embelajaran kelas rangkap tidak semudah yang dibayangkan. Seorang guru akan
berhadapan dengan situasi, karakteristik siswa, dan motivasi belajar yang
berbeda jika hanya mengajar satu kelas. Secara teori memang mudah digambarkan
strategi mengajar yang sebaiknya guru. Tetapi dilapangan sangat diperlukan
kemampuan dan keterampilan bagaiman supaya pembelajaran kelas rangkap efektif
dan efisien. Salah satu keterampilan yang sangat penting dikuasai seorang guru
adalah mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang merupakan keterampilan
khusus yang sangat diperlukan oleh guru SD dalam pembelajaran kelas rangkap.
Dalam modul 5 ini akan kita bahas secara rinci mengenai (1) hakekat
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang mencakup pengertian,
rasional, variasi pengorganisasian, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar
kelompok kecil dan perorangan, (2) komponen keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan, yang mencakup keterampilan menga-dakan pendekatan secara
pribadi, keterampilan mengorganisasikan kegiatan, keterampilan membimbing dan
memudahkan belajar, dan keterampilan merenca-nakan dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan ini tidak cukup kalau
hanya dikaji dan dipelajari secara teoritis, tetapi akan dikuasai dengan baik jika
berlatih menerapkannya baik secara peer teaching maupun rial teaching. Melalui
berlatih menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan pero-rangan
membuat lebih percaya diri dalam mengajar kelas rangkap. Kegiatan aka-demik
dapat ditingkatkan dengan mengatur waktu secara baik. Dengan latihan
5-1
secara serius kemampuan Anda mengajar kelompok kecil dan perorangan meningkat, sehingga Anda merasa siap jika harus mengajar dua kelas atau lebih dalam
waktu yang sama.
Ada berbagai keterampilan mengajar, tetapi keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan merupakan keterampilan dasar mengajar yang sangat rumit dan
kompleks. Pengkajian teori secara mendalam terlebih dahulu, sebelum berlatih dan
mengimplementasikan, sangat penting untuk dilakukan. Juga penguasaan mengajar
yang lain yang dibahas dalam unit-unit pembelajaran kelas rangkap. Penguasaan
materi mata kuliah Strategi Belajar Mengajar juga sangat erat kaitan dengan
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Secara umum setelah menyelesaikan unit 5 ini Anda diharapkan mampu
menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dalam
pembelajaran kelas rangkap. Secara lebih khusus, Anda diharapkan dapat :
1. Menjelaskan hakekat dan pentingnya keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan dalam pembelajaran kelas rangkap.
2. Menjelaskan pengertian dan komponen-komponen keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan.
3. Memberikan contoh setiap komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan.
4. Menerapkan setiap komponen keterampilan dalam praktek pembelajaran kelas
rangkap.
Langkah pertama yang harus Anda tempuh adalah memahami terlebih dahulu
hakekat keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, serta setiap komponen keterampilannya, kemudian mencoba berlatih menerapkannya, baik dalam
bentuk simulasi, maupun di kelas yang sebenarnya.
Selamat Belajar !
Sub Unit 1
Hakekat Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil
dan Perorangan
Pengantar
A. Pengertian
Murid selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Sebagai
individu murid dapat belajar secara mandiri. Namun karena murid SD masih dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan serta masih dalam taraf berpikir konkrit
(operasional konkrit) menurut Jean Peaget, maka perlu bantuan atau bimbingan guru.
Demikian pula guru dalam memberikan bimbingan belajar mengupayakan adanya
media atau alat peraga agar mudah dipahami siswa baik dalam mengajar perorangan
maupun kelompok kecil.
Sebagai makhluk sosial, murid akan bertumbuh dan berkembang dengan baik
dalam belajarnya jika berada dalam suatu kelompok. Kelompok belajar yang efektif
dan efisien adalah kelompok belajar dalam jumlah kecil. Kelompok kecil
memungkinkan semua anggotanya terlibat secara aktif dalam belajar, dibawah
bimbingan guru. Demikian guru juga dengan mudah dapat mengarahkan atau
memberikan pelayanan dengan baik terhadap kelompok. Untuk itu seorang guru
dituntut memiliki keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
5-3
B. Rasional
Tugas guru sekolah dasar sangat berbeda dengan tugas guru sekolah lanjutan.
Guru sekolah dasar sebagai guru kelas memiliki tanggung jawab terhadap
pengelolaan suatu kelas secara penuh, dalam arti dari awal pelajaran sampai akhir
pelajaran. Seorang guru SD memegang suatu kelas tertentu dalam kurun waktu
tertentu maupun dalam jangka waktu lama. Sementara jumlah guru SD biasanya
sama dengan jumlah kelas yang ada di SD tersebut. Bahkan banyak yang lebih
sedikit dibandingkan jumlah kelas yang ada. Meskipun jumlah guru sama banyak
dengan jumlah kelas yang ada, namun sering menghadapi permasalahan ketiadaan
atau kekurangan guru pada waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu seorang guru harus
memiliki keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, sebagai bekal
melaksanakan pembelajaran kelas rangkap.
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru memberikan
perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara
guru dan murid maupun antara murid dengan murid. Kadang-kadang murid lebih
mudah belajar dari teman sendiri, ada pula murid yang lebih mudah belajar karena
harus mengajari atau melatih teman sendiri. Dalam hal ini pengajaran kelompok
kecil dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Pengajaran ini memungkinkan murid
belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar,
berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada murid, serta dapat
memenuhi kebutuhan murid secara optimal.
