Anda di halaman 1dari 31

FITOKIMIA 2

UNIVERSITAS 17
AGUSTUS 1945
FAKULTAS FARMASI

FEN
OL

DAMERIA SIAHAAN 1343050006


ASTI EKA SAFITRI 1443050050
ACHMAD RIDHO 1443050054
SHINTA FEBRIYANTI 1443057055
TRI MULYANINGSIH 1443057056
SENDY PERMANA 1443057052
FEBRY DIAN LESTARYANA
1443057060

DAFTAR PUSTAKA

JUDUL ............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................

BAB I
1.1 DEFINISI DAN STRUKTUR FENOL ...............................................................
1.2 TATA NAMA FENOL ........................................................................................
1.3 KARAKTERISTIK FENOL ................................................................................
1.4 KLASIFIKASI FENOLIK DAN TURUNAN SENYAWA ................................
1.5 DETEKSI REAKSI WARNA SENYAWA FENOL ...........................................

2
3
4
5
10

1.5.1 CONTOH SENYAWA FENOL .........................................................

15

1.6 BIOSINTESIS SENYAWA FENOL ...................................................................


1.7 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

24
34

BAB I

I.

DEFINISI DAN STRUKTUR FENOL


FENOL 2016

Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan

pada

tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi (OH)
dan gugus gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama
senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakkan memiliki gugus hidroksil
lebih dari satu sehingga disebut polifenol. Senyawa fenol meliputi aneka ragam
senyawa yang berasal dari tumbuhan yang mempunyai ciri sama, yaitu cincin
aromatik yang mengandung satu atau dua gugus -OH.

Senyawa
sangat

fenolik dasar
di fenol
Gambar Kerangka
luas,

mempunyai

yang luas, mudah ditemukan di semua tanaman,

alam

terdapat

variasi struktur
daun,

bunga

dan buah. Ribuan senyawa fenolik alam telah diketahui strukturnya, antara lain
flavonoid, fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid, polifenol (lignin, melanin,
tannin), dan kuinon fenolik.
Banyak senyawa fenolik alami mengandung sekurang-kurangnya satu gugus
hidroksil dan lebih banyak yang membentuk senyawa eter, ester atau glioksida
daripada senyawa bebasnya. Senyawa ester atau eter fenol tersebut memiliki
kelarutan yang lebih besar dalam air daripada senyawa fenol dan senyawa
glioksidanya.
Dalam keadaan murni, senyawa fenol berupa zat padat yang tidak berwarna,
tetapi jika teroksidasi akan berubah menjadi gelap. Kelarutan fenol dalam air akan
bertambah, jika gugus hidroksil makin banyak.
Senyawa fenolik memiliki aktivitas biologik yang beraneka ragam, dan
banyak digunakan dalam reaksi enzimatik oksidasi kopling sebagai substrat donor
H. Reaksi oksidasi kopling, selain membutuhkan suatu oksidator juga
FENOL 2016

memerlukan adanya suatu senyawa yang dapat mendonorkan H. Senyawa fenolik


merupakan contoh ideal dari senyawa yang mudah mendonorkan atom H.

II.

TATA NAMA FENOL


Menurut definisi, fenol adalah hidroksibenzena. Fenol adalah nama umum
untuk senyawa. Nama IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry) adalah benzenol, diturunkan dalam cara yang sama seperti nama-nama
IUPAC untuk alcohol alifatik. Ketika molekul fenol digantikan dengan kelompokkelompok tambahan, baik orto, meta, para system atau sistem penomoran dapat
digunakan.

C
l
O
4H
Klo
rof
eno
l
(klor
ofen
ol)

2nitr
ofe
nol
(nitro
feno
l)

N
O
O
H
2

B
r
3Bro
mo
fen
ol
(bro
mof
enol
)

O
H

Dalam kedua kasus, jika orangtua molekul disebut sebagai fenol, maka
nomenklatur yang digunakan adalah sistem umum. Dalam tata nama IUPAC,
molekul induk disebut benzenol, dan substituent selalu nomor dengan gugus OH
diberi posisi pertama dipahami. Untuk senyawa di bawah ini, nama pertama yang
tercantum adalah nama umum dan yang kedua adalah nama IUPAC.

FENOL 2016

III.

