Diktat Praktikum FDM Konstruksi Mesin
Diktat Praktikum FDM Konstruksi Mesin
1. Praktikum dimulai pada jam 08.00 WIB (Shift I) dan 13.30 WIB (Shift II).
2. Praktikan yang datang terlambat setelah modul praktikum berlangsung kurang
atau sama dengan 10 menit tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
secara akademik, maka akan dikenakan sanksi sebagai berikut:
Keterlambatan lebih dari dua kali, nilainya dikurangi sebesar 40% dari
nilai akhir modul yang diikuti.
dengan arti kata nilai akhir modul setiap anggota kelompok tersebut sama
dengan nol.
11. Setiap pemakain alat oleh praktikan harus seizin instruktur/asisten.
12. Setelah selesai praktikum, ruangan dan alat-alat yang digunakan harus
dibersihkan dan dirapikan kembali.
13. Kehilangan atau kerusakan alat adalah tanggung jawab kelompok yang
mengunakannnya.
14. Sebelum meninggalkan ruangan praktikum (laboratorium), praktikan harus
menyerahkan data pengujian kepada instruktur/asisten adan laporan kondisi
alat yang digunakan.
Tim Penyusun
DEFLEKSI
I.
Tujuan
1.
2.
3.
d2y
M
dx 2
... (2.1)
menyatakan momen tekuk pada jarak x dari salah satu ujung balok sebagai jumlah
aljabar momen-momen gaya luar terhadap salah satu sisi bagian pada jarak x dari
ujung batang. Biasanya M akan merupakan fungsi x dan perlu mengintegrasikan
persamaan (2.1) dua kali untuk memperoleh persamaan aljabar yang menyatakan
defleksi y sebagai fungsi x.
Persamaan (2.1) adalah persamaan diferensial dasar yang menentukan defleksi
elastis seluruh balok tanpa memandang tipe pembebanannya.
Prosedur integrasi
Metode integrasi-ganda untuk menghitung defleksi balok hanya berisi
integrasi persamaan (2.1). Integrasi pertama menghasilkan kemiringan (slope)
dy/dx pada sembarang titik pada balok dan integrasi kedua memberikan defleksi y
pada setiap nilai x. Momen tekuk M harus dinyatakan sebagai fungsi koordinat x
sebelum persamaannya bisa diintegralkan. Untuk kasus yang akan dipelajari disini
integrasinya adalah sangat sederhana.
Karena persamaan (2.1) merupakan persamaan diferensial order kedua,
solusinya harus mengandung dua konstanta integral. Kedua konstanta ini harus
dievaluasi dari kondisi yang diketahui terhadap slope maupun defleksi pada titik
tertentu dalam balok. Misalnya, pada kasus balok gantung (cantilever) konstantakonstantanya dapat ditentukan dari kondisi dimana tidak terjadi perubahan slope
dan juga kondisi tanpa perubahan defleksi pada, yaitu pada ujung balok.
Sering, dua atau lebih persamaan diperlukan untuk menjabarkan momen
tekuk pada berbagai daerah disepanjang balok. Pada kasus demikian ini,
persamaan (2.1) harus ditulis untuk setiap daerah pada balok dan integrasi
persamaan menghasilkan dua konstanta integral untuk masing-masing daerah.
Konstanta-konstanta ini kemudian harus ditentukan sedemikian sehingga
memenuhi untuk keseluruhan batas kondisi untuk slope dan deformasinya.
Asumsi dan pembatasan
Pada penjabaran persamaan (2.1) diasumsikan bahwa defleksi yang
disebabkan oleh aksi gesekan adalah dapat diabaikan, dibandingkan dengan yang
disebabkan oleh aksi tekukan. Juga, diasumsikan bahwa defleksi yang terjadi
Dial indicator
Meteran
Jangka sorong
Ukur panjang (L), lebar (b), dan tebal (h) batang uji.
2.
Ukur posisi yo awal sepanjang batang uji dengan dial indicator dengan
selang jarak 50 mm (batang uji tanpa pembebanan).
3.
4.
