Anda di halaman 1dari 87

PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN

No. Revisi

Halaman
1/1

No. Dokumen
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
11 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Prosedur penerimaan pasien rawat jalan merupakan tata cara penerimaan pasien
yang akan berobat ke poliklinik agar dapat berjalan teratur, tertib, dan aman serta
untuk mengurangi waktu tunggu pasien.
1. Tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan di RS. Mulia Insani.
2. Tersedianya pedoman bagi petugas terkait terhadap pelayanan kesehatan
pasien.
3. Terciptanya ketertiban dan kenyamanan pelayanan pasien.
Setiap pasien yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan harus melalui tempat
pendaftaran pasien.
Pasien Baru
1. Setiap pasien baru, baik pasien dinas, askes, maupun swasta yang ingin
mendapatkan pelayanan kesehatan di RS. Mulia Insani harus mendaftarkan
diri pada tempat pendaftaran pasien.
2. Pasien diwawancarai oleh petugas tempat pendaftaran pasien tentang identitas
dirinya.
3. Petugas loket pendaftaran pasien memasukkan data/identitas diri pasien ke
dalam system pelaporan.
4. Petugas tempat pendaftaran pasien meberitahu kepada pasien bahwa KIB
harus dibawa setiap kali berobat.
5. Petugas memberikan kartu berobat yang harus dibawa setiap kali pasien ingin
mendapatkan pelayanan kesehatan di RS. Mulia Insani.
6. Petugas tempat pendaftaran pasien juga memberikan nomor urut berobat
sesuai poliklinik yang akan dituju.
7. Petugas tempat pendaftaran pasien mempersilahkan pasien untuk menunggu
di Poliklinik yang dituju sedang berkas rekam medis akan diantar oleh
petugas.
8. Petugas mencatat pada buku ekspedisi pasien rawat jalan (nama dan nomor
RM pasien).
9. Petugas rekam medis mengantarkan berkas rekam medis ke Poliklinik yang
dituju.
10. Pasien mendapatkan pelayanan di Poliklinik yang dimaksud.
1. Pendaftaran.
2. Kasir
3. Dokter Umum
4. Dokter Spesialis
5. Rekam Medik

TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

penanganan pasien berdasarkan penilaian tanda-tanda vital ABCD (Airway,


Breathing, Circulation & Disability).
Melakukan penilaian awal kegawatdaruratan pada setiap pasien baru datang.
SK Menkes RI no 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit.
1. Perawat Triage merespon cepat kedatangan pasien.
2. Skrining awal dilakukan dalam waktu maksimal 2 menit.
a. Perawat Triage melakukan penilaian kesadaran dengan menggunakan
kriteria APVU:
1) A: Awake
2) V: Respon to Verbal
3) P: Respon to Pain
4) U: Unrespon
b. Perawat memasang pulse oksimetri untuk pemeriksaan sirkulasi, jika
didapatkan:
1) Heart Rate Bradikardia/Takikardia segera antar pasien ke ruang resusitasi
IGD.
2) Saturasi O2 < 90% segera antar pasien ke Ruang Resusitasi.
3. Perawat Triage melakukan penilaian Jalan Napas pasien (Airway):
a. Bebas.
b. Ada suara tambahan.
c. Tidak ada aliran/obstruksi jalan napas total.
4. Perawat Triage melakukan penilaian pernapasan (Breathing) dengan
menghitung frekuensi napas, jika didapatkan pasien dengan:
a. Henti Napas/Bradipnea (Frekuensi Napas 10 x/menit) pasien langsung
dibawa ke Ruang Resusitasi.
b. Takipnoe Berat (Frekuensi Napas 10 x/menit) langsung dibawa ke Ruang
Emergency.
5. Petugas Triage menanyakan keluhan utama pasien jika terdapat keluhan yang
potensial mengancam nyawa (kejang, lumpuh sebelah/hemiparise, atau nyeri
dada) maka pasien langsung dibawa ke Ruang Resusitasi.
6. Hasil pemeriksaan Skrining awal dan identitas pasien ditulis dalam Formulir
Triage Primer.
7. Jika ditemukan pasien dengan kondisi mengancam nyawa maka pemeriksaan
dengan mengantar pasien ke IGD/ Ruang Resusitasi (Walk In Triage).
8. Jika pada skrining awal tidak didapatkan tanda-tanda mengancam nyawa maka
perawat Triage melakukan serah terima pasien dengan Dokter Jaga untuk
dilakukan pemeriksaan fisik lengkap pada Triage Sekunder.

PENDAFTARAN ATAU REGISTRASI DAN SKRINING AWAL PASIEN


POLIKLINIK
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
3/3
RS. MULIA INSANI
Tanggal terbit
12 Mei 2016

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

UNIT TERKAIT

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
1.
2.
3.
4.

Dokter IGD
Perawat
Rawat Jalan
Rawat Inap.

PROSEDUR ADMINISTRASI PENERIMAAN PASIEN BARU


DI HCU UGD
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1
SK 0045/SK-DIR/RSMI/IV/2016
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Pasien baru adalah pasien yang datang dari poliklinik, IGD, pindahan dari
ruangan lain yang akan dirawat di Unit Rawat Inap.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menerima pasien baru.
SK 0045/SK-DIR/RSMI/IV/2016 tentang pedoman penerimaan pasien baru di
RS. Mulia Insani.
1. Pasien datang ke ruangan disertai status.
2. Pasien di tempatkan di kelas yang telah di sepakati.
3. Perawat/bidan memperkenalkan diri.
4. Perawat/bidan menerangkan hak dan kewajiban kepada pasien dan
keluarganya.
5. Perawat/bidan melaksanakan program orientasi kepada pasien, memberitahu
tentang denah ruangan, letak kamar mandi, ruangan perawat dan
memberitahukan fasilitas yang tersedia serta cara penggunaannya.
6. Perawat/bidan memberitahu tentang jadwal kegiatan rutin ruangan antara
lain waktu mandi, makan, kunjungan dokter dan waktu besuk.
7. Perawat/bidan melaksanakan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian
sampai evaluasi.
1. Rawat Inap.
2. VK.
3. UGD.
4. FO.
5. RM.

TRIAGE INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)


No. Revisi

Halaman
1/2

No. Dokumen
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Proses triage adalah kegiatan pemilahan dalam menentukan kategori
kegawatdaruratan pasien untuk menentukan prioritas penanganan pasien
berdasarkan penilaian tanda-tanda vital ABCD (Airway, Breathing, Circulatoin,
and Disability) yang dibagi menjadi:
1. Resusitasi adalah pasien yang datang dalam keadaan gawat darurat dan
mengancam nyawa serta harus mendapat penanganan resusitasi segera.
2. Emergent adalah pasien yang datang dengan keadaan gawat darurat karena
dapat mengakibatkan kerusakan organ permanen dan pasien harus di
tangani dalam waktu maksimal 10 menit.
3. Urgent adalah pasien yang datang dengan keadaan darurat tidak gawat
yang harus ditangani dalam waktu maksimal 30 menit.
4. NonUrgent adalah pasien yang datang dengan keadaan tidak gawat tidak
darurat dengan keluhan ringan-sedang, tetapi mempunyai kemungkinan
atau dengan riwayat penyakit serius yang harus mendapat penanganan
dalam waktu maksimal 60 menit.
5. Falseemergency/ambulatory klinik adalah pasien yang datang dengan
keadaan tidak gawat tidak darurat dengan keluhan ringan dan tidak ada
kemungkinan menderita penyakit atau mempunyai riwayat penyakit serius
yang harus mendapat penanganan maksimal 120 menit
6. Death Of Arrival (D.O.A) adalah pasien yang tiba di gerbang IGD sudah
pasti di nyatakan meninggal secara klinis oleh dokter triage.
Memilah dan menilai agar mendapatkan pertolongan medik secara cepat dan
tepat sesuai prioritas kategori kegawatdaruratannya dan sesuai dengan
penyakitnya.
1. Undang-undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. SK Menkes RI No. 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit.
3. SK Menkes RI No. 106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dan Pelatihan
PPGD/GELS.

1.
2.
PROSEDUR

3.

Setiap pasien yang datang ke IGD RS. Mulia Insani harus dilakukan
pemilahan (triage) oleh dokter triage dan perawat triage
Petugas triage terdiri dari dokter triage yang merupakan dokter umum yang
bekerja di IGD RS. Mulia Insani yang mempunyai sertifikat Bantuan
Hidup Dasar yang sudah di verifikasi oleh rumah sakit dan sertifikat
pelatihan Triage Internal serta perawat triage yang mempunyai sertifikat
Bantuan Hidup Dasar yang sudah di verifikasi oleh rumah sakit dan
sertifikat pelatihan Triage Internal.
Petugas triage melakukan pemilahan pasien dengan melakukan skrining
awal yang dilakukan oleh perawat, pemeriksaan tanda-tanda vital serta
pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter triage.

TRIAGE INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)


No. Revisi

Halaman
1/2

No. Dokumen
RS. MULIA INSANI
Tanggal terbit
12 Mei 2016

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

4.

PROSEDUR

5.
6.
7.
8.

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Hasil pemeriksaan triage ditulis dalam formulis triage terintegrasi.
Dokter triage menentukan prioritas penanganan pasien berdasarkan
kategori kegawatdaruratanya, yaitu:
a. Level 1
Resusitasi adalah pasien yang datang dalam keadaan gawat darurat dan
mengancam nyawa serta harus mendapat penanganan resusitasi segera.
b. Level 2
Emergent adalah pasien yang datang dengan keadaan gawat darurat
karena dapat mengakibatkan kerusakan organ permanen dan pasien
harus di tangani dalam waktu maksimal 10 menit.
c. Level 3
Urgent adalah pasien yang datang dengan keadaan darurat tidak gawat
yang harus ditangani dalam waktu maksimal 30 menit.
d. Level 4
NonUrgent adalah pasien yang datang dengan keadaan tidak gawat tidak
darurat dengan keluhan ringan-sedang, tetapi mempunyai kemungkinan
atau dengan riwayat penyakit serius yang harus mendapat penanganan
dalam waktu maksimal 60 menit.
e. Level 5
Falseemergency/ambulatory klinik adalah pasien yang datang dengan
keadaan tidak gawat tidak darurat dengan keluhan ringan dan tidak ada
kemungkinan menderita penyakit atau mempunyai riwayat penyakit
serius yang harus mendapat penanganan maksimal 120 menit.
Pasien dengan kondisi mengancam nyawa dilakukan pemeriksaan triage
degan cara walkintriage, sambil mengantar pasien keruang resusitasi.
Dokter jaga triage dapat melakukan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi
untuk memotong waktu tunggu pasien
Penatalaksanaan pasien tiba meninggal (DOA) sesuai dengan SOP
penatalaksanaan mayat DOA
Triage dalam keadaan bencana/Keadaan Luar Biasa di pimpin dan

dilakukan oleh dokter yang senior atau yang berpengalaman saat itu.
Dokter triage secara administrasi bertanggung jawab kepada Kepala
Instalasi Gawat Darurat dan secara medis.
10. Proses pemeriksaan triage dikenakan tarif.
9.

UNIT TERKAIT

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pendaftaran.
Kasir.
Dokter IGD.
Rawat inap.
Perina.
Vk.
Resume Medis.

PELAYANAN PASIEN KATEGORI URGENT DI RUANG TINDAKAN


No. Revisi
No. Dokumen

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Urgent adalah Pasien yang datang ke IGD dengan katagori urgent (tidak gawat
darurat) dengan keluhan ringan-sedang dan mempunyai kemungkinan menderita
penyakit yang serius, yang membutuhkan penanganan maksimal dalam waktu 60
menit.
Memberikan pelayanan pasien non urgent (tidak gawat darurat dengan
kemukinan menderita penyakit yang serius yang membutuhkan penanganan
pemeriksaan dalam waktu maksimal 60 menit.
1. SK Menkes RI No 856 Menkes/SK/IX/2009 tentang standar Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit.
2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 106/Menkes/SK/I/2004 tentang tim sistem
penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) dan Pelatihan PPGD/GELS
3. SK direktur Rs. Mulia Insani No. ... tentang pedoman pelayanan gawat darurat
4. SK direktur RS. Mulia Insani No... tentang triase di pelayanan Gawat darurat
5. SK direktur RS. Mulia Insani No. ... tentang Integrated Multidisiplinary
Emergency Team (IMET)

PROSEDUR

1. Dokter Triage melakukan pemilihan/penyeleksian pasien yang datang ke IGD


pada secondary triase sesuai dengan kategori kegawatdaruratan diruang triase.
2. Dokter triage melakukan pemeriksaan vital sign, jika diperlukan dokter dapat
melakukan pemeriksaan penunjang dan mengisi form triage.
3. Dokter triage menentukan pasien dengan katagori non urgent mendapatkan
prioritas pertolongan ke empat.
4. Pasien dengan katagori non urgent, (contoh kasus minor trauma, cedera kepala
ringan tanpa riwayat pinsan, nyeri abdomen, nyeri kepala, benda asing pada
telinga, gangguan intake dengan kondisi stabil perdarahan pervagina dengan
kondisi stabil) dilakukan pemeriksaaan diruangan non urgent.
5. Induksi tanda-tanda vital pasien katagori non urgent, yaitu:
- Pasien yang sadar penuh (GCS 15).
- Pasien yang pernafasannya tidak terganggu.
- Pasien yang sirkulasinya tidak terganggu.
- TD 120/80 atau 140/90 mmhg.
- Nadi normal dan teratur, frekuensi 60 kali/menit atau 80 kali/menit.
6. Dokter Triage bersama-sama perawat triage mengantar pasien dan melakukan
hand over pasien ke tim dokter jaga.
7. Dokter jaga melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium
sesuai indikasi
8. Pasien urgent yang tidak terindikasi rawat inap diberikan resep pulang.
9. Untuk selanjutnya bila diperlukan pasien kontrol kembali ke poliklinik.

