Aktifitas Keselamatan Kerja
Aktifitas Keselamatan Kerja
Daftar isi
1. Manajemen pemeliharaan keselamatan mandiri pada tambang batu bara .........1
2. Manajemen pemeliharaan keselamatan mandiri dan manajemen
pemeliharaan keselamatan oleh pengawas
(Manajemen pemeliharaan keselamatan oleh pihak lain) ......................................2
2.1 Manajemen pemeliharaan keselamatan mandiri ...................................................2
2.2 Manajemen pemeliharaan keselamatan oleh pengawas (manajemen
pemeliharaan keselamatan oleh pihak lain) ..........................................................2
2.3 Sistem pemeliharaan keselamatan mandiri pada tambang batu bara ....................3
3. Organisasi manajemen pemeliharaan keselamatan ................................................5
3.1 Organisasi pengawasan pemeliharaan keselamatan
pertambangan (pemerintah) ..................................................................................5
3.2 Organisasi manajemen pemeliharaan keselamatan tambang batu bara ................5
3.3 Pekerjaan manajemen pemeliharaan keselamatan yang sesungguhnya ................8
3.4 Pekerjaan yang harus dilakukan oleh petugas teknik pemeliharaan
keselamatan untuk mencegah bencana .................................................................8
3.5 Kepemimpinan petugas teknik pemeliharaan keselamatan ..................................9
4. Pendidikan keselamatan kerja ................................................................................13
4.1 Cara berpikir mendasar mengenai pendidikan keselamatan kerja ......................13
4.2 Pendidikan keselamatan kerja yang sebenarnya .................................................15
4.3 Pendidikan kesempatan .......................................................................................17
5. Gerakan pemeliharaan keselamatan kerja ............................................................18
5.1 Cara berpikir mendasar mengenai gerakan pemeliharaan keselamatan kerja ....18
5.2 Pemeliharaan keselamatan kerja pertambangan mingguan
(atau pemeliharaan keselamatan kerja bulanan) .................................................19
5.3 Gerakan KYK .....................................................................................................19
6. Prosedur kerja standar .............................................................................................21
6.1 Cara berpikir mendasar mengenai pembuatan prosedur kerja standar ...............21
6.2 Efek pembuatan prosedur kerja standar ..............................................................22
6.3 Cara membuat prosedur kerja standar .................................................................22
7. Pendidikan untuk memperoleh kualifikasi ............................................................23
N-1-1
untuk belajar dan perlu kemauan untuk melakukannya. Bila ditelusuri lebih jauh, perlu
memahami bagaimana caranya membuat manusia mempunyai kemauan dengan
kesungguhan hati. Hal tersebut bukan merupakan pemaksaan dari yang lain, tetapi
masing-masing orang yang berhubungan dengan pertambangan perlu meningkatkan
kesadaran diri secara maksimum, untuk menjaga keselamatan secara mandiri, yaitu dengan
cara menerapkan manajemen pemeliharaan keselamatan mandiri.
2. Manajemen pemeliharaan keselamatan mandiri dan manajemen pemeliharaan
keselamatan oleh pengawas (Manajemen pemeliharaan keselamatan oleh pihak
lain)
2.1 Manajemen pemeliharaan keselamatan mandiri
Undang-undang keselamatan kerja pertambangan di Jepang, mengatur 4 hal mengenai
pemeliharaan keselamatan, seperti berikut :
Pencegahan bahaya pada orang di tambang
Perlindungan sumber daya mineral
Pemeliharaan fasilitas tambang
Pencegahan polusi tambang
Selanjutnya, tanggung jawab pemeliharaan keselamatan tersebut ada pada orang yang
memiliki hak usaha pertambangan, oleh karena itu sebagai cara melaksanakan tanggung
jawab tersebut, perlu dibentuk sistem pemeliharaan keselamatan mandiri.
Di dalam buku pedoman pembinaan pengawasan, dari departemen perindustrian
dan perdagangan sebagai kantor pemerintah di bidang pengawasan, sering kali
dipergunakan istilah pembentukan sistem pemeliharaan keselamatan mandiri.
Kalau begitu seperti apakah manajemen pemeliharaan keselamatan mandiri
tersebut, dan apa yang menjadi patokannya.
Manajemen pemeliharaan keselamatan mandiri (disingkat pemeliharaan keselamatan
mandiri) adalah pemeliharaan keselamatan diri masing-masing, atas tanggung jawab
masing-masing, dari pemilik hak usaha pertambangan dan pekerja tambang. Untuk
melaksanakan manajemen pemeliharaan keselamatan masing-masing, sudah tentu
kesadaran masing-masing individu harus menjadi pokok. Karena tidak cukup hanya
dengan kesadaran masing-masing, maka diperlukan bantuan dan kebersamaan dari yang
lain. Tetapi untuk meminta bantuan dari yang lain harus dilaksanakan dengan
kepemimpinan yang mandiri dari masing-masing individu, sebagai contoh cara tersebut
adalah gerakan pemeliharaan keselamatan.
