu dilakukan dan pembelajaran kelas rangkap. Mengingat guru
tidak dapat perperan dan mengontrol secara terus menerus terhadap semua
kelompok belajar. Kebosanan dan kejenuhan akan muncul jika tanpa variasi
pengorganisasian. Hal tersebut dapat menimbulkan kendurnya atau
menurunnya kegairahan dan semangat belajar, sehinga kelompok belajar
tidak aktif dan efektuf dalam pembelajaran kelas rangkap. Untuk mencegah
kebosanan dapat dilakukan pengorganisasian kelas secara bervariasi.
Contoh, siswa tidak selalu dalam kelompok yang sama, tetapi sekali-kali
diminta untuk memilih teman yang disukai untuk berada dalam
kelompoknya. Dapat pula murid ditawarkan untuk memilih beberapa sumber
belajar yang berbeda saat pembelajaran.

Latihan
Setelah mencermati materi di atas, untuk memantapkan pemahaman Anda,
cobalah kerjakan latihan berikut.
1. Sebagai guru SD, Anda pasti sudah pernah mengajar kelompok kecil, dengan cara
membagi murid ke dalam kelompok-kelompok kecil. Cobalah ingat, apa yang
biasanya Anda lakukan ketika mempersiapkan murid untuk bekerja kelompok
serta ketika kegiatan kelompok sedang berlangsung. Berdasarkan ingatan tersebut,
cobalah perkirakan, ciri-ciri mengajar kelompok kecil yang mana yang sudah
Anda terapkan?
2. Cobalah diskusikan dengan teman-teman Anda, topik-topik mana yang sebaiknya
disajikan melalui kegiatan kelas besar (klasikal) serta topik mana yang sebaiknya
disajikan melalui kegiatan kelompok kecil.
3. Bekerjalah dengan teman yang sudah pernah mengajar kelas rangkap. Cobalah
rancang satu pengorganisasian murid (kapan akan digunakan kegiatan klasikal,
kelompok kecil dan perorangan), jika seandainya Anda akan mengajar kelas
rangkap. Diskusikan alasan Anda untuk pengorganisasian yang Anda
kembangkan tersebut.

14 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk meyakinkan bahwa latihan yang Anda lakukan tepat arah, bacalah
rambu-rambu pengerjaan latihan berikut ini.
1. Bacalah kembali ciri-ciri pengajaran kelompok kecil dan perorangan dan buat
rinciannya (ingat ada 4 ciri: hubungan antar pribadi yang sehat dan akrab,
kesempatan belajar sesuai dengan kebutuhan, bantuan guru, dan keterlibatan
murid). Cocokkan apa yang pernah Anda lakukan dengan rincian ciri-ciri
tersebut, kemudian simpulkan.
2. Agar diskusi Anda menjadi terarah, ingatlah kembali ciri-ciri topik yang
sebaiknya disajikan melalui kelas besar, kelompok kecil, dan perorangan. Ciriciri tersebut antara lain: topik yang berupa informasi umum sebaiknya
disajikan dalam kelas besar, sedangkan topik-topik yang memerlukan
pendalaman atau latihan lebih lanjut sebaiknya disajikan dalam kelompok kecil
dan/atau perorangan. Kajilah setiap topik dengan menggunakan ciri-ciri
tersebut untuk menetapkan cara penyajiannya.
3. Perhatikan rambu-rambu penerapan kelompok kecil dan perorangan yang
terdapat pada bagian hal-hal yang perlu diperhatikan, sebelum merancang satu
model pengorganisasian. Alasan yang Anda berikan hendaknya bersumber dari
hakekat pembelajaran kelompok kecil dan perorangan, serta keefketifan
penyajian satu topik!
Setelah menyelesaikan latihan, bacalah rangkuman berikut, sehingga
pemaham Anda menjadi semakin mantap.

Pembelajaran Kelas Rangkap

5 - 15

RANGKUMAN
Mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah bentuk mengajar yang
memungkinan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok
kecil dan/atau murid-murid yang belajar perorangan. Bentuk mengajar ini ditandai oleh hubungan antarpribadi yang akrab antara guru- murid-murid, kesempatan murid untuk belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya, adanya bantuan guru, serta mungkinnya keterlibatan murid dalam perencanaan
pembelajaran.
1. Memenuhi kebutuhan belajar yang pada dasarnya berbeda-beda.
2. Menumbuhkan hubungan antarpribadi yang sehat antar guru-murid-murid.
3. Memungkinkan murid belajar dari temannya, atau dengan mengajar temanBentuk pengajaran kelompok kecil dan perorangan perlu diterapkan
dalam pembelajaran karena bentuk pengajaran ini dapat :
1. Memenuhi kebutuhan belajar yang pada dasarnya berbeda-beda.
2. Menumbuhkan hubungan antarpribadi yang sehat antar guru-murid-murid.
3. Memungkinkan murid belajar dari temannya, atau dengan mengajar temannya, dan
4. Melibatkan murid lebih efektif, serta membentuk kebiasaan bekerja sama
dan bertanggung jawab dalam kegiatan belajarnya.
Bagi seorang guru pembelajaran kelas rangkap, penguasaan keteram-pilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan akan sangat membantu dalam
mengorganisasikan kegiatan belajar-mengajar karena hakekat kedua bentuk
pembelajaran ini hampir sama
Berbagai bentuk pengorganisasian dapat dipergunakan oleh guru dalam
menerapkan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan. Namun harus
diingat, bahwa variasi kelas besar, kelompok kecil, dan perorangan harus digunakan sesuai dengan hakekat topik yang disajikan, dan kegiatan selalu diakhiri
dengan kulminasi.