PELAYANAN PASIEN KATEGORI URGENT DI RUANG TINDAKAN


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


Tanggal terbit
12 Mei 2016

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

UNIT TERKAIT

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
-

Pendaftaran.
IGD.
Rawat jalan.
Rawat inap
Rekam Medik.

PELAYANAN PASIEN KATAGORI EMERGENT


DIRUANG RESULTASI
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Pasien yang datang ke IGD dengan katagori emergent (gawat darurat yang
membutuhkan pertolongan dalam waktu maksimal 10 menit karena dapat
mengakibatkan kerusakan organ permanen. Pemberian pertolongan dilakukan di
ruang emergent.
Memberikan pelayanan pasien gawat darurat paripurna dengan respon time cepat
di ruang emergent oleh tim medis dan keperawatan.
1. SK Menkes RI No 856 Menkes/SK/IX/2009 tentang standar Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit.
2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 106/Menkes/SK/I/2004 tentang tim sistem
penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) dan Pelatihan PPGD/GELS
3. SK direktur Rs. Mulia Insani No. ... tentang pedoman pelayanan gawat darurat
4. SK direktur RS. Mulia Insani No... tentang triase di pelayanan Gawat darurat
5. SK direktur RS. Mulia Insani No. ... tentang Integrated Multidisiplinary
Emergency Team (IMET)

PROSEDUR

1. Petugas triage melakukan pemilihan/penyeleksian pasien yang datang ke IGD


sesuai dengan katagori kegawatdaruratannya diruang triase atau dengan cara
walk in triase (SPO) triase.
2. Indikasi tanda-tanda vital pasien katagori Emergent yaitu:
- Pasien yang kesadarannya menurun (GCS 9-12).
- Pasien yang pernafasannya terganggu (dispnea/takhipnea).
- Pasien yang sirkulasinya terganggu nadi teraba lemah/tidak teratur, akral
dingin dan pucat).
- TD 200/120 mmHg atau TD 100/60 mmHg.
- Nadi 120 kali/menit.
- RR 32 kali/menit.
- Suhu 40 0C.
3. Contoh kasus oasuen katagori emergent: cedera kepala, meliputi trauma pada
leher atau spinalcord injury, rkasi anafilaksis, nyeri dada, asma berat, PPOK,
overdosis, stroke, hipoglikemia, KAD, abortus spontan, repture uteri dan trauma
kemis pada mata.
4. Dokter dan perawat triage melakukan hand over pasien kepada dokter tim jaga.
5. Dokter jaga melakukan pemeriksaan pasien.
6. Dokter jaga melakukan serah terima dengan dolter jaga emergent.
7. Dokrer jaga ruang emergent melakukan pemeriksaan pasien dan mengisi
formulir evaluasi lanjut.
8. Dokter jaga ruang emergent berkolaborasi dengan perawat untuk melakukan tata
laksana kepada pasien.
9. Dokter jaga ruang emergent dan perawat jaga melakukan observasi ketat diruang
emergent sampai kondisi stabil maksimal 8 (delapan) jam
10. Dokter jaga dan perawat jaga diruang emergent berkoordinasi dengan bed
management untuk perawatan pasien selanjutnya.

PELAYANAN PASIEN KATAGORI FALSE EMERGENCY


DIRUANG KONSULTASI
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
11. Sarana dan prasarana ruang emergent terdiri dari:
- Suction.
- Naso gastric tubo/oro gastric tube.
- Mask O2 dewasa dan anak.
- Vital sign monitor.
- Ventilator.
- Oksigen medis.
- Vena section set
- Stetoskop.
- Thermometer.
- EKG.
- Infuse Pump dan syringe pump.

UNIT TERKAIT

IGD.
Pendaftaran.
Rawat Inap
Rawat Jalan.

PELAYANAN PASIEN KATAGORI FALSE EMERGENCY


DIRUANG KONSULTASI
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Pasien False Emergency (P3) adalah pasien dengan kondisi tidak gawat dan
tidak darurat yang datang ke IGD di luar jam kerja.
Pasien False Emergency harus tetap dilayani karena pada dasarnya
IGD/Rumah Sakit tidak boleh menolak penderita yang memerlukan
pertolongan.
1. Ada pasien Gawat Darurat. Pasien tidak gawat dan tidak darurat yang
datang di IGD diluar jam kerja tetap dilayani.
2. Pasien False Emergrncy yang datang bersamaan dengan pasien Gawat
Darurat, maka penanganan pasien Gawat Darurat didahulukan.
3. Memberitahukan pada pasien False Emergency prosedur triase.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

12. Setelah dilakukan triase pasien digolongkan sebagai pasien tidak gawat dan
tidak darurat (False Emergency).
13. Bila pada jam dinas maka dokter menganjurkan pasien menuju ke poliklinik
rawat jalan agar dilakukan pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter di
poliklinik rawat jalan.
14. Bila di luar jam dinas maka oleh petugas IGD, pasien diantar ke ruang
pelayanan IGD.
15. Bila pada saat yang relatif bersamaan di IGD juga ada pasien gawat darurat
maka petugas IGD memberitahu pasien false emergency untuk menunggu
sampai pelayanan gawat darurat selesai.
16. Dokter melakukan anamnese, pemeriksaan dan tindakan/ pengobatan pada
pasien false emergency.
17. Pasien false emergency diberi resep sesuai prosedur pemberian resep.
18. Setelah mendapatkan obat maka pasien false mergency diperbolehkan
pulang dan dipesan agar kontrol bila masih ada keluhan atau perlu
pemeriksaan penunjang.
- IGD.
- Pendaftaran.
- Apotek.
- Kasir.

PROSEDUR ADMINISTASI PENERIMAAN PASIEN BARU DI IW IGD


No. Dokumen
0045/SK-DIR/RSMI/IV/2016

No. Revisi

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat mulai saat pasien datang sampai pulang
atau alih rawat/rujuk.
Sebagai acuan dalam menerima pasien baru maupun pasien lama yang
memerlukan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat
SK Direktur Utama Nomor 0045/SK-DIR/RSMI/IV/2016 Tentang Kebijakan
Penunjukan Pengurus Komite Medis di RS. Mulia Insani.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

1. Pasien diterima perawat IGD, melakukan primary survey (ABC) dan


menempatkan pasien di ruang triage dan melakukan pemeriksaan tandatanda vital.
2. Keluarga melakukan pendaftaran di ruang pendaftaran pasien.
3. Dokter melakukan pemeriksaan pasien.
4. Jika perlu tindakan medik segera maka segera dilakukan.
5. Dokter membuat pengantar pemeriksaan penunjang sesuai kondisi pasien.
6. Dokter membuatkan resep dan dokumen terkait yang di butuhkan.
7. Keluarga menyelesaikan masalah administrasi.
8. Pasien masuk rawat inap/ rujuk/pulang.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

IGD.
Pendaftaran.
Laboratorium.
Radiologi.
Rawat Inap.
Apotik.
Rekam Medik.

PENANGANAN PASIEN DEATH ON ARRIVAL DI IGD (DOA)


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
DOA adalah pasien yang datang ke IGD dalam keadaan meninggal dunia
Sebagai acuan untuk menangani pasien DOA.
Adanya prosedur tertulis untuk pasien DOA.

1. Prosedur triage.
2. Dokter memeriksa pasien, memastikan pasien apakah betul-betul sudah
meninggal.
3. Identifikasi pasien mulai dari jam datang dan keadaan pasien.
4. Dokter memberitahu pengantar pasien bahwa pasien sudah meninggal ketika
datang ke Rumah Sakit.
PROSEDUR
5. Bila sebab kematiannya diduga tidak wajar, maka atas persetujuan keluarga
pasien jenazah dirujuk ke kamar jenazah untuk dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut.
6. Dokter menandatangani surat keterangan pasien yang sudah meninggal
rangka dua, satu diserahkan kepada keluarga pasien dan satu disimpan untuk
diarsipkan.
7. Setelah pemeriksaan selesai pasien dapat langsung dibawa pulang bila tidak
ada keluarga langsung dibawa ke kamar mayat.
- Dokter IGD.
UNIT TERKAIT
- Perawat IGD.
- Pendaftaran.
- Petugas Kamar Mayat.
- Kepolisian.
DOKUMEN TERKAIT - Rekam Medis IGD.
- Surat Kematian.

PENERIMAAN PASIEN DARI IRJ KE IGD


No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Penerimaan pasien adalah kegiatan pada Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
(TPPRJ) yang mempunyai fungsi untuk melayani pendaftaran pasien Rawat Jalan
yang belum atau sudah pernah berobat di RS. Mulia Insani meliputi:
1. Kunjungan Baru yaitu pasien yang pertama kali datang kepelayanan rawat
jalan pada tahun yang sedang berjalan.
2. Kunjungan Lama yaitu kunjungan berikutnya dari suatu kunjungan baru pada
tahun yang berjalan.
3. Pengunjung Baru adalah Pengunjung yang baru pertama kali datang ke RS.
Mulia Insani dan dapat melakukan kunjungan di Poliklinik sebagai kunjungan
baru dengan kasus baru dan setiap pengunjung baru diberikan nomor rekam
medis dan nomor rekam medis diberikan hanya satu kali seumur hidup.
4. Pengunjung Lama adalah pengunjung yang datang untuk kedua kalinya dan
seterusnya, datang ke Poliklinik yang sama atau berbeda sebagai kunjungan
lama atau baru dengan kasus lama dan kasus baru, dan tidak mendapat nomor
rekam medis lagi.
5. Pasien Rawat Jalan adalah pasien yang mendapatkan pelayanan medis di
poliklinik RS. Mulia Insani
6. Pasien Umum adalah pasien yang mendapat pelayanan di RS. Mulia Insani
yang meliputi :
- Pasien Umum adalah pasien yang mendapat pelayanan kesehatan medis di
Poliklinik dengan membayar.
- Pasien BPJS adalah pasien yang mendapat pelayanan kesehatan medis
dengan membawa Surat Rujukan dari BPJS dan semua pembayaran
ditanggung oleh BPJS sesuai dengan haknya.
1. Untuk mendapatkan hasil guna dan daya guna secara maksimal dalam
pelayanan pendaftaran pasien.
2. Melayani pasien yang berobat di RS. Mulia Insani bentuk pelayanan yang
prima.
3. Dapat memberikan kesan baik pada kunjungan pertama pasien/ keluarganya
terhadap pelayanan kesehatan RS. Mulia Insani
4. Mengarahkan dan menyalurkan pasien secara efesien sesuai dengan kasusnya
untuk mendapatkan pelayanan medis yang tepat dan cepat.
Kebijakan Direktur RS. Mulia Insani tentang skrining pasien.
1. Pasien datang di bagian admisi dan diterima oleh petugas admisi.
2. Petugas menanyakan apakah pasien tersebut merupakan pasien baru (pasien
yang baru pertama kali berkunjung, tidak membawa kartu berobat dan
kehilangan kartu) atau pasien lama.
3. Jika pasien tersebut adalah pasien baru, maka petugas pendaftaran mendaftar
pasien sbb:
- Petugas pendaftaran melengkapi formulir rekam medis penerimaan pasien
baru dengan mewawancarai pasien tersebut.

PENERIMAAN PASIEN DARI IRJ KE IGD


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Petugas pendaftaran mencetak KIB (Kartu Identitas Berobat).