Kombinasi pengajaran kelompok kecil dan perorangan memberi kan peluang
yang besar bagi tercapainya tujuan pengajaran. Dengan demikian, penguasaan
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan satu kebutuhan
yang esensial bagi setiap calon guru dan guru profesional.
Adapun alasan-alasan perlu dikuasai guru keterampilan menga-jar kelompok
kecil dan perorangan sebagai berikut :
a. Pada dasarnya murid mempunyai kemampuan dan cara belajar yang berbeda.
Dalam pengajaran klasikal, guru memperlakukan murid de-ngan cara yang sama,
sehingga perbedaan kemampuan dan cara bela-jar murid hampir tak pernah
mendapat perhatian. Pembelajaran secara klasikal memang perlu dilakukan agar
murid menyadari bahwa tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi. Namun
haruslah dicari alternatif atau cara lain agar murid juga dapat belajar sesuai
dengan kemampuan dan cara yang dipilihnya. Pembelajaran kelompok kecil dan
per-orangan dapat memenuhi keperluan tersebut.
b. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan terjadinya hubungan
antarpribadi yang lebih akrab dan sehat antar guru dengan murid dan murid
dengan murid. Guru dapat memberikan perhatian lebih banyak pada murid yang
memerlukannya dan bahkan dapat membuat murid lebih percaya diri.
c. Kadang-kadang murid dapat lebih mudah belajar dengan cara mengajar
temannya atau dengan cara belajar bersama teman seperti mengerjakan tugas
bersama dan bertukar pendapat. Pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
memungkinkan terjadinya hal ini.
5-5
d. Kegiatan kelompok kecil memungkinkan murid terlibat lebih aktif dalam belajar,
sehingga tanggung jawab murid dalam belajar juga menjadi lebih besar. Bekerja
di dalam kelompok memungkinkan mu-rid untuk membangun kebiasaan bekerja
sama, tenggang rasa dan saling menghargai. Selain itu, sifat kepemimpinan
dapat berkembang karena bekerja dalam kelompok memerlukan seorang
pemimpin kelompok.
e. Sejalan dengan kegiatan kelompok kecil, kegiatan individual atau
perorangan juga mempunyai berbagai kekuatan. Dengan belajar sendiri,
murid akan mempunyai tanggung jawab belajar yang lebih besar, di samping
dapat belajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Misalnya, jika murid sudah
mampu memecahkan soal-soal berhitung yang diberikan guru, ia dapat langsung
mengerjakan tugas lain seperti membantu temannya, memecahkan soal yang
lebih sukar, atau belajar di perpustakaan.
Pembelajaran kelompok kecil dan perorangan akan membuahkan hasil dalam
bentuk berbagai sikap dan nilai serta terpenuhi kebutuhan belajar murid.
Keberhasilan murid dalam belajar mencerminkan keberha-silan guru dalam
mengajar.
Penguasaan guru yang mantap dalam mengajar kelompok kecil dan
perorangan tentu akan memberikan nilai tambah. Seorang guru yang mengajar kelas
rangkap akan lebih sering memerlukan bentuk pembelajaran kelompok kecil dan
perorangan karena ia harus menangani lebih dari satu kelas. Guru tidak mungkin
menerapkan pembelajaran klasikal secara terus menerus sebagaimana yang mungkin
dilakukan oleh guru yang hanya mengajar satu kelas. Oleh karena itu, seorang guru
yang merangkap kelas seyogyanya menguasai keterampilan mengajar kelompok
kecil dan per-orangan, sehingga waktu kegiatan akademik dapat ditingkatkan.
Penting kemampuan mengajar kelompok kecil dan perorangan bagi guru
adalah hakekat dan prinsip pembelajran kelas rangkap, yaitu keserempakan kegiatan
belajar mengajar, kadar tinggi waktu kegiatan akademik, kontak psikologis gurusiswa secara berkelanjutan dan peman-faatan sumber belajar secara efisien. Tampak
dapat diwujudkan melalui penguasaan yang mantap terhadap keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan. Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan,
guru dituntut terampil mengelola secara serempak. Ini berarti, dalam waktu yang
sama guru dituntut untuk mengelola lebih dari satu kelompok atau lebih dari satu
orang, bahkan kelompok dan perorangan sekaligus. Keserem-pakan belajar mengajar
merupakan salah satu ciri khas dari pembelajaran kelompok kecil dan perorangan.
Selain itu kemampuan guru dalam menga-dakan pendekatan secara pribadi,
mendorong dan memudahkan belajar, serta mengorganisasikan kegiatan.
Dengan adanya beberapa alasan tersebut, dapat dipahami bahwa calon guru
SD selain memiliki kemampuan melaksanakan 8 keterampilan-keterampilan
mengajar, yang ditetapkan sebagai kompetensi dasar guru, juga harus memiliki
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
C. Variasi Pengorganisasian
Penggunaan variasi pengorganisasian dimaksudkan agar murid terhindar dari
perasaan jenuh dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas menjadi
muncul. Dalam mengorganisasi sepantasnya tidak monoton, berulang-ulang, dan
menimbulkan rasa kesal pada diri murid. Karena itu variasi pengorganisasian sangat
penting dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas pembelajaran kelas
rangkap.
Variasi pengorganisasian merupakan keterampilan guru di dalam
menggunakan bermacam-macam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar
peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan atau kejenuhan dan menimbulkan
minat, gairah, dan aktivitas belajar yang efektif.