16 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

Tes Formatif 1
Untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda, setelah membaca rang-kuman,
kerjakanlah Tes Formatif berikut ini !
Petunjuk: Baca setiap pernyataan/pertanyaan dengan cermat, kemudian lingkari
nomor jawaban yang paling sesuai untuk melengkapi pernyataan atau
menjawab pertanyaan di atasnya.
1. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memberi kesempatan kepada murid
untuk melakukan hal-hal berikut, kecuali ....
A. belajar dari teman
B. memilih teman sendiri
C. mengajar atau membantu teman
D. memilih cara belajar yang disenangi
2. Salah satu ciri pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah ....
A. murid lebih sering belajar dalam kelompok
B. adanya pembagian waktu yang ketat
C. adanya hubungan antarpribadi yang akrab dan sehat
D. murid bebas memilih teman belajarnya
3. Pelajaran dalam bentuk kelas besar (klasikal) mempunyai kekuatan dalam
menyadarkan murid bahwa ....
A. tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi
B. tidak semua pelajaran mudah dicerna
C. masa sekolah adalah masa untuk belajar
D. masa belajar penuh dengan tantangan
4. Pelajaran dalam bentuk kelompok kecil dapat membiasakan murid untuk ....
A. menyelesaikan tugas pada waktunya
B. bekerja secara rapi dan teratur
C. merangkum hasil belajarnya
D. bekerja sama dalam menyelesaikan tugas
5. Pembelajaran secara perorangan menuntut murid untuk mampu ....
A. berprestasi lebih baik
B. mencari informasi yang diperlukan
C. bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya
D. mengatur waktu belajar
6. Guru PKR akan banyak memetik keuntungan dari penguasaan keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan karena ....
A. PKR selalu menggunakan pengajaran kelompok kecil dan perorangan
B. hakekat PKR hampir sama dengan hakekat pengajaran kelompok kecil dan

Pembelajaran Kelas Rangkap

5 - 17

perorangan
C. dalam waktu yang sama guru menghadapi dua kelas atau lebih
D. guru sudah terlatih mengelola kelas
7. Penjelasan tentang tugas dan cara kerja kelompok sebaiknya disampaikan dalam
....
A. kelas besar, sebelum kegiatan kelompok
B. kelompok kecil, ketika kegiatan berlangsung
D. tatap muka perorangan
E. bentuk tanya jawab dalam kelompok kecil
8. Kegiatan kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri dengan kulminasi, yang dapat
diisi dengan kegiatan berikut, kecuali ....
A. laporan dan tanggapan
B. merangkum hasil-hasil kelompok
C. menyerahkan laporan kepada guru
D. mendemonstrasikan salah satu hasil pekerjaan kelompok
9. Keberhasilan kerja kelompok sangat ditentukan oleh persiapan guru, yang meliputi
hal-hal berikut, kecuali ....
A. pengaturan materi dan sumber belajar
B. penetapan ketua dan sekretaris kelompok
C. pengaturan waktu dan ruangan
D. penetapan bentuk dan cara pengelompokkan
10. Dalam kegiatan perorangan, guru perlu mengenal murid secara pribadi agar guru
dapat melakukan hal-hal berikut, kecuali ....
A. membantu murid sesuai dengan kebutuhannya
B. mengatur kondisi belajar
C. menindaklanjuti hasil belajar murid
D. memberikan laporan kepada orang tua murid

18 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang ada
dibagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi Kegiatan Belajar 1.
Rumus :
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar x 100%
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 89% = cukup
< 70% = kurang
Jika Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat menerus-kan
dengan Kegiatan Belajar 2. Tetapi jika kurang dari 80% Anda harus mengulangi
Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Pembelajaran Kelas Rangkap

5 - 19

Sub Unit 2
Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok
Kecil dan Perorangan
Pengantar

alam kegiatan belajar ini, Anda akan mendapat kesempatan untuk membahas
dan berlatih menerapkan komponen-komponen keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan. Kemampuan menguasai dan menerapkan keterampilan tersebut akan sangat membantu Anda dalam mengajar kelas rangkap. Anda
akan lebih mampu mengatur waktu dan kegiatan murid, sehingga waktu kegiatan
akademik akan meningkat pula. Oleh karena itu, Anda hendaknya berusaha mengkaji
setiap komponen secara cermat, serta mengerjakan latihan yang disediakan sehingga
Anda mampu menjelaskan, memberi contoh, serta menerapkan setiap keterampilan.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dibagi menjadi 4
komponen yaitu :
1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
2. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan
3. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
4. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Keempat keterampilan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan tersebut secara
terpisah akan kita kaji satu per satu berikut ini
Beberapa komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan ini, adalah :

A. Keterampilan Mengadakan Pendekatan Secara Pribadi


Ciptakan keakraban dan kedekatan antara guru dengan murid dan tumbuhkan
hubungan kasih sayang dan persahabatan sehingga murid merasa aman dan nyaman.
Pendekatan pribadi adalah cara guru menyikapi atau menunjukkan perhatian
terhadap murid secara tulus dan jujur. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan
mempersyaratkan terjadinya hubungan yang akrab dan sehat antara guru dan murid,
serta antara murid dan murid. Hubungan yang seperti ini hanya mungkin terjadi jika
guru mampu menga-dakan pendekatan secara pribadi. Untuk itu guru perlu
memperhatikan dan melakukan hal-hal sebagai berikut; tunjukkan perhatian yang

20 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

hangat, dengarkan pendapat murid, berikan respon yang positif, ciptakan hubungan
saling percaya, tunjukkan kesediaan membantu murid, bersikap terbuka terhadap
perasaan murid, dan kendalikan situasi agar murid merasa aman. Masing-masing
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tunjukkan perhatian yang hangat
Perhatian yang hangat, akrap, dan bersahabat menumbuhkan pera-saan,
kemauan dan keinginan belajar tanpa adanya perasaan terpaksa. Murid
belajar dengan penuh suka cita, kegembiraan, dan keriangan, karena merasa
mendapat perhatian dari guru. Murid belajar dengan serius dan
berkonsentrasi penuh pada pelajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai
juga akan lebih baik. Untuk terjadinya hal tersebut guru dapat menunjukkan
kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan murid baik dalam kelompok
kecil maupun perorangan.
Dengan menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan
dan perilaku murid, sehingga murid selalu merasa bahwa guru selalu berada
bersama mereka. Meskipun guru sedang membantu kelompok lain, namun
murid selalu merasa bahwa guru tahu apa yang mereka butuhkan dan apa
yang mereka perbuat. Murid tidak merasa dimata-matai karena guru selalu
menunjukkan kehangatannya. Sebagai guru, cobalah Anda ingat-ingat
apakah Anda sudah mampu menunjukkan kehangatan dan kepekaan.
Misalnya, jika Anda sedang membantu satu kelompok, Anda menoleh
kelompok lain karena kelompok tersebut gelisah atau belum mulai bekerja.
2. Mendengar pendapat murid
Seorang guru yang baik, menghargai pendapat murid, tidak
mengabaikan dan meremehkan. Tetapi setiap apa yang disampaikan atau
pendapat murid ditanggapi dengan sungguh-sungguh. Mendengarkan secara
simpatik ide-ide yang dikemukakan oleh siswa. Kebutuhan murid akan
penghargaan akan terpenuhi. Hal ini menumbuhkan kebutuhan aktualisasi
diri murid, sehingga motivasi belajarnya meningkat. Terutama motivasi
intrinsik yang sangat penting dalam proses belajar murid, dan untuk
mencapai keberhasilan belajar.
Mendengarkan secara simpatik pendapat/ide-ide ysng dikemukakan
murid. Jika murid berbicara, guru hendaknya menunjukkan sikap bahwa ia
memang mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikeukakan oleh
murid, memang cukup penting dan mendapat perhatian dari guru.