Petugas pendaftaran menyerahkan KIB kepada pasien.
Petugas pendaftaran membawa formulir rekam medis pasien kepoli/unit
pelayanan yang dituju.
Di Unit Pelayanan/Poliklinik:
- Petugas di unit pelayanan memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien.
- Apakah pasien perlu dirujuk ke unit pelayanan penunjang yang lain?
- Jika Ya petugas, maka petugas membawa formulir rujukan ke unit yang
dituju.
- Jika tidak, maka pasien/keluarganya dipersilahkan mengambil obat di
bagian farmasi.
4. Jika pasien tersebut adalah pasien lama, maka petugas pendaftaran mendaftar
pasien sebagai berikut:
- Petugas menerima dan meneliti kartu identitas berobat pasien.
- Petugas pendaftaran mendaftar pasien sesuai dengan pelayanan yang akan
dituju dengan mewawancarai pasien tersebut.
- Petugas membuat tracer berdasarkan KIB pasien.
- Petugas mengambil berkas rekam medis pasien ke Filing sesuai dengan
tracer tersebut;
5. Apakah berkas rekam medis pasien sudah terkumpul?
- Jika berkas belum terkumpul, maka petugas menunggu sampai berkas
terkumpul banyak di bagian admisi.
- Jika berkas sudah terkumpul, maka petugas mendistribusikan semua
berkas rekam medis pasien ke poliklinik yang dituju.
Di Unit Pelayanan/Poliklinik:
- Petugas di unit pelayanan memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien;
- Apakah pasien perlu dirujuk ke unit pelayanan penunjang yang lain?
- Jika Ya, maka petugas membawa formulir ke unit yang dituju;
- Jika tidak maka pasien dipersilahkan mengambil obat di bagian farmasi;
- Petugas mempersilahkan pasien pulang.
Jika prosedur diatas tidak dipindahkan oleh petugas admisi dan terkait, maka,
petugas yang bersangkutan mendapatkan sangsi oleh pihak manajemen
maupun direktur.
1. Dokter
2. Perawat.
3. Pendaftaran.
4. Kasir.
5.Rekam medik.

DAFTAR TUNGGU PASIEN MASUK RAWAT INAP


No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi

Halaman
1/2

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS

PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

Direktur Utama
Prosedur penerimaan pasien rawat inap adalah tata cara penerimaan pasien yang
akan dirawat agar dapat berjalan dengan lancar dan tertib.
Untuk kelancaran pelayanan kepada pasien.
Pelayanan pasien cepat, tepat dan terlayani.
Penerimaan pasien rawat inap untuk pasien perusahaan mengikuti ketentuan yang
sudah disepakati dalam perjanjian kerjasama
I. Pasien Umum
1. Setiap pasien yang membawa surat permintaan rawat inap dari
poliklinik/IGD menghubungi petugas pendaftaran, sedangkan pasien
rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya terlebih dahulu diperiksa oleh
dokter poliklinik/dokter jaga IGD.
2. Pada saat mendaftar pasien/keluarganya akan mendapatkan penjelasan
oleh petugas pendaftaran tentang:
- Tarif kamar yang diminta sesuai dengan kelas perawatan.
- Kapan dapat masuk.
- Menyerahkan Peraturan/tata tertib pasien selama dirawat kepada
pasien/keluarganya.
- Pengisian
Surat
Perjanjian
Rawat
Inap
(SPRI)
oleh
pasien/keluarganya.
3. Prosedur penerimaan pasien baru dan lama sama seperti prosedur
penerimaan pasien rawat jalan.
4. Petugas pendaftaran menghubungi ruang perawatan sesuai permintaan
pasien/keluarganya. Jika kamar dimaksud tersedia petugas pendaftaran
entry data pasien dan menyiapkan berkas rekam medis rawat inap,
kemudian rekam medis pasien diserahkan ke poliklinik/IGD yang dituju.
5. Jika kamar dimaksud penuh petugas pendaftaran memberikan alternatif
kamar lain atau mempersilahkan pasien untuk menunggu sampai kamar
tersedia, namun jika pasien tidak bersedia menunggu maka petugas
pendaftaran memberi informasi ke poliklinik/IGD bahwa kamar sedang
penuh.
6. Pasien yang tidak mampu maka pasien dirujuk ke rumah sakit lain.
II.

PROSEDUR

Pasien Perusahaan/Asuransi
1. Pasien menunjukkan surat jaminan dari perusahaan/kartu asuransi bagi
peserta asuransi kepada petugas pendaftaran.
2. Jika pasien tidak membawa surat jaminan dari perusahaan/asuransi
maka pasien atau keluarga pasien harus menyelesaikan jaminan tersebut
dalam waktu 1 x 24 jam (tidak termasuk hari raya/libur).
3. Setelah surat jaminan ada diserahkan ke bagian kasir rawat inap.

DAFTAR TUNGGU PASIEN MASUK RAWAT INAP


No. Revisi
No. Dokumen

Halaman
1/2

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

4. Untuk pasien peserta asuransi jika tidak membawa kartu peserta


asuransi lebih dari 1 x 24 jam, dianggap sebagai pasien umum.
5. Jika pasien tidak membawa surat jaminan perusahaan/kartu peserta
asuransi maka pada map rekam medis pasien ditempelkan kartu merah
(Kartu Tanda Pasien Bermasalah).
6. Petugas pendaftaran memberikan penjelasan kepada pasien/keluarganya
apabila pasien menempati kelas yang lebih tinggi dari haknya dan tidak
ditanggung perusahaan sanggup untuk membayar selisih biaya.
7. Jika pasien/keluarga setuju, petugas pendaftaran memberikan surat
penyataan kelebihan biaya untuk diisi dan ditanda tangani oleh
pasien/keluarganya.
8. Prosedur selanjutnya sama dengan prosedur pasien umum Protap ini
mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
UGD.
Poliklinik.
Unit Rawat Inap.
Pendaftaran.

PELAYANAN PUSAT KRISIS TERPADU UNTUK PEREMPUAN DAN


ANAK
No. Revisi
Halaman
1
No. Dokumen
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR

Tanggal terbit
11 Mei 2016

Ditetapkan,

OPERASIONAL

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama

PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

ADMINISTRASI SURAT JAMINAN PELAYANAN (SJP) RAWAT JALAN


BAGI PESERTA
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1
022/SK-DIR/RSMI/II/2011
RS. MULIA INSANI
STANDAR

Tanggal terbit

Ditetapkan,

12 Mei 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Serangkaian prosedur kegiatan mendaftar pasien surat jaminan pelayanan untuk
pelayanan rawat jalan tingkat lanjut
Memastikan bahwa pasien mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan dari SJP
sesuai manfaatnya
Semua kegiatan yang dilakukan di Sub Bagian Asuransi dan Pelanggan sudah
sesuai dengan Peraturan Direktur Nomor 022/SK-DIR/RSMI/II/2011 tentang
Kebijakan Pelayanan Sub Bagian Asuransi dan Pelanggan RS. Mulia Insani.
1. Untuk pemeriksaan di IRJ dan Poli GIGI, pasien membawa kartu Inhealth &
Surat Rujukan dari dokter keluarga atau SJP
2. Petugas asuransi RSBK menerbitkan SJP sebagai jaminan pelayanan
kesehatan, kemudian pasien melakukan pemeriksaan di IRJ atau POLI GIGI
3. Untuk pemeriksaan di IGD, pasien membawa kartu Inhealth asli & fotocopy
4. Petugas asuransi RSBK menerbitkan SJP sebagai jaminan pelayanan
kesehatan, kemudian pasien Inhealth melakukan pemeriksaan di IGD
Rekam Medis.
Rawat Jalan.
IGD.
Laboratorium.
Radiologi.
Kasir.
Farmasi.

ADMINISTRASI PELAYANAN 24 JAM DI UGD BAGI PESERTA


PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT UMUM (PJKMU)
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014
1
RS. MULIA INSANI
STANDAR

Tanggal terbit

Ditetapkan,

12 Mei 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Program PJKMU adalah program jaminan kesehatan bagi masyarakat dari
Pemerintah Daerah yang dalam pelaksanaannya menugaskan PT Askes (Persero)
untuk mengelola berdasarkan mekanisme asuransi sosial. Proses perjalanan
pasien umum maupun asuransi di Rumah Sakit Mulia Insani mulai dari
pendaftaran sampai dengan pembayaran di kasir Rawat Jalan, Menyiapkan
rekapitulasi pembayaran pasien keluar RS, baik yang sudah diijinkan pulang,
pulang atas kemauan sendiri, di rujuk atau karena meninggal.
1. Meningkatkan kualitas pelayanan pasien keluar Rumah Sakit.
2. Memudahkan Administrasi pembayaran pasien rawat Inap dan rawat jalan.
3. Mendapatkan pelayanan administrasi yang terarah mudah cepat dan efisien.
1. Ada bukti tertulis pasien pulang, pulang atas kemauan sendiri, di rujuk
maupun meninggal.
2. Ada rincian pembayaran dari petugas ruangan.
3. Klarifikasi input tindakan medis maupun penggunaan alat , obat terkait,
dilakukan oleh petugas lewat telepon atau langsung datang kebagian yang
dinginkan.
4. Semua transaksi laporan harian harus disertai dengan kwitansi dan nota pasien
sebagai dokumen pendukung.
1.

PROSEDUR

2.
3.
4.
5.

6.

Pasien/keluarga pasien datang ke bagian pendaftaran rawat Inap dan rawat


jalan biasanya dirujuk, atau emergency. Ada juga pasien rawat inap yang
dirawat sesuai rujukan dari dokter di Poli Jantung (Pasien dirawat dari Poli
Rawat Jalan).
Petugas pendaftaran memastikan terlebih dahulu ke bagian Rawat inap
apakah ada kamar kosong atau tidak.
Pasien biasanya sebelum masuk ruangan, di observasi terlebih dahulu di
IGD, setelah kamar sudah disiapkan maka perawat
rawat inap
mengantarkan pasien menuju ruangan.
Setelah pasien dirawat untuk beberapa hari maka pasien tersebut dibolehkan
pulang, namun pasien tidak hanya sudah diperbolehkan namun juga karena
atas permintaan sendiri, dirujuk ataupun meninggal.
Perawat kemudian konfirmasi ke bagian administrasi rawat inap, siapa-siapa
saja pasien yang akan pulang, kemudian petugas administrasi datang ke
bagian perawatan untuk menanyakan tindakan-tindakan, dokter visit selain
dari dokter jantung dan sebagainya.
Setelah itu petugas administrasi rawat inap, melakukan pengecekan untuk
tindakan-tindakan apa saja yang sudah atau belum masuk yang ada di form
rincian pasien.

ADMINISTRASI PELAYANAN 24 JAM DI UGD BAGI PESERTA


PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT UMUM (PJKMU)
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014
1
RS. MULIA INSANI
STANDAR

Tanggal terbit

Ditetapkan,

12 Mei 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
7. Jika ada tindakan yang belum diinput maka petugas administrasi yang
melakukan penginputan.
8. Petugas juga mengkonfirmasi ke bagian laboratorium dan farmasi.
9. Setelah selesai dari semua bagian maka petugas siap untuk menutup billing
dan menginput biaya administrasi.
10. Setelah semuanya selesai petugas menyiapkan billing kemudian petugas
memanggil pasien atau keluarga melalui perawat rawat inap.
11. Setelah pasien/keluarga pasien datang ke bagian Kasir. Petugas menyebutkan
nominal yang harus dibayarkan sesuai dengan invoice yang ada.
12. Setelah pembayaran dilakukan, kasir menyiapkan kwitansi yang telah
dibubuhi tanda tangan lembar putih untuk pasien/keluarga pasien, lembar
merah untuk dokumen keuangan.
13. Selain kwitansi dan rincian biaya pasien juga diberikan surat ijin pulang
oleh bagian administrasi sebagai tanda bahwa administrasi telah selesai.
Surat ijin pulang terdapat 2 (dua) rangkap, lembar pertama untuk bagian
perawat inap, lembar kedua untuk bagian security.
14. Begitu pula untuk pasien asuransi atau pasien BPJS, sama prosedurnya.
Untuk pasien bpjs yang naik kelas dan ada selisih pembayaran, maka yang
menyiapkan selisih pembayaran tersebut pun administrasi rawat inap.
15. Pasien BPJS sesuai kelas hanya tandatangan.
16. Petugas administrasi meminta budget ke bagian case mix, kemudian
mengambil SEP rawat inap ke bagian Rekam Medis. Untuk nantinya
ditandatangani pasien/keluarga pasien.
17. Setelah administrasi selesai maka pasien diperbolehkan pulang.
- Pendaftaran pasien.
- Rekam Medis.
- Laboratorium dan Rotgen.
- Rawat Jalan.
- Rawat Inap.
- Instalasi IGD.
- Apotek.
- Kasir.

