PENDAHULUAN
I.
K3
yang
terintegrasi
dengan
manajemen
berfungsi
merupakan
untuk
melindungi
tenaga
kerja,
juga
yang
memberikan
keuntungan
berlimpah
pada
servan
assumption
rule
asumsi
ketentuan
resiko
).
( kontribusi kelalaian ),
kepegawaian
Kemudian
),
dan
pendapat
risk
ini
kemanusiaan
kemerdekaan,
hal
dan
tersebut
keadilan
dapat
pada
awal
dimaklumi
masa
mengingat
dan
pengadopsian
teknologi
industri
nasional
dalam
ketenagakerjaan.
melakukan
regulasi
dibidang
pasar
global,
karena
banyak
perusahaan
Hindia
Belanda.
Kemudian
Pemerintah
Indonesia
menerbitankan UU. Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuanketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja. Pengaturan mengenai
K3 tertuang dalam pasal 9 yang berbunyi Setiap Tenaga Kerja
berhak mendapat perlindungan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja .
Kemudian ditahun 1970, diterbitkanlah UU No. 1 Tahun 1970
yang mengatur tentang Keselamatan kerja, pada pasal 2 ayat (1)
dijelaskan bahwa Yang diatur oleh Undang-Undang ini ialah
keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di
dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara,
yang berada di dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia .
Disusul kemudian dengan terbitnya Keputusan Mentri dan
Peraturan Mentri yang berkaitan dengan Undang-Undang diatas ,
yaitu seperti ; Kepmen No.2 Tahun 1970 ( P2k3), Permen No.2
Tahun 1980 tentang Pemeriksaan kesehatan Tenaga Kerja,
Permen No.1 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor penyakit kerja,
Permen No.3 Tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan, Permen
No. 5 Tahun 1996 tentang sistem Manajemen K3.
Pengaturan mengenai K3 juga diatur dalam UU No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada pasal 86 dan 87.
Beberapa ketentuan mengenai perlindungan terhadap
86
pekerja/buruh
(
guna
untuk
mewujudkan
melindungi
produktivitas
keselamatan
kerja
yang
buruh
dianggap
tidak
penting
dibandingkan
dengan
K3
bukan
merupakan
tanggungjawab
banyak
masalah
yang
menyangkut
dengan
II.
Perumusan Masalah
1.
2.
Bagaimana
pihak
perusahaan
dapat
meminimalisasi
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Mengapa
K3
dianggap
tidak
penting
bagi
bagi
keselamatan
pemerintah
kerja
dan
menjadi
pengusaha,
urgent
karena
karena
terkait
factor
dengan
Namun pada
yang
sebesar-besarnya
sesuai
dengan
prinsip
untuk
kecelakaan
mengcover
kerja
segala
tersebut,
biaya
namun
atas
dalam
Setiap
perusahaan
manajemen
wajib
menerapkan
sistem
Ketentuan
manajemen
mengenai
keselamaatan
dan
penerapan
kesehatan
sistem
kerja
itu
diperlukan
peran
serta
berbagai
pihak
untuk
meminimalisasi terjadinya kecelakaan, dukungan dari pihakpihak terkait akan sangat menunjang terlaksananya progam K3
tersebut.
Pada dasarnya sasaran dari K3 adalah untuk mencegah/
mengurangi agar tidak terjadi kecelakaan.
Kesegaran jasmani
apabila
keseimbangan
tersebut
tidak
berjalan
11
II.
Bagaimana
Pihak
meminimalisasi
perusahaan
kecelakaan
dalam
dapat
melakukan
pekerjaan?
Perusahaan
sebagai
pihak
penanggungjawab
atas
perusahaan
saja,
namun
juga
menjadi
tanggungjawab bersama.
Saat ini di Indonesia K3 baru sekedar iklim belum menjadi
suatu budaya, sehingga K3 hanya sebatas aturan tapi belum
menyentuh setiap pekerja agar menjadikan K3 sebagai sebuah
kebutuhan. Agar program Sistem Manajemen Kesehatan dan
Kecelakaan Kerja ( SMK3 ) dapat berjalan secara optimal, maka
seharusnya K3 merupakan bagian dari budaya perusahaan,
dimana K3 merupakan suatu wujud menghargai nyawa manusia,
kenyamanan tempat kerja, produktivitas kerja, minimalisasi
resiko kecelakaan. Untuk mewujudkan terbentuknya budaya ini
harus dimulai dari keseriusan manajemen perusahaan, yang
dilihat
pada
sejauh
mana
mereka
mampu
untuk
12
13
luasnya
suhu
kelembaban,
debu,
kerja
baik
physik
maupun
psychis,
14
k.
menyelenggarakan
penyegaran
udara
yang
cukup;
l.
memelihara
kebersihan,
kesehatan
dan
ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat
kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan
orang, binatang, tanaman atau barang;
o. mengamankan
dan
memelihara
segala
jenis
bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan
bongkar muat, perlakuan dan penyipanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan
pengamanan
tersebut
dalam
ayat
(1)
sesuai
dengan
adanya
syarat-syarat
tersebut
perusahaan
15
menentukan
batas-batas
dalam
rangka
memproteksi
keselamatan bersama.
