PENDAHULUAN
Penyakit
ini
merupakan
penyakit
neurodegeneratif
dan
meningovaskuler.
Toksin
seperti
1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-
olivo-pontocerebellar
Shy-drager, degenerasi
degeneration,
parkinsonism-
D. PATOFISIOLOGI
berbagai area lain dari otak. Neurodegenerasi pada berbagai area di otak
inilah yang menjelaskan timbulnya kelainan motor maupun non motor pada
penyakit parkinson (Weintraub, 2008, McNaughts, 2006; Simuni, 2007;
Jenner, 2006).
Gambar 2. Ilustrasi skematis dari sirkuit motorik neurotransmiter kortikotalamo-ganglia basalis pada orang normal (Hauser, 2015).
Sinyal dari korteks serebri akan diteruskan ke ganglia basalis dan akan
dikembalikan lagi sebagai umpan balik ke area korteks yang sama. Output
dari korteks akan diarahkan menuju ke globus palidus interna dan substansia
nigra pars lentikular. Sinyal ini berperan dalam fungsi supresi gerakan.
Terdapat dua jalur pada rangkaian ganglia basalis, jalur langsung dan tidak
langsung, yang dibagi sebagai berikut:
E. DIAGNOSIS
1. ANAMNESIS
Dalam menegakkan diagnosis parkinsons disease terdapat
beberapa pertanyaan yang perlu diajukan. Pada anamnesis perlu digali
kronologis dari gejalanya. Gejala parkinsons disease (PD) umumnya
berawal pada satu sisi yang kemudian mengenai kedua sisi. Selain itu,
ditanyakan gejala-gejala lain yang merupakan cardinal sign pada PD.
Di sisi lain, penyakit ini dapat bersifat genetik sehingga perlu
ditanyakan pula apakah terdapat keluhan serupa di keluarganya. Yang
paling penting adalah perlunya ditanyakan hal-hal yang dapat
mengeliminasi diagnosis PD seperti perlu ditanyakan apakah ada
penyakit lain, riwayat trauma, infeksi, maupun riwayat konsumsi obat
tertentu dalam jangka waktu yang lama. Selain itu perlu pula
ditanyakan sudah seberapa jauh stadium PD ini. Perjalanan PD
menurut Hoehn dan Yahr dibagi menjadi 5 stadium (Hinson et al,
2014):
a) Stage 1
Gejala dan tanda terjadi pada satu sisi, dengan gejala yang ringan.
Meskipun
terdapat
gejala
yang
mengganggu
tetapi
tidak
PD.
Pertama,
parkinsonisme
didefinisikan
sebagai
melakukan gerakan
adanya
rigiditas
dan
bradikinesia
otot
yang
terkena
santai
dan
didukung
adanya
Sering
dapat
dihentikan
sebentar
bila
parkinson
membungkuk
cenderung
karena
mengadopsi
hilangnya
postur
refleks
tanah.
Hambatan
menyebabkan
pasien
untuk
merupakan
kombinasi
dari
kecil
terjatuh.
postur
cenderung
Festination
bungkuk,
visual
contrast
and
color
discrimination
Decreased visual motion perception
Abnormal sensations, such as paresthesias
(i.e., tingling)
Pain
Fatigue
penyakit
parkinson,
yang
berguna
untuk
parkinsons
disease.
Selain
itu,
penting
untuk
menurut
MDS
adalah
parkinsonisme,
yang
Supportive criteria:
i.