ADMINISTRASI PELAYANAN 24 JAM DI UGD BAGI PESERTA


PROGRAM ASURANSI KESEHATAN (ASKES)
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014
1
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Asuransi Kesehatan (ASKES) adalah jaminan pemberian pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada PNS. Untuk mendapatkan hasil guna dan daya guna
secara maksimal dalam pelayanan pendaftaran pasien.
- Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat di wilayah Propinsi atau Kabupaten/Kota, agar tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.
- Terjaminnya penyelenggaraan jaminan kesehatan dengan prinsip asuransi
sosial berdasarkan prinsip managed care yaitu tersedianya pelayanan
kesehatan yang bermutu dengan pembiayaan yang terkendali.
- Menjadi bagian dari program Pemerintah untuk menuju terselenggaranya
jaminan kesehatan nasional yang mencakup semua penduduk (Universal
coverage).
- Melayani pasien yang berobat di RS. Mulia Insani dengan memberikan bentuk
pelayanan yang prima.
- Dapat memberikan kesanbaik pada kunjungan pertama pasien/keluarganya
terhadap pelayanan kesehatan RS. Mulia Insani.
- Mengarahkan dan menyalurkan pasien secara efesien sesuai dengan kasusnya
untuk mendapatkan pelayanan medis yang tepat dan cepat.
Kebijakan Direktur RS. Mulia Insani tentang skrining pasien.
Pasien mendaftar ke loket asuransi dan pendaftaran pasien dengan membawa
persyaratan yang diperlukan.
Petugas menanyakan apakah pasien tersebut merupakan pasien baru (pasien yang
baru pertama kali berkunjung, tidak membawa kartu berobat dan kehilangan
kartu) atau pasien lama. syarat pasien yang mendapat pelayanan kesehatan medis
dengan membawa Surat Rujukan dari ASKES, KTP, Kartu Keluarga dan semua
pembayaran ditanggung oleh ASKES sesuai dengan haknya.
Jika pasien tersebut adalah pasien baru, maka petugas pendaftaran mendaftar
pasien sbb:
Petugas pendaftaran melengkapi formulir rekam medis penerimaan pasien
baru dengan mewawancarai pasien tersebut.

Petugas pendaftaran mencetak KIB (Kartu Identitas Berobat).

Petugas pendaftaran menyerahkan KIB kepada pasien.


Petugas pendaftaran membawa formulir rekam medis pasien kepoli/unit
pelayanan yang dituju
Jika pasien tersebut adalah pasien lama, maka petugas pendaftaran mendaftar
pasien sebagai berikut:
Petugas menerima dan meneliti kartu identitas berobat pasien.

Petugas pendaftaran mendaftar pasien sesuai dengan pelayanan yang akan


dituju dengan mewawancarai pasien tersebut.

Petugas membuat tracer berdasarkan KIB pasien.

ADMINISTRASI PELAYANAN 24 JAM DI UGD BAGI PESERTA


PROGRAM ASURANSI KESEHATAN (ASKES)
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014
1
RS. MULIA INSANI

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Petugas mengambil berkas rekam medis pasien ke Filing sesuai dengan tracer
tersebut
Di Unit Pelayanan/Poliklinik:

Petugas di unit pelayanan memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien.


Apakah pasien perlu dirujuk ke unit pelayanan penunjang yang lain?

Jika Ya petugas, maka petugas membawa formulir rujukan ke unit yang


dituju.

Jika tidak, maka pasien/keluarganya dipersilahkan mengambil obat di


bagian farmasi.
Petugas mempersilahkan pasien pulang;
Jika prosedur diatas tidak diindahkan oleh petugas admisi dan terkait, maka,
petugas yang bersangkutan mendapatkan sangsi oleh pihak manajemen maupun
direktur.
Rawat Jalan.
Rawat Inap.
Poliklinik.
IGD.
Rekam Medis.
Kasir.
Apotek.

ADMINISTRASI PELAYANAN RAWAT JALAN BAGI PESERTA


PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT UMUM (PJKMU)
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1
RS. MULIA INSANI

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

DOKUMENT
TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Program PJKMU adalah program jaminan kesehatan bagi masyarakat dari
Pemerintah Daerah yang dalam pelaksanaannya menugaskan PT Askes (Persero)
untuk mengelola berdasarkan mekanisme asuransi sosial. Proses perjalanan
pasien umum maupun asuransi di Rumah Sakit Mulia Insani mulai dari
pendaftaran sampai dengan pembayaran di kasir Rawat Jalan, Menyiapkan
rekapitulasi pembayaran pasien keluar RS, baik yang sudah diijinkan pulang,
pulang atas kemauan sendiri, di rujuk atau karena meninggal.
Meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan pasien.
Memudahkan Administrasi pembayaran pasien rawat Inap dan rawat jalan.
Mendapatkan pelayanan administrasi yang terarah mudah cepat dan efisien.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Mulia Insani Nomor .. tentang Pedoman
Rawat Jalan dan Rawat Inap.
1. Pasien mendaftar ke loket pendaftaran pasien dengan membawa persyaratan
yang diperlukan Seperti : PJKMU, KTP dam Kartu Keluarga.
2. Arahkan pasien menuju poliklinik yang diperlukan.
3. Berikan pelayanan rawat jalan di poliklinik meliputi : konsultasi, pemeriksaan
kesehatan, pemeriksaan penunjang, pengobatan, rehabilitasi, dan lainnya.
4. Arahkan pasien ke instalasi farmasi/apotek untuk mengambil obat yang
diperlukan dengan membawa resep dan surat lainnya yang diperlukan; dan
5. Pasien dibolehkan pulang.
6. Untuk pelayanan rawat jalan One Day Care di IGD, dilakukan di ruang
observasi.
1. Rawat Jalan.
2. Pendaftaran.
3. Poliklinik.
4. Kasir.
5. Apotik
6. IGD.
1. Persyaratan Rekam Medis.
2. Catatan Rekam Medis.
3. Resep Obat.

ADMINISTRASI PELAYANAN RAWAT JALAN BAGI PESERTA


ASURANSI KESEHATAN (ASKES)

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

DOKUMENT
TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Asuransi Kesehatan (ASKES) adalah jaminan pemberian pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada PNS. Untuk mendapatkan hasil guna dan daya guna
secara maksimal dalam pelayanan pendaftaran pasien.
Meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan pasien.
Memudahkan Administrasi pembayaran pasien rawat Inap dan rawat jalan.
Mendapatkan pelayanan administrasi yang terarah mudah cepat dan efisien.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Mulia Insani Nomor .. tentang Pedoman
Rawat Jalan dan Rawat Inap.
1. Pasien mendaftar ke loket pendaftaran pasien dengan membawa persyaratan
yang diperlukan Seperti : Askes, KTP dan Kartu Keluarga.
2. Arahkan pasien menuju poliklinik yang diperlukan.
3. Berikan pelayanan rawat jalan di poliklinik meliputi : konsultasi, pemeriksaan
kesehatan, pemeriksaan penunjang, pengobatan, rehabilitasi, dan lainnya.
4. Arahkan pasien ke instalasi farmasi/apotek untuk mengambil obat yang
diperlukan dengan membawa resep dan surat lainnya yang diperlukan; dan
5. Pasien dibolehkan pulang.
6. Untuk pelayanan rawat jalan One Day Care di IGD, dilakukan di ruang
observasi.
1. Rawat Jalan.
2. Pendaftaran.
3. Poliklinik.
4. Kasir.
5. Apotik
6. IGD.
1. Persyaratan Rekam Medis.
2. Catatan Rekam Medis.
3. Resep Obat.

ADMINISTRASI PELAYANAN RAWAT INAP MELALUI DI UNIT


GAWAT DARURAT BAGI PESERTA

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

DOKUMEN TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Pelayanan di Unit Gawat Darurat adalah Pelayanan yang diberikan kepada
pasien dengan kondisi kegawatan atau kedaruratan sehingga perlu mendapatkan
pelayanan sesegera mungkin dengan mengikuti standar yang ada.
Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan pasien di Unit Gawat Darurat.
Standar Pelayanan Medis.
Standar Therapy RS. Mulia Insani.
1. Dokter dan Perawat penanggung jawab UGD
2. Menangani kegawat daruratan pasien gawat darurat umum atau psikiatrik.
4. Membuat dan mengisi status Rekam Medik pasien
5. Mengisi formulir pemeriksaan penunjang medik sesuai indikasi
(Laboratorium/Radiologi/Elektromedik)
6. Dokter jaga konsul kepada dokter spesialis jaga sesuai indikasi
7. Setelah keadaan umum stabil pasien segera dikirim ke ruangan rawat
inap RS. Mulia Insani, tetapi jika RS. tidak mempunyai fasilitas ruangan
yang dinginkan (sesuai indikasi), maka segera segera dirujuk ke RS. dengan
fasilitas yang memadai untuk pasien tsb.
8. Memberikan tindakan therapy pada pasien darurat tidak gawat dan
memperbolehkan pulang serta disarankan control ke poliklinik RS. Mulia
Insani yang sesuai dengan indikasi pasien
9. Melakukan Observasi 2 jam bila pasien meninggal di UGD dan
memberitahukan keluarga pasien untuk dibawa pulang
10. Memberitahu keluarga pasien untuk membawa pulang bila pasien tiba di
UGD dalam keadaan sudah meninggal.
Instalasi Rawat Inap/HCU/Perina.
- Instalasi Rawat Jalan/Poliklinik.
- Instalasi Farmasi.
- Instalasi Laboratorium.
- Instalasi Radiologi.
- Instalasi Rekam Medik.
- Administrasi Pasien (Pendaftaran dan Kasir).
- Status Rekam Medik.
- Blanko Resep (3 rangkap).
- Blanko Laboratorium.
- Blanko Radiologi.
- Form masuk rawat inap.
- Form masuk HCU/Perina.
- Surat Rujukan (3 rangkap).
- Surat Kontrol (3 rangkap).
- Surat Kematian (3 rangkap).

PELAYANAN RAWAT INAP MELALUI POLIKLINIK BAGI PESERTA

No. Revisi
No. Dokumen

Halaman
1/2

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan kesehatan yang diberikan dokter di RS.
Mulia Insani yang mengharuskan pasiennya untuk menginap dikarenakan
indikasi medis bahwa pasien tersebut perlu mendapatkan perawatan
berkelanjutan oleh tenaga medis dan paramedis, dan tidak bisa dirawat di luar
rumah sakit.
1. Agar pelayanan rawat inap dapat terlaksana dengan baik;
2. Meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan pasien.
Keputusan Direktur RS. Mulia Insani Nomor tentang Pedoman Rawat Jalan
dan Rawat Inap.
Pasien untuk dilakukan rawat inap berasal dari:
1. Poliklinik/pelayanan rawat jalan;
2. Instalasi Gawat Darurat, pasien bisa datang sendiri, pasien datang dengan
pengantar rawat inap dari praktek spesialis, pasien rujukan dari rumah sakit
maupun puskesmas yang sifatnya langsung dirawatinapkan. Bagi pasien rawat
inap yang berasal dari poliklinik harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter
jaga di IGD.
Pelayanan rawat inap melalui beberapa alur :
1. Lakukan pemeriksaan visual triase pada pasien di IGD untuk menentukan:
- sifat kedaruratan pasien,
- perlunya dilakukan tindakan,
- arah rujukan rawat inap untuk dikonsultasikan ke dokter spesialis.
2. di IGD, Lakukan pemeriksaan, terapi dan perawatan awal kedaruratan, dan
distabilkan.
Sementara pasien dilakukan perawatan, petugas Rekam Medik akan mencatat
identitas pasien untuk membuat Catatan Medik (Status Pasien).
3. Setelah pasien distabilkan, pasien ditransfer ke ruangan rawat inap, dengan
memastikan terlebih dahulu ruangan dan tempat tidur yang tersedia di ruangan
rawat inap.
4. Pasien yang sudah ditransfer ke ruangan rawat inap akan dilakukan
perawatan rawat inap dan tindakan sesuai SPO yang berlaku. Selama pasien
dirawat inap, pasien dapat dilakukan pemeriksaan penunjang, dilakukan
konsultasi ke SMF lain, atau rawat bersama dengan SMF lain.
5. Keadaan pasien keluar dari rumah sakit bisa berbagai kondisi seperti sembuh,
berobat jalan, pulang atas permintaan sendiri, dirujuk ke rumah sakit lain, atau
meninggal dunia.
Setiap pasien yang pulang sembuh atau berobat jalan agar disarankan untuk
kontrol ulang ke poliklinik spesialis untuk rawat jalan, dengan dijelaskan
persyaratan yang harus dibawa/dipenuhi oleh pasien tersebut.

