KEPERAWATAN KLINIK IV B
oleh
Kelompok 8
KEPERAWATAN KLINIK IV B
Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik IV B
(IKK IV B) dengan dosen pengampu Ns. Mulia Hakam, M.Kep., Sp.Kep.MB
Oleh:
Eka Putri Widyaningtyas
142310101047
Karina Bariroh
142310101053
142310101072
Linda Novema
142310101131
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Hernia Nukleus
Pulposus
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan
bermanfaat bagi semuanya.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB 1. TINJAUAN TEORI................................................................................5
1.1 Definisi............................................................................................................5
1.2 Epidemiologi...................................................................................................5
1.3 Etiologi............................................................................................................5
1.4 Klasifikasi........................................................................................................6
1.5 Patofisiologi.....................................................................................................7
1.6 Manifestasi Klinis............................................................................................7
1.7 Pemeriksaan Penunjang...................................................................................8
1.8 Penatalaksaan Medis.......................................................................................8
BAB 2. PATWAYS...............................................................................................9
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................13
3.1 Pengkajian.......................................................................................................13
3.2 Diagnosa..........................................................................................................15
3.3 Intervensi.........................................................................................................15
3.4 Implementasi...................................................................................................17
3.5 Evaluasi...........................................................................................................17
BAB 4. PENUTUP...............................................................................................19
4.1 Kesimpulan......................................................................................................19
4.2 Saran................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
Gambar 2.
Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah
bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan
dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus
pulposus. HNP merupakan rupturnya nukleus pulposus. (Brunner & Suddarth, 2002)
Hernia Nukleus Pulposus bisa ke korpus vertebra diatas atau bawahnya, bisa juga
langsung ke kanalis vertebralis. (Priguna Sidharta, 1990)
1.2 Epidemiologi
Nyeri penggung bawah yang disebabkan oleh HNP dapat mengenai siapa saja,
tanpa mengenal jenis umur dan jenis kelami. Sekitar 60-80 % dari seluruh penduduk
dunia pernah mengalami paling tidak satu episode nyeri punggung bawah selama
hidupnya. Kelompok studi nyeri (pokdi nyeri) PORDOSSI (Persatuan dokter spesialis
saraf Indonesia) melakukan penelitian pada bulan mei 2002 di 14 rumah sakit
Gambar 1
2. Hernia Servikalis
Keluhan utama nyeri radikuler pleksus servikobrakhialis. Penggerakan
kolumma vertebralis servikal menjadi terbatas, sedang kurvatural yang normal
menghilang. Otot-otot leher spastik, kaku kuduk, refleks biseps yang menurun atau
menghilang Hernia ini melibatkan sendi antara tulang belakang dari C5 dan C6 dan
diikuti C4 dan C5 atau C6 dan C7. Hernia ini menonjol keluar posterolateral
mengakibatkan tekanan pada pangkal syaraf. Hal ini menghasilkan nyeri radikal yang
mana selalu diawali gejala-gejala dan mengacu pada kerusakan kulit.
Gambar 3.
7
2. Hernia Thorakalis
Hernia ini jarang terjadi dan selalu berada digaris tengah hernia. Gejalagejalannya terdiri dari nyeri radikal pada tingkat lesi yang parastesis. Hernia dapat
menyebabkan melemahnya anggota tubuh bagian bawah, membuat kejang paraparese
kadang-kadang serangannya mendadak dengan paraparese. Penonjolan pada sendi
intervertebral toracal masih jarang terjadi (menurut love dan schorm 0,5 % dari
semua operasi menunjukkan penonjolan sendi). Pada empat thoracal paling bawah
atau tempat yang paling sering mengalami trauma jatuh dengan posisi tumit atau
bokong adalah faktor penyebab yang paling utama.
1.5 Patofisiologi
Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan
degeneratif yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein polisakarida dalam
diskus menurunkan kandungan air nukleus pulposus. Perkembangan pecahan yang
menyebar di anulus melemahkan pertahanan pada herniasi nukleus. Setela trauma
jatuh, kecelakaan, dan stress minor berulang seperti mengangkat) kartilago dapat
cedera. Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan singkat, dan
gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa
bulan maupun tahun. Kemudian pada degenerasi pada diskus, kapsulnya mendorong
ke arah medula spinalis atau mungkin ruptur dan memungkinkan nukleus pulposus
terdorong terhadap sakus dural atau terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna
spinal.
