Anda di halaman 1dari 22

Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

MODUL PRAKTEK

ASUHAN KEPERAWATAN
Herniasi Nukleus Pulposus (Herniated Nucleus
Pulposus)

Kelompok III
Atika alfia rizki P1337420318001
Neli mushafiyah P1337420318004
Hanan ermawati P1337420318005
Vira dwi febrianti P1337420318017
Dwi putri noviana S P P1337420318020
Arum rinviana P1337420318022
Dea nisa utami P1337420318031
Eva yasinta P1337420318034
Rysa ayu mizakira P1337420318037
Nikita putri ramadhani P1337420318039
Dyah ayu nastiti P1337420318044
Alva varah S P1337420318053
Fina khumaedatun N P1337420318055
DAFTAR ISI

1
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

Daftar Isi ................................................................


Pendahuluan ............................................................
Deskripsi singkat…………………………………
Relevansi………………………………………….
Petunjuk belajar………………………………….
Tu j u a n … … … … … … … … … … … … … … … … … . .

A S U H A N KE P E R AWATA N K A R S I N O M A N A S O FA R I N G
I n d i k a t or p e m b e l a j a r a n … … … … … … … … … …
Uraian Materi……………………………………
Latihan ................................................... .

Daftar Pustaka ........................................................

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Petunjuk Belajar dan Tujuan

DESKRIPSI SINGKAT

2
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami


asuhan keperawatan pada penyakit Herniasi Nukleus Pulposus (Herniated
Nucleus Pulposus)

RELEVANSI

Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi pada mata kuliah
Asuhan Keperawatan Medical Bedah II tentang penyakit Herniasi
Nukleus Pulposus (Herniated Nucleus Pulposus)

PETUJUK BELAJAR

Pada modul ini, mahasiswa akan mempelajari asuhan keperawatan pada
pasien Herniasi Nukleus Pulposus (Herniated Nucleus Pulposus)

TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu


melakukan asuhan keperawatan pada pasien Herniated Nucleus Pulposus
(HNP) atau dikenal sebagai syaraf kejepit.

3
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

INDIKATOR PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Herniated


Nucleus Pulposus (HNP)

2. Mahasiswa mampu menjelaskan askep Herniated Nucleus


Pulposus (HNP)

URAIAN MATERI

H E R N I AT E D N U C L E U S P U L P O S U S

A . P E N G E RT I A N
Hernia adalah protrusi atau penonjolan dari sebuah organ atau jaringan
melalui lubang yang abnormal.Nukleus pulposus adalah massa setengah cair
yang terbuat dari serat elastis putih yang membentuk bagian tengah dari diskus
intervertebralis.2,3 Hernia Nukleus Pulposus(HNP) merupakan suatu gangguan
yang melibatkan ruptur annulus fibrosus sehingga nukleus pulposis menonjol
(bulging) dan menekan kearah kanalis spinalis.2,3,4 HNP mempunyai banyak
sinonim antara lain : Hernia Diskus Intervertebralis, Ruptur Disc, Slipped Disc,
Prolapsed Disc dan sebagainya.

B. KLASIFIKASI
1. Hernia Lumbosacralis
Penyebab terjadinya lumbal menonjol keluar, bisanya oleh kejadian luka
posisi fleksi, tapi perbandingan yang sesungguhnya pada pasien non trauma
adalah kejadian yang berulang. Proses penyusutan nukleus pulposus pada