PELAYANAN RAWAT INAP MELALUI POLIKLINIK BAGI PESERTA

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
1/2

RS. MULIA INSANI


Tanggal terbit
12 Mei 2016

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

UNIT TERKAIT

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rekam Medis.
Instalasi Gawat Darurat.
Poliklinik.
Ruang Rawat Inap.
Kasir.
Instalasi Farmasi/apotek.

KRITERIA PASIEN MASUK ICU


No. Revisi
No. Dokumen

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
ICU memberikan pelayanan pemantauan yang canggih dan terapi yang intensif.
Dalam keadaan penggunaan tempat tidur yang tinggi, penilaian objektif atas
beratnya penyakit dan prognosis hendaknya digunakan untuk menentukan
prioritas masuk ICU.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menentukan pasien mana yang
akan dirawat di ICU. Berdasarkan prioritas kondisi medik, bila kebutuhan masuk
ICU melebihi tempat tidur yang tersedia.
SK Menkes RI nomor 1778/Menkes/SK/XII/2010/ tentang pedoman
penyelenggaraan pelayanan intensive care unit (ICU) di rumah sakit. Dan SK
direktur utama RS. Mulia Insani nomor 1011/1749.3/INT/RSMI/XII/2014
tentang pelayanan instalasi rawat intensif.
Kriteria masuk :
a. Pasien Prioritas 1 (satu)
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan
terapi intensif dan tertitrasi, seperti : dukungan/bantuan ventilasi dan alat
bantu suportif organ/sistem yang lain, infus obat-obat vasoaktif kontinyu,
obat anti aritmus kontinyu, pengobatan kontinyu tertitrasi, dan lain-lainnya.
b. Pasien prioritas 2 (dua)
Pasien ini memerlukan pelayanan pementauan canggih di ICU, sebab sangat
beresiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya
pemantauan intensif menggunakan pulmonary arterial cateter.
c. Pasien prioritas 3 (tiga)
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status
kesehatan sebelumnya, secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan
sembuh dan atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil.
d. Pengecualian
Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan kepala ICU, indikasi
masuk pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan, dengan catatan
bahwa pasien-pasien golongan ini swaktu-waktu harus bisa dikeluarkan dari
ICU, agar fasilitas ICU yang terbatas dapat digunakan untuk pasien
prioritas 1,2,3. Pasien yang tergolong demikian antara lain:
1) Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan
hidup yang agresif dan hanya demi perawatan yang aman saja.
2) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
3) Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien-pasien
ini dimasukan ke ICU untuk menunjang fungsi organ hanya untuk
kepentingan donor organ.
Dokter Umum.
Perawat ICU.
Rawat Inap.

KRITERIA PASIEN KELUAR ICU


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Kriteria keluar ICU pasien medikal dan paska bedah
1. Pasien yang tidak indikasi rawat ICU untuk dapat mendapatkan perawatan
lanjutan di lower level of care.
2. Pemanfaatan ketersedian bed di ICU untuk pasien lain yang indikasi rawat
ICU.
1. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1778/Menkes/SK/XII/2010 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit Di RS.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor
519/Menkes/Per/III/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Anestesiologi Dan Terapi Intensif Di Rumah Sakit
3. Berdasarkan pertimbangan medis oleh kepala ICU dan tim yang merawat di
ICU.
1. Kondisi pasien-pasien yang masuk ICU harus dinilai ulang secara terus
menerus untuk mengetahui pasien mana yang tidak memerlukan ICU lagi.
2. Kriteria Keluar ICU Pasien Medikal/Pasien Paska Bedah :
a. Jika status fisiologis pasien sudah stabil dan kebutuhan monitoring dan
perawatan di ICU sudah tidak dibutuhkan lagi.
b. Jika status fisiologis pasien memburuk namun intervensi aktif sudah tidak
lagi direncanakan, maka dapat dipindahkan ke ruang perawatan biasa.
3. Pasien keluar dari Intensive Care Unit dapat dirawat di HCU atau ruang
perawatan.
1. Dokter DPJP.
2. Perawat ICU.
3. Rawat Inap.

BUKU DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP)


No. Revisi

Halaman
1

No. Dokumen
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) adalah seorang dokter yang bertugas
mengelola asuhan medis pasien
Agar pengelola asuhan medis pasien oleh DPJP terlaksana dengan baik sesuai
standar pelayanan dan kesehatan pasien.
1. SK Direktur RS. Mulia Insani.
2. Staf Medik Fungsional harus menunjuk salah satu dokter untuk menjadi
DPJP.
3. DPJP wajib membuat rencana pelayanan.
4. DPJP wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan
keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur
untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya kejadian tidak diinginkan.
1. DPJP bertugas memberikan rangkaian asuhan medis yang meliputi:

Pemeriksaan medis untuk penegakan diagnosis.

Merencanakan dan memberi terapi.

Melakukan tindak lanjut/rujukan.

Rehabilitasi.

Melakukan konsultasi (jika diperlukan).


2. Dalam hal perawatan bersama, seorang DPJP hanya memberikan asuhan
medis sesuai dengan keahliannya.
3. Bila pasien dikonsulkan untuk masalah penyakit lain yang bukan keahlian
dari DPJP yang telah ditunjuk, maka asuhan medis dilakukan oleh dokter
yang memiliki keahlian sesuai diagnosis pasien tersebut.
Dokter DPJP.
Dokter Umum.
IGD.
Rawat Inap.
Pendaftaran.

PEMINDAHAN PASIEN DARI ICU KE RAWAT INAP


No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Suatu prosedur memindahkan pasien dari ICU pada pasien yang kondisinya
sudah terbebas dari kegawatan.
1.
Supaya proses pengobatan dan perawatan pasien yang sudah tidak
memerlukan lagi fasilitas ICU dapat dilanjutkan di ruang rawat inap biasa.
2.
Perlu diupayakan kelangsungan proses pengobatan dan perawatan di
rawat inap berkesinambungan dengan pengobatan dan perawatan di ICU, agar
dapat dicegah berulangnya kegawatan atau deteksi dini keadaan tersebut.
Pemindahan pasien dari ICU ke rawat inap dilakukan oleh petugas ruang dan
dilakukan timbang terima di ICU.
1.
Memberitahu rawat inap, bahwa akan ada pasien pindah dari ICU dan
meminta persetujuan pihak rawat inap tersebut.
2.
Meminta konfirmasi rawat inap tentang waktu kesiapan untuk menjemput
pasien dari ICU.
3.
Menyiapkan pasien dan kelengkapannya.
4.
Pasien dijemput ke rawat inap dengan memperhatikan sarat-sarat
tranportasi pasien.
5.
Melakukan serah terima pasien dengan perawat rawat inap, yang di serah
terimakan adalah :
a.
Kelengkapan catatan medik dan keperawatan pasien.
b.
Masalah yang perlu diperhatikan dalam perawatan dan
pengobatan selanjutnya sehingga dapat dilakukan deteksi dini apabila
timbul kegawatan kembali.
c.
Semua hasil pemeriksaan (yang telah dikerjakan) baik yang sudah
selesai maupun yang belum.
6.
Terapi dan perawatan lanjutan sesuai dengan pengantar dari
dokter ICU.
7.
Memberikan pesan agar menghubungi ICU kembali apabila
terdapat hal-hal yang belum jelas atau atau terjadi kegawatan ulang.
8.
Selanjutnya perawatan terhadap pasien menjadi tanggung
jawab perawat dan dokter ruang rawat inap.
Ruang Rawat Inap

TRANSFER PASIEN DARI POLIKLINIK KE UNIT LAIN


DI RUMAH SAKIT
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1/3
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Transfer pasien pindah perawatan ke rumah sakit lain adalah memindahkan
pasien dari RS Mulia Insani Tangerang ke RS lain untuk pindah perawatan
karena tidak tersedianya fasilitas pelayanan yang dibutuhkan pasien.
Agar proses transfer/pemindahan pasien berlangsung dengan aman dan lancar
serta pelaksanaannya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
1. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Repuplik
Indonesia
Nomor
1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit.
2. Surat Keputusan RS. Mulia Insani nomor tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
A. Persiapan:
- Resume perawatan pasien
- Hasil pemeriksaan penunjang
- Formulir transfer/ serah terima
- Formulir monitor pasien
- Peralatan medis yang digunakan selama transfer sesuai kondisi pasien
B. Pelaksanaan:
1. Ucapkan salam
Selamat pagi/siang/malam, Bapak/Ibu
2. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang rencana dan maksud
transfer yang akan dilakukan.
Bapak/Ibu, sehubungan dengan kebutuhan pelayanan Bapak/Ibu, kami
akan merujuk Bapak/ Ibu ke RS.... (sebutkan nama rumah sakit yang
dituju) yang sesuai dengan kebutuhan Bapak/ Ibu, sebelumnya kami
akan siapkan lebih dulu kebutuhan yang diperlukan untuk pemindahan.
3. Lakukan koordinasi dengan petugas (dokter) rumah sakit
4. yang dituju dan komunikasikan tentang rencana pemindahan pasien yang
meliputi:
- Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)
- Diagnosa medis dan riwayat penyakit
- Keadaan umum pasien
- Dokter yang merawat
5. Alasan pasien dipindahkan Sarankan pada pasien/ keluarga untuk
mendapatkan informasi lebih lanjut kepada dokter medical informasi
klinis (bila perlu)
6. Pastikan adanya tempat dan pelayanan yang dibutuhkan pasien
7. Pastikan siapa yang akan menerima saat transfer dilakukan
8. Periksa kelayakan kondisi pasien untuk ditransfer (oleh DPJP/Dokter
Anesthesi/ Dokter IGD/ Dokter Ruangan)
9. Tentukan SDM yang akan mendampingi pasien selama transfer dengan
ketentuan sebagai berikut:
- Pasien Level 0: didampingi oleh TPK/ petugas keamanan dan perawat

yang memiliki kompetensi minimal kemampuan BLS.

TRANSFER PASIEN DARI POLIKLINIK KE UNIT LAIN


DI RUMAH SAKIT
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014
1/3
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal terbit
10 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
- Pasien Level 1: didampingi oleh TPK/ petugas keamanan dan perawat
yang memiliki kompetensi & cara pemberian oksigen, sudah
berpengalaman dalam memberikan obat-obatan yang spesifik, dapat
melakukan suction dan perawatan tracheostomi bila memungkinkan
- Pasien Level 2: didampingi oleh TPK/ petugas keamanan yang
memiliki kompetensi BLS dan perawat yang mempunyai kompetensi
seperti pada level 1 ditambah dengan kompetensi: mempunyai
pengalaman kerja 2 tahun merawat pasien kritis, dapat memberikan
bantuan pernafasan menggunakan ambu bag, dapat menggunakan
defibrilator, dapat melakukan perawatan CVP
- Pasien Level 3: didampingi oleh petugas yang memiliki kompetensi
seperti pada level 2 ditambah dengan dokter yang memiliki kompetensi
ACLS dan pengetahuan tentang panduan monitor pasien saat transfer.
10. Siapkan peralatan yang harus disertakan saat transfer pasien, sesuai
dengan kondisi pasien berdasarkan Levelyaitu:
- Pasien Level 0: Status rekam medis pasien, hasil pemeriksaan
penunjang (foto rontgen, dll), formulir pemindahan antar ruangan
yang sudah diisi dengan lengkap, kursi roda/tempat tidur
- Pasien Level 1: Semua peralatan yang disertakan pada level 0
ditambah dengan tabung oksigen dan canul, standar infus, mesin
suction dan pulse oximetri bila memungkinkan
- Pasien Level 2: Peralatan yang disertakan pada level 1 ditambah
dengan Monitor EKG dan mesin defibrilator bila memungkinkan
- Pasien Level 3: Peralatan yang disertakan pada level 2 ditambah
dengan alat bantu pernafasan.
11. Hubungi petugas ambulan dan informasikan tentang rencana transfer
pasien
12. Isi formulir transfer/serah terima dengan lengkap.
13. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien, sebelum pasien
ditransfer oleh perawat pendamping.
14. Informasikan pada pasien dan keluarga saat pasien akan ditransfer
Bapak/ Ibu, kita pindah ke RS....(sebutkan nama rumah sakit yang
dituju) sekarang
15. Antar pasien ke rumah sakit yang dituju.
16. Monitor kondisi pasien (keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital)
selama transfer.
17. Catat hasil monitor kondisi pasien pada format monitor pasien

TRANSFER PASIEN DARI POLIKLINIK KE UNIT LAIN


DI RUMAH SAKIT
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014
1/3
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
10 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
18. Lakukan serah terima dengan petugas (dokter/ perawat) rumah sakit
yang dituju. Hal-hal yang diserahterimakan adalah:
- Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)
- Dokter yang merawat.
- Diagnosa medis dan riwayat penyakit.
- Keadaan umum, kesadaran dan hasil observasi tanda-tanda vital
pasien.
- Tindakan yang telah dilakukan.
- Terapi yang telah diberikan (cairan infus, obat-obatan)
- Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan serta administrasinya
(Laboratorium, radiologi, dll, serta untuk follow up hasilpemeriksaan
yang belum selesai).
- Alergi obat.
- Rencana tindakan, pemeriksaan penunjang, terapi yang akan
dilakukan/ dilanjutkan serta administrasinya.
- Status Rekam Medis Pasien.
- Daftar barang pasien (bila pasien tidak ada keluarga)
- Informasi lain yang dianggap perlu.
19. Tandatangani formulir serah terima.
20. Kembalikan peralatan yang telah selesai dipakai saat transfer ke tempat
semula.
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Pastikan level kondisi pasien:
- Level 0: Pasien yang hanya membutuhkan ruang perawatan biasa
- Level 1: Pasien yang berisiko mengalami perburukan kondisi, pasien yang
sebelumnya menjalani perawatan di High Nursing Deppedency Unit
(HND).
- Level 2: Pasien yang memerlukan observasi dan intervensi lebih ketat,
termasuk penanganan kegagalan satu sistem organ atau perawatan pascaoperasi.
- Level 3:Pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan lanjut (advanced
respiratory support) atau bantuan pernapasan dasar (basic respiratory
support) dengan dukungan/bantuan pada minimal 2 sistem organ, termasuk
pasien-pasien yang membutuhkan penanganan kegagalan multi-organ.
1.
InstalasiGawat Darurat (IGD).
2.
Instalasi Rawat Jalan (IRJ).
3.
Instalasi Rawat Inap (IRNA)
4.Intensif Care Unit (ICU).