pada
pemeriksaan
sebelumnya
maupun
dalam
vii. Gangguan
sensorik
kortikal
yang
nyata
(yaitu,
Neuroimaging
fungsional
normal
dari
sistem
dopaminergik presinaptik
ix. Data-data mengenai gejala lain yang dapat menyebabkan
parkinsonisme dan berhubungan dengan gejala-gejala
pasien, atau, evaluasi dari dokter spesialis, berdasarkan
penilaian diagnostik yang lengkap merasa bahwa sindrom
alternatif lebih mungkin dibandingkan PD
Red flags:
i. Gangguan cara berjalan yang berkembang secara progresif
yang membutuhkan penggunaan kursi roda secara rutin
dalam 5 tahun dari onset
ii. Tidak adanya perkembangan dari gejala atau tanda
motorik dalam 5 tahun atau lebih kecuali keseimbangan
yang berhubungan dengan terapi
iii. Disfungsi bulbar awal: disfonia berat atau disartria atau
disfagia berat (membutuhkan makanan lembut,NGT, atau
gastrostomi) dalam5 tahun pertama
iv. Disfungsi inspirasi: baik diurnal maupun nokturnal stidor
inspirasi atau desahan inspirasi
v. Kegagalan fungsi autonomik yang berat dalam 5 tahun
pertama penyakit. Hal in termasuk: Hipotensi ortostatik
dan retensi urin atau inkotinesia urin dalam 5 tahun
pertama penyakit
vi. Jatuh
berulang
(>1kali/tahun)
karena
ganggan
viii.
sebagai
kelemahan
piramidalis
atau
Tremor istirahat
ii.
Rigiditas
iii.
Bradikinesia
iv.
Probable
Bila terdapat kombinasi dua gejala utama (termasuk kegagalan
refleks postural) atau satu dari tiga gejala pertama yang tidak
simetris (dua dari empat tanda motorik).
Definite
Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala
dengan satu gejala lain yang tidak simetris (tiga tanda kardinal).
Bila semua tanda-tanda tidak jelas sebaiknya dilakukan
pemeriksaan ulangan beberapa bulan kemudian.
Kriteria Koller
i. Didapati 2 dari 3 tanda cardinal gangguan motorik :
tremor saat istirahat atau gangguan refleks postural,
rigiditas, bradikinesia yang berlangsung 1 tahun atau
lebih.
ii. Respons terhadap terapi levodopa yang diberikan sampai
perbaikan sedang (minimal 1.000 mg/hari selama 1 bulan)
dan lama perbaikan 1 tahun atau lebih.
Kriteria Gelb & Gilman (Gelb et al, 1999)
Gejala kelompok A (Characteristic of Parkinson disease) terdiri
dari :
i.
Resting tremor
ii.
Bradikinesia
iii.
Rigiditas
iv.
Permulaan asimetris
G. PENATALAKSANAAN
misalnya
pentingnya
meminum
obat
teratur
dan
masalah-masalah
seperti
abnormalitas
gerakan,
kognitif
untuk
menarik
perhatian
kepribadian,
status
mental
pasien
dan
2. Terapi Farmakologik
sisanya
dimetabolisme
di
sembarang
tempat,
benserazide
mencegah
adalah
dopa
metabolisme
dekarboksilase
L-Dopa
sebelum
inhibitor,
membantu
mencapai
neuron
menerus
akan
menimbulkan
peningkatan
gejala
Parkinson
yaitu
thrihexyphenidyl
(artane)
dan
benztropin
biperidon
(akineton),
orphenadrine
(disipal)
dan
procyclidine
(kamadrin).
Efek samping obat ini adalah mulut kering dan pandangan
kabur. Sebaiknya obat jenis ini tidak diberikan pada penderita
penyakit Parkinson usia diatas 70 tahun, karena dapat menyebabkan
penurunan daya ingat.
d) Penghambat Monoamin oxidase (MAO Inhibitor)
Selegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect). Inhibitor MAO diduga
berguna pada penyakit Parkinson karena neurotransmisi dopamine
dapat ditingkatkan dengan mencegah perusakannya. Selegiline dapat
pula memperlambat memburuknya sindrom Parkinson, dengan
demikian terapi levodopa dapat ditangguhkan selama beberapa waktu.
Berguna untuk mengendalikan gejala dari penyakit Parkinson yaitu
untuk mengaluskan pergerakan.