2.2 Manajemen pemeliharaan keselamatan oleh pengawas (Manajemen pemeliharaan
keselamatan oleh pihak lain)
Pada kenyataannya, tidak dipergunakan istilah manajemen pemeliharaan
N-1-2
keselamatan oleh pihak lain, tetapi untuk memperjelas konsep manajemen pemeliharaan
keselamatan mandiri, maka sengaja dipergunakan istilah manajemen pemeliharaan
keselamatan oleh pihak lain, di mana ini merupakan manajemen pemeliharaan
keselamatan diri sendiri melalui pengawasan oleh orang lain. Dengan kata lain disebut
manajemen pemeliharaan keselamatan oleh pengawas. Pemeliharaan keselamatan oleh
pengawas dapat dibagi menjadi pengawasan oleh instansi pengawas berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan pengawasan oleh petugas di dalam perusahaan.
Mari coba pikirkan hubungan antara pemeliharaan keselamatan mandiri dan
pemeliharaan keselamatan oleh pihak lain. Menurut pemikiran umum, manajemen
pemeliharaan keselamatan dilakukan dalam bentuk pemeliharaan keselamatan di bawah
bimbingan instansi pengawas, yang kemudian disebarluaskan di dalam perusahaan oleh
petugas dan selanjutnya disempurnakan lagi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, masingmasing orang yang berhubungan dengan tambang, perlu meningkatkan kesadaran diri
secara maksimal untuk menjaga keselamatan secara mandiri, dan karena secara fisik adalah
sulit untuk mengawasi seluruhnya hanya oleh inspektur tambang yang jumlahnya terbatas,
maka bagaimanapun juga setiap tambang harus melakukan manajemen pemeliharaan
keselamatan mandiri. Sebab kalau tidak, kenyataanya sulit untuk meningkatkan efektifitas
pencegahan bencana.
Tetapi, bagaimanapun mulianya kepribadian seseorang, manusia adalah tetap
manusia, sehingga mempunyai perilaku yang cenderung menghindari sesuatu yang sulit.
Apakah manajemen pemeliharaan keselamatan yang paling ideal itu dapat dicapai secara
mandiri? Kenyataannya, sering tidak seperti itu. Sehingga bagaimanapun juga kekurangan
tersebut harus dilengkapi atau bagian yang lemah tersebut diperkuat dengan meminta
tenaga pihak lain untuk mengatasinya. Oleh karena itu, pemeliharaan keselamatan mandiri
merupakan hal yang pokok, tetapi di samping itu, juga menghargai keberadaan
pemeliharaan keselamatan oleh pengawas, yang mana keduanya saling melengkapi agar
dapat terlaksana manajemen pemeliharaan keselamatan yang terbaik sesuai yang
diharapkan.
2.3 Sistem pemeliharaan keselamatan mandiri pada tambang batu bara
Sistem pemeliharaan keselamatan mandiri yang mapan (established) adalah keadaan
di mana setiap individu dapat memelihara keselamatan oleh diri secara pasti.
Apabila instansi pengawas meminta penerapan sistem pemeliharaan keselamatan
mandiri kepada kepala tambang batu bara, maka ada dua pilihan yang bisa diambil oleh
tambang batu bara, yaitu pemeliharaan keselamatan oleh pengawas atau pemeliharaan
keselamatan mandiri. Dalam hal ini, sama seperti alasan yang telah dijelaskan
sebelumnya, tiada pilihan selain pemeliharaan keselamatan mandiri.
Apabila akan dibuat sistem pemeliharaan keselamatan mandiri di tambang batu bara,
N-1-3
maka melalui organisasi kerja yang ada, berturut-turut akan diteruskan dari kepala tambang
ke kepala bagian, dari kepala bagian ke kepala seksi dan seterusnya, hingga sistem tersebut
harus betul-betul tersampaikan kepada setiap pekerja (buruh), dalam cakupan tanggung
jawabnya masing-masing. Sistem pemeliharaan keselamatan mandiri yang mapan
dilaksanakan oleh seluruh pegawai, walaupun tidak mendapat pengawasan dari pihak lain,
di mana setiap individu melaksanakan tanggung jawab di dalam ruang lingkupnya masingmasing dengan baik dan mencapai kondisi dapat melaksanakan pemeliharaan keselamatan
oleh setiap individu tersebut.
Berikut ini adalah hal-hal yang mendukung sistem pemeliharaan keselamatan
mandiri.
1 Kesempurnaan organisasi manajemen pemeliharaan keselamatan.
2 Pendidikan pemeliharaan keselamatan yang tidak tanggung-tanggung.
3 Menggalakkan gerakan pemeliharan keselamatan.
4 Pembuatan prosedur kerja standar.
Sekarang mari coba memikirkan mengenai hubungan antara manajemen perusahaan
dan tanggung jawab pemeliharaan keselamatan. Pada masyarakat sekarang ini, sifat publik
organisasi seperti perusahaan dan lain-lain makin meningkat, serta dari sisi filosofi
penghargaan terhadap jiwa manusia dan dari sisi proses kegiatan organisasi seperti
produksi, bencana adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi. Bila hanya keselamatan yang
diinginkan, hentikan saja kegiatan produksi. Namun, tentunya hal tersebut tidak
mungkin dilakukan karena bagaimanapun juga dengan melalui kegiatan produksi akan
tercipta kemakmuran dan kesejahteraan yang besar bagi manusia. Kalau begitu
bagaimanakah caranya dapat memelihara keselamatan? Di dalam kegiatan produksi harus
dihilangkan kontak langsung antara manusia dengan bermacam-macam mesin, dan perlu
mengembangkan penelitian yang nyata dalam menghasilkan fasilitas dan peralatan yang
aman secara mutlak. Kenyataannya sekarang ini hal tersebut sedang berjalan. Tetapi hingga
penelitian tersebut berhasil tentunya tidak mungkin menghentikan kegiatan produksi.