PENGIRIMAN PASIEN DARI KAMAR OPERASI LANTAI II KE IGD


RUANG RAWAT
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Suatu rute yang harus dilalui oleh pasien pasca bedah menuju ke ruang rawat
inap.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengatur alur pasien dengan
tujuan mencegah kontaminasi dan terjadinya infeksi pada pasien.
Rs. Mulia Insani melaksanakan upaya-upaya untuk mencegah dan
mengendalikan terjadinya infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan di
rumah sakit, sesuai dengan Peraturan Direktur No.., tentang Kebijakan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit.
Alur pasien keluar mulai dari dalam kamar operasi:
1. Pasien dari kamar operasi keluar melaui pintu pasien kamar operasi ke arah
ruang pulih sadar
2. Masuk ke ruang pulih sadar.
3. Selama pasien berada di ruang pulih sadar dimonitoring oleh perawat ruang
pulih sadar.
4. Setelah pasien masuk kriteria bisa keluar dari ruang pulihsadar untuk pindah
ruangan,pasien keluar melalui pintu keluar ruang pulih sadar.
Instalasi Kamar Operasi

TRANSPORTASI PEMAKAIAN KENDARAAN PASIEN DI DALAM


RUMAH SAKIT
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Pemakaian mobil ambulance dan mobil jenazah pada malam hari baik oleh
pasien rawat inap, rawat jalan maupun pasien dari luar.
Untuk memperlancar pelayanan di Rumah Sakit Mulia Insani.
Surat Keputusan Direktur RS. Mulia Insani No tentang kebijakan pemakaian
mobil ambulance dan pemakaian mobil jenasah
1. Perawat dinas malam menghubungi sopir untuk dinas.
2. Pelayanan kendaraan untuk pasien seperti biasa.
3. Laporan kepada perawat dinas malam dan mengembalikan mobil ke garai
serta mengembalikan kunci.
1. Bagian Keuangan.
2. Semua Bagian yang Membutuhkan Kendaraan.

No. Dokumen

PENGISIAN REKAM MEDIS


No. Revisi

Halaman
1/3

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Pengisian Rekam Medis adalah pengaturan tugas dan kewajiban petugas yang
terkait dengan pengisian rekam medis secara lengkap, benar dan tepat waktu.
Untuk mengatur tugas dan kewajiban petugas yang mengisi rekam medis
Rekam Medis harus diisi dengan lengkap, benar, dan tepat waktu oleh petugas
yang berwenang.
A. Dokter
- Mencatat pemeriksaan fisik pasien, diagnose dan terapi di dalam dokumen
rekam medis langsung setelah memeriksa pasien atau selambat-lambatnya
dalam waktu 1x24 jam.
- Tindakan pembedahan segera dilaporkan atau ditulis pada hari yang sama
pada berkas rekam medis.
- Menuliskan nama pasien dan nomor rekam medis pada setiap dokumen
yang menjadi tugas dan kewenangannya.
- Mengoreksi kembali data medis,kemudian mencantumkan tanda tangan
dan nama terang
- Setelah pasien dinyatakan boleh pulang, dalam waktu maksimal 1x24 jam
harus segera mencatat dan mengisi dengan lengkap:
a. Ringkasan Pasien
b. Ringkasan Penyakit
- Apabila pasien meninggal dunia, mengisi sebab kematian baik pada
formulir kematian maupun pada berkas rekam medis pasien.
- Penulisan dalam dokumen rekam medis harus dengan tulisan yang jelas
dan mudah terbaca.
- Penulisan diagnose utama harus menggunakan hurup cetak.
- Bertanggung jawab terhadap pengisian dan kelengkapan data medis pada:
1. () Ringkasan Pasien, () Catatan Harian dan Instruksi Dokter, dan
() Ringkasan Penyakit.
- Diisi oleh dokter yang merawat
- Apabila pasien meninggal dunia/PLP tanpa sepengetahuan dokter
yang merawat maka pengisian lembar ini oleh dokter yang
merawat.
- Apabila pasien meninggal dunia/PLP tetapi belum sempat divisite
oleh dokter yang merawat maka pengisian lembar ini oleh dokter
jaga ruangan yang bertugas saat itu.
- Apabila pasien dirawat oleh Tim Dokter, maka pengisian lembar ini
oleh dokter yang mengijinkan pasien pulang/yang memulangkan
pasien.
2. () Status Umum/Status Bayi/Status Bersalin/Status Kandungan
Diisi oleh dokter yang menerima pasien pertama kali.

No. Dokumen

PENGISIAN REKAM MEDIS


No. Revisi

Halaman
1/3

RS. MULIA INSANI


Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal terbit
10 Mei 2016
dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS
Direktur Utama
3. () Lembar Konsultasi
Sekurang kurangnya memuat:
Permohonan Konsultasi
Jawaban Konsultasi
4. Surat Kematian
Diisi oleh dokter yang mendampingi pasien tersebut saat meninggal
dunia.
B. Perawat
- Mengisi atau mencatat perkembangan keadaan pasien
- Mengisi atau membuat asuhan keperawatan dengan tulisan yang jelas, benar
dan mudah dibaca.
- Menuliskan tanggal, jam, tanda tangan dan nama terang perawat yang
memberikan tindakan atau pelayanan kepada pasien.
- Menuliskan nama pasien dan nomor rekam medis pada tiap dokumen yang
menjadi tugas dan kewenangannya.
- Melihat apakah Ringkasan Pasien dan Ringkasan Penyakit sudah terisi atau
belum, apabila belum segera memintakan ke dokter yang bersangkutan/yang
merawat pasien.
- Bertanggung jawab terhadappengisian dan kelengkapan dokumen rekam
medis pada :
a) ()
Diisi oleh Perawat Rawat Jalan (yang menerima pasien)
b) ()
Diisi oleh Perawat Ruang Rawat Inap (yang merawat pasien)
c) ()
Diisi oleh Kepala Ruang Rawat Inap di mana pasien dirawat atau Perawat
Penanggung Jawab Shift)
- Setelah pasien dinyatakan boleh pulang, dalam waktu 1x24 jam harus
segera mengembalikan berkas rekam medis ke Bagian Rekam Medis
dalam kondisi telah terisi dengan lengkap dan benar selambat-lambatnya
pukul09.00 WIB.
C. Petugas Penunjang Pelayanan Medis
- Menyerahkan data penunjang ke dalam dokumen rekam medis.
- Menuliskan data pada formulir rekam medis dengan jelas, benar dan mudah
dibaca.
- Mencantumkan tanggal, jam, nama dan tanda tangan petugas yang member
pelayanan atau tindakan.
- Bertanggung jawab terhadap kebenaran dta penunjang.

PENGISIAN REKAM MEDIS


No. Revisi
No. Dokumen

Halaman
1/3

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
D. Petugas Rekam Medis
- Melengkapi data identitas pasien dan data sosial pada dokumen yang
menjadi tugas dan tanggung jawabnya ()
- Mencantumkan nomor rekam medis pada folder/map rekam medis dan
dokumen yang menjadi tanggung jawabnya ()
- Penulisan data identitas pasien dan data social pada dokumen rekam medis
harus menggunakan huruf cetak serta dengan penulisan yang jelas dan
mudah dibaca
- Bertanggung jawab untuk mengevaluasi dokumen rekam medis guna
menjamin kelengkapan isinya
- Bertanggung jawab terhadap dokumen rekam medis dan menjaga
kerahasiaannya
1. Rekam Medis.
2. Rawat Jalan.
3. Rawat Inap.
4. Penunjang Medis.
5. Dokter.

KEWAJIBAN MELENGKAPI RESUME REKAM MEDIS PASIEN


PULANG RAWAT INAP
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT
DOKUMEN
TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Pengisian formulir resume rekam medis oleh dokter yang merawat yang pada
saat pasien pulang rawat inap belum di isi.
- Memenuhi standar rekam medis yang lengkap.
- Klasifikasi penyakit, tindakan, kematian pasien rawat inap.
- Bahan bukti bagi dokter yang merawat telah melakukan pelayanan medis
terhadap pasien.
Semua berkas rekam medis pasien pulang rawat inap harus dibuat resume oleh
dokter yang merawat.
1 Rekam medis pasien pulang rawat inap yang dikembalikan dari setiap ruang
inap di cek untuk mengetahui apakah formulir resume sudah di isi atau belum.
2. Rekam medis yang formulir resumenya belum di isi dipisahkan dan dicatat
pada buku "Resume" berupa nama pasien, nomor rekam medis, dan nama
dokter yang merawat.
3. Pada folder rekam medis ditulis nama dokter yang merawat dan rekam medis
dimasukkan pada masing - masing box dokter.
4. Daftar dokter yang belum mengisi formuiir resume dilaporkan kepada Komite
Medik.
5. Melengkapi formulir resume dikerjakan diruang unit Rekam Medis.
6. Pada buku "Resume" nama pasien, nomor rekam medis dan nama dokter dicoret
jika resume telah dilengkapi dan berkas rekarn medis diserahkan pada petugas
coding.
Instalasi Rawat Inap
Komite medik
Formulir Resume

PEMINJAMAN BERKAS REKAM MEDIS


No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Dikeluarkan berkas rekam medis dari rak penyimpanan karena adanya peminjaman
berkas rekam medis tersebut, baik oleh pihak intern rumah sakit maupun pihak luar
rumah sakit.
1. Terciptanya tertib administrasi dalam rangka upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan di RS. Mulia Insani.
2. Tersedianya pedoman bagi petugas terkait terhadap pelayanan kesehatan pasien.
3. Termonitornya berkas rekam medis yang keluar dari ruang penyimpanan rekam
medis.
1. Tidak satupun rekam medis boleh keluar dari penyimpanan rekam medis tanpa
surat permintaan atau surat peminjaman.
2. Berkas rekam medis yang dipinjam harus dikembalikan tepat waktu.
1. Pihak internrumah sakit yang akan meminjam rkam medis untuk kepentingan
pasien harus membuat bon/nota peminjaman dengan mengisi nama pasien,
nomor rekam medis, nama SMF/dokter/orang yang meminjam, tanggal
peminjam dan tanggal pengembalian.
2. Bagi pihak luar rumah sakit yang akan meminjam rekam medis baik untuk
kepentingan penelitian maupun kepentingan pasien harus membuat surat
permohonan peminjaman rekam medis dan tunjukan kepada kepala RS. Mulia
Insani.
3. Surat permohonan peminjaman berkas rekam medis yang telah diturunkan ke
bagian administrasi pasien dan informasi medis.
4. Berkas rekam medis yang dipinjam, baik oleh pihak intern rumah sakit maupun
pihak luar rumah sakit harus dicatat (nama pasien , nomor rekam medis, nama
SMF/dokter/orang yang meminjam, tanggal peminjaman dan tanggal
pengembalian).
Komite Medik.
Rekam Medis.