Variasi pengorganisasian, mencakup penggunaan pola interaksi multi arah
artinya antara guru dengan murid, murid dengan guru atau murid dengan murid.
Variasi pengorganisasian mencakup pengelompokan siswa, penataan ruang, dan
variasi pemanfaat sumber belajar.
a. Variasi pengelompokan siswa
Dalam pembelajaran kelas rangkap, keaktifan kelompok merupakan salah
satu kunci keberhasilan belajar siswa. Agar guru dapat mengaktif-kan
kelompok sebaiknya guru memahami prinsip-prinsip dasar pembela-jaran kelas
rangkap.
Oleh karena itu apabila guru ingin mengaktifkan kelompok sebaiknya guru
mengadakan persiapan yang cukup matang. Guru hendaknya terlebih dahulu
memahami secara mendalam tujuan yang akan dicapai dan topik yang akan
dipelajari siswa. Dengan demikian guru akan dapat menentukan langkahlangkah yang harus ditempuh siswa, merumuskan
masalah yang menjadi pusat perhatian diskusi, membimbing diskusi
kelompok, dan mengadakan variasi dalam pola interaksi dan kegiatan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap pengelompokkan siswa
merupakan suatu keharusan guna menjamin proses belajar siswa agar tetap
efektif. Mengenai pengelompokkan belajar siswa ini terdapat beberapa variasi
yang dapat dipilih sesuai kebutuhan (UNESCO: 1988), yaitu pengelompokan
siswa atas dasar rombongan belajar, kesamaan kemampuan, kemampuan
5-7
bakat, dan minat, dalam setiap kelompoknya. Agar proyek belajar itu
benar-benar dapat ditangani secara bersama-sama dengan pembatasan
tugas sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya. Kelompok ini
memanfaatkan perbedaan untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Pengelompokkan ini lebih bersifat sementara, sesuai kebutuhan dan
tujuan pembelajaran. Dalam kelompok ini murid yang menonjol pada
mata suatu pelajaran dapat membantu murid lain yang kemampuannya
kurang atau rendah.
4) Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan usia
Murid yang seusianya biasanya memiliki kemampuan dan kecapatan
belajar yang hampir sama. Murid suatu kelas dapat dipecah ke dalam
kelompok murid berdasarkan persamaan usia. Pengorganisasian murid
SD khususnya dalam pengelompokkan murid dapat dipakai untuk
sementara waktu sesuai kebutuhan dan sasaran pembelajaran. Misal siswa
kelas III dan IV dalam suatu ruangan usianya ada yang sama, meskipun
jenjang kelas berbeda.
5) Pengelompokkan berdasarkan kompatibilitas murid
Setiap murid memiliki hubungan pertemanan yang didasarkan pad rasa
saling menyukai atau rasa persahabatan. Dasar pertemanan biasanya
karena tempat tinggal berdekatan, duduk di kelas selalu bersama, sering
mengerjakan tugas atau belajar bersama, dan karena memiliki kegiatan
yang sama di luar sekolah. Terbentuk kelompok seperti ini bersifat alami.
Pengelompokkan ini didasarkan adanya kebutuhan pembelajaran, yaitu
karena adanya tugas berkaitan dengan kedekatan tempat tinggal. Contoh
membuat denah kampung, desa, atau komplek perumahan.
6) Pengelompokkan murid sesuai kebutuhan pembelajaran
Dalam pembelajaran telah dirumuskan tujuannya oleh guru. Terca-painya
tujuan itu perlu dukungan dengan pengelompokkan murid sesuai
kebutuhannya. Contoh konkrit yaitu; dalam simulasi atau bermain peran
atau permainan, murid dikelompokkan sesuai dengan tugas dan atau
peran yang harus dilakukan pada saat siswa itu. Pengelompokkan murid
sesuai kebutuhan dapat pula dilakukan pada kegiatan karyawisata murid.
Dalam karyawisata ada yang bertugas mengamati dan mencatat,
mewawancarai dan mencatat, mengambil foto dan sebagainya.
Dalam pembelajaran kelas rangkap dasar pengelompokan siswa harus
divariasi untuk menghindari kejenuhan, kebosonan, dan untuk menum-buhkan gairah
belajar.
5-9
5 - 11
sama, serta lingkungan kehidupan yang tidak sama pula sehingga memiliki
pengalaman hidup berbeda satu sama lain. Perbedaan ini menyebabkan
perbedaan kebutuhan siswa. Guru dalam memberikan perhatian dan
melayani murid tidak di sama ratakan. Jika disama ratakan akan terjadi
kesenjangan pemenuhan kebutuhan murid. Seyogyanya guru memberikan
layanan atau bimbingan belajar kepada murid sesuai dengan perbedaan
keperluan yang dimilikinya. Contoh, jika dijumpai murid yang
berkemampuan rendah maka perlu bimbingan secara perorangan dan tugas
disesuaikan dengan kemampuan. Jika ada murid yang tidak memiliki buku
cetak karena tidak mampu beli sedang yang lain memiliki, maka dapat
dipinjami buku milik sekolah, atau teman lain diminta untuk bersedia
bersama-sama.
c. Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif
Pembelajaran kelas rangkap dilakukan dengan tujuan agar pada diri
murid terjadi proses belajar secara aktif dan efektif. Hal ini yang diutamakan dalam pembelajaran, bukan bagaimana guru mengajar, tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana guru mengajar agar murid melakukan tindak
belajar secara aktif dan efektif. Kalau hanya sekedar mengajar tanpa
memperhatikan bagaimana terjadi pembelajaran pada diri murid, dapat
dilakukan oleh semua orang tanpa mempersyaratkan pendidikan formal
khususnya pendidikan calon guru sekolah dasar. Untuk mengaktifkan dan
mengektifkan murid belajar dalam proses belajar mengajar, guru juga harus
berusaha secara aktif memberikan bimbingan belajar. Tidak seperti yang
dikonotasikan murid aktif guru pasif atau yang penting murid aktif sendiri
sedang aktivitas guru tidak dipersoalkan. Contoh, saat guru memberi tugas,
atau diskusi kelompok, guru harus selalu berada ditengah kelompok untuk
memberikan bimbingan atau bantuan kepada murid dan memperhatiikan
kelompok atau murid yang mengalami kesulitan mengerjakan tugas.
d. Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid
Sangat penting bagi seorang guru memperhatikan tumbuhkembangnya kemampuan murid secara optimal. Tugas guru sebagai
pendidik di sekolah pada dasar adalah membantu tumbuh-kembangnya
murid secara optimal seluruh aspek perkembangan, yaitu baik aspek
intelektual, aspek emosional, aspek moral, aspek bahasa, aspek sosial,
maupun aspek fisik. Semua aspek tersebut tumbuh-kembangnya menjadi
tanggung jawab buru di sekolah. Meskipun sering tampak guru lebih
menekankan pada perkembangan aspek intelektual, namun secara tidak
langsung, disadari atau tidak disadari guru telah membantu tumbuhkembang murid secara terpadu selama murid berada di sekolah. Misalnya
aspek moral, emosional, sosial, dapat dilakukan melalui contoh teladan, cara
atau pola asuh guru terhadap murid, tutur kata. Sedang aspek bahasa peran
guru jelas sekali dalam proses belajar mengajar, yaitu penggunaan bahasa
sesuai tingkat perkembangan murid maupun penggunaan bahasa yang baik
dan benar. Tumbuh-kembang aspek fisik terutama dilakukan oleh guru
pendidikan jasmani maupun oleh guru kelas melalui kegiatan-kegiatan lain
seperti senam pagi, berbaris, kegiatan hari-hari besar dan sebagainya.
Contoh, di sekolah sebelum jam pelajaran di mulai dilakukan senam pagi
setiap hari, kecuali hari senin/upacara. Sekolah mengadakan kegiatan
ekstrakurikuler dalam bentuk kegiatan Olah raga. Kemudian setiap siswa
diharuskan mengikuti salah satu jenis oleh raga, yang diberikan pada sore
hari (kegiatan ekstrakurikuler).
e. Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan
perorangan.
Bagi guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya
dimulai dengan pengajaran kelompok, kemudian secara bertahap menga-ah
kepada pengajaran perorangan. Sedangkan bagi calon guru sebaiknya
dimulai dengan pengajaran perorangan, kemudian secara bertahap kepada
pengajaran kelompok kecil. Tidak semua topik atau pokok bahasan dapat
dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil maupun perorangan. Hal-hal
yang bersifat umum seperti pengarahan informasi umum sebaiknya
diberikan dalam bentuk kelas besar. Contoh, jika murid diminta untuk
membuktikan bahwa titik didih air 100 oC melalui eksperimen maka
sebaiknya dilakukan pembelajaran kelompok kecil atau perorangan, tetapi
jika murid diminta untuk memahami sebuah konsep, prinsip, atau teori
tentang tata surya maka akan efektif jika pembelajaran dilakukan secara
klasikal.
f. Langkah pengajaran kelompok kecil dan perorangan
Dalam pengajaran kelompok kecil, langkah pertama adalah
mengorganisasi siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang
diperlukan, dan diakhiri dengan kegiatan kulminasi yang dapat berupa
rangkuman, pemantapan, atau laporan. Dalam pengajaran perorangan guru
harus mengenal murid secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur.
Kegiatan dalam pengajaran perorangan dapat dilakukan melalui paket
belajar atau bahan yang telah disiapkan oleh guru. Contoh, murid yang
5 - 13
Latihan
Setelah mencermati materi di atas, untuk memantapkan pemahaman Anda,
cobalah kerjakan latihan berikut.
1. Sebagai guru SD, Anda pasti sudah pernah mengajar kelompok kecil, dengan cara
membagi murid ke dalam kelompok-kelompok kecil. Cobalah ingat, apa yang
biasanya Anda lakukan ketika mempersiapkan murid untuk bekerja kelompok
serta ketika kegiatan kelompok sedang berlangsung. Berdasarkan ingatan tersebut,
cobalah perkirakan, ciri-ciri mengajar kelompok kecil yang mana yang sudah
Anda terapkan?
2. Cobalah diskusikan dengan teman-teman Anda, topik-topik mana yang sebaiknya
disajikan melalui kegiatan kelas besar (klasikal) serta topik mana yang sebaiknya
disajikan melalui kegiatan kelompok kecil.
3. Bekerjalah dengan teman yang sudah pernah mengajar kelas rangkap. Cobalah
rancang satu pengorganisasian murid (kapan akan digunakan kegiatan klasikal,
kelompok kecil dan perorangan), jika seandainya Anda akan mengajar kelas
rangkap. Diskusikan alasan Anda untuk pengorganisasian yang Anda
kembangkan tersebut.