KARAKTERISTIK SENYAWA FENOL


Sifat -sifat dari fenol, adalah :
a. Mempunyai gugus hidroksi tetapi bukan termasuk golongan alkohol dan
bukan pula termasuk basa .
b. Termasuk asam karbolat yang bersifat asam lemah.
c. Tidak berwarna dengan wujud padat tetapi mudah mencair dengan titik lebur
42 O Celsius.
d. Jika terkena fenol, kulit akan melepuh dan rusak.
e. Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal dengan karbol (lisol) yang
digunakan sebagai disinfektan dengan pengawet kayu karena bakteri akan
mati disebabkan mengalami kerusakan pada protein.
f. Fenol digunakan sebagai bahan baku dalam sintesis zat warna, obat-obatan,
pembuatan plastik.

SIFAT FISIKA
Rumus kimia

C6H6OX

Massa molar

94.11 g mol1

Penampilan

padatan kristal transparan

Densitas

1.07 g/cm3

Titik didih

181,75oC

Titik Lebur

40,9 oC

Kelarutan dalam air

8.3 g/100 mL (20 C)

Keasaman (pKa)

9.95 (di air),


29.1 (di asetonitril)[2]
FENOL 2016

IV.

KLASIFIKASI FENOLIK DAN TURUNAN SENYAWA


Klasifikasi Fenolik terbagi atas 4 macam, yaitu:
1. Fenol sederhana
Secara umum senyawa fenolik sederhana memiliki sifat bakterisidal,
antiseptik dan antihelmintik. Senyawa dari kelompok ini hasil subsitusi gugus
fenol dalam posisi orto, meta dan para. Contoh senyawa fenolik sederhana
yang tersubsitusi oleh dua dan satu gugus OH berturut turut adalah
floroglukinol

(1,3,5-trihidroksibenzena)

dan

resorkinol

(1,3-

dihidroksibenzena).

2. Asam fenolat
Asam fenolat adalah turunan dari golongan asam hidroksi sinamat, yang
memiliki kelimpahan yang tinggi dalam dinding sel tanaman. Hal ini memungkinkan
untuk dapat memberikan keuntungan yang signifikan di bidang kesehatan, karena
senyawa asam fenolat (contohnya asam ferulat) memiliki aktivitas antikanker dan
antioksidan. Selain itu juga dapat menjadi prekursor dalam pembuatan senyawa
aromatik lain yang bermanfaat, antara lain:
1. Sebagai antioksidan, asam ferulat kemungkinan menetralkan radikal bebas,
seperti spesies oksigen reaktif (ROS). ROS kemungkinan yang menyebabkan
DNA rusak dan mempercepat penuaan. Jika ditambahkan pada asam askorbat
dan vitamin E, asam ferulat kemungkinan dapat mengurangi stress oksidasi dan
pembentukan dimer timidine dalam kulit yang mencegah penuaan.
2. Dengan studi pada hewan dan studi in vitro, mengarahkan bahwa asam ferulat
kemungkinan memiliki hubungan dengan aktivitas antitumor perlawanan kanker
FENOL 2016

payudara dan kanker hati. Asam ferulat memiliki kemungkinan sebagai


pencegah kanker yang efektif, yang disebabkan oleh paparan senyawa
karsinogenik, seperti benzopirene dan 4-nitroquinoline 1-oksida. Namun perlu
menjadi catatan, bahwa hal itu tidak diuji coba kontrol random pada manusia,
sehingga hasilnya kemungkinan pula tidak dapat dimanfaatkan untuk manusia.
3. Pada tumbuhan, asam fenolat meningkatkan rigiditas dan kekuatan dinding sel
tanaman, melalui ikatan silang (cross linking) dengan pentosan, arabinoxilan
dan hemiselulosa, sehingga dinding sel tidak mudah dihidrolisis secara
enzimatis selama proses perkecambahan.
4. Asam fenolat banyak ditemukan dalam padi (terutama beras merah), gandum,
kopi, buah apel, nanas, jeruk dan kacang tanah.
5. Dalam perindustrian, asam ferulat memiliki kelimpahan dan dapat dimanfaatkan
sebagai prekursor dalam pembuatan vanilli, agen perasa sintesis yang sering
digunakan dalam ekstrak vanilla alami.
Asam fenolat adalah senyawa fenolik yang dapat dihasilkan salah satunya
ialah dengan reaksi kondensasi vanilli dengan asam malonat.
Adapun rumus bangun asam ferulat adalah sebagai:

Gambar: Rumus bangun asam ferulat


Asam fenolat diketahui dapat menstabilkan dan memperkuat warna antosianin.
Contoh asam fenolat yang dapat berperan sebagai ko-pigmentasi tersebut adalah
asam sinapat dan asam ferulat. Ko-pigmentrasi juga dapat terjadi dengan keberadaan
logam.
3. Fenil komplek (polimer fenolik)
4. Fenil propanoid
Senyawa fenil propanoid merupakan

salah satu

kelompok senyawa

fenol utama yang berasal dari jalur shikimat. Senyawa fenol ini mempunyai kerangka

FENOL 2016

dasar karbon yang terdiri dari cincin benzena (C6) yang terikat pada ujung rantai
karbon propana (C3).