Gambar 4.
Hernia nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus
pulposus menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis berada
dalam bungkusan dura. Hal ini terjadi kalau tempat herniasi di sisi lateral. Bilamana
tempat herniasinya ditengah-tengah tidak ada radiks yang terkena. Lagipula,oleh
karena pada tingkat L2 dan terus kebawah sudah tidak terdapat medula spinalis lagi,
maka herniasi di garis tengah tidak akan menimbulkan kompresi pada kolumna
anterior. Setelah terjadi hernia nukleus pulposus sisa duktus intervertebralis
mengalami lisis sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan.
1.6 Manifestasi Klinis
Nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal, torakal
(jarang) atau lumbal. Manifestasi klinis
perkembangan (akut atau kronik) dan pengaruh pada struktur disekitarnya. Penekanan
terhadap radiks posterior yang masih utuh dan berfungsi mengakibatkan timbulnya
nyeri radikular. Jika penekanan sudah menimbulkan pembengkakan radiks posterior,
bahkan kerusakan structural yang lebih berat gejala yang timbul ialah hipestesia atau
anastesia radikular. Nyeri radikular yang bangkit akibat lesi iritatif diradiks posterior
tingkat cervical dinamakan brakialgia, karena nyerinya dirasakan sepanjang lengan.
1. Non farmakologi
:
a. Immobilisasi
Immobilisasi dengan mengeluarkan kolor servikal, traksi, atau brace.
b. Traksi
Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang dikaitkan pada
katrol dan beban.
c. Meredakan nyeri
Bisa dengan menggunakan kompres panas atau hangat, relaksasi otot.
d. Terapi Konservatif :
a. Tirah baring, berguna untuk mengurangi rasa nyeri mekanik dan tekanan
intradiskal.
b. Medikamentosa :
c. Rehabilitasi medik:
Traksi pelvis
Termoterapi (terapi panas)
Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
Korset lumbal
Latihan dan modifikasi gaya hidup dengan menurunkan berat badan
yang berlebihan.
2. Farmakologi
3. Pembedahan (operasi)
Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan
mengubah defisit neurologik.
11
Macam :
a. Disektomi
b. Laminektomi
c. Laminotomi
diskus intervertebral
: Mengangkat lamina untuk
: Pembagian lamina vertebra.
4. Pemasangan stabilisser
1.9 Peran Perawat Untuk Menanggulangi Penyakit Hernia Nukleus Pulposus
(HNP)
Masih banyak masyarakat umum belum tahu bahwa HNP atau dalam bahasa
awamnya bisa dibilang kecentit, bisa timbul dari berbagai macam jenis pekerjaan
yang kita lakukan sehari-harinya mulai dari pekerjaan yang ringan sampai yang berat.
Misalnya saja pekerjaan ringan yang selalu kita lakukan yaitu mengangkat barangbarang yang berat dan mencuci baju. Meskipun pekerjaan tersebut termasuk hal yang
sepele, jika tidak dilakukan dengan benar dapat memicu terjadinya HNP. Kita sebagai
tenaga kesehatan, khususnya perawat yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat
bagaimana caranya penyakit HNP (kecentit) bisa dihindari yaitu dengan memberikan
pengarahan dan praktek bagaimana cara mengangkat beban yang berat yang melebihi
berat tubuh kita yaitu dengan mendekatkan barang tersebut dengan tubuh jangan
terlalu jauh dari sumbu tubuh kita, lalu angkat dengan menggunakan kedua tangan.
Begitu juga dengan mencuci pakaian, pada saat membilas hendaknya sejajar atau
dekatkan dengan tubuh kita agar tubuh tidak berbolak-balik keatas kebawah untuk
membilas karena hal ini juga dapat memicu HNP. Dari hal-hal kecil tersebut
setidaknya perawat dapat mengurangi resiko terjadinya HNP.
12
1.
2.
3.
2.