5 - 15
RANGKUMAN
Mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah bentuk mengajar yang
memungkinan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok
kecil dan/atau murid-murid yang belajar perorangan. Bentuk mengajar ini ditandai oleh hubungan antarpribadi yang akrab antara guru- murid-murid, kesempatan murid untuk belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya, adanya bantuan guru, serta mungkinnya keterlibatan murid dalam perencanaan
pembelajaran.
1. Memenuhi kebutuhan belajar yang pada dasarnya berbeda-beda.
2. Menumbuhkan hubungan antarpribadi yang sehat antar guru-murid-murid.
3. Memungkinkan murid belajar dari temannya, atau dengan mengajar temanBentuk pengajaran kelompok kecil dan perorangan perlu diterapkan
dalam pembelajaran karena bentuk pengajaran ini dapat :
1. Memenuhi kebutuhan belajar yang pada dasarnya berbeda-beda.
2. Menumbuhkan hubungan antarpribadi yang sehat antar guru-murid-murid.
3. Memungkinkan murid belajar dari temannya, atau dengan mengajar temannya, dan
4. Melibatkan murid lebih efektif, serta membentuk kebiasaan bekerja sama
dan bertanggung jawab dalam kegiatan belajarnya.
Bagi seorang guru pembelajaran kelas rangkap, penguasaan keteram-pilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan akan sangat membantu dalam
mengorganisasikan kegiatan belajar-mengajar karena hakekat kedua bentuk
pembelajaran ini hampir sama
Berbagai bentuk pengorganisasian dapat dipergunakan oleh guru dalam
menerapkan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan. Namun harus
diingat, bahwa variasi kelas besar, kelompok kecil, dan perorangan harus digunakan sesuai dengan hakekat topik yang disajikan, dan kegiatan selalu diakhiri
dengan kulminasi.
Tes Formatif 1
Untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda, setelah membaca rang-kuman,
kerjakanlah Tes Formatif berikut ini !
Petunjuk: Baca setiap pernyataan/pertanyaan dengan cermat, kemudian lingkari
nomor jawaban yang paling sesuai untuk melengkapi pernyataan atau
menjawab pertanyaan di atasnya.
1. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memberi kesempatan kepada murid
untuk melakukan hal-hal berikut, kecuali ....
A. belajar dari teman
B. memilih teman sendiri
C. mengajar atau membantu teman
D. memilih cara belajar yang disenangi
2. Salah satu ciri pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah ....
A. murid lebih sering belajar dalam kelompok
B. adanya pembagian waktu yang ketat
C. adanya hubungan antarpribadi yang akrab dan sehat
D. murid bebas memilih teman belajarnya
3. Pelajaran dalam bentuk kelas besar (klasikal) mempunyai kekuatan dalam
menyadarkan murid bahwa ....
A. tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi
B. tidak semua pelajaran mudah dicerna
C. masa sekolah adalah masa untuk belajar
D. masa belajar penuh dengan tantangan
4. Pelajaran dalam bentuk kelompok kecil dapat membiasakan murid untuk ....
A. menyelesaikan tugas pada waktunya
B. bekerja secara rapi dan teratur
C. merangkum hasil belajarnya
D. bekerja sama dalam menyelesaikan tugas
5. Pembelajaran secara perorangan menuntut murid untuk mampu ....
A. berprestasi lebih baik
B. mencari informasi yang diperlukan
C. bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya
D. mengatur waktu belajar
6. Guru PKR akan banyak memetik keuntungan dari penguasaan keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan karena ....
A. PKR selalu menggunakan pengajaran kelompok kecil dan perorangan
B. hakekat PKR hampir sama dengan hakekat pengajaran kelompok kecil dan
5 - 17
perorangan
C. dalam waktu yang sama guru menghadapi dua kelas atau lebih
D. guru sudah terlatih mengelola kelas
7. Penjelasan tentang tugas dan cara kerja kelompok sebaiknya disampaikan dalam
....
A. kelas besar, sebelum kegiatan kelompok
B. kelompok kecil, ketika kegiatan berlangsung
D. tatap muka perorangan
E. bentuk tanya jawab dalam kelompok kecil
8. Kegiatan kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri dengan kulminasi, yang dapat
diisi dengan kegiatan berikut, kecuali ....
A. laporan dan tanggapan
B. merangkum hasil-hasil kelompok
C. menyerahkan laporan kepada guru
D. mendemonstrasikan salah satu hasil pekerjaan kelompok
9. Keberhasilan kerja kelompok sangat ditentukan oleh persiapan guru, yang meliputi
hal-hal berikut, kecuali ....
A. pengaturan materi dan sumber belajar
B. penetapan ketua dan sekretaris kelompok
C. pengaturan waktu dan ruangan
D. penetapan bentuk dan cara pengelompokkan
10. Dalam kegiatan perorangan, guru perlu mengenal murid secara pribadi agar guru
dapat melakukan hal-hal berikut, kecuali ....
A. membantu murid sesuai dengan kebutuhannya
B. mengatur kondisi belajar
C. menindaklanjuti hasil belajar murid
D. memberikan laporan kepada orang tua murid
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang ada
dibagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi Kegiatan Belajar 1.