Contoh penamaan pada senyawa fenil propanoid, yaitu

Fenil propanoid mewakili kelompok besar produk alamiah yang diturunkan


dari asam amino fenilalanin dan tirosin atau dalam beberapa kasus, di tengah jalur
biosintesisnya melalui biosintesis asam sikimat. Seperti yang terlihat dari namanya,
3 kebanyakan senyawa yang terkandung dalam strukturnya adalah cincin fenil yang
terletak dalam tiga sisi rantai karbon propana. Karena kebanyakan fenli propanoid
dialam merupakan fenolik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil dalam cincin
aromatis, maka sering disebut sebagai tumbuhan fenolik.
Kelompok senyawa fenol yaitu fenil propanoid mempunyai turunan senyawa,
yaitu : asam sinamat, antosianin, xantonin, kumarin, ligan.

a. Sinamat
Asam

sinamat memiliki

rumus

kimia

C 6H5CHCHCOOH

atau

C9H8O2,

berwujud kristal putih, sedikit larut dalam air, dan mempunyai titik leleh 133C serta

FENOL 2016

titik didih 300C. Asam sinamat termasuk senyawa fenol yang


dihasilkan dari lintasan asam sikimat dan reaksi berikutnya.
Bahan dasarnya adalah fenilalanin dan tirosin sama seperti asam
kafeat, asam p-kumarat, dan asam ferulat. Keempat senyawa
tersebut penting bukan karena terdapat melimpah dalam bentuk
tak terikat (bebas), melainkan karena mereka diubah

menjadi

beberapa turunan di samping protein. Turunannya termasuk fitoaleksin, kumarin,


lignin, dan berbagai

flavonoid

seperti antosianin. Diklasifikasi sebagai asam

karboksilat tak jenuh, ia terjadi secara alami pada sejumlah tanaman. Senyawa
ini secara bebas larut dalam pelarut-pelarut organik. Ia berada baik sebagai
isomer cis maupun trans, meskipun kemudian lebih umum. Asam sinamat juga
merupakan sejenis inhibitor-sendiri yang diproduksi oleh spora jamur untuk
mencegah germinasi. Berikut adalah beberapa struktur senyawa turunan sinamat.

Asam sinamat mempunyai berat molekul 148,16 gr mol

, dengan densitas

1,2475 gr/cm3. Asam sinamat mendidih pada suhu 300 C, (572 F), dengan titik
leleh 133 C, (271 F). Dapat larut dalam sampai 500 mg/liter, dengan keasaman
(pKa) 4,44. Asam sinamat mempunyai titik nyala pada suhu >100 C (212 F). Asam
sinamat digunakan sebagai penyedap, indigo sintetik, dan produk farmasi tertentu.
Kegunaan utama ialah dalam pembuatanmetil, etil dan benzil ester untuki industry
FENOL 2016

minyak wangi. Asam sinamat merupakan prekursor, zat pendahulu untuk pemanis
aspartam melalui aminasi yang dikatalisis-enzim menjadi fenilalanin.

b. Kumarin
Nama kumarin berasal dari bahasa Karibia Coumarou yang berarti pohon
tonka (Coumarouna adorata Abl), yaitu tumbuhan pertama yang diketahui
mengandung kumarin. Barulah pada tahun 1868, kumarin dikenal dengan rumus
C9H6O2. Senyawa yang mengandung kumarin (2H-1-benzopyran-2-one) merupakan
sebuah kelompok yang penting dari heterosiklis dan banyak contoh yang ditemukan
di alam. Kumarin sendiri pertama kali diisolasi tahun 1822 dari kacang
tonka. Kumarin dan turunannya juga telah diisolasi dari semanggi, rumput banteng
dan woodruff.
Kumarin yang terkandung dalam suatu tumbuhan dapat dikenal dari
baunya. Bila tumbuhan tersebut dikeringkan, maka akan memberikan bau yang khas.
Untuk pembuktian secara kualitatif dilakukan uji berdasarkan pada sifat
fluoresensinya dengan sinar ultraviolet (Erniwati, 2005). Kumarin merupakan
senyawa metabolit sekunder berupa minyak atsiri yang terbentuk
turunan glukosa non-atsiri

saat

penuaan

atau

terutama

dari

pelukaan. Skopoletin adalah

kumarin beracun yang tersebar luas pada tumbuhan dan sering dijumpai dalam kulit
biji. Skopoletin merupakan salah satu senyawa yang diduga menghambat
perkecambahan biji tertentu, menyebabkan dormansi sampai senyawa tersebut
tercuci (misalnya, oleh hujan yang cukup lebat sehingga kelembapannya cukup bagi
pertumbuhan kecambah). Jadi peranannya adalah sebagai penghambat alami
perkecambahan biji.

