Anda di halaman 1dari 4

MAESTRO HUKUM

MAQDIR ISMAIL
A N D PA RT N E RS

DR MAQDIR ISMAIL, SH, MH

Semua Advokat Punya Pilihan :


Tegakkan Keadilan
atau Cari Kemenangan
(dan Ikut Bermain Perkara)
34

INTEGRITAS - Juli 2013

aqdir Ismail mulai merintis


kantor hukum sendiri
pada 1984, yakni, Ketika
saya mengundurkan diri dari Adnan
Buyung Nasution & Associate,
katanya.
Pada 1995, ia ikut mendirikan Kantor
Nasution, Soedibjo & Maqdir, yang
kemudian akhirnya berubah nama
menjadi Adnan Buyung Nasution &
Partners.
Saya mengundurkan diri akhir
2000 dan mendirikan kantor dengan
beberapa orang kawan. Terakhir
nama kantor ini Maqdir Ismail
& Partners, jelas Maqdir kepada
Majalah INTEGRITAS di kantornya,
kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Kantor hukumnya sudah banyak
menangani kasus, baik perkara
perdata maupun perkara pidana.
Namun, dalam beberapa tahun
terakhir ini, kami cukup banyak
mendampingi klien yang didakwa
melakukan korupsi, kata Maqdir.
Baginya, semua kasus memiliki
kesan khusus. Masing-masing kasus
mempunyai keunikan. Dalam kaitan
itu, ia memberi contoh kasus mantan
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi
Antasari Azhar, yang dihukum karena
dianggap terbukti terlibat dalam
pembunuhan Nasruddin Zulkarnain,
Dirut PT Rajawali Nusantara
Indonesia.
Menurut Maqdir,
keunikan kasus Antasari terutama
berhubungan dengan pembuktian.
Seperti bukti yang hilang, atau
putusan PK yang menyatakan ada
penyadapan oleh Kapolri, padahal
tidak ada, tambahnya.
Contoh lain yang berkesan adalah
kasus Susno Duadji. Maqdir
merasakan betul betapa tidak masuk
akalnya keterangan saksi Sjahril
Djohan. Dalam kesaksiannya Sjahril
mengaku telah menyerahkan uang
di rumah Susno antara pukul 18.00
- 19.00.

Sementara berdasarkan bukti parkir


dia baru keluar dari Hotel Sultan
pukul 21.15, kata Maqdir.
Sekarang Maqdir sedang menangani
perkara korupsi yang didakwakan
kepada karyawan PT Chevron Pacific
Indonesia. Perkara ini bermula
dari pekerjaan memulihkan tanah
tercemar
(bioremediasi)
yang
dianggap fiktif oleh Kejaksaan Agung
karena izin pelaksanaannya belum
diperpanjang oleh Kementerian
Lingkungan Hidup. Sementara
menurut Kementerian Lingkungan
Hidup, tidak ada masalah dengan

perpanjangan izin, yang penting


pemulihan lingkungan dikerjakan,
masalah administrasi bisa mengikuti.
Para terdakwa dianggap merugikan
negara sejak 2006 2012, sekalipun
pekerjaan terdakwa tidak ada
hubungan dengan pemulihan tanah
tercemar yang disebut bioremediasi.
Bahkan, ada terdakwa yang antara
2006 2012 berada di Amerika
Serikat selama empat tahun.
Yang sangat fantastis, semula kasus
ini, menurut keterangan Jampidsus
Andhi Nirwanto, diduga merugikan
negara sebesar 270 juta dolar AS atau