Melanjutkan kegiatan produksi di dalam lingkungan seperti itu merupakan kenyataan yang
ada sekarang ini. Kalau begitu bagaimanakah sebaiknya hubungan antara produksi dan
pemeliharaan keselamatan. Disini dikenal istilah keselamatan adalah hal yang utama
(safety first). Diawal tahun 1900, istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Presdir
perusahaan terbesar dunia pada saat itu, yakni US Steel. Pada saat itu, untuk keluar dari
krisis, sedapat mungkin berusaha meningkatkan keuntungan, dan dari sudut pandang agar
dapat memberikan upah yang lebih besar kepada karyawan, perusahaan ini menetapkan
sasaran usaha produksi adalah hal yang utama. Tetapi dengan meningkatnya bencana
terhadap pekerja saat melaksanakan pekerjaan, membuat produksi dan keuntungan tidak
meningkat. Maka kemudian perusahaan tersebut merubah prinsip keselamatan adalah hal
yang utama, dengan melaksanakan cara operasi mesin dan fasilitas lainnya dengan
N-1-4
berpedoman keselamatan adalah hal yang utama, sehingga bencana menjadi sangat
berkurang dan seiring dengan itu produksi meningkat, dan keuntungan pun meningkat,
yang mana hal ini merupakan kenyataan yang sangat terkenal. Sejak itu, cara berpikir
keselamatan adalah hal yang utama (safety first) menjadi berkembang luas. Sekarang ini,
lebih dari itu berkembang cara berpikir tanpa kecelakaan atau kecelakaan nol dengan
mengimplementasikan pemeliharaan keselamatan. Pada pemeliharaan keselamatan, seluruh
manajemen perusahaan termasuk pimpinan, pengelola manajemen, pengawas maupun
seluruh karyawan bersatu padu harus berusaha untuk mencapai kecelakaan nol. Sudah
tentu orang yang berdiri pada barisan paling depan adalah pimpinan, pengelola manajemen
dan pengawas.
3. Organisasi manajemen pemeliharaan keselamatan
3.1 Organisasi pengawasan pemeliharaan keselamatan pertambangan (pemerintah)
Di Jepang, berdasarkan hal yang telah ditetapkan dalam undang-undang keselamatan
kerja pertambangan, departemen perindustrian dan perdagangan sebagai kantor pemerintah
yang menangani pemeliharaan keselamatan tambang mendirikan biro lingkungan dan
lahan. Kemudian, sebagai mekanisme pengawasan di daerah, di Kyushu dan Hokkaido ada
bagian pengawasan pemeliharaan keselamatan tambang dan di masing-masing tempat
tersebut ditempatkan inspektur tambang. Inspektur tambang tersebut melakukan inspeksi
masuk ke tambang dan fasilitas tambahan lainnya dan bila diperlukan menggunakan
kewenangan kepala bagian pengawasan pemeliharaan keselamatan tambang untuk
melakukan tugas sebagai anggota kepolisian pengadilan pada saat terjadi pelanggaran
terhadap peraturan pemeliharaan keselamatan tambang. Selanjutnya, untuk menjalankan
administrasi pemeliharaan keselamatan secara demokratis, maka dibentuklah komisi
(dewan) pemeliharaan keselamatan pusat dan komisi (dewan) pemeliharaan keselamatan
daerah.
3.2 Organisasi manajemen pemeliharaan keselamatan tambang batu bara
Menurut undang-undang keselamatan kerja pertambangan di Jepang, tanggung jawab
pemeliharaaan keselamatan tambang berada pada pemilik hak usaha pertambangan.
Pemilik hak usaha pertambangan tersebut harus memilih koordinator pemeliharaan
keselamatan, kepala teknik pemeliharaan keselamatan dan wakilnya, serta petugas
pemeliharaan keselamatan. Dalam rangka mengfungsikan sistem pengawasan
pemeliharaan keselamatan intern, pemilik hak usaha pertambangan harus memilih petugas
pengawas pemeliharaan keselamatan dan pembantu petugas pengawas pemeliharaan
keselamatan. Dan dalam rangka mencerminkan pendapat pekerja tambang mengenai
pemeliharaan keselamatan, maka harus membentuk komisi pemeliharaan keselamatan.