4
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

ligamentum longitudinal posterior dan annulus fibrosus dapat diam di tempat


atau ditunjukkan/dimanifestasikan dengan ringan, penyakit lumbal yang sering
kambuh. Bersin, gerakan tiba-tiba, biasa dapat menyebabkan nucleus pulposus
prolaps, mendorong ujungnya/jumbainya dan melemahkan anulus posterior.
Pada kasus berat penyakit sendi, nucleus menonjol keluar sampai anulus atau
menjadi “extruded” dan melintang sebagai potongan bebas pada canalis
vertebralis. Lebih sering, fragmen dari nucleus pulposus menonjol sampai
pada celah anulus, biasanya pada satu sisi atau lainnya (kadang-kadang
ditengah), dimana mereka mengenai menimpa sebuah serabut atau beberapa
serabut syaraf. Tonjolan yang besar dapat menekan serabut-serabut saraf
melawan apophysis artikuler.
2. Hernia Servikalis
Keluhan utama nyeri radikuler pleksus servikobrakhialis. Penggerakan
kolumma vertebralis servikal menjadi terbatas, sedang kurvatural yang normal
menghilang. Otot-otot leher spastik, kaku kuduk, refleks biseps yang menurun
atau menghilang Hernia ini melibatkan sendi antara tulang belakang dari C5
dan C6 dan diikuti C4 dan C5 atau C6 dan C7. Hernia ini menonjol keluar
posterolateral mengakibatkan tekanan pada pangkal syaraf. Hal ini
menghasilkan nyeri radikal yang mana selalu diawali gejala-gejala dan
mengacu pada kerusakan kulit.
3. Hernia Thorakalis
Hernia ini jarang terjadi dan selalu berada digaris tengah hernia. Gejala-
gejalannya terdiri dari nyeri radikal pada tingkat lesi yang parastesis. Hernia
dapat menyebabkan melemahnya anggota tubuh bagian bawah, membuat
kejang paraparese kadang-kadang serangannya mendadak dengan paraparese.

5
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

Penonjolan pada sendi intervertebral toracal masih jarang terjadi


(menurut love dan schorm 0,5 % dari semua operasi menunjukkan penonjolan
sendi). Pada empat thoracal paling bawah atau tempat yang paling sering
mengalami trauma jatuh dengan posisi tumit atau bokong adalah faktor
penyebab yang paling utama.

C. ETIOLOGI
Penyebab tersering HNP adalah terkait dengan proses penuaan atau
keausan yang disebut degenerasi bantalan antar tulang belakang atau diskus
intervertebra. Seiring bertambahan usia, diskus tulang belakang makin
kehilangan beberapa kadar airnya. Hal ini mengakibatkannya kurang fleksibel
dan lebih rentan untuk robek atau pecah.
Menggunakan otot-otot punggung saat mengangkat benda berat dapat
menyebabkan HNP, seperti membungkuk, posisi tubuh saat berjalan kemudian
mengangkat benda. Jadi amannya gunakanlah otot paha dan betis saat
mengangkat. Sedangkan peristiwa traumatis seperti jatuh atau pukulan ke
belakang jarang menyebabkan HNP.

Riwayat trauma
 Posisi tubuh saat berjalan.
 Proses degeneratif (usia 30—50 tahun).
 Struktur tulang belakang.
 Kelemahan otot-otot perut, dan tulang belakang.
Disamping itu banyak faktor risiko yang menyebabkan HNP, antara lain:

6
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

- Obesitas. Kelebihan berat badan menyebabkan tekanan tinggi pada Diskus


punggung bawah => HNP lumbal.
- Pekerjaan. Jenis pekerjaan yang menuntuk kekuatan fisik memiliki risiko
lebih besar dari masalah punggung. Contohnya mengangkat berulang,
menarik, mendorong, membungkuk ke samping dan memutar juga dapat
meningkatkan risiko HNP.
- Genetika. Faktor keturunan juga memiliki kecenderungan untuk
mengembangkan HNP.

D. PATOFISIOLOGI
Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan
perubahan degeneratif yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein
polisakarida dalam diskus menurunkan kandungan air nukleus pulposus.
Perkembangan pecahan yang menyebar di anulus melemahkan pertahanan pada
herniasi nukleus. Setela trauma jatuh, kecelakaan, dan stress minor berulang
seperti mengangkat) kartilago dapat cedera.
Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan singkat,
dan gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat selama
beberapa bulan maupun tahun. Kemudian pada degenerasi pada diskus,
kapsulnya mendorong ke arah medula spinalis atau mungkin ruptur dan
memungkinkan nukleus pulposus terdorong terhadap sakus dural atau terhadap
saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal.
Hernia nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus
pulposus menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis
berada dalam bungkusan dura. Hal ini terjadi kalau tempat herniasi di sisi lateral.
Bilamana tempat herniasinya ditengah-tengah tidak ada radiks yang terkena.