INTEGRITAS - Juli 2013

35

MAESTRO HUKUM
setara Rp 2,43 triliun. Kemudian
ada perbubahan keterangan dari
M Adi Toegarisman, negara diduga
dirugikan 23,361 juta dolar atau
sekitar Rp 200 miliar, dan sekarang
dianggap merugikan negara dan hasil
penghitungan BPKP adalah sebesar
9,990,210,93 dolar dolar.
Kasus bioremediasi ini tidak akan
menjadi kasus seandainya tidak ada
egoisme sektoral yang dipaksakan
dan dipertunjukkan oleh Kejaksaan
Agung. Kalau betul ada dugaan
pelanggran terhadap undang-undang
lingkungan, maka kewenangannya
ada di Menteri Lingkungan Hidup.
Bahkan, kalau ada penyidikan
bersama tetap saja kendalinya ada di
Menteri Lingkungan Hidup. Akan
tetapi, dalam kasus ini Kejaksaan
Agung tidak memedulikan UndangUndang Lingkungan yang mengatur
secara sfesifik terhadap dugaan
pelanggaran dan atau kejahatan di
bidang lingkungan.
Masalah perizinan yang belum selesai
dianggap sebagai kejahatan korupsi
dan pekerjaan dianggap fiktif.
Kejaksaan Agung tidak memedulikan
SKK Migas yang mempunyai
perjanjian dengan PT Chevron Pacific
Indonesia, bahwa ada mekanisme
penyelesaian yang ditentukan untuk
mengatur segala bentuk perselisihan.
Bahkan, sampai akhir kontrak
saja perselisihan masih tetap dapat
dibicarakan oleh SKK Migas dan PT
Chevron Pacific Indonesia sebagai
kontraktor.
Dan hanya dengan meng-korupsikan perkara ini, Kejaksaan Agung
bisa potong kompas melakukan
penyidikan.
Inilah
bentuk
kriminalisasi yang secara sengaja
dilakukan atas suatu perjanjian perdata,
yang diduga melanggar UndangUndang Lingkungan. Penegakan
hukum dengan cara mengriminalkan
perjanjian perdata ini sangat tidak
baik bagi perkembangan hukum ke
depan. Ini bisa menjadi titik awal
hilangnya kepercayaan masyarakat

36

INTEGRITAS - Juli 2013

terhadap proses penegakan hukum


yang aroma egoisme sektoralnya
terlalu tercium.
Menurut dia, dalam praktiknya, tidak
semua advokat terlibat atau ikut serta
dalam mengatur perkara. Sekalipun
terbukti juga dengan adanya beberapa
advokat yang tertangkap tangan
mengatur perkara. Memang lebih
banyak rumor bahwa suap-menyuap
itu terjadi.

Menurut hemat saya, semua advokat


punya pilihan. Pilihannya ikut
menjadi advokat yang baik dalam
arti membela perkara sesuai dengan
nuraninya untuk mencari keadilan,
bukan mencari kemenangan. Atau,
memilih menjadi advokat yang ikut
bermain mengatur perkara karena
membela untuk mencari kemenangan,
bukan untuk menegakkan hukum
dan keadilan, paparnya.

Faktanya, cukup banyak kasus yang


hakim menghukum penjahat kecil
dengan hukuman tinggi, sementara
yang dianggap sebagai penjahat besar
dihukum dengan hukuman ringan.
Atau, bahkan ada juga dalam kasuskasus tertentu orang tidak bersalah
dihukum. Dalam banyak perkara
perdata terutama, orang tidak punya
koneksi dan tidak punya uang
perkanya dikalahkan.
Ditanya soal penegakan hukum di
Indonesia, Maqdir mengingatkan,
yang terpenting sekarang ini, untuk
jangka panjang, adalah memperbaiki
pendidikan hukum kita. Sedangkan
dalam jangka pendek, harus dibuka
ruang untuk mempersoalkan perkaraperkara yang dicurigai bermasalah.
Menurut Anda, advokat yang baik itu
seperti apa?
Menurut hemat saya, advokat yang
benar adalah advokat yang membela
perkara untuk mencari kebenaran
dan menegakkan keadilan, bukan
untuk memenangkan perkara.

KPK, tetapi juga kejaksaan dan polisi


selalu semena-mena menetapkan
tersangka. Tersangka ditetapkan
dengan cara diumumkan melalui
surat kabar dan tidak jarang kerugian
negara disebut dengan sangat
fantastis.
Dalam praktiknya, ketika menangani
perkara korupsi selalu ditetapkan
dulu
tersangkanya,
kemudian
barulah dicarikan bukti. Padahal,
penyidikan untuk mengumpulkan
bukti dan mencari tersangka, tetapi
nyatanya
tersangka
ditetapkan
terlebih dahulu, baru kemudian
dicari bukti. Bahkan, dalam banyak
kasus, seseorang ditetapkan menjadi
tersangka korupsi, tetapi bukti ada
kerugian negara dibuat oleh BPKP
satu tahun kemudian. Bukti kerugian
negara ini acap kali hanya bersumber
dari keterangan ahli yang lebih sering
tidak kredibel.
Setelah perjalanan panjang meniti
karier di bidang hukum, apa lagi yang
ingin Anda capai? Apa keinginan yang
belum terwujud?