FENOL 2016

Kumarin adalah lakton asam o-hidroksisinamat.

Kumarin tidak berwarna,

kristal prismatik, dan mempunyai karakteristik bau yang wangi dan rasa
pahit, aromatis, rasa yang panas, larut dalam alkohol. Kumarin juga dapat disintesis
dengan cepat.

Beberapa

turunan

kumarin

memiliki

sifat

antikoagulan.

Kumarin juga mempunyai aktivitas sebagai antispasmodik.


Berikut adalah beberapa struktur senyawa turunan kumarin.

Kumarin dan turunannya adalah senyawa yang sangat reaktif. Keberadaan


gugus metil di posisi C4 atau C6 membuat inti kumarin lebih reaktif, dan dapat
mengakibatkan inti kumara menjalani reaksi halogenasi serta kondensasi dengan
aldehida. C6 pada cincin aromatik dapat mengalami serangan elektrofilik, misalnya
sulfonasi atau reaksi asilasi Friedel-Craft. Sebuah substituen metil pada inti kumarin
bereaksi secara berbeda, tergantung pada posisi serangan. Sebagai contoh, sebuah
gugus metil yang terikat pada C6 atau C4 lebih reaktif dari gugus metil di posisi
C3atau C5.

c.

Lignan
Senyawa lignan memiliki banyak modifikasi pada struktur induknya, yang
antara lain dapat menghasilkan penambahan cincin, penambahan atau penghilangan
atom C, dan sebagainya. Senyawaan ini tersebar luas di dunia tumbuhan, dan banyak
digunakan secara niaga sebagai antioksidan dan sebagai komponen sinergistik dalam
FENOL 2016

10

insektisida. Selain itu, lignan merupakan komponen kimia yang aktif dalam
tumbuhan obat tertentu. Salah satu senyawa golongan lignan, yaitu podophyllotoxin,
diketahui dapat menghambat tumor. Dalam pengobatan Cina, lignan banyak dipakai
untuk mengobati penyakit hepatitis dan melindungi organ hati.
d. Antosianin
Antosianin merupakan senyawa berwarna kebanyakan merah, biru dan ungu pada
buah, sayur dan tanaman hias. Struktur utamanya ditandai dengan adanya 2 cincin
benzena (C6H6) yang dihubungkan dengan 3 atom karbon yang membentuk cincin.

Subsitusi bebrapa gugus kimia pada rangka antosianin dapat mempengaruhi warna
dan kestabilan antosinin. Penambahan gugus glikosida atau gugus hidroksi bebas pada cincin
A menyebabkan warna cenderung biru dan relatif tidak stabil. Sebaliknya, penambahan
jumlah gugus metoksi atau metilasi akan menyebabkan warna cenderung merah dan stabil.

V.

DETEKSI REAKSI WARNA SENYAWA FENOL


Senyawa Fenol merupakan senyawa cincin karboaromatik yang tersubtitusi dengan
satu gugus hidroksil atau lebih. Secara Kualitatif senyawa ini dapat dilihat dengan Uji
sbb:
1. Uji FeCl3

FENOL 2016

11

Uji ini digunakan untuk mendeteksi senyawa fenol yang sederhana. Uji ini dapat
dilakukan dengan cara menambahkan larutan FeCl3 1% yang sudah dilarutkan di
dalam air atau etanol kemudian diteteskan ke larutan sampel. Hasil yang positif
menimbulkan warna hijau, ungu, hitam, biru dan merah.(Harbone, 1987). Reaksi
FeCl3 jika ditambahkan etanol warna larutan tetap maka senyawa tersebut adalah
asam salisilat namun jika ditambah 3tts etanol berubah menjadi ingu, senyawa
terssebut adalah fenol.
2.

Folin-Ciocalteu Reagent (FCR)


Folin-Ciocalteu Reagen (FCR) merupakan reagen yang digunakan untuk mendeteksi
fenol, tetapi di dalam FCR tidak berisikan fenol. Reagen ini bereaksi dengan fenol
membentuk kromogen yang dapat di deteksi secara spektrofotometri. FCR juga dapat
digunakan sebagai penampak noda dalam metode kromatografi lapis tipis

Metode FCR pada simplisia sarang semut

FENOL 2016

12

3.
Reaksi diazo
Dengan reaksi Diazo, Fenol juga dapat memberikan warna merah, tetapi setelah diberi
Amil Alkohol maka akan menjadi jernih. Berikut merupakan mekanisme reaksi Diazo
untuk Fenol sampai dapat memberikan warna merah.