7
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

Lagipula,oleh karena pada tingkat L2 dan terus kebawah sudah tidak terdapat
medula spinalis lagi, maka herniasi di garis tengah tidak akan menimbulkan
kompresi pada kolumna anterior.
Setelah terjadi hernia nukleus pulposus sisa duktus intervertebralis
mengalami lisis sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan.

E. PATHWAY

F. MANIFESTASI KLINIS
- Nyeri menjalar pada Lengan atau kaki. Jika HNP terjadi di punggung bawah
atau HNP lumbal, maka akan merasakan sakit yang paling intens pada
bokong, paha dan betis serta kaki. Jika HNP terjadi pada tulang belakang pada
leher, nyeri biasanya akan paling intens di bahu dan lengan. Rasa sakit

8
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

biasanya akan memburuk ketika batuk, bersin atau menggerakkan tulang


belakang ke posisi tertentu.
- Mati rasa atau kesemutan. Orang dengan HNP sering mengalami mati rasa
atau kesemutan di bagian tubuh yang disyarafi oleh saraf yang terkena.
Keluhan tersebut bisa terjadi bila penekanan mengenai syraf-syaraf sensoris di
tulang belakang. Biasanya di sekitar punggung, bahu, tangan, tungkai, dan
kaki. Gejala-gejala tersebut terkadang dirasakan juga oleh pengidap nyeri
punggung ringan akibat keseleo atau terpelintir
- Kelemahan. Otot yang dipersarafi oleh saraf yang terjepit cenderung melemah
dari waktu ke waktu. Hal ini dapat menyebabkan seseorang mudah
tersandung, atau tidak kuat mengangkat atau memegang barang. Kelemahan
terjadi karena penekanan dari inti syaraf motoric di sumsum tulang belakang.
- Nyeri pada kaki atau bahu dengan intensitas yang dapat meningkat saat batuk,
bersin, ataupun bergerak dalam posisi tertentu. Melemahnya fungsi otot,
sehingga menurunkan kemampuan pengidap dalam bergerak, membungkuk,
ataupun memindahkan barang.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. X-Ray X-Ray tidak dapat menggambarkan struktur jaringan lunak secara
akurat. Nucleus pulposus tidak dapat ditangkap di X-Ray dan tidak dapat
mengkonfirmasikan herniasi diskus maupun jebakan akar saraf. Namun, X-

9
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

Ray dapat memperlihatkan kelainan pada diskus dengan gambaran


penyempitan celah atau perubahan alignment dari vertebra.
2. Mylogram Pada myelogram dilakukan injeksi kontras bersifat radio-opaque
dalam columna spinalis. Kontras masuk dalam columna spinalis sehingga
pada X-ray dapat nampak adanya penyumbatan atau hambatan kanalis spinalis
3. MR Merupakan gold standard diagnosis HNP karena dapat melihat struktur
columna vertebra dengan jelas dan mengidentifikasi letak herniasi.
4. Elektromyografi Untuk melihat konduksi dari nervus, dilakukan untuk
mengidentifikasi kerusakan nervus.

H. PENATALAKSANAAN
Tindakan konservatif meliputi:
a) Istirahat, hindari posisi tubuh dan aktivitas yang memicu nyeri. Bila nyeri
membaik, usahakan untuk secepat mungkin kembali ke aktivitas biasa.
b) Kompres dingin dan/atau panas.
c) Memakai korset.
d) Fisioterapi
e) Medikamentosa/obat-obatan :
f) Penghilang rasa nyeri/ analgesic
g) Pelemas otot/muscle relaxan

I. KOMPLIKASI
a) Sindroma Cauda equina, yaitu hernia cakram yang menekan ekor sumsum tu-
lang belakang (cauda equina dan ditandai rasa baal di dubur dan sekitarnya,
gangguan buang air besar dan berkemih).
b) Cedera saraf permanen.
c) Kelumpuhan.

10
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

d) Disfungsi ereksi.
e) Nyeri menahun.