Pembelajaran Kelas Rangkap

5 - 21

3. Berikan respon yang positif


Memberikan respons positif terhadap buah pikiran murid. Respon
positif akan memberikan penguatan bagi murid untuk lebih meningkatkan
upayanya dalam berprestasi dan belajar lebih giat. Murid akan memiliki
keberanian berpartisipasi aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
Memberikan respon positif terhadap buah pikiran murid. Guru yang
baik akan selalu memberikan respon positif terhadap buah pikiran murid,
betapapun kecilnya buah pikiran. Misalnya, jika murid mengajukan pertanyaan yang salah atau jawabannya sangat mudah, guru tidak mentertawakannya, tetapi mendorongnya untuk memperbaiki perta-nyaannya, atau
mencari sendiri jawaban pertanyaan yang mudah tersebut. Cobalah pikirkan,
bagaimana cara merespon jika ketika Anda mengajak mereka berbicara
tentang sikap saling menyayangi dalam keluarga, salah seorang murid
berkata, saya sering mencubit adik karena dia nakal.
4. Ciptakan hubungan saling percaya
Membangun hubungan saling mempercayai bagi guru sangat penting
agar siswa mau mengungkapkan kesulitan-kesulitan ataupun persoalan yang
dihadapi. Dengan begitu guru dapat membantu mencarikan solu-sinya, dan
murid tidak terjebak dalam permasalahan yang komplek. Sehingga murid
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, dan dapat mencapai prestasi
belajar yang baik.
Kepercayaan adalah sesuatu yang patut dihormati. Kalau keperca-yaan
ini dirusak, orang tidak akan pernah lagi percaya kepada kita. Anda barang
kali ingat satu peribahasa yang mengatakan, Sekali lancung keujian,
seumur hidup orang tak percaya. Membangun hubungan saling
mempercayai antara guru dan murid dapat dilakukan guru dengan cara
verbal seperti : Ibu percaya Dorkas pasti dapat menyelesaikan soal itu;
dengan cara nonverbal, seperti mendekati dan menepuk bahunya; dan
melakukan kontak langsung dengan murid.
5. Tunjukkan kesediaan membantu murid
Guru harus mampu menunjukkan kesiapan untuk membantu murid,
agar murid merasa tidak ragu-ragu untuk meminta bantuan. Khususnya
bantuan layanan kesulitan belajar. Paling tidak murid mau bertanya jika
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal ataupun tugas, baik di kelas
maupun di luar kelas. Bahkan jika mungkin di rumah.
Menunjukkan kesiapan untuk membantu murid tanpa kecenderungan
untuk mendominasi ataupun mengambil alih tugas murid. Kesiapan ini dapat

22 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

ditunjukkan dengan berbagai cara antara lain, mendatangi murid yang


kelihatan kebingungan, menanggapi pertanyaan murid dengan penuh
kehangatan, dan menunjukkan atau memberikan sumber belajar yang
diperlukan oleh murid.
6. Bersikap terbuka terhadap perasaan murid
Menerima perasaan murid dengan penuh pengertian dan terbuka. Sikap
guru terhadap murid yang mengungkapkan perasaannya hendaknya diterima
dengan hati yang lapang, dan mencoba memahami ungkapan perasaan murid
tersebut. Sikap ini menumbuhkan rasa percaya murid terhadap guru. Dengan
demikian murid beranggapan bahwa guru sebagai teman sejati dan sahabat
yang bisa diajak berbagi perasaan.
Menerima perasaan murid dengan penuh keterbukaan dan penger-tian.
Memahami perasaan murid merupakan pekerjaan yang memerlukan usaha
dan ketulusan dari guru. Jika guru mampu merasakan apa yang dirasakan
oleh murid dan kemudian berusaha merespon secara tulus, guru telah
berhasil menciptakan hubungan yang akrab dan sehat. Misalnya ketika
murid merasa gelisah karena lupa membawa pekerjaan rumah, kemudian
dengan gemetar menyampaikannya kepada guru, guru hendak-nya dapat
memahami perasaan murid tersebut dan kemudian memberikan respon yang
tepat. Coba Anda pikirkan, bagaimana cara Anda merespon kepada murid
yang mengalami masalah seperti itu.
7. Kendalikan situasi agar murid merasa aman
Selama proses pembelajaran berlangsung guru berusaha sebisanya
untuk mengendalikan situasi sehingga murid merasa aman, penuh pemahaman, dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Jika murid merasa
aman juga dapat berkonsentrasi dalam belajar. Sebaliknya murid yang
merasa was-was, khawatir, atau takut tidak dapat belajar dengan baik.
Bahkan dalam dirinya tidak terjadi tindak belajar, sekalipun guru melakukan
tindak mengajar.
Berusahalah mengendalikan situasi hingga murid merasa aman, penuh
pemahaman, merasa dibantu, serta merasa menemukan alternatif pemecahan
masalah yang dihadapi. Penciptaan situasi belajar yang aman dan
menyenangkan bagi murid sangat tergantung dari kemampuan guru untuk
menerapkan berbagai keterampilan dasar mengajar. Memberi pe-nguatan
secara tepat, menghindari respon negatif, memberi petunjuk yang jelas,
tegas dalam bertindak, merupakan usaha-usaha yang dapat dilaku-kan guru
dalam menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenang-kan.

