Makalah Fenol Fitokimia
Makalah Fenol Fitokimia
UNIVERSITAS 17
AGUSTUS 1945
FAKULTAS FARMASI
FEN
OL
DAFTAR PUSTAKA
JUDUL ............................................................................................................................
BAB I
1.1 DEFINISI DAN STRUKTUR FENOL ...............................................................
1.2 TATA NAMA FENOL ........................................................................................
1.3 KARAKTERISTIK FENOL ................................................................................
1.4 KLASIFIKASI FENOLIK DAN TURUNAN SENYAWA ................................
1.5 DETEKSI REAKSI WARNA SENYAWA FENOL ...........................................
2
3
4
5
10
15
24
34
BAB I
I.
pada
tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi (OH)
dan gugus gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama
senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakkan memiliki gugus hidroksil
lebih dari satu sehingga disebut polifenol. Senyawa fenol meliputi aneka ragam
senyawa yang berasal dari tumbuhan yang mempunyai ciri sama, yaitu cincin
aromatik yang mengandung satu atau dua gugus -OH.
Senyawa
sangat
fenolik dasar
di fenol
Gambar Kerangka
luas,
mempunyai
alam
terdapat
variasi struktur
daun,
bunga
dan buah. Ribuan senyawa fenolik alam telah diketahui strukturnya, antara lain
flavonoid, fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid, polifenol (lignin, melanin,
tannin), dan kuinon fenolik.
Banyak senyawa fenolik alami mengandung sekurang-kurangnya satu gugus
hidroksil dan lebih banyak yang membentuk senyawa eter, ester atau glioksida
daripada senyawa bebasnya. Senyawa ester atau eter fenol tersebut memiliki
kelarutan yang lebih besar dalam air daripada senyawa fenol dan senyawa
glioksidanya.
Dalam keadaan murni, senyawa fenol berupa zat padat yang tidak berwarna,
tetapi jika teroksidasi akan berubah menjadi gelap. Kelarutan fenol dalam air akan
bertambah, jika gugus hidroksil makin banyak.
Senyawa fenolik memiliki aktivitas biologik yang beraneka ragam, dan
banyak digunakan dalam reaksi enzimatik oksidasi kopling sebagai substrat donor
H. Reaksi oksidasi kopling, selain membutuhkan suatu oksidator juga
FENOL 2016
II.
C
l
O
4H
Klo
rof
eno
l
(klor
ofen
ol)
2nitr
ofe
nol
(nitro
feno
l)
N
O
O
H
2
B
r
3Bro
mo
fen
ol
(bro
mof
enol
)
O
H
Dalam kedua kasus, jika orangtua molekul disebut sebagai fenol, maka
nomenklatur yang digunakan adalah sistem umum. Dalam tata nama IUPAC,
molekul induk disebut benzenol, dan substituent selalu nomor dengan gugus OH
diberi posisi pertama dipahami. Untuk senyawa di bawah ini, nama pertama yang
tercantum adalah nama umum dan yang kedua adalah nama IUPAC.
FENOL 2016
III.
SIFAT FISIKA
Rumus kimia
C6H6OX
Massa molar
94.11 g mol1
Penampilan
Densitas
1.07 g/cm3
Titik didih
181,75oC
Titik Lebur
40,9 oC
Keasaman (pKa)
IV.
(1,3,5-trihidroksibenzena)
dan
resorkinol
(1,3-
dihidroksibenzena).
2. Asam fenolat
Asam fenolat adalah turunan dari golongan asam hidroksi sinamat, yang
memiliki kelimpahan yang tinggi dalam dinding sel tanaman. Hal ini memungkinkan
untuk dapat memberikan keuntungan yang signifikan di bidang kesehatan, karena
senyawa asam fenolat (contohnya asam ferulat) memiliki aktivitas antikanker dan
antioksidan. Selain itu juga dapat menjadi prekursor dalam pembuatan senyawa
aromatik lain yang bermanfaat, antara lain:
1. Sebagai antioksidan, asam ferulat kemungkinan menetralkan radikal bebas,
seperti spesies oksigen reaktif (ROS). ROS kemungkinan yang menyebabkan
DNA rusak dan mempercepat penuaan. Jika ditambahkan pada asam askorbat
dan vitamin E, asam ferulat kemungkinan dapat mengurangi stress oksidasi dan
pembentukan dimer timidine dalam kulit yang mencegah penuaan.