4.
Reaksi marquis
Dengan
reaksi Marquis
yang dilakukan dalam plat tetes maka akan terbentuk cincin dengan warna tertentu,

FENOL 2016

13

bisa warna merah, coklat, jingga, ungu, dan hijau, tergantung dari senyawa Fenol
yang mana. Pereaksi Marquis ini antara lain H2SO4 pekat dan formalin encer.
5.

Reaksi Loco millon


Pereaksi million adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat.
Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein akan menghasilkan endapan
putih yang dapat berubah menjadi warna merah oleh pemanasan. Pereaksi yang
digunakan antara lain HNO3 dan Hg(NO3). Pada dasarnya reaksi ini positif untuk
fenol fenol karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang
berwarna.
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

6. REAKSI KOREK API


Batang korek api setelah dicelupkan dalam HCl pekat, dibiarkan kering.
Cara: batang korek api itu dicelupkan pada lar. Zat dalam HCl encer.
PAS-Na : kuning jingga
Phloroglucin: merah spesifik
Orthoform neu: + jingga
Rivanol : merah darah

CONTOH GOLONGAN FENOL


1. ALFA NAPTHOL

1.
2.
3.
4.
5.
6.

+ FeCl3
: hijau, lalu endapan violet .
Fluoresensi
: biru muda, dalam NaOH (-)
Marquis
: cokelat
Loco Millon
: merah terang
Dalam NaOH +aq. Iod : Keruh Violet
Larutan zat + NaHCO3 jenuh + KCN + Cupri Sulfat : Violet
FENOL 2016

14

7. Aq. Brom berlebih


: Endapan putih
8. Reaksi Molisch : Zat + sedikit alcohol + 1 cc larutan encer gula tebu, lalu
+ H2SO4 (p) ,
Dilihat lapisan bawahnya : cincin ungu .
9. + KOH 50 % berlebih, lalu + kloroform berlebih : biru .

2. BETA NAPTHOL
1.

1. + FeCl3
:

larutan

panas,

hijau

gumpalan putih .
2.
3.
4.
5.
6.

Fluoresensi
: ungu, dalam NaOH ungu kuat
Marquis
: hijau
Loco Millon
: kuning jingga
Dalam NaOH +aq. Iod
: tak berwarna
Larutan zat + NaHCO3 jenuh + KCN + Cupri Sulfat 1 % :

kuning

lemah
7. Aq. Brom berlebih : Endapan putih larutan hiijau kuning
8. Reaksi Molisch : Zat + sedikit alcohol + 1 cc larutan encer gula tebu,
lalu + H2SO4 (p) , Dilihat lapisan bawahnya : Negatif
9. + KOH 50 % berlebih, lalu + kloroform berlebih : biru .

3. RESORCIN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kristal putih tak berwarna, bentuk jarum, rasa manis


Di udara kena sinar matahari menjadi agak rose.
T.L = 110 derajat selsius 113 derajat selsius
Larut dalam spiritus, air, eter, dan gliserin.
Zat + FeCl3 ----> ungu
+ Ag Amoniakal : hijau kuning, cokelat
Zat +H2SO4 pkt + lart as. Tartrat ,dipanaskan----> merah tua .

4. REAKSI CARLETTI
FENOL 2016

15

Zat Resorcin + Glycerin + asam oksalat + H2SO4 (p) ----> violet


Flurosensi : hijau kuat

5. REAKSI MARQUIS
Zat Resorcin + formalin 0,2 % + H2SO4 (p) melalui dinding tabung ---->merah
violet,atas seperti susu .

6. RIVANOL

Kristal kuning seperti jarum


Larutan dalam air : kuning, pengenceran kuat: fl. hijau
T.L = 220 C 240 C
Larutan zat dalam air + H2SO4 encer ----> Kristal kuning jarum seperti

bintang.
Zat + NaOH ----> merah
Zat + DAB HCl ----> merah jingga
Zat + H2SO4 encer + NaNO3 ----> merah karsen ungu
Korek api : Jingga merah
MARQUIS (+)
MAYER (+)
BOUCHARDAD (+)
Larutan dalam air garam Hcl nya bereaksi asam kuat + bikromat keluar
gas CO2 .