Pembelajaran Kelas Rangkap

5 - 23

B. Keterampilan Mengorganisasikan Kegiatan


Keteraturan sangat penting dalam mengajar kelompok kecil, oleh karena itu
guru mesti mengorganisasi kebutuhan-kebutuhan bagi upaya mengajar kelompok.
Mengorganisasikan kegiatan mengandung arti merancang, mengatur, dan
mengendalikan kegiatan belajar pembelajaran yang tepat. Selama kegiatan mengajar
kelompok kecil atau perorangan ber-langsung, guru berperan sebagai organisator
yang mengatur dan memonitor kegiatan dari awal sampai akhir. Untuk itu guru perlu
memperhatikan dan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Adakan pengenalan umum mengenai isi dan latar kegiatan belajar yang
akan dilaksanakan. Meliputi pemberian orientasi umum tentang tujuan,
tugas, cara kerja, waktu, tempat kerja, dan sebagainya sebelum kegiatan
kelompok atau perorangan di mulai. Yang perlu Anda ingat, semua petunjuk
atau informasi yang perlu diketahui oleh murid harus diberikan sebelum
kegiatan kelompok atau perorangan dimulai. Demikian pula dalam
pembelajaran kelas rangkap. Sebelum Anda meminta murid bekerja
berkelompok atau bekerja sendiri-sendiri, mereka harus sudah tahu apa dan
bagaimana mereka harus mengerjakan tugas tersebut.
2. Gunakan variasi kegiatan sesuai kebutuhan. Memvariasikan kegiatan yang
mencakup penyediaan ruangan, peralatan, dan cara melaksana-kannya.
Memvariasi kegiatan , misalnya berupa observasi, diskusi hasil observasi,
memecahkan masalah, membuat kerajinan tangan bersama, atau belajar
sendiri dari buku. Setiap jenis kegiatan harus dipersiapkan sumber/sarana
yang perlu digunakan, cara kerja, aturan yang perlu diikuti, tempat kerja,
serta alokasi waktu. Setiap kelompok atau individu dapat mengerjakan
tugas yang sama, dapat pula berbeda.
3. Adakan pengelompokan murid yang sesuai dengan tujuan. Pengelompokkan murid dibentuk secara tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik. Cobalah ingat kembali bagaimana cara Anda mengelompokkan murid-murid Anda. Barangkali Anda mengelompokkannya berdasar-kan
tempak duduknya, kemampuannya (yang pintar dengan yang pintar atau
dicampur), atau menurut keinginan (minat). Memang, pengelompok-kan
murid dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan keper-luan. Coba
pikirkan, apa keuntungan dan kerugiannya jika murid yang pintar
dikelompokkan bersama murid yang sedang/yang kurang pintar.
4. Koordinasi kegiatan. Jangan lupa mengkoordinasikan aneka kegiatan yang
berlangsung. Agar kegiatan sejak dari awal hingga kegiatan akhir
berlansung dengan baik dan lancar, tanpa suatu kendala yang berarti.

24 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

Mengkoordinasi kegiatan dengan cara melihat kemajuan murid dari awal


sampai akhir kegiatan. Dengan cara ini, guru akan dapat memantau apakah
tugas dikerjakan dengan benar atau apakah murid memerlukan bantuan.
5. Berikan perhatian pada berbagai tugas yang diberikan. Guru yang baik juga
akan membagi perhatian kepada berbagai tugas dan kebutuhan murid.
Keterampilan ini tentu erat sekali dengan sikap tanggap dan peka terhadap
kebutuhan/kondisi murid, sehingga murid selalu merasa bahwa guru ada
bersama mereka, karena bantuan yang mereka perlukan selalu diberikan
pada saat yang tepat.
6. Usahakan agar pada akhir kegiatan selalu ada penyimpulan. Dalam
mengakhiri kegiatan dengan laporan hasil yang dicapai oleh murid.
Sehingga murid memperoleh gambaran tentang inti pokok materi pela-jaran
yang dibahasnya. Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang tepat
akan memungkinkan murid saling belajar. Memajangkan hasil karya,
menanggapi hasil kerja kelompok, mendemonstrasikan hasil kerja,
merupakan contoh-contoh kegiatan kulminasi yang memungkinkan murid
salaing belajar. Cobalah Anda cari kegiatan kulminasi yang lain, yang
memungkinkan murid saling belajar.

C. Keterampilan Membimbing dan Memudahkan Belajar


Bila segalanya telah tertata dengan baik, mulailah mengajar dan jadilah
pembimbing belajar dengan melaksanakan keterampilan-keterampilan yang sesuai
untuk membimbing peserta didik dalam belajar terutama yang berkaitan dengan
penanganan kesulitan peserta didik. Untuk memudahkan peserta didik belajar,
pembelajaran dilakukan secara runtun atau sistematis dan menggunakan variasi
metode, media atau alat peraga.
Di dalam belajar murid memerlukan bimbingan dan kemudahan. Bimbingan
berfungsi memberi jalan bagaimana sebaiknya murid mempela-jari sesuatu.
Kemudahan belajar berfungsi memberikan suasana yang mendorong murid untuk
meningkatkan aktivitas belajar. Keterampilan ini memungkinkan guru membantu
murid untuk maju tanpa mengalami frustrasi. Untuk itu guru perlu memperhatikan
dan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Berikan penguatan terhadap perilaku murid yang baik. Dengan memberi-kan
penguatan mendorong untuk maju atau mencapai hasi belajar yang lebih
baik. Berikanlah penguatan secara tepat, sehingga murid terdorong untuk
belajar lebih baik. Penguatan yang diberikan haruslah bermakna, hangat,

Pembelajaran Kelas Rangkap

5 - 25

tepat sasaran, bervariasi, dan diberikan segera setelah murid menunjukkan


perilaku (jawaban, tugas, dan lain-lain) yang diharapkan.
2. Melakukan supervisi proses awal dan bersikap tanggap terhadap keadaan
murid. Guru dapat mengembangkan supervisi proses awal, yakni sikap
tanggap guru terhadap murid baik individu maupun kelompok yang
memungkinkan guru mengetahui apa-kah segala sesuatu berjalan lancar
sesuai dengan yang dihadapkan. Ketika murid mulai bekerja dalam kelompok atau bekerja sendiri, guru menyakinkan bahwa semua murid sudah
mengerti tugasnya dan mulai bekerja. Oleh karena itu, guru perlu berkeliling
untuk melihat apakah murid sudah mulai bekerja atau jika perlu membantu
murid atau kelompok yang kebingungan. Apakah hal ini sudah Anda
lakukan jika Anda menyuruh murid Anda bekerja sendiri atau dalam
kelompok ?
3. Melakukan supervisi proses lanjut. Berikan bantuan belajar sesuai
kebutuhan untuk belajar lebih lanjut. Mengadakan supervisi proses lanjut
yang memusatkan perhatian pada penekanan dan pemberian bantuan ketika
kegiatan berlangsung.
Setelah kelompok atau murid secara perorangan bekerja beberapa saat, guru
perlu berkeliling kembali untuk memberikan bantuan bagi murid yang
memerlukan. Untuk itu guru harus mampu berinteraksi dengan murid,
sehingga bantuan yang diberikan cukup efektif. Interaksi berupa bantuan ini
dapat dilakukan dalam bentuk-bentuk berikut :
a. Memberi pelajaran tambahan atau bimbingan belajar (tutorial). Misal-nya
untuk konsep/topik yang sukar dipahami.
b. Melibatkan diri sebagai peserta aktif dari kelompok yang mempunyai hak
dan kewajiban yang sama dengan anggota kelompok lain. Keha-diran
guru dalam kelompok akan mendorong murid untuk lebih aktif.
c. Memimpin diskusi kelompok kecil, jika diperlukan.
d. Bertindak sebagai katalisator, yaitu meningkatkan kemampuan siswa
untuk berpikir/belajar melalui pertanyaan, komentar, dan saran-saran.
Cobalah kini Anda diskusikan dengan teman-teman Anda, kapan setiap
bentuk bantuan dalam interaksi a, b, c dan d sebaiknya dilaku-kan oleh
guru. Hasil diskusi Anda mungkin berbeda, tetapi yang penting Anda
dapat memberikan alasan.
4. Mengadakan supervisi pemanduan, yang bertujuan untuk menilai
pencapaian tujuan kegiatan serta menyiagakan untuk mengikuti kegiatan
akhir. Adakan pemantapan terhadap kegiatan kelompok kecil dan per-