Ukur posisi yi sepanjang batang uji yang telah diberi pembebanan dengan
dial indicator dengan selang jarak 50 mm.
...
mm
Lebar, b
...
mm
Tebal, h
...
mm
Inersia, I
...
mm4
Modulus Elastisitas, E
...
MPa
Massa
...
kg
Data y batang uji untuk jarak beban a = 0.25L dari tumpuan engsel:
yo
yi
x = 50 (mm)
x = 100 (mm)
...
x = L-50 (mm)
...
...
...
...
...
...
...
...
Data y batang uji untuk jarak beban a = 0.50L dari tumpuan engsel:
yo
yi
x = 50 (mm)
x = 100 (mm)
...
x = L-50 (mm)
...
...
...
...
...
...
...
...
Data y batang uji untuk jarak beban a = 0.75L dari tumpuan engsel:
yo
yi
V.
x = 50 (mm)
x = 100 (mm)
...
x = L-50 (mm)
...
...
...
...
...
...
...
...
Tugas
UJI GESER
I.
Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep dasar tegangan geser.
F
A
Dimana:
2
d untuk penampang berbentuk lingkaran
4
Untuk melakukan pengujian, semua telah diatur dalam standar baik dimensi
maupun prosedur pengujian. Pada standar ASTM B 565 telah ditetapkan bentuk
dan ukuran loading jig dan spesimen untuk pengujian geser (shear test)
yang
Plat geser
Dongkrak hidrolik
Pressure gauge
b.
c.
Pasang spesimen
d.
e.
f.
g.
h.
i.
V.
Hasil pengujian
D1
A1
D2
A2
(mm)
(mm2)
(mm)
(mm2)
(kgf/mm2)
F (kgf)
1
2
3
Tegangan geser rata-rata
Dimana:
D1 = diameter spesimen
A1 = Luas penampang spesimen
D2 = diameter torak dongkrak hidrolik
A2 = Luas penampang torak hidrolik
p = Tekanan yang dibaca pada saat spesimen putus
= Tegangan geser yang terjadi pada spesimen
(kgf/mm2)
a.
b.
c.
Apa beda antara tegangan dengan tekanan (dimana satuan antara tegangan
dengan tekana adalah sama)
d.
e.
Pendahuluan
Rem bagian penting dari alat transportasi yang bertujuan untuk
memperlambat laju sampai pada kecepatan = 0. Untuk memperlambat sampai
kecepatan 0 m/det. kita dapat memanfaatkan efek dari gesekan. Gesekan dapat
diperoleh dari gerakan linier ataupun parabol. Efek gesekan ditentukan oleh nilai
koefisien gesek () dan gaya tekan (F), setiap adanya perubahan nilai gaya tekan
dan koefisien gesek akan berdampak pada efek gesekan. Nilai koefisien gesek
setiap material tidak sama, oleh karena itu dalam aktualnya selalu terjadi
perubahan-perubahan akibat dari tekanan yang bervariasi. Gesekan yang terjadi
pada rem akan menimbulkan panas (Q) kalori dan semakin lama waktu gesekan
panas pada permukaan gesek akan meningkat. Panas yang tinggi akan membakar
lapisan rem dan mengeluarkan bau yang khas, oleh karena itu panas yang
ditimbulkan harus dibatasi (150 200oC)
Tujuan :
Praktikum uji rem tromol bertujuan untuk mempelajari dan memahami fenomena
pengereman serta efek pengereman.
Teori :
Praktikum uji rem tromol dilakukan dengan sebuah alat uji yang dirancang khusus
untuk memudahkan percobaan, skema alat uji rem tromol tersebut seperti Gambar
1.
Tuas
Rem
Drum
Massa
Puli
Sabuk
Motor
menganalisa
kemampuan
pengereman
pada
sistem
ini,
perlu
dipertimbangkan posisi tuas secara mekanika statis tertentu. Untuk maksud itu ada
tiga posisi tuas yang masing-masingnya berbeda:
Metoda I
Posisi 1.
l
x
Ft
RN
Sepatu rem
Drum
Posisi 2.
l
x
Sepatu rem
Ft
RN
Drum
Posisi 3.
l
x
Ft
Sepatu rem
RN
Drum
RN
= Jari-jari roda . mm
= Koefisien gesek
Ft
F .l
x
F .l.r
x
F .l
x .a
Tb = .