2. Dengan studi pada hewan dan studi in vitro, mengarahkan bahwa asam ferulat
kemungkinan memiliki hubungan dengan aktivitas antitumor perlawanan kanker
FENOL 2016
salah satu
kelompok senyawa
fenol utama yang berasal dari jalur shikimat. Senyawa fenol ini mempunyai kerangka
FENOL 2016
dasar karbon yang terdiri dari cincin benzena (C6) yang terikat pada ujung rantai
karbon propana (C3).
a. Sinamat
Asam
sinamat memiliki
rumus
kimia
C 6H5CHCHCOOH
atau
C9H8O2,
berwujud kristal putih, sedikit larut dalam air, dan mempunyai titik leleh 133C serta
FENOL 2016
menjadi
flavonoid
karboksilat tak jenuh, ia terjadi secara alami pada sejumlah tanaman. Senyawa
ini secara bebas larut dalam pelarut-pelarut organik. Ia berada baik sebagai
isomer cis maupun trans, meskipun kemudian lebih umum. Asam sinamat juga
merupakan sejenis inhibitor-sendiri yang diproduksi oleh spora jamur untuk
mencegah germinasi. Berikut adalah beberapa struktur senyawa turunan sinamat.
, dengan densitas
1,2475 gr/cm3. Asam sinamat mendidih pada suhu 300 C, (572 F), dengan titik
leleh 133 C, (271 F). Dapat larut dalam sampai 500 mg/liter, dengan keasaman
(pKa) 4,44. Asam sinamat mempunyai titik nyala pada suhu >100 C (212 F). Asam
sinamat digunakan sebagai penyedap, indigo sintetik, dan produk farmasi tertentu.
Kegunaan utama ialah dalam pembuatanmetil, etil dan benzil ester untuki industry
FENOL 2016
minyak wangi. Asam sinamat merupakan prekursor, zat pendahulu untuk pemanis
aspartam melalui aminasi yang dikatalisis-enzim menjadi fenilalanin.
b. Kumarin
Nama kumarin berasal dari bahasa Karibia Coumarou yang berarti pohon
tonka (Coumarouna adorata Abl), yaitu tumbuhan pertama yang diketahui
mengandung kumarin. Barulah pada tahun 1868, kumarin dikenal dengan rumus
C9H6O2. Senyawa yang mengandung kumarin (2H-1-benzopyran-2-one) merupakan
sebuah kelompok yang penting dari heterosiklis dan banyak contoh yang ditemukan
di alam. Kumarin sendiri pertama kali diisolasi tahun 1822 dari kacang
tonka. Kumarin dan turunannya juga telah diisolasi dari semanggi, rumput banteng
dan woodruff.
Kumarin yang terkandung dalam suatu tumbuhan dapat dikenal dari
baunya. Bila tumbuhan tersebut dikeringkan, maka akan memberikan bau yang khas.
Untuk pembuktian secara kualitatif dilakukan uji berdasarkan pada sifat
fluoresensinya dengan sinar ultraviolet (Erniwati, 2005). Kumarin merupakan
senyawa metabolit sekunder berupa minyak atsiri yang terbentuk
turunan glukosa non-atsiri
saat
penuaan
atau
terutama
dari
kumarin beracun yang tersebar luas pada tumbuhan dan sering dijumpai dalam kulit
biji. Skopoletin merupakan salah satu senyawa yang diduga menghambat
perkecambahan biji tertentu, menyebabkan dormansi sampai senyawa tersebut
tercuci (misalnya, oleh hujan yang cukup lebat sehingga kelembapannya cukup bagi
pertumbuhan kecambah). Jadi peranannya adalah sebagai penghambat alami
perkecambahan biji.
FENOL 2016
kristal prismatik, dan mempunyai karakteristik bau yang wangi dan rasa
pahit, aromatis, rasa yang panas, larut dalam alkohol. Kumarin juga dapat disintesis
dengan cepat.
Beberapa
turunan
kumarin
memiliki
sifat
antikoagulan.
c.