26 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

orangan. Mengadakan supervisi pemanduan yang memusatkan perhatian


pada penilaian pencapaian tujuan dari berbagai kegiatan yang dilakukan
dalam rangka menyiapkan rangkuman dan pemantapan sehingga murid
saling belajar dan memperoleh wawasan yang menyeluruh. Ini dilakukan
dengan mendatangi kelompok, menilai kemajuannya, dan menyiapkan
mereka untuk mengikuti kegiatan akhir cara yang efektif. Untuk maksud ini
ialah mengingatkan murid waktu yang masih tersisa untuk menyelesaikan
tugas. Misalnya, waktu tinggal 15 menit lagi. Pukul 10.15 semua kelompok
harus sudah siap dengan laporan.
Jika ketiga jenis supervisi tersebut kta gambarkan dalam bentuk bagan, akan
tampak seperti berikut :
Kegiatan Awal
1. Penjelasan Tugas
2. Pembagian tugas
Kegiatan Kelompok Berlangsung
- Kegiatan paralel
- Kegiatan berbeda, saling melengkapi
- Kegiatan berpeda penuh
Menyiapkan kelompok untuk kegiatan
akhir
- Kesetiaan pada tujuan
- Pengecekan kemajuan
Kegiatan Akhir
- Laporan + tanya jawab
- Rangkuman
- Pemantapan

1. Supervisi Proses Awal

2. Supervisi Proses Lanjut


3. Supervisi Pemanduan

Jika kita kaitkan keterampilan tersebut dengan pembelajaran kelas rangkap,


kita akan melihat bahwa keterampilan ini sangat dibutuhkan. Guru yang
terampil membimbing dan memudahkan murid belajar, mengjar dua kelas
atau lebih tidak akan menjadi masalah. Guru tidak harus membimbing atau
membantu semua murid, namun guru tahu kapan dia harus membantu siapa,
dan bagaimana dia harus membantu.

D. Keterampilan Merencanakan dan Melaksanakan Kegiatan Belajar


Mengajar
Kegiatan guru dalam pembelajaran seperti membuka pelajaran, menyajikan
kegiatan inti, membimbing peserta didik dan mengevaluasinya, hendaknya diatur
dengan baik dan penuh kesungguhan. Yang dimaksud dengan merencanakan atau
desain kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran kelas rangkap adalah
kerangka pikir yang melukiskan bentuk penataan kegiatan belajar siswa dalam
Pembelajaran Kelas Rangkap

5 - 27

rangka pencapaian tujuan belajar. Kegiatan belajar mengajar dalam rangka


pelaksanaan PKR rancangan kegiatan pembelajaran erat kaitannya dengan model
PKR yang diterapkan.
Tugas guru yang utama adalah membantu murid melakukan kegiatan, baik
secara perorangan maupun secara kelompok. Untuk itu guru harus mampu membuat
perencanaan kegiatan belajar mengajar yang tepat bagi setiap murid dan kelompok
serta mampu melaksanakannya. Untuk membuat perencanaan yang tepat, guru
dituntut mampu mendiagnosis kemampuan akademis murid, memahami gaya
belajar-mengajar, minat murid, dan sebagainya. Berdasarkan hasil diagnosis tersebut
guru diharapkan mampu menetapkan kondisi dan tuntutan belajar berupa belajar
mandiri, paket kegiatan belajar, belajar dengan tutorial teman sebaya, simulasi, dan
sebagainya yang semuanya memandu murid untuk menghayati pengalaman bekerja
sama atau bekerja dengan pengarahan sendiri.
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar me-ngajar
ini mencakup :
1. Membantu murid menetapkan tujuan pelajaran dan menstimulasi murid
untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk maksud tersebut dapat dilakukan
dengan diskusi atau menyediakan bahan-bahan yang menarik, yang mampu
mendorong murid untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya, untuk
membaca, murid dapat ditanyakan apa yang ingin dipelajari dari bacaan itu,
atau apa yang menarik dari buku itu. Namun perlu diingat, bahwa kebiasaan
menetapkan tujuan belajar bagi murid di Indonesia belum membudaya,
bahkan mungkin belum pernah ada murid yang diberi kesempatan untuk
menetapkan tujuan belajar. Oleh karena itu, sebagai guru, Anda perlu mulai
memberi kesempatan kepada murid untuk sekali-kali (misalnya sebulan
sekali) menetapkan tujuan belajar.
2. Merencanakan kegiatan belajar mengajar bersama murid. Berdasarkan hasil
diagnosis penetapan tujuan, guru dapat merencanakan kegiatan belajar yang
sesuai dengan tujuan, minat, dan kemampuan murid. Peren-canaan yang
dibuat haruslah mencakup kriteria keberhasilan, langkah-langkah kerja,
waktu, serta kondisi belajar yang diperlukan. Misalnya, jika Anda akan
merencanakan kegiatan untuk kelas III dan kelas IV, berdasarkan hasil
diagnosis, Anda meminta kelas IV untuk mengerjakan soal-soal matematika
dari buku paket selama 30 menit. Murid yang sudah selesai dapat
mencocokkan pekerjaannya dengan kunci yang ada di meja guru. Jawaban
yang masih salah diperbaiki kembali oleh murid. Kelas III, akan bekerja
dalam kelompok, diawali dengan masing-masing membaca wacana,

28 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

kemudian mendiskusikan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh guru.