PASIEN PULANG PAKSA RAWAT INAP


No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Memulangkan pasien atas permintaan keluarga atau pasien sendiri karena alasan
tertentu bukan karena persetujuan medis.
Sebagai acuan langkah-langkah dalam menyiapkan pasien pulang paksa.
Menyiapkan pasien pulang paksa dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih atau
tersertifikasi
A. Persiapan Pasien
1. Melepaskan semua alat Bantu seperti infuse, kateter urine, NGT, bila
tidak diperlukan
2. Penjelasan kepada pasien dan keluarga mengenai resiko-resiko yang
mungkin terjadi.
B. Pelaksanaan
1. Perawat mengkonfirmasi pada dokter jaga untuk selanjutnya
menghubungi dokter yang merawat.
2. Perawat melengkapi catatan keperawatan, resume keperatan, dan
dokumen lainnya yang diperlukan pasien.
3. Buat surat keterangan pulang paksa yang ditanda tangani oleh
pasien/keluarga disertai penjelasan alasan pasien/keluarga meminta pulang
secara paksa dan ditanda tangani oleh kepala tim, dokter jaga, dan saksi.
4. Hubungi semua unit bagian yang terkait.
5. Anjurkan pasien/keluarga untuk menyelesaikan administrasi ke bagian
keuangan Rumah sakit.
6. Periksa ulang barang-barang pasien maupun barang rumah sakit untuk
tidak terbawa pulang atau tertinggal.
7. Serah terima dengan petugas kesehatan yang menyertai perpindahan
pasien bila ada.
1.
Dokter DPJP.
2.
Rawat Inap.

PENANGANAN PASIEN PULANG


No. Revisi

Halaman
1

No. Dokumen
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Penanganan Pasien pulang adalah pasien yang telah selesai menjalani perawatan
di RS. Mulia Insani
a. Untuk standarisasi cara penanganan pasien pulang.
b. Agar proses pemulangan pasien dapat berjalan dengan tertib dan
mencerminkan etis profesional serta tidak menimbulkan masalah, baik bagi
pasien maupun bagi RS.
Semua pasien pulang wajib menyelesaikan pembayaran
a. Dokter menginstruksikan pemulangan pasien.
b. Dokter membuat resep pulang dan langsung diberikan kepada perawat.
c. Perawat membuat surat rekomendasi pasien pulang.
d. Perawat memberitahukan petugas kasir rawat inap nama pasien yang akan
pulang beserta surat rekomendasi, lembar daftar visit dokter dan konsulen
dokter, resep, dan returan obat bila ada.
e. Pasien/keluarga melunasi biaya perawatan atas tanggungan pribadi dan kasir
memberikan kwitansi.
f. Pasien dengan jaminan kantor menyelesaikan urusan administrasi di bagian
administrasi/keuangan.
g. Pasien menyerahkan potongan rekomendasi kepada perawat ruangan.
h. Perawat menyiapkan dan memberikan obat yang akan dibawa pulang dan
surat kontrol ke poliklinik serta memberikan penjelasan kepada pasien.
i. Bila ada hasil penunjang lainnya, diserahkan kepada pasien/keluarga dan
menandatangani buku ekspedisi penyerahan hasil penunjang.
a. Rawat inap.
b. Keuangan.

DOKUMEN TERKAIT a. Form rekomendasi pulang rawat inap.


b. Form visit/konsul dokter.
c. Surat kontrol.

PENGISIAN RESUME MEDIS


No. Revisi

Halaman
1

No. Dokumen
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Resume Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
Untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya
peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
melakukkan pelayanan rawat jalan maupun rawat inap wajib
membuat rekam medis
1) Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien,
selambat-lambatnya
dalam
waktu
1x24
jam
harus
ditulis
dalam lembaran rekam medis.
2) Semua pencatatan harus ditandatangani oleh dokter/tenaga
kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis
nama terangnya serta diberi tanggal.
3) Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan
dan melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.
4) Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.
Dokter DPJP.
Rawat Inap.
Rekam Medis.

PROSEDUR RUJUKAN PASIEN DARI UGD/RAWAT INAP


KE RUMAH SAKIT LAIN
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1/2
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Pasien Dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter penanggung jawab
pasien bila memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang atau
terapi.
Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah sakit tujuan
dengan cepat dan aman
Kebijakan Kepala RS. Mulia Insani tentang:
1. Keputusan dan otorisasi untuk mentransfer pasien dari RS. Mulia Insani
1011/1749.3/INT/RSMI/XII/2014 ke rumah sakit laindi buat oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP).
2. Keputusan untuk mentransfer pasien agarmempertimbangkan mental,
kondisi fisik, budaya, keluarga dan persyaratan pendamping.
3. Keluarga pasien dan pemberi perawatan harus diberitahu tentang rencana
untuk transfer pasien.
4. Setiap pasien dapat ditransfer ke rumah sakit lain dengan alasan tempat
penuh, perawatan khusus, alat rusak/tidak tersedia, permintaankeluarga
denganmenggunakan transportasi ambulance RS pengirim/ambulan yg yang
bekerjasama dengan RSatau kendaraan RS sesuai dengan kondisi pasien.
5. Apabila tidak menggunakan transportasi tersebut maka pasien tidak dapat di
transfer.Pasien anak harus ditemani oleh orang tua/pengasuh.
1.
2.
3.
4.
5.

PROSEDUR
6.
7.
8.

Dokter Jaga atau Dokter Penanggung Jawab Pasien UGD/Rawat Inap


menyatakan pasien perlu rujukan.
Dokter Jaga atau Dokter Penanggung Jawab Pasien UGD/RawatInap
menjelaskan dan meminta persetujuan kepada keluarga pasien untuk
dirujuk.
Jika keluarga telah memahami dan menyetujui pasien dirujuk.
Dokter Jaga atau Dokter Penanggung Jawab Pasien UGD/Rawat Inap
membuat surat rujukan .
Petugas UGD/Rawat Inap membuat rincian biaya pasien pulang dan biaya
penggunaan ambulan (untuk pasien rawat inap atau pasien UGD yang
sudah diberikan terapi, bagi pasien UGD yang tidak mendapat terapi cukup
membayar biaya ambulan saja)
Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi dan surat rujukan.
Petugas kasir menerima pembayaran.
Petugas UGD/Rawat Inap mempersiapkan kesiapan pasien dan Petugas
UGD/rawat inap yang lain segera menghubungi sopir Ambulan.

PROSEDUR RUJUKAN PASIEN DARI UGD/RAWAT INAP


KE RUMAH SAKIT LAIN
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1/2
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
9. Sopir menyiapkan ambulan (jika sudah siap sopir segera menghubungi
petugas UGD bahwa ambulan sudah siap).
10. Petugas UGD/Rawat Inap mendampingi dan mengantarkan pasien ke
tempat tujuan dengan ambulan.
11. Setelah selesai mengantarakan dan kembali ke Rumah Sakit Petugas
UGD/Rawat Inap menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan
UGD/Rawat Inap.
1. Dokter yang merawaat.
2. Perawat UGD/Rawat inap.
3. Administrasi.
4. Sopir ambulans.
5. Kasir.

CATATAN MEDIS DAN RAHASIA MEDIS


No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Rahasia medis adalah rahasia yang ditimbulkan akibat adanya pelayanan medis
PENGERTIAN
yang dilakukan oleh petugas rumah sakit kepada pasien yang tercatat maupun
yang tidak tercatat.
TUJUAN
Sebagai acuan untuk menjaga kerahasiaan pelayanan medis.
a. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Tangerang Nomor : 813 / Kep 429KEBIJAKAN
Huk/2010 tentang menjaga rahasia medis
b. Keputusan Direktur RS. Mulia Insani
a. Persiapan Bahan dan Alat:
b. Langkah-Langkah Prosedur:
1. Setiap petugas rumah sakit diberitahukan bahwa pelayanan medik kepada
pasien bersifat rahasia oleh sebab itu wajib dijaga kerahasiaannya
2. Dokumen rekam medik yang berisi hasil pelayanan medis harus disimpan
dengan baik dan tidak boleh ditunjukkan kepada siapapun kecuali seijin
petugas
3. Apabila ada permintaan aparat penyelidik atau pengadilan, yang dapat
diserahkan hanyalah resume penyakit saja
PROSEDUR
4. Apabila keluarga pasien ingin mengetahui hasil pelayanan medis dapat
dijelaskan secara lisan dengan pengetahuan pasien
5. Bila pasien asuransi atau berusaha ingin mengetahui informasi tentang
pelayanan medis, pasien yang ditangani harus disertai dengan surat
permintaan dokter perusahaan atau asuransi, selanjutnya dapat diberikan
riwayat penyakitnya
6. Catatan rekam medik disimpan di rekam medik dengan diberi tulisan
Dilarang Masuk Kecuali Petugas
UNIT TERKAIT
Dokter UGD.
Perawat UGD.
DOKUMEN TERKAIT Rekam Medik UGD.
Ringkasan Riwayat Penyakit.

PEMULANGAN PASIEN KONDISI STABIL


No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Suatu kondisi di mana pasien sudah menjalani perawatan di Rumah Sakit dan
telah diijinkan pulang oleh dokter atau atas pemintaan sendiri.
Pemulangan pasien dapat berjalan lancar.
Berdasarkan SK NO tentang panduan rencana pemulangan pasien.
Pasien Umum :
1. Pasien dinyatakan boleh pulang oleh dokter.
2. Perawat membuat discharge planning dan menjelaskan kepada pasien dan
atau keluarga pasien
3. Pasien dan atau keluarganya menyelesaikan administrasi keuangan
4. Pasien boleh pulang
Pasien ASURANSI
1. Pasien dinyatakan boleh pulang oleh dokter.
2. Perawat melaporkan ke bagian administrasi ruangan untuk menyiapkan
total biaya perawatan, lalu melapokan ke bagian pihak asuransi
3. Setelah ada hasil keputusan dari pihak asuransi mengenai pembayaran
biaya perawatan, Perawat membuat discharge planning dan menjelaskan
kepada pasien dan atau keluarga pasien.
4. Pasien dan atau keluarganya menyelesaikan administrasi keuangan.
5. Pasien boleh pulang.
Rawat Inap.
DPJP.
Perawat.
Pendaftaran
Kasir.

PELAYANAN RUANG RAWAT ISOLASI DI IGD


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
1/2

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Isolasi adalah segala usaha pencegahanpenularan/penyebarankuman
patogen dari sumber infeksi (petugas, pasien, karier, pengunjung) ke
orang lain
1. Mencegah agar kasus nosokomial tidak menyebar.
2. Mengamankan dan melindungi karyawan rumah sakit dan masyarakat dari
bahaya nosokomial.
3. Menjamin mutu pelayanan rumah sakit.
1. Setiap pasien yang terindikasi isolasi harus masuk ruang isolasi.
2. Bagi petugas yang merawat pasien penyakit menular atau bertugas diruang
isolasi sebaiknya kebal atau sudah mendapatkan vaksinasi beberapa penyakit
menular tertentu, misalnya Hepatitis, Flu burung, dan penyakit menular
infeksi lainnya.
A. Pengunjung
Setiap pengunjung harus melapor kepada perawat jaga untukmendapatkan
penjelasan mengenai isolasi yang berlaku untuk pasien.
B. Perawat Ruangan dan Pengunjung
1. Cuci tangan harus dikerjakan sebelum dan sesudah masuk ruangisolasi,
menyentuh bagian tubuh pasien yang menular atau menyentuh
pakaian/alat yang ada diruang isolasi.
2. Cuci tangan harus menggunakan antiseptik dengan air bersih yang
mengalir, jika secara kasat mata tangan kita kotor apabila tangantampak
bersih cukup menggunakan handrubs.
3. Sarung tangan harus digunakan ketika : kontak langsung denganpasien
atau bahan yang menular (bahan pemeriksaan laboratorium, pakaian atau
sprei bekas pakai), melakukan prosedur medis yangbersifat invasif, dan
saat manangani bahan-bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi atau
menyentuh permukaan yang tercemar.
4. Masker di gunakan ketika kontak dengan pasien pada kondisi (penyakit
menular lewat udara, luka terinfeksi misalnya : MRSA).
5. Untuk pasien dengan penyakit menular melalui udara gunakan masker
khusus seperti : N 95, EU FFP 2 atau sejenis yanngtersertifikasi U. S
NIOSH
6. Jika tidak memungkinkan penggunaan masker N.95 perlu menggunakan
Powered Air Purifying Respirator (PARP).
7. Gaun/apron hanya dipakai bagi mereka yang kontak langsung dengan
pasien atau bahan menular.
8. Petugas kesehatan harus melepas gaun tersebut sebelum meninggalkan
ruangan/lingkungan pasien dan sebelum cuci tangan.

