Uji Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) TERHADAP PENURUNAN Kadar Glukosa Darah
Uji Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) TERHADAP PENURUNAN Kadar Glukosa Darah
HERBAL MEDICINE
Oleh:
HILYATUL AULIYA
: K211 12 261
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manggis merupakan salah satu buah yang digemari oleh masyarakat
Indonesia. Tanaman manggis berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan
Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Indonesia atau Malaysia. Dari Asia
Tenggara tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis
lainnya seperti Filipina, Papua Nugini, Kamboja, Thailand, Srilanka,
Madagaskar, Honduran, Brazil, dan Australia Utara. Pada tahun 1999, volume
ekspor 4.743.493 kg dengan nilai ekspor mencapai 3.887.816 US$ dan tahun
2000 volume ekspor mencapai 7.182.493 kg dengan nilai ekspor 5.885.038
US$. Pada tahun 2011, produksi manggis mencapai 136.080 ton dan sebanyak
12.603 ton saja yang diekspor ke berbagai negara dalam bentuk buah segar
dengan total nilai U$ 9.985.684.
Kulit buah manggis merupakan salah satu bahan alami yang dapat
dimanfaatkan sebagai pangan fungsional karena memiliki beragam khasiat.
Kulit dari buah manggis ini sangat baik dikonsumsi untuk mencegah penuaan
dini. Kandungan antioksidannya lebih besar daripada yang terkandung dalam
jeruk maupun pada daging buahnya sendiri. Zat aktif xanthone merangsang
regenerasi sel rusak secara cepat sehingga membuat awet muda dan berperan
menangkal radikal bebas. Khasiat xanthone bukan hanya antioksidan, tetapi
sebagai antikanker. Ekstrak kulit buah manggis bersifat antiproliferasi untuk
menghambat pertumbuhan sel kanker. Ekstrak itu juga bersifat apoptosis
penghancur sel kanker. Xanthone dalam kulit buah manggis juga ampuh
mengatasi penyakit tuberculosis (TBC), asma, leukemia, antiinflamasi dan
antidiare.
Vasiasi pengolahan kulit buah manggis pada masyarakat Indonesia masih
rendah. Buah ini dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng,
serta dibuat sirup/sari buah. Secara tradisional buah manggis dapat digunakan
sebagai obat luka, sariawan, dan wasir. Kulit buahnya dimanfaatkan sebagai
pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya sebagai obat tradisional.
India, Cina dan Amerika Serikat. Pada tahun 2000 di Indonesia terdapat 8,4
juta pengidap penyakit diabetes mellitus dan diperkirakan akan menjadi 21,3
juta pada tahun 2030. Oleh karena itu, perlu dicari obat yang efektif, efek
samping yang relatif rendah dan obat dengan harga yang murah. Salah satu
upaya dalam penanganan diabetes mellitus adalah dengan menggunakan
tumbuhan sebagai obat alternatif. Salah satu tumbuhan yang berefek sebagai
antidiabetes mellitus adalah tumbuhan manggis yang terletak pada kulit buah
manggis.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tinjauan umum buah manggis?
2. Bagaimana tinjauan umum penyakit glukosa darah dan diabetes mellitus?
3. Bagaimana metode penelitian kulit buah manggis dapat menurunkan kadar
glukosa darah?
C. TUJUAN
1. Mengetahui tinjauan umum buah manggis.
2. Mengetahui tinjauan umum penyakit glukosa darah dan diabetes mellitus.
3. Mengetahui metode penelitian kulit buah manggis dapat menurunkan
kadar glukosa darah.
D. MANFAAT
Dengan adanya makalah ini, diharapkan bisa menjadi sumber
pembelajaran bagi mahasiswa dan bisa menjadi sumber untuk penelitian
selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum Manggis
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu buah tropis yang
telah banyak digunakan sebagai obat tradisional di Asia Tenggara. Manggis
merupakan buah asli Indonesia, dengan warna daging buah putih dan kulitnya
ungu kehitaman. Tanaman yang sekerabat dengan kandis ini dapat mencapai
tinggi 25 m dengan diameter batang mencapai 45 cm. Pohon manggis mampu
tumbuh baik pada ketinggian 0-600 m dpl, suhu rata-rata 20-30 C, pH tanah
berkisar 5-7. Lahan dengan pH asam seperti di lahan gambut, manggis tetap
mampu tumbuh dengan baik.
Pohon manggis memiliki cabang yang teratur, berkulit cokelat, dan
bergetah. Kulitnya berwarna merah keunguan. Ketika matang, terdapat varian
warna lain di kulit, yakni merah cerah. Setiap bijinya diselubungi oleh selaput
berwarna putih bersih, halus disertai rasa segar. Secara organoleptik, rasa
manggis cenderung seragam, yaitu manis, asam, sedikit segar.
Menurut Tjitrosoepomo, kedudukan taksonomi dari Garcinia mangostana
Linn. yaitu:
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Guttiferanales
Famili
: Guttiferae
Genus
: Garcinia
Spesies
: Garcinia mangostana Linn.