Pada akhir pelajaran, setiap kelompok melaporkan hasil diskusi.
Berdasarkan contoh tersebut, cobalah Anda membuat rencana kegiatan
untuk dua kelas yang harus Anda rangkap.
3. Bertindak atau berperan sebagai penasehat bagi murid bila diperlukan.
Selama kegiatan berlangsung, murid mungkin mengalami berbagai
kesulitan. Guru dapat memberikan bantuan yang tepat jika guru mampu
berinteraksi secara efektif dengan murid, sehingga murid mau mengungkapkan masalahnya. Kemudian, guru dapat memberikan saran/nasehat yang
kira-kira dapat mengarahkan murid ke arah belajar yang lebih baik.
Misalnya, jika ada murid yang tidak mampu menemukan arti kata sendiri,
dia dapat disarankan untuk membaca kembali kalimat yang menggunakan
kata itu, melihat kamus, atau bertanya pada teman.
4. Membantu murid menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri. Ini berarti
memberi kesempatan kepada murid untuk memperbaiki dirinya sendiri yang
merupakan kerja sama guru dengan murid dalam situasi pendidikan yang
manusiawi. Pada umumnya penilaian atas kemajuan/pencapaian murid
dilakukan oleh guru. Murid bahkan tidak pernah dilibatkan dalam menilai
dirinya sendiri. Oleh karena itu, Anda mempunyai kesempatan yang baik
untuk mulai membimbing murid menilai kemajuannya sendiri. Misalnya,
setelah kelompok menyelesaikan dan melaporkan peker-jaannya, kemudian
ditanggapi oleh kelompok lain, Anda dapat meminta kelompok
memperkirakan keberhasilannya dan menetapkan butir-butir yang perlu
diperbaiki kembali. Atau murid yang bekerja sendiri diminta mencocokkan
hasil kerjanya dengan kunci, kemudian diminta meng-hitung pencapaiannya.
Jika cara ini Anda lakukan secara teratur, murid akan terbiasa menilai
kemajuannya sendiri dan terdorong untuk mengejar kekurangannya.
Dari empat kelompok keterampilan di atas Anda dapat menyimak bahwa
mengajar kelompok kecil dan perorangan mempersyaratkan penguasaan keterampilan yang cukup kompleks. Anda perlu menguasai keterampilan dasar mengajar
sebelumnya, yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi,
menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok
kecil, dan mengelola kelas.
Dalam penerapannya, kelompok keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan masing-masing mempunyai tekanan yang berbeda. Keterampilan
mengorganisasikan kegiatan serta membimbing dan memudahkan belajar lebih
banyak terkait dengan mengajar kelompok kecil, sedangkan keterampilan menga-

Pembelajaran Kelas Rangkap

5 - 29

dakan pendekatan secara pribadi serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan


lebih banyak terkait dengan pembelajaran perorongan.
Setelah membaca dengan cermat serta mengerjakan latihan-latihan kecil yang
disajikan di atas, kini tiba saatnya Anda mengerjakan latihan berikut agar
pemahaman Anda tentang keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
menjadi lebih mantap.

Latihan
1. Baca kembali dengan cermat keempat kelompok keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan. Buatlah satu daftar keterampilan tersebut, masing-masing
dengan subkelompoknya, sehingga merupakan satu lembar pengamatan.
2. Cobalah amati teman Anda yang sedang mengajar kelompok kecil. Tandailah
keterampilan membimbing dan memudahkan belajar yang muncul selama dia
mengajar. Pada saat lain, amati teman yang sama dan catat keterampilan
mengorganisasikan kegiatan yang muncul. Diskusikan hasil pengamatan Anda
dengan teman tersebut.
3. Cobalah rancang kegiatan kelompok kecil untuk kelas Anda selama 40 menit.
Laksanakanlah rancangan tersebut, dan mintalah salah seorang dari teman Anda
untuk mengamati Anda. Setelah selesai, diskusikan hasil pengamatan tersebut.
4. Kalau di tempat tutorial Anda ada video pembelajaran kelas rangkap, cobalah
amati modelnya yang ditayangkan melalui video. Fokuskan pengamatan Anda
pada munculnya keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Bandingkan dan diskusikan hasil pengamatan Anda dengan hasil pengamatan
teman lain.
5. Ketika Anda sendiri harus mengajar kelas rangkap, cobalah terapkan secara
sungguh-sungguh keterampilan membimbing dan memudahkan belajar. Bila
mungkin, mintalah seorang rekan Anda untuk mengamati ketika Anda sedang
mengajar. Setelah selesai, mintalah hasil pengamatan tersebut dan cocokkan
dengan kesan Anda sendiri.
Petunjuk Jawaban latiahan
Agar latihan yang Anda kerjakan menjadi lebih terarah dan efektif, baca-lah
terlebih dahulu rambu-rambu pengerjaan latihan berikut ini.
1. Sebaiknya, setiap keterampilan Anda kaji dulu dengan cermat, kemudian buatlah
rincian komponennya. Anda dapat memberikan contoh atau kata kunci untuk

30 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

2.

3.

4.

5.

setiap subkomponen. Setelah keempat kelompok komponen selesai Anda kaji dan
rinci, satukan semua catatan Anda, sehingga menjadi sebuah instru-men.
Gunakan daftar/lembar pengamatan yang sudah Anda hasilkan pada latihan 1,
ketika mengamati teman Anda. Ketika mendiskusikan hasil pengamatan, bacalah
kembali deskripsi dan contoh setiap komponen jika terjadi perbedaan pendapat.
Dengan demikian, pemahaman Anda terhadap komponen dan sub komponen
keterampilan akan menjadi lebih mantap.
Latihan ini dapat dilakukan di sekolah tempat Anda mengajar, atau ditempat
tutorial. Jika dilakukan ditempat Anda mengajar, teman yang akan mengamati
Anda harus diberi penjelasan dulu cara menggunakan lembar pengamatan, lebihlebih jika teman yang akan mengamati, bukan mahasiswa program PJJ. Jika
latihan dilakukan di tempat tutorial, murid yang akan diajar dapat didatangkan ke
tempat tutorial, atau mahasiswa yang datang ke sekolah yang dekat dengan tempat
tutorial. Tentu saja koordinasi/pengaturan harus dialakukan bersama dengan tutor
dan pengelola PJJ. Diskusi hasil pengamatan hendaknya didasarkan pada
pemahaman setiap komponen/subkomponen keterampilan.
Pengamtan kegiatan pembelajaran melalui video memberikan keuntungan bagi
pengamat. Akan sangat baik jika video diputar pada waktu tutorial, sehingga
semua mahasiswa dapat mengamati bersama-sama. Jika terjadi perbedaan hasil
pengamatan, video dapat diputar kembali sehingga kekeliruan pengamatan dapat
ditandai.
Andaikata video PKR tidak tersedia, latihan dapat dilakukan dalam bentuk
simulasi. Seorang mahasiswa dapat berperan sebagai guru, sedangkan mahasiswa
lain berperan sebagai murid dua kelas yang berbeda. Misalnya murid kelas 3 dan
kelas 4. Tentu saja harus ada yang berperan sebagai pengamat.
Latihan ini harus dipersiapkan dengan baik. Anda terlebih dahulu harus membuat
rancangan kegiatan yang berisi petunjuk pelaksanaan, jenis kegiatan, waktu,
sumber/alat yang akan digunakan, serta hasil yang diharapkan. Kemu-dian kaji
kembali keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, sebelum Anda
mengajar. Untuk mengetahui pengaruh keterampilan yang Anda kuasai, Anda
dapat bertanya kepada murid, apakah mereka merasa senang dengan kegiatan
yang diberikan. Tentu saja Anda harus melihat pula hasil yang dicapai oleh murid.
Setelah menyelesaikan latihan, kini bacalah rangkuman berikut, sehingga
pemahaman Anda menjadi semakin mantap.