Lignan
Senyawa lignan memiliki banyak modifikasi pada struktur induknya, yang
antara lain dapat menghasilkan penambahan cincin, penambahan atau penghilangan
atom C, dan sebagainya. Senyawaan ini tersebar luas di dunia tumbuhan, dan banyak
digunakan secara niaga sebagai antioksidan dan sebagai komponen sinergistik dalam
FENOL 2016
10
insektisida. Selain itu, lignan merupakan komponen kimia yang aktif dalam
tumbuhan obat tertentu. Salah satu senyawa golongan lignan, yaitu podophyllotoxin,
diketahui dapat menghambat tumor. Dalam pengobatan Cina, lignan banyak dipakai
untuk mengobati penyakit hepatitis dan melindungi organ hati.
d. Antosianin
Antosianin merupakan senyawa berwarna kebanyakan merah, biru dan ungu pada
buah, sayur dan tanaman hias. Struktur utamanya ditandai dengan adanya 2 cincin
benzena (C6H6) yang dihubungkan dengan 3 atom karbon yang membentuk cincin.
Subsitusi bebrapa gugus kimia pada rangka antosianin dapat mempengaruhi warna
dan kestabilan antosinin. Penambahan gugus glikosida atau gugus hidroksi bebas pada cincin
A menyebabkan warna cenderung biru dan relatif tidak stabil. Sebaliknya, penambahan
jumlah gugus metoksi atau metilasi akan menyebabkan warna cenderung merah dan stabil.
V.
FENOL 2016
11
Uji ini digunakan untuk mendeteksi senyawa fenol yang sederhana. Uji ini dapat
dilakukan dengan cara menambahkan larutan FeCl3 1% yang sudah dilarutkan di
dalam air atau etanol kemudian diteteskan ke larutan sampel. Hasil yang positif
menimbulkan warna hijau, ungu, hitam, biru dan merah.(Harbone, 1987). Reaksi
FeCl3 jika ditambahkan etanol warna larutan tetap maka senyawa tersebut adalah
asam salisilat namun jika ditambah 3tts etanol berubah menjadi ingu, senyawa
terssebut adalah fenol.
2.
FENOL 2016
12
3.
Reaksi diazo
Dengan reaksi Diazo, Fenol juga dapat memberikan warna merah, tetapi setelah diberi
Amil Alkohol maka akan menjadi jernih. Berikut merupakan mekanisme reaksi Diazo
untuk Fenol sampai dapat memberikan warna merah.
4.
Reaksi marquis
Dengan
reaksi Marquis
yang dilakukan dalam plat tetes maka akan terbentuk cincin dengan warna tertentu,
FENOL 2016
13
bisa warna merah, coklat, jingga, ungu, dan hijau, tergantung dari senyawa Fenol
yang mana. Pereaksi Marquis ini antara lain H2SO4 pekat dan formalin encer.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
+ FeCl3
: hijau, lalu endapan violet .
Fluoresensi
: biru muda, dalam NaOH (-)
Marquis
: cokelat
Loco Millon
: merah terang
Dalam NaOH +aq. Iod : Keruh Violet
Larutan zat + NaHCO3 jenuh + KCN + Cupri Sulfat : Violet
FENOL 2016
14
2. BETA NAPTHOL
1.
1. + FeCl3
:
larutan
panas,
hijau
gumpalan putih .
2.
3.
4.
5.
6.
Fluoresensi
: ungu, dalam NaOH ungu kuat
Marquis
: hijau
Loco Millon
: kuning jingga
Dalam NaOH +aq. Iod
: tak berwarna
Larutan zat + NaHCO3 jenuh + KCN + Cupri Sulfat 1 % :
kuning
lemah
7. Aq. Brom berlebih : Endapan putih larutan hiijau kuning
8. Reaksi Molisch : Zat + sedikit alcohol + 1 cc larutan encer gula tebu,
lalu + H2SO4 (p) , Dilihat lapisan bawahnya : Negatif
9. + KOH 50 % berlebih, lalu + kloroform berlebih : biru .
3. RESORCIN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
4. REAKSI CARLETTI
FENOL 2016
15
5. REAKSI MARQUIS
Zat Resorcin + formalin 0,2 % + H2SO4 (p) melalui dinding tabung ---->merah
violet,atas seperti susu .
6. RIVANOL
bintang.
Zat + NaOH ----> merah
Zat + DAB HCl ----> merah jingga
Zat + H2SO4 encer + NaNO3 ----> merah karsen ungu
Korek api : Jingga merah
MARQUIS (+)
MAYER (+)
BOUCHARDAD (+)
Larutan dalam air garam Hcl nya bereaksi asam kuat + bikromat keluar
gas CO2 .