7. PYROGALLOL

FENOL 2016

16

OH
HO
HO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kristal, tak berwarna, mengkilap plat atau jarum-jarum


FeCl3 : Merah cokelat, + BicNat : biru .
NaOH : merah cokelat
Aqua Calcis : ungu ----- cokelat
Fehling : reduksi pada suhu kamar
Marquis : Merah, panaskan dan didiamkan : merah tua
Pb-Acetat : rosa muda ( basis )
Spot test : larutan zat dalam air + 25 cc air r.p ) sesudah 30 menit :
pink- violet .

8. NIPAGIN

a. Rasa mula- mula terbakar, lalu anasetesis


b. T.L = 124 C 125 Ca
c. Larut dalam alcohol, eter
d. (e) : tetes-tetes minyak
e. HNO3 H2SO4 (e) : kuning (lama)
f.
FeCl3 : ungu/ cokelat
g. Disambungkan dengan NaOH lalu diasamkan ,lalu :
Aq. Brom : endapan putih
NH4OH uapkan, sisa dalam air + CuSO4 : endapan jarum-jarum biru .
h. Lakukan Sublimasi
i. Rekristalisasi dengan ACETO QIR .

9. FENOL

Kristal tak berwarna, higroskopis, atau berwarna kemerahan


Bau spesifik, beracun, caustic
FENOL 2016

17

T.L = 41 C ; T.D = 182 C


Kelarutan dalam air : 1:12
Larut baik dalam eter, spiritus , kloroform dan glycerin , dalam paraffin

1:100 ;
Dalam minyak 1:2
Zat + FeCl3 ----> ungu biru + spir. berlebih ----> hilang
Zat + MILLON ----> merah ungu
Zat + Aq. Brom berlebih : endapan putih
Zat + Reaksi Indefenol ----> hijau biru stabil, Pada pemanasan jadi

merah
Zat + larutan jenuh hexamine ----> Kristal jarum

10. THYMOL
Kristal

tak

berwarna
KHUSUS THYMOL
1. Larutan dalam air + Vanillin Hcl dingin : Merah
Rosa
2. Panas : lebih tua, didiamkan endapan merah ungu

.
3. -Thymol + H2SO4 panaskan, encerkan dengan air saring setelah dinetralkan
4.
5.
6.
7.

dengan CaCO3 .
Filtrat : FeCl3 : biru.
Terbentuk Ca-Thymol sulfat yang netral
-Thymol + Formalin + H2SO4 ----- Merah
-DIAZO : merah jingga tanpa panas
+ H2SO4 ----- ungu rosa---ungu hijau kuning .
+ NaOH ------ kuning muda

11. EUGENOL

FENOL 2016

18

1.
2.
3.
4.
5.

Cairan, bau minyak cengkeh


Tidak larut dalam air, larut dalam etanol, gliserin, minyak lemak.
Zat + H2SO4 encer ----> merah ,bila diencerkan ----> ungu keruh
Zat + FeCl3 ----> hijau mudah, keruh seperti susu ----> coklat mudah.
Zat + MILLON ----> endapan coklat ungu.

12. GUAIACOL

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Bau spesifik
Sekali cair, tetap cairan
T.L = 27,70 C
Sukar larut dalam air, larut dalam spiritus, gliserin dan minyak lemak .
Zat + marquis ----> merah violet
Zat + FeCl3 ----> biru ----> merah coklat.
Zat + H2SO4 + formaldhehida ----> violet
Zat + aq.brom ----> merah coklat
Zat + HNO3 ----> merah ----> jingga ----> kuning

13. KRESOL

a.
b.
c.
d.

Larutan jernih, berwarna kuning muda, coklat merah


Bau spesifik T.L = 110 C
Zat + FeCl3 ----> : biru violet (campuran)
Ortho ----> : ungu, biru keruh
Meta ----> : ungu keruh
Para ----> : biru keruh, putih
Zat + aq.brom:
FENOL 2016

19

e.
f.

Ortho ----> : putih


Meta ----> : putih
Para ----> : tak ada , kuning
Zat + marquis ----> merah
Zat + as pikrat ----> 0-kersol ----> Kristal jarum jingga kuning.

14. HYDROCHINON

a.
b.
c.
d.
e.
f.

T.L = 172 C
larut dalam air
Fehling : mereduksi, endapan cokelat
Mereduksi larutan Ag-ammoniakal : jam hijau, lama-lama hitam
Aqua Calcis: 1 malam kuning cokelat
Dimasak dengan FeCl3 : bau merangsang dari chinhydron (hasil oksidasi

g.
h.
i.
j.
k.

sebagian oleh Ferri ) .