J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HNP


A. Pengkajian Keperawatan
 Identitas
HNP terjadi pada umur pertengahan, kebanyakan pada jenis kelamin
pria dan pekerjaan atau aktivitas berat (mengangkat bendaberat atau
mendorong benda berat).
 Keluhan Utama
Pengaruh posisi tubuh atau anggota tubuh berkaitan dengan aktivitas
tubuh, posisi bagaimana yang dapat meredakan rasa nyeri dan memperberat
nyeri. Pengaruh pada aktivitas yang menimbulkan rasa nyeri seperti
berjalan, turun tangga, menyapu, gerakan yang mendesak. Obat-obatan
yang sedang diminum seperti analgesik, berapa lama diminumkan.Waktu :
Sifatnya akut, sub akut, perlahan-lahan atau bertahap, bersifat menetap,
hilang timbul, makin lama makin nyeri.

 Riwayat Keperawatan
1. Apakah klien pernah menderita Tb tulang, osteomilitis, keganasan
(mieloma multipleks), metabolik (osteoporosis).
2. Riwayat menstruasi, adneksitis dupleks kronis, bias menimbulkan nyeri
punggung bawah.
 Status mental

11
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

Pada umumnya klien menolak bila langsung menanyakan tentang


banyak pikiran/pikiran sedang (ruwet). Lebih bijaksana bila kita
menanyakan kemungkinan adanya ketidakseimbangan mental secara tidak
langsung (faktor-faktor stress).
B. Pemeriksaan
 Pemeriksaan Umum :
1. Keadaan umum: Tanda-tanda vital, pemeriksaan jantung, paru-paru,
perut.
2. Inspeksi : Inspeksi punggung, pantat dan tungkai dalam berbagai posisi
dan gerakan untuk evalusi neurologik.
3. Kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus lumbal, adanya angulus,
pelvis yang miring/asimitris, muskulatur paravertebral atau pantat yang
asimetris, postur tungkai yang abnormal.
4. Hambatan pada pergerakan punggung, pelvis dan tungkai selama
bergerak.
5. Klien dapat mengenakan pakaian secara wajar/tidak.
6. Kemungkinan adanya atropi, faskulasi,
pembengkakan,perubahan warnakulit.
7. Neurologik

 Pemeriksaan motorik
1. Kekuatan fleksi dan ekstensi tungkai atas, tungkai bawah, kaki, ibu jari
dan jari lainnya dengan menyuruh klien untuk melakukan gerak fleksi
dan ekstensi dengan menahan gerakan.
2. Atropi otot pada maleolus atau kaput fibula dengan membandingkan
kanan kiri.
3. Fakulasi (kontraksi involunter yang bersifat halus) pada otot-otot
tertentu.
 Pemeriksaan ROM

12
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

Pemeriksaan ini dapat dilakukan aktif atau pasif untuk memperkirakan


derajat nyeri, functio laesa atau untuk memeriksa ada atau tidaknya
penyebaran nyeri.
 Pemeriksaan penunjang
1. Foto rontgen (foto rontgen dari depan, samping dan serong) untuk
identifikasi ruang antar vertebra menyempit. Mielografi adalah
pemeriksaan dengan bahan kontras melalui tindakan lumbal pungsi dan
pemotrata dengan sinar tembus. Apabila diketahui adanya penyumbatan.
Hambatan kanalis spinalis yang mungkin disebabkan HNP.
2. ENMG (Elektroneuromiografi) untuk mengetahui radiks mana yang
terkena.
3. CT Scan : melihat gambaran vertebra.

C. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Data Subjektif Data Objektif


Keperawatan
1. Nyeri b.d Klien mengeluh : Klien tampak :
Penjepitan saraf nyeri, insomnia, Ekspresi wajah
pada diskus perubahan pola tampak
intervertebralis. t i d u r. nyeri,pucat,gel
isah,perilaku
terarah/hati-
hati.

13
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

2. C e m a s b.d Klien mengeluh : Klien tampak :


gangguan berulang lelah, takut, tegang, tidak
dengan nyeri terus tidak berdaya. mampu
menerus. memecahkan
masalah.
3. Perubahaan Klien mengeluh : Klien tampak :
mobilitas fisik tidak m a m p u Tr e m o r,
b.dHemiparese/hem melakukan ADL, berkurangnya
iplagia. otot m e n j a d i p e rg e r a k a n ,
spasme dan kaku. bradikinensia,
gangguan gaya
berjalan,
rigiditas.