Pembelajaran Kelas Rangkap

5 - 31

RANGKUMAN
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dibagi menjadi
4 kelompok, yaitu keterampilan :
1. Mengadakan pendekatan secara pribadi
2. Mengorganisasikan kegiatan
3. Membimbing dan memudahkan belajar
4. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi bertujuan untuk
menciptakan hubungan yang akrab dan sehat antara guru-murid dan muridmurid. Keterampilan ini dapat ditunjukkan dengan :
1. Kehangatan dan kepekaan
2. Mendengarkan secara simpatik
3. Memberikan respon positif
4. Kesiapan untuk membantu
5. Menerima perasaan murid dengan penuh perhatian dan keterbukaan
6. Menerima perasaan murid dengan penuh perhatian dan keterbukaan
7. Mengendalikan situasi, sehingga murid merasa aman
Keterampilan mengorganisasikan kegiatan diwujudkan dengan :
1. Memberikan orientasi umum sebelum kegiatan dimulai
2. memvariasikan kegiatan
3. Membentuk kelompok yang tepat
4. Mengkoordinasikan kegiatan
5. Membagi-bagi perhatian
6. Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi
Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dapat diwujudkan
dalam bentuk:
1. memmberi penguatan yang tepat
2. supervisi proses awal
3. supervisi proses lanjut
4. supervisi pemaduan
Keterampilan merencanakan kegiatan belajar mengajar berkaiatan erat
dengan kemampuan mengembangkan kurikulum. Keterampilan ini dapat diwujudkan dengan:
1. Membantu murid menetapkan tujuan belajar
2. Merencanakan kegiatan belajar mengajar
3. Bertindak sebagai penasihat bagi murid
4. Membantu murid menilai hasil belajarnya
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan
ketrampilan yang kompleks yang memprasyaratkan penguasaan keterampilan
dasar mengajar yang lain.

32 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

Tes Formatif 2
Setelah membaca rangkuman, tiba saatnya Anda mengerjakan Tes Formatif 2
sehingga Anda dapat mengukur tingkat keberhasilan Anda.
Bacalah dengan cermat pernyataan, pertanyaan, atau kasus yang disajikan,
kemudian silang huruf didepan pilihan yang paling tepat untuk menjawab/
melengkapi pertanyaan/pernyataan di atasnya.
1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi sangat bermanfaat dalam
usaha guru untuk ....
A. Memonitor pekerjaan kelompok
B. Mengarahkan murid belajar
C. Menciptakan hubungan yang akrab dan sehat
D. Meningkatkan hasil belajar murid
2. Berikut ini adalah contoh-contoh keterampilan mengadakan pendekatan secara
pribadi, kecuali ....
A. Ketika Dorkas berbicara, Bu Sarce mendengarkannya dan sekali-kali menganggukkan kepala
B. Bu Tina menghampiri Ani yang kelihatan kebingungan, lalu bertanya
dengan manis
C. Meskipun kelompok 5 tidak ditunggui oleh Bu Inul, kelompok bekerja
terus, karena merasa Bu Inul tahu apa yang dikerjakan oleh kelompok
D. Bu Marisa duduk di kelompok 1 dan ikut membahas topik yang dipilih oleh
kelompok 1
3. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan mencakup berbagai kegiatan berikut,
kecuali ....
A. Memberikan orientasi kegiatan sebelum kelompok atau perorangan mulai
bekerja.
B. Menyiapkan murid untuk mengikuti laporan pada akhir kegiatan
C. Membuat kegiatan yang bervariasi lengkap dengan ruangan kerja, cara kerja,
dan waktu
D. Membagi-bagikan perhatian pada tugas dan kebutuhan siswa, sehingga
dapat memberi bantuan secara tepat
4. Berikut ini contoh keterampilan mengorganisasikan kegiatan, kecuali ....
A. Pada awal pelajaran Pak Tino mengumpulkan kelas 5 dan kelas 6 di satu
ruangan dan menyampaikan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh kelas 5
dan kelas 6
B. Pak Tino meminta kelas 5 membagi diri menjadi 4 kelompok dengan
menyuruh murid menghitung sampai 4

Pembelajaran Kelas Rangkap

5 - 33

C. Pak Tino duduk di kelompok 2 dan memberikan penjelasan tentang akibat


kekurangan vitamin melalui tanya jawab
D. Pada akhir kegiatan, Pak Tino meminta kelas 5 dan kelas 6 berkumpul
kembali untuk melaporkan hasil pekerjaan masing-masing
5. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar sangat diperlukan guru pada
....
A. Awal sampai menjelang akhir kegiatan
B. Menjelang awal kegiatan
C. Menjelang akhir kegiatan
D. Menjelang awal sampai akhir kegiatan
6. Berikut ini adalah contoh-contoh keterampilan melakukan supervisi proses lanjut,
kecuali ....
A. Pak Udin mengingatkan murid agar memberskan laporan kelompoknya
karena 5 menit lagi kegiatn kelompok akan dilanjutkan dengan laporan
B. Pak Udin membantu kelompok 2 yang sedang bertengkar, dengan meminta
kelompok menjawab pertanyaan yang diajukannya, kemudian menyarankan
kelompok agar mulai pembahasan dari awal
C. Kelompok 3 yang sedang kebingungan karena menemui jalan buntu menjadi
hidup kembali setelah Pak Udin langsung memimpin diskusi dalam kelompok
itu
D. Pak Udin mendatangi dan membimbing Siti yang ternyata mengalami
kesulitan dalam menyimpulkan isi bacaan
7. Kegiatan kulminasi berupa laporan dan tanggapan, akan memberi kesempatan
kepada murid untuk ....
A. Mendemonstrasikan kemampuannya
B. Saling belajar
C. Saling mengkritik
D. Memberikan respon kepada pekerjaan kelompok lain
8. Bu Tina meminta setiap murid untuk menghitung jumlah soal yang dikerjakan
dengan benar. Kemudian Bu Tina meminta murid menghitung tingkat keberhasilannya dalam persen, dengan menggunakan rumus dan contoh yang
diberikan. Contoh di atas menunjukkan bahwa Bu Tina sedang menerapkan
keterampilan ...
A. Mengadakan pendekatan secara pribadi
B. Mengorganisasikan kegiatan
C. Membimbing dan memudahkan belajar
D. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran

34 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

9. Pak Ramon merangkap kelas 4 dan kelas 5, dan meminta bekerja dalam kelompok. Namun ada 2 kelompok dari kelas 4 yang tidak segera mulai bekerja karena
masih bingung, tidak tahu harus mulai dari mana. Sampai waktu yang disediakan
hampir habis, kedua kelompok tersebut belum menghasilkan apa-apa, sedang-kan
Pak Ramon tetap duduk di pintu penghubung sambil membaca. Pertanyaan:
Apa yang semestinya dilakukan Pak Ramon agar kasus seperti di atas tidak terjadi
?
A. Menegur kelompok yang belum mulai bekerja
B. Meminta murid kelas 5 mengawasi murid kelas 4
C. Melakukan supervisi proses awal dengan berkunjung kekelompok pada awal
kegiatan kelompok
D. Melakukan supervisi proses lanjut dengan jalan langsung membimbing
kelompok yang mendapat kesulitan
10. Pak Mawan yang sedang mengajar kelas 5 dan kelas 6 menjadi bingung karena
tugas matematika yang dikerjakan secara perorangan oleh kelas 6 tidak ada yang
benar. Demikian pula kelas 5 yang diberi tugas dalam kelompok, tidak dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik. Bahkan ada yang tidak menghasilkan apaapa.
Dikaitkan dengan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan,
kemungkinan terjadinya kasus di atas adalah karena Pak Mawan tidak menguasai
keterampilan berikut, kecuali ....
A. Memberikan orientasi kegiatan sebelum kelompok/perorangan mulai
bekerja
B. Menunjukkan kepekaan dan kehangatan terhadap kebutuhan murid
C. Melakukan supervisi proses awal dan proses lanjut
D. Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan murid serta
penggunaan materi dan sumber

Pembelajaran Kelas Rangkap

5 - 35

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang ada di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi Kegiatan Belajar 2.
Rumus :
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar x 100%
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang
Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat
mempersiapkan diri untuk mengikuti Ujian Akhir Semester atau tugas akhir
pembelajaran kelas rangkap. Selamt! Tetapi jika kurang dari 80% Anda harus
mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

36 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

Kunci Jawaban Tes Formatif


Tes Formatif 1
1.

Memilih teman sendiri tidak perlu dilakukan dalam belajar kelompok kecil
dan perorangan
2. C Merupakan hakekat/dasar dari terjadinya belajar dalam kelompok kecil dan
perorangan
3. A Dalam kegiatan klasikal semua murid diperlakukan sama, sehingga tidak
semua kebutuhan murid dapat dipenuhi
4. D Kebiasaan bekerja sama merupakan salah satu dampak pengiring pengajaran kelompok kecil dan perorangan
5. C Jawaban B dan D juga benar, tetapi jawaban tersebut sudah tercakup dalam jawaban C; bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya
6. B Hakekat PKR, yaitu; keserempakan kegiatan belajar mengajar, waktu keterlibatan akademik yang tinggi, pemanfaatan sumber secara maksimal,
dan kontak psikologis berkesinambungan antara guru dan murid, hampir
sama dengan hakekat mengajar kelompok kecil dan perorangan
7. A Sebelum bekerja, murid harus tahu dengan jelas tugasnya.
8. C Menyerahkan laporan kepada guru tidak memberi kesempatan kepada murid untuk saling belajar, sehingga tidak merupakan kegiatan kulminasi
yang efektif
9. B Penetapan ketua dan sekretaris kelompok sebaiknya dilakukan oleh kelompok, bukan disiapkan oleh guru
10. D Pengenalan serta secara pribadi jangan dimanfaatkan untuk melaporkan
murid kepada orang tuanya karena ini berarti merusak kepercayaan

Tes Formatif 2
1. C Sasaran utama keterampilan melakukan pendekatan secara pribadi adalah
membangun hubungan yang akrab dan sehat
2. D Merupakan contoh keterampilan melakukan supervisi lanjut
3. B Menyiapkan murid untuk mengikuti laporan pada akhir kegiatan, termasuk
keterampilan melakukan supervisi pemaduan
4. C Keterampilan ini termasuk keterampilan melakukan proses lanjut
5. A Kegiatan akhir (kulminasi) termasuk keterampilan mengorganisasikan kegiatan
Pembelajaran Kelas Rangkap

5 - 37

6. A Contoh ini termasuk keterampilan melakukan supervisi pemaduan


7. B Jawaban A dan D juga benar, tetapi sudah tercakup dalam jawaban B, atau
yang paling diharapkan dari kegiatan ini adalah saling belajar
8. D Membantu murid menilai kemajuannya sendiri termasuk keterampilan
merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
9. C Supervisi proses awal bertujuan untuk memantau apakah kelompok sudah
paham akan tugasnya dan sudah mulai bekerja, atau apakah ada kelompok
yang memerlukan bantuan.
10. B Menunjukkan kepekaan dan kehangatan terhadap kebutuhan murid tidak
langsung berkaitan dengan kegagalan murid, Pak Anwar mungkin peka
terhadap kebutuhan murid, tetapi tidak memenuhi kebutuhan tersebut.

38 5 Pembelajaran Kelas Rangkap

Daftar Pustaka

Aria Djalil. 2000. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Universitas Terbuka.


Baechtol, W.M. 1993. Individualizing Instruction and Keepin,. Your Sanity. .
Chicago: Follett Publishing Company.
Dimyati dan Mudjiono. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ditjen Dikti
Depdiknas.
Gale, J.A. 1994. Group Work in School. Sydney: Mc Graw Hill Book Company.
Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Ditjen Dikti Depdiknas.
Neviyarni, dan Usman Rery. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Pustekom
Depdiknas.
Tubbs, S.L. 1992. A System Approach to Small Group Interaction. New York:Mc
Graw-Hill, Inc.
Udin S. Winataputra. 1999. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Ditjen Dikti
Depdiknas.
Uzer Usman Moh. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya.

Pembelajaran Kelas Rangkap

5 - 39

Anda mungkin juga menyukai