Kualifikasi untuk jabatan dan pemilihan orang yang memimpin usaha pertambangan
N-1-5
Kualifikasi
keselamatan
Pemilik hak usaha
pertambangan
Koordinator pemeliharaan
keselamatan
pemeliharaan keselamatan
Kepala teknik
pemeliharaan keselamatan
teknik pemeliharaan
keselamatan
pemeliharaan keselamatan
pemeliharaan keselamatan
Petugas pemeliharaan
keselamatan :
pemeliharaan keselamatan
Petugas pemeliharaan
keselamatan di
permukaan
Petugas pemeliharan
keselamatan di tambang
bawah tanah
Petugas pemeliharaan
keselamatan permesinan
Petugas pemeliharaan
keselamatan perlistrikan
Petugas pencegahan
polusi tambang
Petugas ketel uap
Juru ledak
N-1-6
keselamatan
teknik pemeliharaan
koordinator pemeliharaan
tahun pengalaman
pemeliharaan keselamatan
keselamatan
pemeliharaan keselamatan
N-1-7
N-1-8
berbagai tambang batu bara, bagian atau seksi tersebut melakukan pembuatan bahan
pendidikan dan bantuan pengumpulan berbagai macam bahan referensi, serta memberikan
berbagai macam pelayanan kepada setiap karyawan teknik pemeliharaan keselamatan di lin
di bawah kepala bagain urusan tambang dan kepala seksi urusan tambang. Pengawas
pemeliharaan keselamatan dan pembantu pengawas pemeliharaan keselamatan diatur di
dalam undang-undang keselamatan pertambangan, di mana pengawas pemeliharaan
keselamatan bertugas memberi nasehat kepada petugas teknik pemeliharaan keselamatan
dibawah koordinator pemeliharaan keselamatan, serta keberadaannya terpisah dari lin
produksi, dan tidak boleh melakukan suatu pekerjaan yang merintangi pengawas
pemeliharaan keselamatan dalam menjalankan tugasnya memberi nasehat.
3.4 Pekerjaan yang harus dilakukan oleh petugas teknik pemeliharaan keselamatan untuk
mencegah bencana
Petugas teknik pemeliharaan keselamatan harus melaksanakan tugas yang telah
ditetapkan berdasarkan undang-undang keselamatan pertambangan, terutama untuk
mencegah bencana. Berikut ini akan dijelaskan secara kongkrit tugas petugas teknik
pemeliharaan keselamatan.
1 Memahami rencana pemeliharaan keselamatan perusahaan dan bekerjasama secara
aktif dalam pelaksanaannya.
2 Mendalami pengetahuan mengenai peraturan yang berkaitan dengan pekerjaan
pemeliharaan keselamatan, mempertinggi keahlian dan memperbanyak
pengalaman.
3 Berusaha melakukan pengecekan dan pemeriksaan kondisi bahaya dan kegiatan
yang membahayakan di dalam wilayah tanggung jawabnya, dan berusaha untuk
menemukannya dengan cepat.
4 Membuat standar kerja keselamatan.
5 Melakukan pendidikan dan pelatihan pemeliharaan keselamatan yang diperlukan
untuk melaksanakan perencanaan pemeliharaan keselamatan.
6 Menempatkan pekerja yang sesuai dari sisi kualitas dan kuantitas.
7 Menempatkan bahan dan peralatan yang diperlukan pada tempat yang
memerlukannya.
8 Melaksanakan pemeliharaan fasilitas perlengkapan, pengaturan dan pembenahan
tempat kerja.
9 Mengusahakan perbaikan fasilitas, peralatan, cara kerja dan lain-lain.
10 Pada saat terjadi bencana, berusaha menyelamatkan korban dengan segera dan
menahan kerugian seminimum mungkin.
11 Memeriksa bencana yang terjadi, menganalisa penyebabnya dan meneliti tindakan
yang dilakukan, kemudian membuat laporan.
N-1-9
12 Melaksanakan dengan pasti dan secara proaktif tindakan pencegahan agar tidak
Tipe berkonsultasi
(Tipe ramah)
(Tipe integrasi)
Tipe memerintah
(Tipe membiarkan)
Memandang penting prestasi kerja
N-1-10
(Tipe otokrasi)
Tipe menyerahkan pekerjaan : Pasif terhadap bawahan dan terhadap prestasi kerja,
tidak memberi bimbingan maupun pengaruh yang
kongkrit kepada bawahan, dan menyerahkan keputusan
maupun tindakan dalam organisasi secara keseluruhan
kepada bawahannya.
: Memandang penting hubungan antara atasan dan
Tipe berkonsultasi
bawahan, biasanya berusaha mempertahankan suasana
bersahabat dan menyenangkan. Efisiensi pekerjaan
tidak meningkat tetapi hubungan antar manusia dengan
bawahan berjalan dengan baik. Organisasi harmonis dan
pekerjaan berjalan lancar.
: Memandang penting tercapainya sasaran, memberikan
Tipe memerintah
perintah secara kongkrit, mengawasi dengan ketat dan
mengatur tindakan bawahan. Leader menetapkan tujuan
dan sasaran aktivitas kelompok oleh dirinya sendiri.
Mengatur syarat kerja agar sedapat mungkin tidak
direpotkan oleh faktor manusia. Efisiensi meningkat
karena merupakan tipe mengutamakan produksi.
Tipe saling campur tangan : Sambil mempertimbangkan kedua aspek manusia dan
pekerjaan, mencapai tujuan organisasi dengan efektif,
keputusan aktivitas kelompok dilakukan berdasarkan
diskusi kelompok yang aktif oleh anggota dengan
menambahkan penjelasan yang diperlukan, dan
menampung pertanyaan dan usulan dari bawahan,
membantu bawahan, mengajarkan, memberi nasehat
dan memberikan bantuan yang diperlukan, lalu
mengambil keputusan setelah ditambahkan dengan
pikiran leader itu sendiri. Para anggota pun dapat
menguasai
tujuan
kelompok
dan
kondisi
perkembangannya.