FeCl3 berlebih : jarum-jarum metal glans, yaitu Chinon /
Spot tetes dengan FeCl3 : hijau cepat berlalu dan menjadi kuning cokelat
Aq.brom ----> kuning coklat
NH4OH ----> ----> merah coklat.
Sublimasi : sangat baik.

15.CATECHIN

FENOL 2016

20

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

BerwarnaCokelat muda rosa


Rasa sedikit pahit
Larutan dalam air bereaksi asam lemah
+FeCl3 /spir
:hijau coklat
NESSLER
:jingga coklat
DAB- HCl
:rosa
H2SO4 (p)
:kuning coklat
HNO3
:merah darah
Frohde
:merah ungu
Marquis
:merah cokelat
+ NaOH
:kuning cokelat
Panaskan
ROUX

VI.

:kuning
:jingga cokelat .

BIOSINTESIS SENYAWA FENOL


Ada tiga jalur biosintesis fenol dengan rute yang berbeda dalam tubuh
tanaman tingkat tinggi, yaitu :
1. Jalur asam sikimat, pola ini merupakan pola yang terpenting dari pada
biosintesis fenol (jalur yang paling banyak digunakan).
2. Jalur asam asetat-malonat, pola ini dipergunakan untuk sintesis cincin A
aromatik dari turunan flavonoid. Pola ini penting bagi mikro organisme.
3. Jalur asam asetat-mevalonat, pola ini relatif kurang penting dalam tubuh
tanaman tingkat tinggi.
Berbagai enzim berperan dalam biosintesis fenol pada jalur asam sikimat.
Keberadaan jalur asam sikimat ini tidaak hanya penting untuk menghasilkan fenol,
tetapi terutama adalah menghasilkan asam-asam amino aromatik, fenilalanin, tirosin
maupun triptofan.
FENOL 2016

21

Biosintesis senyawa fenolik sebagian besar terjadi di sitoplasma dan diawali


melalui jalur sikimate. Asam 3-dehidroksikimat merupakan produk antara jalur
sikimate dari substrat karbohidrat yang penting dalam biosintesis senyawa fenolik.
Asam galat sebagai contoh, disintesis dari asam 3-dehidrosikimat. Asam galat
kemudian dapat diubah menjadi -glukogalin. Senyawa antara ini kemudian
mengalami galloilasi sehingga terbentuk penta-O-galloil-glukosa. Galloilasi lebih
lanju terhadap penta-O-galloil-glukosa akan menghasilkan senyawa-senyawa dari
golongan tanin yang dapat terhidrolisis, yaitu kelompok gallotanin dan ellagitanin.

BIOSINTESIS FENOL

FENOL 2016

22

FENOL 2016

23

FENOL 2016

24

Metode yang dipakai untuk mensintesis fenol secara komersial, adalah;


1. Hidrolisis Klorobenzena (Proses Dow)
Proses ini klorobenzena dipanaskan sampai 350oC (tekanan tinggi) dengan
larutan natrium hidroksida. Reaksi ini akan menghasilkan ion fenoksida dan setelah
diasamkan akan menjadi fenol.
ONa
+ NaCl + H2O

Cl
+ 2NaOH

O
H
+
NaCL

+HC
350o
2. Peleburan Natrium benzensulfonal
l
C
Tekanan
Proses ini sudah
dikenal
sejak tahun 1890 di Jerman. Natrium benzene
tinggi

sulfonat dilebur dengan NaOH pada 350oC, menghasilkan natriumfenoksida.


Selanjutnya natriumfenoksida diasamkan untuk menghasilkan fenol.
3. Metode Hidroperoksida Kumen
Hampir senyawa fenol dibuat dengan proses terbaru, yaitu memakai bahan
baku kumen (isopropilbenzena. Kumen dioksida menjadi kumen hidroksiperoksida
kemudian dengan adanya asam akan dihasilkan fenol dan aseton.
A.

Biosintesis fenilpropanoid
Perintis senyawa fenilpropanoid awal adalah asam sinamat dan asam

p- hidroksinamat, yang juga dikenal dengan nama asam p-kumarat. Dalam tumbuhan,
senyawa

ini

dibuat

dari

asam

aromatis

amino

fenilalanin

dan

tirosin,

secara bergantian, dan tersintesis melalui jalur asam sikimat. Biosintesa senyawa
fenilpropanoida

yang

daarijalur

shikimat

pertama

kali

ditemukan

dalam

mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan ragi. Sedangkan asam shikimat pertama
kali ditemukan pada tahun 1885 dari tumbuhan lillicium religiosum dan kemudian
ditemukan dalam banyak tumbuhan.
Pokok reaksi biosintesa dari jalur shikimat adalah sebagai berikut:
Pembentukan asam shikimat diawali dengan kondensasi aldol antara eritrosa dan asam
fosfoenolpiruvat. Pada kondensasi ini, gugus metilen (C=CH2) dari asam
fosfoenolpiruvat

berlaku

sebagai

nukleofil

dan

mengadisi

gugus karbonil

C=O eritrosa, menghasilkan gula dengan 7 unit atom karbon. Selanjutnya reaksi yang
FENOL 2016