D. Rencana Tindakan/Intervensi Keperawatan


Diagnosa Keperawatan 1 : Nyeri b.d Penjepitan saraf pada diskus
intervertebralis.
Goal : Klien tidak akan mengalami nyeri selama dalam perawatan.
Objektif : Klien tidak akan merasakan penjepitan saraf pada diskus
intervertebralis selama dalam perawatan
Outcame : Dalam waktu 1 x 24 jam klien :
 Mengatakan tidak terasa nyeri
 Lokasi nyeri minimal
 Keparahan nyeri berskala 0
 Indikator nyeri verbal dan nonverbal (tidak menyeringai).

14
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

Intervensi dan Rasional :


 Identifikasi klien dalam membantu menghilangkan rasa nyerinya.
R/ : Pengetahuan yang mendalam tentang nyeri dankefektifantindakan
penghilangan nyeri.
 Berikan informasi tentang penyebab dan cara mengatasinya.
R/ : Informasi mengurangi ansietas yang berhubungandengan sesuatu
yang diperkirakan.
 Tindakan penghilangan rasa nyeri noninvasif dan nonfarmakologis
posisi, balutan (24-48 jam), distraksi dan relaksasi.
R/ : tindakan ini memungkinkan klien untuk mendapatkan rasa kontrol
terhadap nyeri.
 Terapi analgestik
R/ : terapi farmakologi diperlukan untuk memberikan peredam nyeri.

Diagnosa Keperawatan 2 : Cemas b.d gangguan berulang dengan nyeri terus


menerus.
Goal : Klien tidak akan kelihatan cemas selama dalam perawatan.
Objektif :klien tidak akan merasakan gangguan berulang dengan nyeri terus
menerus selama dalam perawatan.
Outcome :Dalam waktu 1 x 24 jam klien :
 Klien mampu mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya.
 Respon klien tampak tersenyum.
 Tampak rileks
Intervensi dan Rasional :
 Kaji tingkat ansietas pasien.

15
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

R/ : Membantu dalam mengidentifikasikan kekuatan dan keterampilan


yang mungkin membantu pasien mengatasi keadaannya
 Berikan informasi yang akurat dan jawab dengan jujur.
R/ : Memungkinkan pasien untuk membuat keputusan yang didasarkan
atas pengetahuannya.
 Berikan support system (perawat, keluarga atau teman dekat dan
pendekatan spiritual)
R/ : Dukungan dari beberapa orang yang memiliki pengalaman yang
sama akan sangat membantu klien.
 Berikan informasi mengenai klien yang juga pernah mengalami
gangguan seperti yang dialamu klien dan menjalani operasi.
R/ : Harapan-harapan yang tidak realistic tidak dapat mengurang

Diagnosa Keperawatan 3: Perubahan mobilitas fisik b.d Hemiparese atau


hemiplagia.
Goal : Klien tidak akan mengalami mobilitas fisik selama dalam perawatan.
Objektif : Klien tidak akan mengalami hemiparese atau hemiplagia selama
dalam perawatan
Outcome : Dalam 2x 24 jam perawatan klien dapat :
 Mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau faktor risiko
dan aturan pengobatan individual.
 Mendemonstrasikan teknik atau perilaku yang baik.
 Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi
bagian tubuh yang sakit dan atau kompensasi.
 Tidak terjadi kontraktur sendi.

16
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

Intervensi dan Rasional :


 Ubah posisi klien tiap 2 jam.
R/ : menurunkan resikko terjadinya iskemia jaringan akibat sirkulasi
darah yang jelek pada daerah yang tertekan.
 Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada
ekstremitas yang tidak sakit.
R/ : Obat volunter akan menghilangkan tonus dan kekuatannya bila
tidak dilatih untuk digerakan.
 Ajarkan klien utnuk melakukan latihan gerak aktif pada
ekstremitas yang tidak sakit.
R/ : Gerakan aktif memberikan massatonus dan kekuatan otot serta
memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan.
 Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien.
R/ : Memaksimalkan fungsi gerakan.
E. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana
tindakan/intervensi keperawatan yang telahditetapkan/dibuat.
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakahmasalah
keperawatan telah teratasi, tidak teratasi atauteratasi sebagian dengan
mengacu pada kriteria evaluasi.