F .l
x .a . r
RN
F .l
x .a
T b = . RN . r
F .l
= . x .a . r
'
4 . sin
2 sin 2
Metoda II
Analisa yang lebih mendalam dari sistem pengereman rem sepatu dapat dilakukan
terutama didasarkan geometri drum dan rem, berikut adalah gambar geometri
yang dimaksud:
y
(a)
2
A
x
RX
r cos
Drum
dN
cos
RY
Sepatu rem
dN sin
dN sin
dN
r
x
dN
dN cos
(c)
Jari-jari sepatu yang aus r, harganya adalah r = x. cos , jika pada setiap
elemen terkecil dari sepatu rem kita asumsikan bahwa energi atau kerugian
gesekan adalah proporsional dengan tekanan radial dan jika kita juga
mengasumsikan bahwa keausan secara langsung berhubungan dengan kerugian
gesekan, maka dengan analogi secara langsung kita peroleh:
p = pa.cos dan p adalah maksimum pada sudut = 0o
Analisis gaya-gaya yang bekerja pada sepatu rem, mari kita amati gambar 3 a,
bahwa :
dN = p.b.r d atau
dN = pa. b. r. cos . d
dimana p = tekanan yang bekerja pada permukaan sepatu .. N/mm2
pa = Tekanan permukaan sepatu rem N/mm2
= sudut pada segitiga gaya o
b = lebar sepatu rem .. mm
r = Jari-jari dari pusat sumbu ke sepatu rem .. mm
a = Jarak tegak lurus dari sumbu ke engsel sepatu rem (Ry)
Pada posisi gaya tekan yang bekerja Rx, maka momen gaya gesek = 0, sudut
1simetri dengan 2, maka :
Mf = 2
.dN a. cos r 0
2
2.
2. . p a .b.r
a. cos
r. cos d 0
4.r. sin 2
2 2 sin 2 2
.dN . sin
0,
Juga,
1
R y 2 . .dN . cos
0
Ry
dimana,
p a .b.r.
2 2 sin 2 2
2
dN . sin
jugakarena simetri
H
CW
Dimana,
T = Kenaikan temperatur . oF
C = panas spesifik . Btu/(lbm.oF)
W = Massa rem yang aus (hilang) lbm
Dalam satuan SI dapat ditulis :
E
C.m
Dimana:
T = Kenaikan temperatur . oC
C = panas spesifik, gunakan harga 500 J/kg.oC untuk baja dan besi cor
W = Massa rem yang aus (hilang) kg
Pada objek yang dipanaskan temperaturnya Ti dan didinginkan dengan
temperature sekitarnya Ta, maka hubungan pertambahan temperature :
Ti Ta Ti Ta .e ( AU / WC )
Dimana:
Ti = Temperatur pada waktu toF
A = Luas perpindahan panas .. ft2
U = Koefisien permukaan Btu/(ft2.s.oF)
T2
A
T1
Ti
T
B
C
Ta
tB
tA
tC
Waktu t
Perlu dihatikan bahwa kerusakan alat uji ataupun kehilangan alat uji selama
percobaan menjadi tanggung jawab pratikan.
Data percobaan
Data percobaan merupakan bagian penting pengujian ini, karena itu harus diambil
satu persatu secara bersamaan. Anda harus teliti mengambil data, setiap
kecerobohan akan berdampak fatal terhadap analisa data. Disarankan anda
membagi pekerjaan pengambilan data di grupnya dan masing-masing memiliki
tanggung jawab. Kecerobohan oleh satu orang, merupakan kecerobohan grupnya
Tabel data percobaan
No
Beban
Putaran Drum
Putaran motor
Waktu
(N)
(rpm)
(rpm)
(detik)
Daftar Pustaka
1. Gustav Niemann, Machine Elements, Volume I, Springer-Verlag
Berlin, 1978.
2. Josep
Edward
Shigley
dan
Charles
R.Mischke,
Mechanical