25

analog (intramolekuler) menghasilkan asam 5-dehidrokuinat yang mempunyai lingkar


sikloheksana, yang kemudian diubah menjadi asam shikimat. Asam sikimat melalui
serangkaian reaksi terfosforilasi, menghasilkan asam korismat yang merupakan titik
percabangan yang penting dalam biosintesis.
anthranilat dan kemudian menjadi triptofan.

Satu cabang menghasilkan asam


Sedangkan cabang yang lain

menimbulkan asam prefenat, senyawa non aromatis terakhir dalam rangkaian


tersebut. Asam prefenat terbentuk oleh adisi asam fosfoenol piruvat terhadap
asam shikimat. Asam prevenat dapat diaromatisasi dengan dua cara. Pertama
diproses dengan dehidrasi dan dekarboksilasi simultan sehingga menghasilkan
asam fenilpiruvat, yang bisa menghasilkan fenilalanin. Yang kedua muncul dengan
dehidrogenasi dan dekarboksilasi menghasilkan asam p-hidroski fenilpiruvat,
asal mula tirosin.

Berikut adalah bagan proses biosintesis fenil propanoid:

FENOL 2016

26

Asam sinamat, asal mula fenilpropanoid, dibentuk dengan deaminasi


enzimatis langsung fenilalanin, dan asam p-kumarat dapat dibiosintesis dalam cara
yang serupa dari tirosin atau hidroksilasi asam sinamat pada posisi para. Asam pkumarat juga dikenal sebagai asam p-hidroksisinamant, adalah pusat perantara dalam
biosintesis beberapa fenilpropanoid.

B. Biosintesis kumarin

FENOL 2016

27

VII. PENGUJIAN DENGAN KLT


1. Metode Analisis Fenol dengan KLT
Metode terbaik untuk pemisahan dan identifikasi senyawa fenol sederhana
dengan KLT. Senyawa tersebut umumnya dideteksi setelah hidrolisi asam atau
basa dari jaringan tumbuhan dari ekstrak alcohol. Hidrolisis asam dilakukan
dengan HCl 2M selama 30menit atau hidrolisis basa dengan NaOH 2M selama
4jam, atau ekstraksi dengan alcohol. Fenol yang terbentuk diekstraksi dengan
eter, ekstrak yang didapat diuapkan hingga kering. Residu dilarutkan dalam
eter dan lakukan kromatografi 2arah.

DAFTAR PUSTAKA

FENOL 2016

28

Abbas, R. 1980. Analisis Kimia Farmasi. Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin :


Makassar.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia : Jakarta.
Gandjar, G. I.,Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Herman, J. R. 1988. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Tim Dosen. 2009. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Universitas Indonesia Timur :
Makassar.
Tim Dosen. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Analisis. Universitas Indonesia
Timur : Makassar.
Arham, dkk. 2015. Makalah Kimia Organik Bahan Alam. Universitas Negeri Makasar
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
http://documents.tips/documents/fenil-propanoiddoc.html. Diakses tanggal 11 April
2016.
Erniwati. 2005. Isolasi Kumarin Dari Daun Kayu Racun (Rhinacantus nasutus). [Tesis].
Prodi Kimia Program Pascasarjana Universitas Andalas. Padang
Lenny, Sovia. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida, dan Alkaloida. Medan: USU
Rashamuse, T. J. 2008. Studies Towards The Synthesis of Novel, Coumarin-based HIV-1
Protease Inhibitors. [Thesis]. Department of chemistry Rhodes University.
Grahamstown.
Robby. 2011. Makalah Fenolik. http://robbyputrakapuasbloggmasboy.blogspot.com. Diakses
pada tanggal 12 Maret 2015
Wikipedia asam sinamat Ansarikimia.2013 ASAM SINAMAT BAHAN UNTUK
PARFUM. https://wawasanilmukimia.wordpress.com.

FENOL 2016

29

https://www.academia.edu/7728288/Bab_2._Biosintesis_Senyawa_Fenolik_Sayuran_Indigen
ous_Indonesia. Diakses tanggal 11 April 2014.

FENOL 2016

30

Anda mungkin juga menyukai