Walaupun
syarat-syarat
keselamatan
kerja
sudah
Kecelakaan
yaitu ;
1. Kecelakaan akibat langsung dari pekerjaan, sering disebut
sebagai penyakit akibat kerja.
2. Kecelakaan yang terjadi pada saat pekerjaan sedang
berlangsung, ( kecelakaan dalam arti fisik )
3. Kecelakaan yang terjadi dari rumah ke tempat kerja/
sebaliknya melalui jalan yang wajar.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan
kerja adalah karena ;
1. Perbuatan manusia yang tidak aman ( unsafe human act )
2. Kondisi yang tidak aman ( unsafe conditon )
16
orang
yang
tidak
sehat
karena
mereka
akan
timbulnya
penyakit
baru
yang
berasal
dari
khusus
juga
17
dilakukan
kepada
pekerja
yang
18
kerja
di atas.
3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan
bagi
pimpinannya,
dalam
pemberantasan
keselamatan
pencegahan
kebakaran
dan
kecelakaan
serta
kesehatan
kerja,
dan
peningkatan
pula
dalam
bersama
di
bidang
keselamatan
dan
19
Menyediakan
secara
cuma-cuma,
semua
alat
20
dengan
petunjuk-petunjuk
yang diperlukan
wadah/tempat
dalam
melaksanakan
pembinaan,
penerapan
dilakukan
proses
SMK3
ini,
pengauditan
maka
yang
disetiap
mana
perusahaan
dilakukan
oleh
maka
akan
diambil
tindakan
oleh
pengawas.
21
melakukan
pelaksanaan
umum
terhadap
ahli
keselamatan
Undang-undang
ini
kerja
diatur
dalam
melaksanakan
dengan
peraturan
perundangan.
Setelah kesemua bagian tersebut dapat menjalankan
perannya masing-masing secara optimal, maka diharapkan
kecelakaan kerja dapat dikurangi bahkan bukan tidak mungkin
bila akan menjadi zero accident.
dan
kelemahan,
karena
faktor
terbatasnya
22
diperlukan
adanya
sebuah
upaya
untuk
memberdayakan
23
III.
24
IV.
lingkungan
diharapkan
kerja
mampu
yang
menihilkan
tidak
kondusif.
kecelakaan
Konsep
kerja
ini
sehingga
penyakit
akibat
kerja,
seperti
kebisingan,
25
V.
Bagaimana
sistem
pelaksanaan
K3
dalam
Jamsostek ?
Sebagai upaya dalam mewujudkan program K3 yang diharapkan
dapat menjadi perlindungan yang khusus bagi tenaga kerja,
maka dibuatlah Sistem Jaminan Sosial ( Jamsostek ), menurut
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja, yang dimaksud dengan Jamsostek
adalah Suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk
santunan
berupa
uang
sebagai
pengganti
sebagian
dari
Tahun 1977 tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja. Programprogram yang menjadi ruang lingkup
aturan ini meliputi :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja ( JKK );
b. Tabungan Hari Tua; dan
c. Jaminan Kematian ( JK).
26
perusahaan
yang
diwajibkan
membayar
tunjangan
tentang
Asuransi
Sosial
Tenaga
Kerja
mengalihkan
27
2.
tidak
28
29
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Sebagai
suatu
system
yang
dibuat
dalam
upaya
untuk
kerja
didalam
melakukan
pekerjaan,
dan
juga
II.
Saran
Untuk
mewujudkan
pelaksanaan
K3
yang
optimal
maka
SMK3
yang
diterapkan
pada
system
manajemen
31
DAFTAR PUSTAKA
Catatan Kaki:
1. Tono Muhammad, 2002
2. Danggur Konradus, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Sinar Harapan 2004
4. Ibid
5. UU. No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
6. UU. No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
7. UU. No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek
8. Permen, Kepmen Undang-Undang terkait
9. Catatan mata Kuliah Perlindungan kerja oleh, Djokopitojo, S.H.
32