Pada waktu menyelesaikan pekerjaaan secara kelompok, bila tidak ada kebersamaan
dalam tujuan dan keadaan, dan tidak ada kesatuan terhadap kesadaran akan peranan
masing-masing orang yang mengambil tindakan, sudah tentu tidak akan diperoleh hasil
yang diharapkan. Sudah barang tentu diperlukan pemimpin yang mengatur bawahan
berdasarkan kekuasaan dan sistem yang berlaku untuk mencapai tujuan bersama. Tetapi
pengaturan yang hanya berdasarkan kepada kekuasaan yang berdasarkan sistem yang
N-1-11
N-1-12
N-1-13
N-1-14
N-1-15
Nama pendidikan
Isi pendidikan
Frekuensi
Orang yang
pelaksanaan
menjadi sasaran
Setiap saat
Orang baru
diperlukan
1. Pendidikan
yang ditetapkan
undang-undang
(1) Pendidikan
orang yang
baru masuk
(termasuk
undangan pemeliharaan
keselamatan pertambangan,
pencegahan bencana, peninjauan
tambang bawah tanah
pendidikan
orang yang
baru masuk
tambang
bawah tanah)
(2) Pendidikan
untuk
mendapat
kualifikasi
Tiap bulan
memperoleh
kualifikasi
kualifikasi
(perolehan
kualifikasi)
Center
(3) Pendidikan
orang yang
memiliki
Pendidikan contoh-contoh
Tiap bulan
mempunyai
kualifikasi
kualifikasi
(pendidikan
ulang )
(4) Pendidikan
pekerja
pertambangan
Tiap bulan
kualifikasi
yang ditunjuk
(perolehan
kualifikasi)
(5) Pendidikan
pekerja
pertambangan
Pendidikan contoh-contoh
Tiap bulan
mempunyai
kualifikasi
bersangkutan)
yang ditunjuk
(pendidikan
N-1-16
ulang)
(6) Pendidikan
mengenai debu
(7) Pendidikan
2 kali/tahun
Seluruh pekerja
tambang
Setiap saat
Foreman yang
bagi foreman
diperlukan
dipromosi
baru
undangan pemeliharaan
keselamatan pertambangan,
pencegahan bencana
2. Pendidikan
yang tidak
ditetapkan
undang-undang
(1) Pendidikan
Tiap bulan
Chief foreman,
senior foreman,
foreman
foreman
bulanan
(2) Pendidikan
3 kali/tahun
leader KYK
(3) Forum diskusi
Foreman,
(Pengajar luar)
operator
Pendidikan peningkatan
teknik
pemeliharaan
manajemen menengah
4 kali/tahun
Chief foreman,
senior foreman
Center, dll)
keselamatan
(4) Pendidikan
lapangan
1 kali/tahun
Foreman
bara
setempat
(5) Pendidikan
ulang bagi
8 kali/tahun
Foreman
foreman
(6) Kursus teknik
pemeliharaan
11 kali/tahun
keselamatan
Foreman, pekerja
(Pengajar luar)
tambang
keselamatan
(7) Komisi
Contoh-contoh bencana
Setiap bulan
keselamatan
(8) Pendidikan
Anggota komisi
keselamatan
Swabakar, cara pertolongan
teknik
pemeliharaan
10 kali/tahun
keselamatan
N-1-17
Foreman,
pickman
Center, dll)
(9) Pendidikan
pertolongan
3 kali/tahun
Foreman dan
karyawan
pertama pertambangan
pertama bagi
menengah
petugas baru
(10) Pertemuan
kelompok
pemeliharaan
contoh-contoh bencana
Setiap bulan
Seluruh pekerja
tambang
keselamatan
3. Pelatihan
(1) Pelatihan
evakuasi
Seluruh pekerja
4 kali/tahun
tambang bawah
tanah
Setiap bulan
jenis bencana
Seluruh pekerja
tambang bawah
tanah
(2) Pelatihan
pemadaman
1 kali/tahun
api
Seluruh pekerja
tambang bawah
pemeliharaan udara)
tanah
4 kali/tahun
Orang yang
berkaitan di
tambang bawah
tanah
3 kali/tahun
regu penyelamat
1 kali/tahun
busa
(3) Pelatihan
pengenaan alat
1 kali/tahun
CO, O2
Anggota regu
penyelamat
Anggota regu
penyelamat
Pegawai baru
N-1-18
N-1-19
menemukan faktor-faktor yang tidak aman, tidak membiarkan kesempatan dan selalu
berusaha membimbing pekerja.
5. Gerakan pemeliharaan keselamatan kerja
5.1 Cara berpikir mendasar mengenai gerakan pemeliharaan keselamatan kerja
Gerakan pemeliharaan keselamatan adalah penggunaan kemampuan kelompok agar
dapat memperkuat perasaan untuk melaksanakan secara mandiri hal yang diperlukan dalam
rangka mengurangi bencana.
Biasanya disebut Gerakan XX. Maksud gerakan disini adalah mari kita kerjakan
bersama. Manusia mempunyai keinginan yang bermacam-macam seperti ingin menjadi
anggota kelompok dan ingin diakui di dalam kelompok, dan melaksanakan kegiatan
terhadap keinginan ini dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dipengaruhi oleh suasana
itu, walaupun sesuatu hal sulit dilaksanakan oleh sendiri-sendiri, tetapi semua berusaha
bersama sekuat tenaga agar dapat menjadi mudah dilaksanakan.