Rumus :
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar x 100%
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 89% = cukup
< 70% = kurang
Jika Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat menerus-kan
dengan Kegiatan Belajar 2. Tetapi jika kurang dari 80% Anda harus mengulangi
Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
5 - 19
Sub Unit 2
Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok
Kecil dan Perorangan
Pengantar
alam kegiatan belajar ini, Anda akan mendapat kesempatan untuk membahas
dan berlatih menerapkan komponen-komponen keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan. Kemampuan menguasai dan menerapkan keterampilan tersebut akan sangat membantu Anda dalam mengajar kelas rangkap. Anda
akan lebih mampu mengatur waktu dan kegiatan murid, sehingga waktu kegiatan
akademik akan meningkat pula. Oleh karena itu, Anda hendaknya berusaha mengkaji
setiap komponen secara cermat, serta mengerjakan latihan yang disediakan sehingga
Anda mampu menjelaskan, memberi contoh, serta menerapkan setiap keterampilan.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dibagi menjadi 4
komponen yaitu :
1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
2. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan
3. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
4. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Keempat keterampilan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan tersebut secara
terpisah akan kita kaji satu per satu berikut ini
Beberapa komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan ini, adalah :
hangat, dengarkan pendapat murid, berikan respon yang positif, ciptakan hubungan
saling percaya, tunjukkan kesediaan membantu murid, bersikap terbuka terhadap
perasaan murid, dan kendalikan situasi agar murid merasa aman. Masing-masing
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tunjukkan perhatian yang hangat
Perhatian yang hangat, akrap, dan bersahabat menumbuhkan pera-saan,
kemauan dan keinginan belajar tanpa adanya perasaan terpaksa. Murid
belajar dengan penuh suka cita, kegembiraan, dan keriangan, karena merasa
mendapat perhatian dari guru. Murid belajar dengan serius dan
berkonsentrasi penuh pada pelajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai
juga akan lebih baik. Untuk terjadinya hal tersebut guru dapat menunjukkan
kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan murid baik dalam kelompok
kecil maupun perorangan.
Dengan menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan
dan perilaku murid, sehingga murid selalu merasa bahwa guru selalu berada
bersama mereka. Meskipun guru sedang membantu kelompok lain, namun
murid selalu merasa bahwa guru tahu apa yang mereka butuhkan dan apa
yang mereka perbuat. Murid tidak merasa dimata-matai karena guru selalu
menunjukkan kehangatannya. Sebagai guru, cobalah Anda ingat-ingat
apakah Anda sudah mampu menunjukkan kehangatan dan kepekaan.
Misalnya, jika Anda sedang membantu satu kelompok, Anda menoleh
kelompok lain karena kelompok tersebut gelisah atau belum mulai bekerja.
2. Mendengar pendapat murid
Seorang guru yang baik, menghargai pendapat murid, tidak
mengabaikan dan meremehkan. Tetapi setiap apa yang disampaikan atau
pendapat murid ditanggapi dengan sungguh-sungguh. Mendengarkan secara
simpatik ide-ide yang dikemukakan oleh siswa. Kebutuhan murid akan
penghargaan akan terpenuhi. Hal ini menumbuhkan kebutuhan aktualisasi
diri murid, sehingga motivasi belajarnya meningkat. Terutama motivasi
intrinsik yang sangat penting dalam proses belajar murid, dan untuk
mencapai keberhasilan belajar.
Mendengarkan secara simpatik pendapat/ide-ide ysng dikemukakan
murid. Jika murid berbicara, guru hendaknya menunjukkan sikap bahwa ia
memang mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikeukakan oleh
murid, memang cukup penting dan mendapat perhatian dari guru.
5 - 21
5 - 23
5 - 25
5 - 27
5 - 29
Latihan
1. Baca kembali dengan cermat keempat kelompok keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan. Buatlah satu daftar keterampilan tersebut, masing-masing
dengan subkelompoknya, sehingga merupakan satu lembar pengamatan.
2. Cobalah amati teman Anda yang sedang mengajar kelompok kecil. Tandailah
keterampilan membimbing dan memudahkan belajar yang muncul selama dia
mengajar. Pada saat lain, amati teman yang sama dan catat keterampilan
mengorganisasikan kegiatan yang muncul. Diskusikan hasil pengamatan Anda
dengan teman tersebut.
3. Cobalah rancang kegiatan kelompok kecil untuk kelas Anda selama 40 menit.
Laksanakanlah rancangan tersebut, dan mintalah salah seorang dari teman Anda
untuk mengamati Anda. Setelah selesai, diskusikan hasil pengamatan tersebut.
4. Kalau di tempat tutorial Anda ada video pembelajaran kelas rangkap, cobalah
amati modelnya yang ditayangkan melalui video. Fokuskan pengamatan Anda
pada munculnya keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Bandingkan dan diskusikan hasil pengamatan Anda dengan hasil pengamatan
teman lain.
5. Ketika Anda sendiri harus mengajar kelas rangkap, cobalah terapkan secara
sungguh-sungguh keterampilan membimbing dan memudahkan belajar. Bila
mungkin, mintalah seorang rekan Anda untuk mengamati ketika Anda sedang
mengajar. Setelah selesai, mintalah hasil pengamatan tersebut dan cocokkan
dengan kesan Anda sendiri.
Petunjuk Jawaban latiahan
Agar latihan yang Anda kerjakan menjadi lebih terarah dan efektif, baca-lah
terlebih dahulu rambu-rambu pengerjaan latihan berikut ini.
1. Sebaiknya, setiap keterampilan Anda kaji dulu dengan cermat, kemudian buatlah
rincian komponennya. Anda dapat memberikan contoh atau kata kunci untuk
2.
3.
4.
5.
setiap subkomponen. Setelah keempat kelompok komponen selesai Anda kaji dan
rinci, satukan semua catatan Anda, sehingga menjadi sebuah instru-men.