Komponen terbesar dari buah manggis adalah air, yaitu 83%. Komponen
protein dan lemak yang dikandung sangat kecil. Buah manggis tidak
mengandung vitamin A, tetapi mengandung vitamin B1 dan vitamin C.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Buah Manggis per 100 gram
Kandungan
Kalori
Karbohidrat
Lemak
Protein
Kalsium
Vitamin C1
Vitamin B1
Fosfor
Fe
Bagian yang dapat dimakan
Sumber: Hasyim dan Iswari, 2012
Jumlah
63,00 Kkal
15,60 g
0,60 g
0,60 g
8,00 mg
2,00 mg
0,03 mg
12,00 mg
0,80 mg
29,00 %
Kulit buah manggis merupakan bagian terbesar dari buah manggis yang
dikategorikan sebagai limbah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kulit
buah manggis mengandung antioksidan kompleks dengan kadar yang tinggi,
terutama senyawa fenolik atau polifenol termasuk di dalamnya xanthone dan
epikatekin. Senyawa xanthone memiliki sifat antioksidan, antidiabetes,
antikanker,
antiimpflamasi,
hepatopropective,
immuno-modulation,
dan
untuk
mencegah
kerusakan
akibat
oksidasi,
detoksifikasi,
glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada orang yang menderita
diabetes mellitus atau kencing manis, jumlah glukosa darah lebih besar dari
130 mg per 100 ml darah.
Glukosa ialah sejenis gula ringkas. Tumbuh-tumbuhan menyimpan
glukosa sebagai karbohidrat yang dinamai kanji dalam bijirin seperti beras,
jagung, barli dan sebagainya. Glukosa dalam larutan memutarkan cahaya
terkutub-satah ke sebelah kanan, maka ia dikenali sebagai gula dekstrosa.
Jumlah glukosa yang diperlukan oleh tubuh setiap hari ialah 160 g. 120 g
daripadanya diperlukan oleh otak setiap hari bagi orang dewasa. Jumlah
glukosa yang terdapat dalam cecair tubuh ialah 20 g dan yang sedia ada
daripada degradasi glikogen simpanan ialah 190 g. Justru, glikogen simpanan
dapat membekalkan glukosa kepada tubuh dengan mencukupi untuk tempoh
satu hari saja.
Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk
mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah
dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon,
hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian sel-sel ini
mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis).
Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula
darah.
Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau
karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel
yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin,
menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses
ini disebut gliogenosis), yang mengurangi level gula darah. Diabetes melitus
tipe 1 disebabkan oleh tidak cukup atau tidak dihasilkannya insulin, sementara
tipe 2 disebabkan oleh respon yang tidak memadai terhadap insulin yang
dilepaskan (resistensi insulin). Kedua jenis diabetes ini mengakibatkan terlalu
banyaknya glukosa yang terdapat di dalam darah.
Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di
dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama
energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batasbatas yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini
meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi
hari, sebelum orang makan.
Gula darah diserap oleh dinding usus akan masuk dalam aliran darah
masuk ke hati dan disintetis menghasilkan glikogen kemudian dioksidasi
menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa oleh alran darah ke dalam
sel tubuh yang memerlukannya. Kadar gula dalam tubuh dikendalikan oleh
suatu hormon yaitu hormone insulin, jika hormon insulin yang tersedia kurang
dari kebutuhan, maka gula darah akan menumpuk dalam sirkulasi darah
sehingga glukosa darah meningkat.
Besarnya kadar gula yang diabsorbsi sekitar 1 gram/kg BB tiap jam.
Kecepatan absorbsi gula di dalam usus halus konstan tidak tergantung pada
jumlah gula yang ada atau kadar dimana gula berada. Untuk mengetahui
kemampuan tubuh dalam memetabolisme karbohidrat dapat ditentukan dengan
Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) Glikolisis adalah proses penguraian
molekul glukosa yang memiliki enam atom karbon, secara enzimatik untuk
menghasilkan dua molekul piruvat yang memiliki tiga atom karbon. Glikolisis
dapat terjadi di luar tubuh setelah sampel darah dikeluarkan dari dalam tubuh,
bila tanpa zat penghambat glikolisis maka komponen yang ada dalam sampel
darah seperti eritrosit, lekosit, dan juga kontaminasi bakteri dapat
menyebabkan kadar glukosa darah menurun. Glikolisis juga dapat terjadi
karena pengaruh suhu dan lama penyimpanan.
Macam-macam pemeriksaan glukosa darah (Chairul, 2012):
1. Glukosa darah sewaktu
Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari
tanpa memperhatikan makanan terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh
orang tersebut.
2. Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan
Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah pemeriksaan glukosa yang
dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam, sedangkan
pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan yang
dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan.
pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan kabur, gairah
seks menurun, dan luka sukar sembuh. Beberapa faktor yang dapat menunjang
timbulnya Diabetes mellitus yaitu obesitas dan keturunan, sedangkan gejala
yang dapat diamati adalah polidipsia, poliuria, dan polipfagia. Gejala-gejala ini
perlu mendapat tanggapan di dalam penyusunan diet penderita Diabetes
mellitus.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui tiga bentuk Diabetes
mellitus yaitu:
1. Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes mellitus tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes mellitus, IDDM)
adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam
sirkulasi darah akibat rusaknya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau
Lagerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang
dewasa.
Sampai saat ini diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Diet dan olah raga
tidak bisa menyembuhkan ataupun mencegah diabetes tipe 1. Kebanyakan
penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat
penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh
terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama
pada tahap awal. Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes
tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta
pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi
pada tubuh.
Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan
insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah
melalui alat monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1,
bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin.
Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma
bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada
penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi
pada umumnya, juga dimungkinkan pemberian insulin melalui pompa, yang
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pengukuran KGD.
10. Pengujian efek ekstrak etanol kulit buah manggis (EEKBM) terhadap
penurunan kadar glukosa darah mencit dengan metode toleransi glukosa.
Mencit yang telah dipuasakan selama 18 jam ditimbang berat badannya
dan diukur kadar glukosa darah (KGD) puasa, dikelompokkan secara acak
menjadi 5 kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor
mencit dan diberi perlakuan per oral, kelompok tersebut adalah: Kelompok
I: Mencit diberikan suspensi Na-CMC 0,5% Kelompok II: Mencit
diberikan suspensi EEKBM dosis 50 mg/kg BB Kelompok III:Mencit
glibenklamid dosis 0,65 mg/kg BB. Hasil analisa penurunan kadar glukosa
darah menunjukkan bahwa pemberian EEKBM dosis 100 mg/kg BB
memberikan penurunan kadar glukosa darah yang paling baik dibandingkan
dosis 50 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB.
Peningkatan dosis obat seharusnya akan meningkatkan respon yang
sebanding dengan dosis yang ditingkatkan, namun dengan meningkatnya dosis
peningkatan respon pada akhirnya akan menurun, karena sudah tercapai dosis
yang sudah tidak dapat meningkatkan respon lagi. Hal ini sering terjadi pada
obat bahan alam, karena komponen senyawa yang dikandungnya tidak tunggal
melainkan terdiri dari berbagai macam senyawa kimia, dimana komponenkomponen tersebut saling bekerjasama untuk menimbulkan efek. Namun
dengan peningkatan dosis, jumlah senyawa kimia yang dikandung semakin
banyak, sehingga terjadi interaksi merugikan yang menyebabkan penurunan
efek. Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan dosis EEKBM pada dosis
200 mg/kg BB tidak diikuti dengan peningkatan aktivitas antidiabetes. Hal ini
karena telah jenuhnya reseptor yang berikatan dan terjadinya interaksi dengan
senyawa kimia yang terkandung di dalam kulit buah manggis. Jika reseptor
telah jenuh, maka peningkatan dosis tidak bisa mencapai efek maksimumnya.
Penurunan glukosa darah pada mencit disebabkan oleh adanya senyawa
xanthone yang merupakan senyawa flavonoid yang kaya akan senyawa
antioksidan yang dimiliki oleh ekstrak etanol kulit buah manggis yang dapat
menetralkan radikal bebas dan mampu membantu menurunkan kadar gula
darah dan mengatasi kelelahan yang diakibatkan oleh kadar gula darah yang
tak seimbang.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Kulit buah manggis merupakan bagian terbesar dari buah manggis yang
dikategorikan sebagai limbah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
kulit buah manggis mengandung antioksidan kompleks dengan kadar yang
tinggi, terutama senyawa fenolik atau polifenol termasuk di dalamnya
xanthone dan epikatekin. Senyawa xanthone memiliki sifat antioksidan,
antidiabetes, antikanker, antiimpflamasi, hepatopropective, immunomodulation, dan antibakteri, mampu menekan pembentukan senyawa
karsinogenik pada kolon, antibakteri, antifungi, antiplasmodial. Sedangkan
senyawa antosianin memiliki manfaat untuk mencegah kerusakan akibat
oksidasi, detoksifikasi, meningkatkan sistem imunitas tubuh, menangkap
radikal bebas, dan mengikat logam berat seperti besi, seng, dan tembaga.
2. Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau
karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir
sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin,
menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen.
Proses ini disebut gliogenosis), yang mengurangi level gula darah.
3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
hasil karakteristik simplisia kulit buah manggis yaitu kadar air 7,96%,
kadar sari larut air 12,98%, kadar sari larut etanol 20,14%, kadar abu total
9,40%, dan kadar abu tidak larut asam 0,42%. Ekstrak etanol kulit buah
manggis pada dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB
mempunyai efek Terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit
jantan dengan metode uji toleransi glukosa.
B. SARAN