Pada masyarakat modern, manusia menjadi anggota bermacam-macam kelompok,
mulai dari masyarakat lingkungan yakni keluarga dan tempat kerja hingga perkumpulan
olah raga, hobi, dan lain-lain. Disekitar kita, setiap tahun sering dilaksanakan macammacam penyelenggaraan dan pertemuan, seperti Gerakan XX, Minggu XX dan Bulan XX.
Di dalam kelompok hal ini merupakan hal yang mempengaruhi masing-masing individu
untuk mengerjakan bersama secara kelompok, sehingga dapat dipahami betapa rumitnya
keadaan masyarakat modern dewasa ini.
Karena gerakan adalah suatu hal yang bermaksud memanfaatkan kekuatan kelompok,
maka kunci keberhasilan gerakan terletak pada tepat tidaknya cara memahami dan
mengendalikan kekuatan kelompok.
Karena gerakan pemeliharaan keselamatan adalah gerakan yang bertujuan
mengurangi bencana, maka semua kunci keberhasilan dari berbagai macam gerakan, dapat
menjadi referensi yang berguna untuk memajukan gerakan pemeliharaan keselamatan.
Untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan pemeliharaan keselamatan secara efektif
dan efisien, serta berhasil guna, kesiapan mental dari pihak yang menerima hal tersebut
memiliki pengaruh yang paling besar. Namun, persoalannya adalah bagaimana caranya
agar seseorang dapat memiliki sikap mental untuk menerima pendidikan dan pelatihan
tersebut. Untuk menyelesaikan persoalan ini besar harapan kepada berhasilnya gerakan
pemeliharaan keselamatan ini.
Gerakan pemeliharaan keselamatan terdiri dari, gerakan yang dilaksanakan dalam
waktu relatif singkat (terutama seperti pemeliharaan keselamatan mingguan, aspek
kejiwaan, pencerahan dan propaganda), dan gerakan yang memerlukan tindakan yang
kongkrit secara terus menerus (seperti gerakan pelaporan tidak terjadi kecelakaan dan
bencana, gerakan KYK, gerakan menunjuk sambil bersuara (shisakoshou), dan lain-lain).
N-1-20
N-1-21
utama, berkembang menjadi kecelakaan nol adalah harapan semua, mari kita majukan
keselamatan tempat kerja.
Dilihat dari sudut pandang yang lain, dasar gerakan ini adalah
1 Ingin diakui dalam kelompok
2 Ingin berpatisipasi pada keputusan kelompok
3 Menghargai keinginan orang-orang yang mempunyai rasa kebersamaan
berdasarkan keputusan kelompok.
Pada KYK, pimpinan tidak memberi petunjuk dan memerintah secara sepihak, tetapi
diperlukan pertemuan untuk menyelesaikan unsur-unsur bahaya melalui diskusi dan saling
bertukar pikiran di antara seluruh anggota tim di dalam situasi kerja. Pertemuan ini
dikembangkan di Amerika Serikat pada tahun 1931 dengan mengaplikasikan metode brain
storming. Brain storming adalah cara mengeluarkan gagasan yang ada dalam pikiran
secara bebas. Beberapa orang anggota dalam situasi yang santai, saling mengeluarkan
banyak gagasan dengan bebas sambil menimbulkan rangkaian reaksi berangan-angan dan
hubungan pikiran. Untuk itu, biasanya menggunakan 4 prinsip berikut ini yang sama sekali
berbeda dengan konferensi.
Larangan mengkritik : Tidak melakukan kritik yang baik maupun yang buruk
Bebas
: Menyambuat baik pemikiran baru yang unik
Produksi massa
: Mengeluarkan pendapat apa saja secara terus menerus
Proses membonceng : Proses membonceng pada gagasan orang lain
Brain storming yang dilakukan oleh tim, dipergunakan secara sungguh-sungguh pada
KYK. KYK adalah tindakan prediksi bahaya yang dalam huruf romawi ditulis Kiken Yochi
Katsudou disingkat dengan mengambil huruf depannya saja.
Di lapangan, pelatihan untuk melaksanakan KYK disebut KYT. Huruf T terakhir
adalah singkatan dari Training. KYK merupakan praktek tindakan menyelesaikan
bahaya yang diketemukan.
Ini dilaksanakan seperti 4 putaran berikut ini :
Putaran pertama
Pemahaman kondisi
Putaran kedua
Penyelidikan substansi
Putaran ketiga
Pembentukan tindakan
Putaran keempat
Penentuan sasaran
N-1-22
yang terkait berkumpul melaksanakan rapat penyelidikan luka dengan cara 4 putaran ini,
kemudian mengambil tindakan. Selain itu, digunakan juga pada meeting (TBM) di
lapangan pekerjaan.
TBM adalah singkatan dari Tool Box Meeting (pembicaraan di sebelah kotak peralatan
di lapangan), yaitu melaksanakan meeting singkat di lapangan dengan melihat keadaan
tempat kerja sekarang, lalu melakukan perkiraan bahaya, tindakan, kesepakatan
mengenai sasaran tindakan, pemeriksaan oleh seluruh anggota. Pada pemeriksaan ini
seluruh anggota saling menumpukkan tangannya, lalu mengucapkan hal-hal mengenai
pemeriksaan, disebut ( Touch and Call ). Ini semua dilakukan kira-kira dalam 5 menit.
Karena harus melakukan pembicaraan yang efektif dalam waktu yang sangat singkat, maka
sangat penting untuk memperhatikan hal-hal di bawah ini.