Gunakan daftar/lembar pengamatan yang sudah Anda hasilkan pada latihan 1,
ketika mengamati teman Anda. Ketika mendiskusikan hasil pengamatan, bacalah
kembali deskripsi dan contoh setiap komponen jika terjadi perbedaan pendapat.
Dengan demikian, pemahaman Anda terhadap komponen dan sub komponen
keterampilan akan menjadi lebih mantap.
Latihan ini dapat dilakukan di sekolah tempat Anda mengajar, atau ditempat
tutorial. Jika dilakukan ditempat Anda mengajar, teman yang akan mengamati
Anda harus diberi penjelasan dulu cara menggunakan lembar pengamatan, lebihlebih jika teman yang akan mengamati, bukan mahasiswa program PJJ. Jika
latihan dilakukan di tempat tutorial, murid yang akan diajar dapat didatangkan ke
tempat tutorial, atau mahasiswa yang datang ke sekolah yang dekat dengan tempat
tutorial. Tentu saja koordinasi/pengaturan harus dialakukan bersama dengan tutor
dan pengelola PJJ. Diskusi hasil pengamatan hendaknya didasarkan pada
pemahaman setiap komponen/subkomponen keterampilan.
Pengamtan kegiatan pembelajaran melalui video memberikan keuntungan bagi
pengamat. Akan sangat baik jika video diputar pada waktu tutorial, sehingga
semua mahasiswa dapat mengamati bersama-sama. Jika terjadi perbedaan hasil
pengamatan, video dapat diputar kembali sehingga kekeliruan pengamatan dapat
ditandai.
Andaikata video PKR tidak tersedia, latihan dapat dilakukan dalam bentuk
simulasi. Seorang mahasiswa dapat berperan sebagai guru, sedangkan mahasiswa
lain berperan sebagai murid dua kelas yang berbeda. Misalnya murid kelas 3 dan
kelas 4. Tentu saja harus ada yang berperan sebagai pengamat.
Latihan ini harus dipersiapkan dengan baik. Anda terlebih dahulu harus membuat
rancangan kegiatan yang berisi petunjuk pelaksanaan, jenis kegiatan, waktu,
sumber/alat yang akan digunakan, serta hasil yang diharapkan. Kemu-dian kaji
kembali keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, sebelum Anda
mengajar. Untuk mengetahui pengaruh keterampilan yang Anda kuasai, Anda
dapat bertanya kepada murid, apakah mereka merasa senang dengan kegiatan
yang diberikan. Tentu saja Anda harus melihat pula hasil yang dicapai oleh murid.
Setelah menyelesaikan latihan, kini bacalah rangkuman berikut, sehingga
pemahaman Anda menjadi semakin mantap.
5 - 31
RANGKUMAN
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dibagi menjadi
4 kelompok, yaitu keterampilan :
1. Mengadakan pendekatan secara pribadi
2. Mengorganisasikan kegiatan
3. Membimbing dan memudahkan belajar
4. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi bertujuan untuk
menciptakan hubungan yang akrab dan sehat antara guru-murid dan muridmurid. Keterampilan ini dapat ditunjukkan dengan :
1. Kehangatan dan kepekaan
2. Mendengarkan secara simpatik
3. Memberikan respon positif
4. Kesiapan untuk membantu
5. Menerima perasaan murid dengan penuh perhatian dan keterbukaan
6. Menerima perasaan murid dengan penuh perhatian dan keterbukaan
7. Mengendalikan situasi, sehingga murid merasa aman
Keterampilan mengorganisasikan kegiatan diwujudkan dengan :
1. Memberikan orientasi umum sebelum kegiatan dimulai
2. memvariasikan kegiatan
3. Membentuk kelompok yang tepat
4. Mengkoordinasikan kegiatan
5. Membagi-bagi perhatian
6. Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi
Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dapat diwujudkan
dalam bentuk:
1. memmberi penguatan yang tepat
2. supervisi proses awal
3. supervisi proses lanjut
4. supervisi pemaduan
Keterampilan merencanakan kegiatan belajar mengajar berkaiatan erat
dengan kemampuan mengembangkan kurikulum. Keterampilan ini dapat diwujudkan dengan:
1. Membantu murid menetapkan tujuan belajar
2. Merencanakan kegiatan belajar mengajar
3. Bertindak sebagai penasihat bagi murid
4. Membantu murid menilai hasil belajarnya
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan
ketrampilan yang kompleks yang memprasyaratkan penguasaan keterampilan
dasar mengajar yang lain.
Tes Formatif 2
Setelah membaca rangkuman, tiba saatnya Anda mengerjakan Tes Formatif 2
sehingga Anda dapat mengukur tingkat keberhasilan Anda.
Bacalah dengan cermat pernyataan, pertanyaan, atau kasus yang disajikan,
kemudian silang huruf didepan pilihan yang paling tepat untuk menjawab/
melengkapi pertanyaan/pernyataan di atasnya.
1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi sangat bermanfaat dalam
usaha guru untuk ....
A. Memonitor pekerjaan kelompok
B. Mengarahkan murid belajar
C. Menciptakan hubungan yang akrab dan sehat
D. Meningkatkan hasil belajar murid
2. Berikut ini adalah contoh-contoh keterampilan mengadakan pendekatan secara
pribadi, kecuali ....