17
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dari makalah di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Hernia Nukleus
Pulposus adalah suatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologik dikolumna
vertebralis pada disus intervertebralis atau diskogenik.
Hernia Nukleus Pulposus adalah keadaan dimana nukleus pulposus keluar
menonjol dan menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus fibrosis yang robek.

2. SARAN
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna, hal ini karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun daripara
pembaca.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
18
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

LATIHAN

Setelah anda mempelajari asuhan keperawatan Herniasi Nukleus Pulposus


(Herniated Nucleus Pulposus) , selanjutnya lakukan kegiatan berikut:
Berlatih mandiri melakukan asuhan keperawatan pada pasien Herniasi
Nukleus Pulposus (Herniated Nucleus Pulposus)
1. Tanda gejala Hernia Nucleus Pulposus kecuali...
a. Nyeri lengan atau kaki
b. Obesitas
c. Kelemahan otot
d. Mati rasa
e. kesemutan

2. Dibawah ini merupakan Faktor - faktor resiko hnp kecuali.....


a. Obesitas

19
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

b. Pekerjaan
c. Genetika
d. Status
e. Usia

3. Tn. A mengeluh tidak mampu melakukan aktivitas sehari hari, otot menjadi
spasme dan kaku, gangguan berjalan.
Diagnosa yang mungkin muncul yaitu....
a. Nyeri berhubungan dengan penjepitan saraf
b. Ansietas berhubungan dengan nyeri terus menerus
c. Perubahan mobilitas fisik berhubungan dengan himapere
d. Nyeri berhubungan dengan kekauan sendi
e. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit

4. Intervensi yang dilakukan sesuai diagnosa di atas adalah....


a. Kaji tingkat ansietas klien
b. Identifikasi klien dalam membantu menghilangkan rasa nyeri
c. Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif
d. Pemberian obat analgesik
e. berikan penjelasan kepada klien tentang HNP

5. Dibawah ini apa saja pengobatan yang dilakukan untuk mengobati penyakit hnp
(hernia nukleus pulppsus), kecuali....
a. Bed rest total selama 3 - 6 minggu
b. Fisiotherapy
c. Latihan angkat beban berat

20
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

d. Pemberian obat pelemas otot


e. Alas tidur ditambahkan papan dibawah kasur

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/35747/10/BAB
%2520II
%2520KTI.pdf&ved=2ahUKEwjh_KH7l__mAhWQT30KHecsDZoQFjA
FegQIBBAB&usg=AOvVaw2NxXKHS_CRpNtBlvGj33cz

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.alomedika.com/penyakit/neuro
logi/hernianukleuspulposus/penatalaksanaan&ved=2ahUKEwj7mNzFl__
mAhVYAXIKHVdWBSMQFjALegQIDBAB&usg=AOvVaw3Vf63iA_Z
G5suf7K9qq7YU&cshid=1578870690998

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-
content/uploads/2016/09/BahanAjar4_HerniaNucleusPulposus.pdf&ved=2
21
Praktik Keperawatan Medikal Bedah II

ahUKEwj7mNzFl__mAhVYAXIKHVdWBSMQFjAKegQIDxAB&usg=
AOvVaw1r3A5qx5Sf6l3iGiTg0542&cshid=1578870690998

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/35747/10/BAB
%2520II
%2520KTI.pdf&ved=2ahUKEwj7mNzFl__mAhVYAXIKHVdWBSMQF
jAPegQIChAB&usg=AOvVaw2NxXKHS_CRpNtBlvGj33cz&cshid=157
8870690998

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/36306766/MAK
ALAH_HNP_HERNIA_NUKLEUS_PULPOSUS_&ved=2ahUKEwjh_K
H7l__mAhWQT30KHecsDZoQFjAAegQIBxAC&usg=AOvVaw38D85w
PhTaRiLQ05ut26WC

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/12262861/ASK
EP_HERNIA_NUKLEUS_PULPOSUS&ved=2ahUKEwjh_KH7l__mAh
WQT30KHecsDZoQFjABegQIBxAH&usg=AOvVaw3nzsjgGNl0neZQd9
3JjXeb

22

Anda mungkin juga menyukai