Selegilin
dan
menginhibisi
rasagilin
mengurangi
monoamine
oksidase
gejala
B
dengan
(MAO-B),
dengan
sehingga
III. PENUTUP
Penyakit Parkinson pertama kali diperkenalkan oleh James Parkinson lebih
dari 180 tahun yang lalu dan selama sekitar 30 tahun levodopa (yang merupakan
regimen obat yang bersifat dopaminergik) masih menjadi terapi yang dianggap
efektif dalam menangani gejalanya. Hingga saat ini belum ditemukan pengobatan
yang dapat digunakan dengan tujuan menyembuhkan (kuratif) sehingga masih
dianggap penyakit progresif yang cukup sulit ditangani.
Gambaran klinis yang terjadi pada penyakit Parkinson terutama disebutkan
dalam tiga trias utama Parkinson yaitu tremor, rigiditas dan bradikinesia. Gejala
yang pertama kali muncul pada 70% kasus Parkinson adalah resting tremor yang
biasa terjadi dengan frekuensi 3-5Hz. Pada penyakit Parkinson tremor yang terjadi
biasanya asimetris dan kondisi tremor akan memburuk dengan adanya kecemasan,
aktivitas motorik kontralateral serta selama berjalan.
Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progress hingga
terjadi total disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak
general, dan dapat menyebabkan kematian. Dengan perawatan, gangguan pada
setiap pasien berbeda-berbeda. Sebagian besar pasien berespon terhadap medikasi
yang diberikan. Perluasan gejala berkurang, dan lamanya gejala terkontrol sangat
bervariasi. Efek samping pengobatan terkadang dapat sangat parah.
DAFTAR PUSTAKA
Basjiruddin. 2006. Manajemen dari Penyakit Parkinson yang Lanjut. Padang:
Fakultas Kedokteran University of Andalas/Dr.M.Djamil Hospital.
at
Gayed, I., Joseph, U., Fanous, M., Wan, D., Schies, M., Ondo, W., Won, K. 2015.
The Impact of DaTscan In The Diagnosis Of Parkinson Disease. Journal
Of Clinical Nuclear Medicine Volume 40 Page 390-393. Available at:
http://journals.lww.com/nuclearmed/Abstract/2015/05000/The_Impact_of_
DaTscan_in_the_Diagnosis_of.4.aspx
Gelb,D.J., Oliver, E., Gilman, S. 1999. Diagostic criteria for parkinsons disease.
Arch Neurol. Vol. 56 (1): 33-39.
Harsono. 2011. Buku Ajar Neurologi Klinis. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta.
Hauser, R. A. Parkinson Disease. 2015. Medscape article. Cited on 26th April
2016. Available on emedicine.medscape.com.
Hinson, V.K., G. J. Revuelta., C. L. Vaughan., K. J. Bergmann. 2014. A Prime on
Parkinsons Disease: A Brief Guide to the Recognition and Treatment of
Parkinsons Disease for Patients and Their Families and Friends. Available
at www.muschealth.org. Diakses tanggal 21 April 2016.
Jankovic, J. 2016. I think I might have Parkinsons disease and Im not sure what
to do, screening questionnaire, the Michael J. Fox Foundation for
Parkinsons
Research.
Available
at
https://www.michaeljfox.org/files/PD_screening.pdf. Diakses tanggal 21
April 2016.
Jenner P, Olanow CW. 2006.The pathogenesis of cell death in Parkinsons disease.
Neurology Journal.
Lilienfeld DE, Perl DP. 1993.Projected neurodegenerative disease mortality in the
United States, 19902040. Neuroepidemiology Vol 12:219-28.
Massano, J., K. P. Bhatia. 2012. Clinical Approach to Parkinsons
Disease:Features, Diagnosis, and Principles of Management. Cold Spring
Harb Perspect Med. Vol. 2: 1-15.
McNaught KS, Olanow CW. 2007. Protein aggregation in the pathogenesis of
familial and sporadic Parkinsons disease. Neurobiol Aging Vol 27:530-545.