A. Ketika Dorkas berbicara, Bu Sarce mendengarkannya dan sekali-kali menganggukkan kepala
B. Bu Tina menghampiri Ani yang kelihatan kebingungan, lalu bertanya
dengan manis
C. Meskipun kelompok 5 tidak ditunggui oleh Bu Inul, kelompok bekerja
terus, karena merasa Bu Inul tahu apa yang dikerjakan oleh kelompok
D. Bu Marisa duduk di kelompok 1 dan ikut membahas topik yang dipilih oleh
kelompok 1
3. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan mencakup berbagai kegiatan berikut,
kecuali ....
A. Memberikan orientasi kegiatan sebelum kelompok atau perorangan mulai
bekerja.
B. Menyiapkan murid untuk mengikuti laporan pada akhir kegiatan
C. Membuat kegiatan yang bervariasi lengkap dengan ruangan kerja, cara kerja,
dan waktu
D. Membagi-bagikan perhatian pada tugas dan kebutuhan siswa, sehingga
dapat memberi bantuan secara tepat
4. Berikut ini contoh keterampilan mengorganisasikan kegiatan, kecuali ....
A. Pada awal pelajaran Pak Tino mengumpulkan kelas 5 dan kelas 6 di satu
ruangan dan menyampaikan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh kelas 5
dan kelas 6
B. Pak Tino meminta kelas 5 membagi diri menjadi 4 kelompok dengan
menyuruh murid menghitung sampai 4
5 - 33
9. Pak Ramon merangkap kelas 4 dan kelas 5, dan meminta bekerja dalam kelompok. Namun ada 2 kelompok dari kelas 4 yang tidak segera mulai bekerja karena
masih bingung, tidak tahu harus mulai dari mana. Sampai waktu yang disediakan
hampir habis, kedua kelompok tersebut belum menghasilkan apa-apa, sedang-kan
Pak Ramon tetap duduk di pintu penghubung sambil membaca. Pertanyaan:
Apa yang semestinya dilakukan Pak Ramon agar kasus seperti di atas tidak terjadi
?
A. Menegur kelompok yang belum mulai bekerja
B. Meminta murid kelas 5 mengawasi murid kelas 4
C. Melakukan supervisi proses awal dengan berkunjung kekelompok pada awal
kegiatan kelompok
D. Melakukan supervisi proses lanjut dengan jalan langsung membimbing
kelompok yang mendapat kesulitan
10. Pak Mawan yang sedang mengajar kelas 5 dan kelas 6 menjadi bingung karena
tugas matematika yang dikerjakan secara perorangan oleh kelas 6 tidak ada yang
benar. Demikian pula kelas 5 yang diberi tugas dalam kelompok, tidak dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik. Bahkan ada yang tidak menghasilkan apaapa.
Dikaitkan dengan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan,
kemungkinan terjadinya kasus di atas adalah karena Pak Mawan tidak menguasai
keterampilan berikut, kecuali ....
A. Memberikan orientasi kegiatan sebelum kelompok/perorangan mulai
bekerja
B. Menunjukkan kepekaan dan kehangatan terhadap kebutuhan murid
C. Melakukan supervisi proses awal dan proses lanjut
D. Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan murid serta
penggunaan materi dan sumber
5 - 35
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang ada di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi Kegiatan Belajar 2.
Rumus :
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar x 100%
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang
Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat
mempersiapkan diri untuk mengikuti Ujian Akhir Semester atau tugas akhir
pembelajaran kelas rangkap. Selamt! Tetapi jika kurang dari 80% Anda harus
mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Memilih teman sendiri tidak perlu dilakukan dalam belajar kelompok kecil
dan perorangan
2. C Merupakan hakekat/dasar dari terjadinya belajar dalam kelompok kecil dan
perorangan
3. A Dalam kegiatan klasikal semua murid diperlakukan sama, sehingga tidak
semua kebutuhan murid dapat dipenuhi
4. D Kebiasaan bekerja sama merupakan salah satu dampak pengiring pengajaran kelompok kecil dan perorangan
5. C Jawaban B dan D juga benar, tetapi jawaban tersebut sudah tercakup dalam jawaban C; bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya
6. B Hakekat PKR, yaitu; keserempakan kegiatan belajar mengajar, waktu keterlibatan akademik yang tinggi, pemanfaatan sumber secara maksimal,
dan kontak psikologis berkesinambungan antara guru dan murid, hampir
sama dengan hakekat mengajar kelompok kecil dan perorangan
7. A Sebelum bekerja, murid harus tahu dengan jelas tugasnya.
8. C Menyerahkan laporan kepada guru tidak memberi kesempatan kepada murid untuk saling belajar, sehingga tidak merupakan kegiatan kulminasi
yang efektif
9. B Penetapan ketua dan sekretaris kelompok sebaiknya dilakukan oleh kelompok, bukan disiapkan oleh guru
10. D Pengenalan serta secara pribadi jangan dimanfaatkan untuk melaporkan
murid kepada orang tuanya karena ini berarti merusak kepercayaan
Tes Formatif 2
1. C Sasaran utama keterampilan melakukan pendekatan secara pribadi adalah
membangun hubungan yang akrab dan sehat
2. D Merupakan contoh keterampilan melakukan supervisi lanjut
3. B Menyiapkan murid untuk mengikuti laporan pada akhir kegiatan, termasuk
keterampilan melakukan supervisi pemaduan
4. C Keterampilan ini termasuk keterampilan melakukan proses lanjut
5. A Kegiatan akhir (kulminasi) termasuk keterampilan mengorganisasikan kegiatan
Pembelajaran Kelas Rangkap
5 - 37
Daftar Pustaka
5 - 39