7. PYROGALLOL
FENOL 2016
16
OH
HO
HO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
8. NIPAGIN
9. FENOL
17
1:100 ;
Dalam minyak 1:2
Zat + FeCl3 ----> ungu biru + spir. berlebih ----> hilang
Zat + MILLON ----> merah ungu
Zat + Aq. Brom berlebih : endapan putih
Zat + Reaksi Indefenol ----> hijau biru stabil, Pada pemanasan jadi
merah
Zat + larutan jenuh hexamine ----> Kristal jarum
10. THYMOL
Kristal
tak
berwarna
KHUSUS THYMOL
1. Larutan dalam air + Vanillin Hcl dingin : Merah
Rosa
2. Panas : lebih tua, didiamkan endapan merah ungu
.
3. -Thymol + H2SO4 panaskan, encerkan dengan air saring setelah dinetralkan
4.
5.
6.
7.
dengan CaCO3 .
Filtrat : FeCl3 : biru.
Terbentuk Ca-Thymol sulfat yang netral
-Thymol + Formalin + H2SO4 ----- Merah
-DIAZO : merah jingga tanpa panas
+ H2SO4 ----- ungu rosa---ungu hijau kuning .
+ NaOH ------ kuning muda
11. EUGENOL
FENOL 2016
18
1.
2.
3.
4.
5.
12. GUAIACOL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bau spesifik
Sekali cair, tetap cairan
T.L = 27,70 C
Sukar larut dalam air, larut dalam spiritus, gliserin dan minyak lemak .
Zat + marquis ----> merah violet
Zat + FeCl3 ----> biru ----> merah coklat.
Zat + H2SO4 + formaldhehida ----> violet
Zat + aq.brom ----> merah coklat
Zat + HNO3 ----> merah ----> jingga ----> kuning
13. KRESOL
a.
b.
c.
d.
19
e.
f.
14. HYDROCHINON
a.
b.
c.
d.
e.
f.
T.L = 172 C
larut dalam air
Fehling : mereduksi, endapan cokelat
Mereduksi larutan Ag-ammoniakal : jam hijau, lama-lama hitam
Aqua Calcis: 1 malam kuning cokelat
Dimasak dengan FeCl3 : bau merangsang dari chinhydron (hasil oksidasi
g.
h.
i.
j.
k.
15.CATECHIN
FENOL 2016
20
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
VI.
:kuning
:jingga cokelat .
21
BIOSINTESIS FENOL
FENOL 2016
22
FENOL 2016
23
FENOL 2016
24
Cl
+ 2NaOH
O
H
+
NaCL
+HC
350o
2. Peleburan Natrium benzensulfonal
l
C
Tekanan
Proses ini sudah
dikenal
sejak tahun 1890 di Jerman. Natrium benzene
tinggi
Biosintesis fenilpropanoid
Perintis senyawa fenilpropanoid awal adalah asam sinamat dan asam
p- hidroksinamat, yang juga dikenal dengan nama asam p-kumarat. Dalam tumbuhan,
senyawa
ini
dibuat
dari
asam
aromatis
amino
fenilalanin
dan
tirosin,
secara bergantian, dan tersintesis melalui jalur asam sikimat. Biosintesa senyawa
fenilpropanoida
yang
daarijalur
shikimat
pertama
kali
ditemukan
dalam
mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan ragi. Sedangkan asam shikimat pertama
kali ditemukan pada tahun 1885 dari tumbuhan lillicium religiosum dan kemudian
ditemukan dalam banyak tumbuhan.
Pokok reaksi biosintesa dari jalur shikimat adalah sebagai berikut:
Pembentukan asam shikimat diawali dengan kondensasi aldol antara eritrosa dan asam
fosfoenolpiruvat. Pada kondensasi ini, gugus metilen (C=CH2) dari asam
fosfoenolpiruvat
berlaku
sebagai
nukleofil
dan
mengadisi
gugus karbonil
C=O eritrosa, menghasilkan gula dengan 7 unit atom karbon. Selanjutnya reaksi yang
FENOL 2016
25
FENOL 2016
26
B. Biosintesis kumarin
FENOL 2016
27
DAFTAR PUSTAKA
FENOL 2016
28
FENOL 2016
29
https://www.academia.edu/7728288/Bab_2._Biosintesis_Senyawa_Fenolik_Sayuran_Indigen
ous_Indonesia. Diakses tanggal 11 April 2014.
FENOL 2016
30