Seluruh anggota mengeluarkan pendapat terus menerus
Tidak melakukan dan membiarkan perdebatan
Memerlukan latihan, mulai dari leader sampai anggota tim
Pelaksanaan di lapangan dilakukan pada waktu akan memulai kerja atau sesaat
sebelum mulai kerja setelah istirahat makan siang, atau bisa juga dilakukan di tengah
pekerjaan. Meeting singkat ini dilaksanakan dengan lebih dahulu membagi tim dengan
masing-masing 5~6 orang.
6. Prosedur kerja standar
6.1 Cara berpikir mendasar mengenai pembuatan prosedur kerja standar
Prosedur kerja standar adalah cara melaksanakan pekerjaan yang ditentukan, untuk
memperoleh hasil yang sama secara paling aman, rasional dan efisien, walaupun dilakukan
siapapun, kapanpun, di manapun.
Tujuan membuat prosedur kerja standar :
Pekerjaan pertambangan telah dimekanisasi satu per satu, tetapi sebagian besar masih
bergantung pada tenaga manusia. Yang telah dimekanisasipun, sebagian besar masih
dioperasikan oleh manusia, di mana peralatan yang menggunakan kendali otomatis dan
otomatisasi masih sangat sedikit. Tindakan orang ini ditentukan oleh macam-macam faktor
seperti kekuatan fisik, kemampuan gerak, kecekatan masing-masing, kebiasaan
penggunaan tangan kiri atau tangan kanan dan lain-lain, serta bersamaan dengan itu
dipengaruhi oleh kebiasaan dan pembiasaan diri dan lain-lain. Pada pelaksanaannya
pekerjaan yang sama pun, banyak terdapat perbedaan dalam hal urutan, posisi badan, cara
menggerakkan tangan dan kaki, cara memegang dan menggunakan alat dan lain-lain. Hal
ini sudah tentu karena tangan yang digunakan dan kekuatan fisik masing-masing berbeda
satu dengan lainnya. Namun di lain pihak, waktu pertama kali diajarkan, banyak orang
yang mempunyai kebiasaan seperti itu karena diajari oleh senior atau meniru orang lain
sehingga hafal secara alamiah, dan lain-lain. Di antara kebiasaan-kebiasaan tersebut tidak
N-1-23
sedikit urutan dan cara menggerakkan badan yang tidak dapat dikatakan aman dan efisien.
Dengan berkembangnya mesin-mesin yang akurat dan berukuran besar sehingga
tenaga mesinnya menjadi besar dan volume pekerjaan pun banyak, karena itu sewaktu
mengoperasikan mesin-mesin tersebut sedikit saja melakukan kesalahan dalam urutannya,
atau posisi kaki dan tangan yang salah, tidak jarang terjadi bencana yang serius. Dan
sedikit saja melakukan operasi yang tidak tepat, dapat berpengaruh besar terhadap
efisiensi.
Oleh karena itu, sedapat mungkin membuat prosedur kerja standar, melakukan
standardisasi dan penyederhanaan kerja, dan bersamaan dengan itu, perlu memperkecil
perbedaan yang ada pada masing-masing individu, mengusahakan keselamatan kerja dan
meningkatkan efisiensi.
6.2 Efek pembuatan prosedur kerja standar
1 Untuk masing-masing pekerjaan, level minimum yang harus dikuasai menjadi
kongkrit dan jelas (hal-hal yang terpenting menjadi jelas).
2 Orang yang baru mengerjakan suatu pekerjaanpun (orang yang belum terampil),
dapat menguasai keterampilan dasar tertentu dalam waktu yang paling singkat.
3 Berguna bagi orang baru, agar menimba pengalaman yang diharapkan saja dan
tidak mengalami pengalaman yang tidak diharapkan.
4 Berguna untuk menemukan kekurangan dan kebiasaan buruk dari pekerja,
sehingga berguna untuk menitikberatkan pendidikan dan pelatihan tambahan.
5 Memperjelas hal-hal yang perlu diperbaiki pada cara kerja, peralatan dan lain-lain.
6 Percepatan standardisasi cara kerja.
7 Kelelahan pekerja berkurang.
6.3 Cara membuat prosedur kerja standar
Cara membuat prosedur kerja standar, harus merupakan prosedur kerja standar yang
dapat dipatuhi oleh sebanyak mungkin pekerja, sehingga diperlukan macam-macam
perhatian pada saat membuatnya.
Hal- hal yang utama tersebut adalah sebagai berikut :
1 Berupa sesuatu yang dapat dimengerti dengan jelas.
2 Memikirkan cara PR (promosi) agar semua orang dapat memahaminya dan
memperoleh kerja sama dari semua orang.
3 Pejabat pelaksana perusahaan harus menunjukkan sikap memiliki semangat dan
harapan pada pelaksanaan tersebut.
4 Memilih waktu dan jenis pekerjaan yang akan di jadikan topik utama (misalnya
memilih waktu tertentu di saat baru terjadi bencana karena cara melakukan
pekerjaan yang buruk, agar keharusan tersebut dapat dirasakan secara mendalam ).
N-1-24
Membuat sasaran dengan meneliti lebih dahulu cara penyebaran prosedur kerja
yang telah siap.
6 Membuat jelas lebih dahulu pemilihan orang yang membuat draft prosedur kerja
dan organisasi yang meneliti draft tersebut, untuk memperoleh kerjasama dari
banyak orang.