13
BAB 2. PATWAYS
pekerjaan berat (supir,
proses degenerative
kuli)
kehilangan protein
beban berat yang terus
menerus
menurunkan kandungan
nucleus pulposus
nucleus pulposus
nucleus pulposus
mampu menahan
kekurangan air
terdorong keluar
nucleus pulposus
pecahan nucleus merusak
nucleus pulposus
annulus
terdorong keluar
annulus tidak mampu
menahan nucleus karena
tekanan
nucleus pulposus
terdorong keluar
14
HNP
Nyeri
kelumpuhan ekstremitas
bawah
ADL terbatas
15
B.
17
dorsofleksi ringan, kemudian tendon achiles dipukul. Pada HNP lateral 4-5
refleks ini negatif.
5) Pemeriksaan range of movement (ROM)
A. Pemeriksaan ini dapat dilakukan aktif atau pasif untuk memperkirakan
derajat nyeri, functio laesa, atau untuk memeriksa ada/tidaknya penyebaran
nyeri.
e. Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen, Foto rontgen dari depan, samping, dan serong) untuk
identifikasi
Ruang antar vertebra menyempit. Mielografi adalah pemeriksaan dengan
bahan
Kontras melalu tindakan lumbal fungsi dan pemotretan dengan sinar
tembus.
Apabila diketahiu adanya penyumbatan.hambatan kanalis spinalis yang
polineuropati.
Scan tomografi
Melihat gambaran vertebra dan jaringan disekitarnya termasuk diskus
intervertebralis.
3.2 Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan dengan penjepitan saraf pada diskus intervetebralis.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplegia.
3.3 Intervensi
DX 1 : Nyeri berhubungan dengan dampak penjepitan saraf pada
diskus intervertebralis
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan perawatan 2 x 24 jam pasien
menunjukkan ;
18
tentang
2
3
Tindakan penghilangan rasa nyeri
4
DX
balutan
(24-48
Gangguan
dan
keefektifan
jam),
4
mendalam
nyeri
yang
Pengetahuan
Terapi
farmakologi
diperlukan
fisik
berhubungan
dengan
hemiparese/hemiplegia
Tujuan : Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan
kemampuannya
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan perawatan 3 x 24 jam pasien
menunjukkan
1 Tidak terjadi kontraktur sendi
2 Bertabahnya kekuatan otot
3 Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas
INTERVENSI
RASIONAL
1
Menurunkan
resiko
terjadinnya
tertekan.
Gerakan aktif memberikan massa,
Lakukan
gerak
pada
pernapasan.
Otot volunter akan kehilangan
tonus dan
3.4 Implementasi
DX 1 : Nyeri berhubungan
IMPLEMENTASI
1. Mengidentifikasi
membantu
klien
dalam
menghilangkan
rasa
nyerinya.
2. Memberikan informasi tentang
Penyebab dan cara mengatasinya.
3. Melakukan tindakan penghilangan
rasa
nyeri
noninvasif
dan
jam),
distraksi
dan
relaksasi.
4. Memebrikan terapi analgetik.
IMPLEMENTASI
hemiparese/hemiplegia
pada
3.5 Evaluasi
DX 1 : Nyeri berhubungan
terasa nyeri
20
berhubungan dengan
hemiparese/hemiplegia
21
22
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah
bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan
dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus
pulposus. HNP merupakan rupturnya nukleus pulposus. (Brunner & Suddarth, 2002)
Hernia Nukleus Pulposus bisa ke korpus vertebra diatas atau bawahnya, bisa juga
langsung ke kanalis vertebralis. (Priguna Sidharta, 1990)
4.2 Saran
1. Mahasiswa
a. Gunakanlah waktu sebaik-baiknya untuk mencari ilmu untuk masa depan
yang cemerlang.
b. Gunakanlah makalah ini sebagai sumber ilmu untuk mempelajari tentang
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem muskuloskletal
(HNP).
2. Akademik
Bimbinglah mahasiswa-mahasiswa keperawatan dalam membuat asuhan keperawatan
yang baik dan benar.
23
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC,
Jakarta.
Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan,
Edisi 3, EGC, Jakarta.
Engram, Barbara, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3,
EGC, Jakarta.
Gallo B.M.,1996, Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Edisi VI, VolumeII,
EGC, Jakarta.
24