Agar ada standardisasi yang baik,


penyelenggara
ujian
advokat,
pengawasan, dan peradilan kode etik,
juga harus dilakukan oleh lembaga
yang sama. Akan lebih baik kalau
dilakukan lembaga negara yang
independen dan dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Advokat, jadi
bukan lembaga yang ditumpangkan
ke lembaga negara yang sudah ada.

Secara pribadi, saya merasakan apa


yang saya terima sekarang ini sudah
melebihi angan-angan saya. Yang saya
masih rasakan belum terwujud adalah
belum banyak putusan pengadilan
yang dapat dijadikan rujukan. Terus
terang, saya sangat iri dengan putusanputusan pengadilan dari Inggris atau
Amerika dan Australia yang begitu
runtut, berkesinambungan.

Bagaimana komentar Anda soal


Undang-Undang Advokat dan KUHP
yang sedang digodok di DPR?

Ditanya soal prestasi, Maqdir


mengaku prestasinya biasa-biasa saja,
tidak ada yang menonjol. Apa yang
saya lakukan mengalir dengan biasa.

Undang-undang ini harus lebih baik


dari undang-undang yang sudah ada.
Dan keberadaan undang-undang itu
harus lebih banyak untuk melindungi
hak-hak asasi manusia.
Anda pernah menyatakan KPK sering
semena-mena dalam menetapkan
tersangka? Apa yang Anda maksud?
Dalam banyak kasus, bukan hanya

Kalau boleh disebut, siapa tokoh-tokoh


yang menginspirasi Anda?
Dalam dunia advokat, saya cukup
banyak terpengaruh oleh beberapa
orang mentor kami ketika di
LBH, seperti Profesor Ting Swan
Tiong, Mister Djamaludin Datu
Singomagkuto, Pak Suryadi (mantan
Ketua MA) Bapak AZ Abidin, dan

tentu saja Bang Buyung dan Bapak


Anwar Harjono (Direktur LKH).
Saya merasakan kebersahajaan Bapak
Doktor Adnan Buyung Nasution dan
kerja keras beliau menulis yang tidak
berhenti.
Berkaitan
dengan
nilai-nilai
kehidupan, siapa yang menginspirasi
Anda?
Banyak orang yang memberi inspirasi
kehidupan saya. Orang tua saya tentu
saja. Pengaruh kakek saya cukup besar,
karena dialah yang selalu memberikan
semangat kepada saya untuk sekolah
dan terus belajar, sekalipun dalam
keterbatasan. Salah seorang misan
(sepupu) saya namanya Pauzie Yusro,
cukup besar pengaruhnya terhadap
saya untuk aktif ikut organisasi pelajar
dan mahasiswa. Dia memperkenalkan
saya dengan banyak orang dan banyak
tokoh masyarakat dan mahasiswa
ketika tahun 70-an.
Bagaimana
dukungan
terhadap profesi?

keluarga

Keluarga sangat mendukung saya


dalam profesi ini. Anak saya yang
tertua mengikui jejak saya menjadi
seorang lawyer. Dia bekerja pada
orang lain, dengan perbedaan dalam
praktik, karena dia lebih memilih
untuk pekerjaan corporate, sedangkan
saya lebih banyak pekerjaan litigasi.
Soal hobi. Apa yang Anda sukai?
Saya tidak mempunyai hobi yang
spesifik. Saya cukup berminat untuk
membaca novel--kalau lagi sempat
dan tidak sibuk. Bagi saya, apa yang
belum dibaca dan belum diketahui,
itu adalah hal yang baru. Saya masih
mempunyai cita-cita untuk menulis
novel.
Hendrik

Maqdir Ismail & Partners


Jl. Bandung No. 4, Menteng
Jakarta Pusat
Telp. (62) 21 391 1191
Email : Maqdir(at)mip-law.com

INTEGRITAS - Juli 2013

37

Anda mungkin juga menyukai