5
Membuat grup pembuatan draft yang terdiri dari 1 orang penanggung jawab
pembuatan prosedur, 1 orang yang bertanggung jawab menganalisa pekerjaan (boleh
merangkap sebagai penanggung jawab), 2~3 orang kepala kerja yang benar-benar
mengetahui pekerjaan, 2~3 orang pelaksana pekerjaan (tenaga terampil). Pekerja yang
paling terampil mengenai pekerjaan tersebut, memeriksa secara rinci dan mencatat proses
pelaksanaan pekerjaan berdasarkan urutannya, seperti jenis dan cara pemakaian alat yang
digunakan, gerakan dan urutan pekerjaannya.
Memperjelas setiap prosedur secara kongkrit tentang hal terpenting yang harus
diperhatikan pada saat itu. Menghilangkan prosedur yang sulit dikerjakan oleh pekerja, dan
memikirkan orang yang baru masuk (orang yang belum terampil) sebagai dasar
pembuatannya. Tidak membuat perbedaan secara menyolok pada masing-masing individu
yang dapat mempengaruhi keselamatan dan hasil pekerjaan. Bila draft telah siap, sedapat
mungkin diteliti oleh banyak orang yang terkait untuk memperoleh draft tertentu (pada
tahap ini pelaksana pekerjaan melakukan demonstrasi sesuai draft, lalu menyusun
pertemuan pemeriksaan untuk memeriksa dan meneliti keadaan draft oleh seluruh
anggota).
Contoh model prosedur kerja standar adalah seperti berikut.
Tujuan
Kenapa
Isi
Apa
Kapan
Dimana
Pembagian
tugas
Metode dan
cara
Hal yang
diperbaiki dan
dilaksanakan
Siapa
Bagaimana
Point penting
N-1-25
Pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh selain orang yang memiliki kualifikasi
adalah
Pekerjaan pembakaran pada ketel uap dengan tekanan maksimum lebih dari 4kg/cm3
Pekerjaan mengoperasikan ketel uap khusus dengan tekanan maksimum lebih dari 4
kg/cm3
Pekerjaan instalasi, pemeliharaan atau perbaikan peralatan listrik
Pekerjaan perawatan safety lamp yang dibawa-bawa
Pengoperasian pengerek untuk mengangkut manusia atau pengoperasian pengerek
yang menggunakan motor penggerak lebih dari 50 kw
Pekerjaan mengoperasikan lokomotif
Pekerjaan perawatan mesin pembakaran dalam atau lokomotif pembakaran dalam di
dalam tambang bawah tanah
Pekerjaan perawatan mesin tambang jenis kereta
Pekerjaan perawatan dan pengoperasian kendaraan
Pekerjaan mengoperasikan alat-alat berat dengan daya angkat lebih dari 5 ton
Pekerjaan membantu juru ledak
Pekerjaan pengelasan dengan gas asetilen
Pekerjaan regu penyelamat tambang yang menggunakan alat pernapasan oksigen
Pekerjaan perawatan alat pernapasan oksigen dan alat penyelamatan jiwa sederhana
Pekerjaan mengoperasikan mesin ekstraksi batu bara yang menggunakan motor
penggerak lebih dari 50 kw
Pekerjaan mengoperasikan mesin penggalian lubang bukaan dan mesin garu lantai
yang menggunakan motor pengerak lebih dari 35 kw
Pekerjaan mengoperasikan shuttle car di dalam tambang bawah tanah
Pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh selain pekerja tambang yang ditunjuk adalah
Pekerjaan pembakaran pada ketel uap dengan tekanan maksimum 2~4 kg/cm3
Pekerjaan mengoperasikan ketel uap khusus dengan tekanan maksimum 2~4 kg/cm3
N-1-26
manusia
Pekerjaan mengoperasikan pengerek yang menggunakan motor penggerak 20~50kw
Pekerjaan membantu petugas bahan peledak untuk mengangkut macam-macam
bahan peledak
Pekerjaan pengelasan listrik
Pekerjaan pengelasan gas
Pekerjaan mengawas di tambang bawah tanah yang melakukan penambangan di
bawah asar laut
Pekerjaan mengoperasikan alat berat dengan daya angkat lebih dari 5 ton
Pekerjaan mengoperasikan kompresor yang menggunakan motor penggerak lebih
dari 50 kw
Pekerjaan mengoperasikan blower untuk menyalurkan gas
Pekerjaan mengoperasikan mesin tambang jenis kereta yang menggunakan motor
penggerak lebih dari 10 kw
Pekerjaan mengoperasikan forklift
Pekerjaan mengoperasikan pompa drainase air tambang bawah tanah, yang
menggunakan motor penggerak lebih dari 50 kw
Pekerjaan mengoperasikan mesin ekstraksi batu bara yang menggunakan motor
penggerak hingga 50 kw
Pekerjaan mengoperasikan monitor tekanan air
Pekerjaan mengoperasikan mesin penggalian lubang bukaan dan mesin garu lantai
yang menggunakan motor penggerak hingga 35 kw
Pekerjaan mengoperasikan air bluster
Pekerjaan pengeboran pandu (advanced boring) dan pengeboran drainase gas di
zona peringatan semburan gas
Pekerjaan mengoperasikan loader yang menggunakan motor penggerak lebih dari 10
kw
N-1-27