Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

INSPEKSI SANITASI SUMUR GALI


Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PAPLC-A

Dosen : Suparmin, S.ST, M.Kes


Disusun oleh :
Iftitah Arum (P 17433113057)

Imroatul Ngulya (P 17433113058)

Risma Suryani P. (P 17433113070)

Septian I. M. (P 17433113074)

Dita Amalia Puspa R. (P 17433113049)


Tingkat Reguler II B (Kelompok 6)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN KESEHATAN LNGKUNGAN PURWOKERTO
PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Alloh Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan taufik, hidayah, serta inayahnya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah berjudul LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM INSPEKSI SANITASI SUMUR GALI.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi mengingat akan kemampuan yang
penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati semoga makalah ini bermanfaat
untuk semua pihak yang membutuhkan.
Purwokerto, Oktober 2014
Penulis

A. Latar Belakang
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air
merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak
ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat
menjadi malapetaka bila tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas
maupun kuantitasnya (Warlina, 2004). Air yang dibutuhkan adalah air bersih
dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air yang jernih, tidak
berwarna, tawar dan tidak berbau. Konsekuensi dari penggunaan air yang tidak
bersih dan hygiene akan menggangu kesehatan bagi yang mengkonsumsinya.
Air yang berkualitas meliputi kualitas fisik, kimia, dan bebas dari
mikroorganisme (Soemirat, 2001).
Penggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia
merupakan bagian integral dari program penyehatan air. Menurut Depkes RI
(2008) program penyehatan air tersebut meliputi perencanaan kebutuhan air
bersih, cakupan Program penyehatan air merupakan salah satu program
prioritas dalam agenda Millenium Development Goals (MDGs) dengan
sasarannya adalah penurunan sebesar separuh proporsi penduduk yang tidak
memiliki akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta
fasilitas sanitasi dasar pada tahun 2015, dan diperkirakan 1,1 milyar penduduk
penduduk didunia yang tinggal di desa maupun di kota hidup tanpa air bersih
(WHO, 2008).

B. Landasan Teori
INSPEKSI SARANA AIR BERSIH
Kegiatan pengawasan kualitas air diharapkan mampu menciptakan dan
menjamin

suatu

sistem

yang

akan

melaksanakan

tindakan

lanjut

penanggulangan, agar diperoleh pelayanan air bersih yang memenuhi syarat


kesehatan atau dengan risiko kesehatan yang sekecil-kecilnya.

Kegiatan inspeksi sarana air bersih merupakan kegiatan pengamatan


keadaan fisik sarana, lingkungan, dan perilaku masyarakat yang diperkirakan
dapat mempengaruhi kualitas air dari sarana yang diinspeksi dengan
menggunakan formulir yang telah ditetapkan. Berdasarkan inspeksi sanitasi
tersebut, ditetapkan risiko pencemaran dari sarana ke dalam 4 kategori, yaitu:
(1) Rendah, (2) Sedang, (3) Tinggi, dan (5) Amat Tinggi.
Berbeda dengan pemeriksaan laboratorium yang akurasinya tinggi,
inspeksi sanitasi hanya dapat memperkirakan kualitas air dari sarana yang ada.
Perkiraan kualitas air (terutama mikrobiologi) berdasarkan inspeksi saniatsi
bertolak dari asumsi bahwa tingkat risiko pencemaran suatu sarana
berpengaruh pada kualitas airnya.
Secara skematis kegiatan inspeksi sanitasi adalah bagian dari
survaillance air bersih yang bertujuan untuk mengidentifikasi risiko kesehatan,
digambarkan sebagai berikut:

Monitoring/ case
detection

Sampling
Lab
Examnination

To Identify the
Health Risk

Evaluation and
recommendatio
n

Survailence
programmes

Epidemiological
Investigation

Sanitary
Inspection

Remidial/
Control Action

Correction
Measure

To Minimize the
Helath Risk

C. Hasil
FORMULIR INSPEKSI SANITASI

Jenis Saran

: Sumur Gali

Nama Pemilik

: Kampus 7 Poltekkes Kemenkes

Alamat

: Jl Raya Baturraden Km 12

Jumlah Pemakai

:3

Kualitas Fisik Air

Indikator
Keruh
Berbau
Berasa
Warna

Ya

Semarang

Tidak

Diagnosa
NO
YA
1.
Apakah ada jamban pada radius 10 m
2.

TIDAK

sekitar sumur gali?


Apakah ada sumber pencemar lain pada
radius 30 m sekitar sumur?
Misalnya kotoran hewan, genangan air,

3.

sampah, dll
Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan

4.

air pada jarak 2 m sekitar sumur?


Apakah saluran pembuangan

5.

rusak/tidak ada?
Apakah lantai semen yang mengitari sumur

6.

mempunyai radius kurang dari 1 m?


Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan

limbah

7.

air di atas lantai semen sekeliling sumur?


Apakah ada keretakan pada lantai sekitar
sumur yang memungkinkan air merembes

8.

ke dalam sumur?
Apakah ember/tali

timba

diletakkan

sedemikian rupa sehingga memungkinkan


9.

terjadinya pencemaran?
Apakah bibir sumur (cincin) tidak sempurna
sehingga memungkinkan air merembes ke

10.

dalam sumur?
Apakah dinding sumur selama 3 (tiga) meter
dari atas permukaan tanah tidak cukup
rapat/tidak sempurna?

Tingkat Risiko Pencemaran


KATEGORI
RENDAH
SEDANG
TINGGI
AMAT TINGGI

(R)
(S)
(T)
(AT)

JUMLAH ITEM MENYIMPANG


0-2 Jawaban YA
3-5 Jawaban YA
6-8 Jawaban YA
9-10 Jawaban YA

D. Kesimpulan
Dari hasil pada formulir inspeksi sanitasi diatas, diperoleh jawaban YA
sebanyak 8 dari jumlah 10 item yang menyimpang. Jadi tingkat risiko
pencemaran sumur gali termasuk kategori tinggi.

E. Saran untuk Pemilik atau Pengelola


Berdasarkan hasil yang penulis peroleh, penulis menyarankan agar:
1.

Pemilik sumur gali memperhatikan kondisi sumber pencemar yang

2.
3.

ada di sekitas sumur gali agar tida mencemari air sumur gali.
Memindahkan jamban/memindahkan sumur gali agar tidak tercemar.
Pemilik sumur gali memperbaiki/menutupi lobang-lobang yang dapat
menggenang air membuat air kotoran masuk kembali ke sumur gali

4.
5.

sehingga dapat tercemar.


Memperbaiki dinding sumur dan bibir sumur.
Sebaiknya pemilik sumur gali memperbaiki cekungan di sekitar
lantaai yang mengelilingi sumur gali agar tidak membuat genangan
air, serta membuat lantai sumur kedap air minimal 1 meter.

Mengetahui
Pemilik/Pengelola

Petugas Inspeksi

( Kampus 7 )

( Kelompok 6 )

Anda mungkin juga menyukai