PELAYANAN RUANG RAWAT ISOLASI DI IGD


No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1/2
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
9. Gunakan pelindung mata (geggles) apabila ada resiko kenapercikan darah
dan cairan tubuh pasien.
10. Jika diperlukan gunakan pelindung kaki untuk melindungi kaki dari
cedera akibat benda tajan atau benda berat yang mungkin jatuh secara
tidak sengaja diatas kaki, atau resiko terkena cairan tubuh dan darah.
C. Petugas Ruangan
1. Untuk mempermudah pengunjung/petugas, maka dipintu ruang isolasi
dipasang label berwarna yang sesuai derajat penularanpenyakit yaitu:
a. Merah untuk isolasi ketat :yaitu pasien dengan penyakit sangatmenular
(difteri, variola, kolorisasi MRSA).
b. Putih untuk isolasi proteksi : yaitu pasien dengan daya tahan tubuh
sangat menurun (agranulositosis).
c. Kuning untuk isolasi pasien hepatitis virus.
2. Selain itu ada label biru yang dipasang di tempat penampungan bahan
pemeriksaan laboratorium pasien penyakit menular, disertai perkataan :
AWAS BAHAN MENULAR.
1. Instalasi Rawat Inap.
2. Instalasi Rawat Jalan.
3. Tim IPSRS.

PROSEDUR MASUK KE HCU


No. Revisi
No. Dokumen

Halaman
1/2

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Tanggal terbit
10 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Suatu kondisi pasien yang memberi isyarart diperlukannya perawatan intensif di
Ruang Rawat Intensif (HCU)
Memberikan batasan pasien yang memerlukan perawatan intensif
1. Pasien yang memerlukan terapi intensif
- Menderita penyakit atau gangguan akut pada organ vital apapun sebabnya
yang memerlukan tindakan intensif dan agresif untuk mengatasinya.
- Misalnya : gagal nafas, gagal sirkulasi, gagal susunan saraf pusat, gagal
ginjal
2. Pasien yang memerlukan pemantauan intensif
- Memerlukan pemantuana intensif, baik secara invasive maupun noninvaisf
atas keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan ancaman gangguan pada
system organ vital
- Misalnya : pasca bedah ekstensif, pasca henti jantung, pasca bedah dengan
penyakit jantung
3. Pasien sakit kritis yang mempunyai harapan untuk sembuh
- Memerlukan terapi intensif untuk mengatasi penyakit akut
- Misalnya : Sumbatan jalan nafas, penyakit jantung/paru dengan komplikais
penyakit akut.
Pasien yang masuk HCU harus memenuhi persyaratan dan indikasi masuk HCU
1. Petugas asal pasien (Ruangan) memberitahuakn kepada petugas HCU
tentang:
- Identitas pasien
- Keadaan pasien dan diagnose masuk HCU
- Tindaka dan terapi yang telah diberikan
- Peralatan dan obat-obatan yang harus disiapkan di HCU
2. Petugas HCU menyiapkan tempat, peralatan dan obat-obatan yang akan
digunakan, bila sudah siap, memberitahukan petugas asal pasien (ruangan)
bahwa pasien dapat dikirim.
3. Petugas asal pasien (ruangan) mengirirm pasien ke HCU dengan membawa
surat persetujuan dari pasien atau keluarga masuk HCU, advis terapi dan
persetujuan dari dokter penanggung jawab yang merawat
4. Petugas pengirim dan petugas HCU melakukan serah terima pasien tentang :
- Keadaan pasien (tensi, nadi nafas, kesadaran, dll)
- Tindakan yang telah dilakukan
- Obat-obatan yang telah diberikan dan waktu pemberiannya
- Tindakan dan terapi selanjutnya
- Peralatan dan obat-obatan yang dibawah
- Data-data tertulis yang berhubungan dengan penanganan pasien (status,
lembar observasi, dll)

PROSEDUR MASUK KE HCU


No. Revisi
No. Dokumen

Halaman
1/2

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR
UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
5. Petugas HCU melakukan tindakan penanganan selanjutnya sesuai dengan
advis dokter penanggung jawab yang merawat.
1.
2.
3.
4.

Rawat Jalan
UGD
Kamar Operasi
Rawat Inap

ADMINISTRASI PASIEN KELUAR RAWAT INAP


No. Revisi

Halaman
1

No. Dokumen
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Pasien keluar adalah Pulang sembuh (selesai pengobatan), pulang paksa
(pasien/keluarga pasien meminta pulang walau belum sembuh), dirujuk ke RS
dan meninggal.
Sebagai pedoman dalam proses pasien keluar dari rawat inap puskesmas dan
adminstrasi pasien keluara rawat inap
Administrasi yang berkaitan dengan jenis pembayaran pasien, dilakukan sesuai
pedoman yang berlaku dan harus dicukupi sebelum pasien pulang
1. Pasien yang dinyatakan pulang atau keluar rawat inap oleh dokter, pihak
keluarga dapat mengurus penyelesaian administrasi
2. Menganjurkan keluarga pasien untuk menyelesaikan
pembayaran/administrasi ke UPP
3. Perawat melepas infus, cateter, NGT, dll
4. Perawat mebuatkan surat control untuk pasien
5. Apabila pasien pulang paksa maka keluarga menandatangani pernyaataan
pulang paksa dengan disertai alasan yang ditulis oleh keluarga pasien pada
status rawat inap. Perawat memberikan stempel pulang paksa pada status
rawat inap.
6. Pasien yang masih mendapatkan obat maka perawat menyerahkan obat
tersebut kepada pasien/keluarga pasien untuk diteruskan dirumah,
sebelumnya diberikan konseling mengenai aturan penggunaan obat selama
dirumah.
7. Mengantar pasien keluar/mobil dll.
1. Administrasi Rawat Inap.
2. IGD.
3. VK.
4. Unit Rawat Inap.

PERAWATAN PASIEN DI ISOLASI DENGAN IMUNITAS


MENURUN (RIIM)
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1/2
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Tanggal terbit
10 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Ruang isolasi adalah ruang yang digunakan untuk meminimalkan kontak antara
pasien dengan dunia luar disekitar kamar pasien dan sebaliknya dimana ruang
isolasi mempunyai ruang antara yang mempunyai tekanan positif sedangkan
ruang perawatan mempunyai tekanan negatif dengan tujuan agar udara dalam
ruang perawatan tidak mengalir ke luar ruangan atau sebaliknya yang dapat
diatur sesuai kebutuhan.
1. Untuk meminimalkan kemungkinan pasien tertular dari penyakit yang
berasal dari lingkungan pasien lain sehingga tidak memperberat penyakit
yang diderita pasien.
2. Untuk melindungi orang-orang disekitar pasien termasuk dokter, perawat
dan petugas kesehatan lainnya yang merawat pasien terhindar dari penyakit
yang diderita pasien.
1. Pasien yang memerlukan perawatan kamar isolasi adalah pasien yang diduga
terinfeksi
mikroorganisme
seperti
Mycobacterium
tuberculosis,
Streptococcus pneumoniae, virus ataupun Staphylococcus aureus
(MRSA/MSSA).
2. Pasien yang dirawat diruang isolasi adalah pasien yang terinfeksi
mikroorganisme patogen yang berpotensi menular antar manusia baik secara
udara maupun kontak langsung menggunakan ruang isolasi dengan tekanan
negatif.
3. Pasien yang dirawat diruang isolasi adalah pasien yang memiliki gangguan
imunitas (imunitas rendah/imunokompromis) dan memerlukan perawatan
intensif menggunakan ruang isolasi dengantekanan positif (tombol pengatur
tekanan positif harus dinyalakan dan tombol tekanan negatif harus
dimatikan) begitupula jika tekanan di ruangan isolasi dibuat negatif maka
tombol harus dibuat sebaliknya.
4. Tombol Boster Fan jika ada kamar terisi pasien maka harus dinyalakandan
harus dimatikan jika kamar kosong.
5. Untuk pasien yang infeksius harus dibuat tekanan ruangan isolasi menjadi
negatif.
6. Semua petugas kesehatan yang merawat pasien menular yang dimaksudkan
dalam no 1 harus menggunakan APD lengkap jika berada diruang pasien
7. Anggota keluarga pasien yang dimaksud no 1 tidak diperkenankan masuk
kedalam kamar pasien kecuali dengan alasan tertentu dan menggunakan
APD lengkap.
8. Semua petugas kesehatan yang merawat pasien yang dimaksud nomor dua
harus menggunakan masker dan mencuci tangan sebelum masuk kedalam
ruangan pasien dan menangani pasien

PERAWATAN PASIEN DI ISOLASI DENGAN IMUNITAS


MENURUN (RIIM)
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1/2
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT
DOKUMEN TERKAIT

Tanggal terbit
10 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
9. Hanya keluarga inti dari pasien yang dimaksud dalam nomor dua yang
diperkenankan untuk menjenguk pasien kedalam kamar dengan mengikuti
peraturan yang telah dibuat oleh pihak RS sesuai jam kunjungan pasien
dengan tujuan untuk melindungi pasien.
Cara kerja
1. DPJP akan melakukan pemeriksaan pasien dan menetapkan diagnosa yang
dimiliki oleh pasien tersebut serta menentukan perlunya pasien dirawat
dikamar isolasi
2. Pasien dan keluarga dijelaskan oleh DPJP/KIC mengenai penyakit yang
diderita pasien. Hal ini juga dapat didelegasikan kepada dokter jaga oleh
DPJP
3. Pasien dan keluarga dijelaskan tentang indikasi dan perlunya pasien dirawat
diruang isolasi
4. Dokter jaga/perawat akan meminta keluarga untuk mengurus perpindahan
status dibagian administrasi menjadi kamar isolasi jika pasien berasal dari
UPI
5. Tekanan didalam ruangan isolasi telah diatur minimal 15 menitsebelum
pasien masuk
6. Pintu ruangan isolasi dijaga selalu dalam keadaan tertutup setelah ada yang
masuk/keluar dari ruangan tersebut
7. Jika pasien berasal dari luar UPI maka pasien akan langsung dibawa masuk
ke ruang isolasi dan serah terima pasien dlakukan didalam ruang isolasi
tetapi operan pasien telah dilakukan sebelum pasien dikirim/ dibawa ke UPI
8. Perawatan dan pengobatan pasien adalah sesuai dengan penyakit yang
dideritanya.
UGD, Poliklinik, Ruang rawat
Rekam medis, surat persetujuan rawat di Isolasi.

PERAWATAN ONE DAY CAR (ODC) KELAS KHUSUS


No. Revisi

Halaman
1

No. Dokumen
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
One day care adalah perawatan dalam jangka waktu pendek (rekatif singkat),
yaitu 1 hari atau 24 jam.

Tindakan medis yaitu operasi dilakukan oleh dokter yang sudah


terjadwal pada hari itu di Ruang bedah (pasien tidak bisa memilih dokter
untuk melakukan bedah).

Tindakan operasi diselesaikan dalam waktu 1 hari.

Pasien tidak dirawat.tetapi langsung pulang.

Tarif pelayanan Day Care sesuai dengan tarif kelas I, II dan III.
Keputusan Direktur RS. Mulia Insani
Pasien datang ke Rumah Sakit dan mengambil nomor antrian.
Pasien mendaftar ke loket pendaftaran.
Pasien diperiksa di Ruang Rawat Jalan.
Setelah pemeriksaan selesai dan pasien bersedia untuk dilakukan pelayanan
Day Care, maka dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu laboratorium dan
diagnostik.
Setelah semua pemeriksaan dan pemeriksaan penunjang selesai, pasien
kembali ke unit masing-masing untuk mendapatkan ACC Day Care dari
dokter pemeriksa.
Pasien mendaftar di loket pendaftaran Day Care di loket 1.
Pasien mendapatkan jadwal operasi dari petugas pendaftaran, setelah
konfirmasi ke Unit OK
Setelah terjadwal, pasien datang ke unit Day Care (Kelas I, II atau III) sesuai
pilihan pasien dan langsung dilakukan persiapan operasi.
Pasien dibawa ke Ruang bedah diantar petugas Unit Day Care (Kelas I,II,
atau III) untuk dilakukan proses operasi.
Setelah dilakukan operasi, pasien kembali ke Unit Day Care (Kelas I, II atau
III).
Keluarga pasien menyelesaikan administrasi di loket pembayaran (Loket
10).
Setalah membayar pasien langsung pulang dan tidak dirawat.
Pasien kontrol 1 (satu) hari pasca operasi di Unit Day Care kelas I, II atau
III.
- Rawat Inap.
- DPJP.
- Perawat.

PENEMPATAN PASIEN ANAK DI RUANG RAWAT INAP


No. Revisi

Halaman
1

No. Dokumen
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama

SERAH TERIMA PASIEN BARU DARI IGD ATAU POLIKLINIK


No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
10 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Kegiatan serah terima pasien dari Departemen UGD setelah pertolongan dan
stabilisasi pasien ke ruangan perawatan untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut sesuai dengan kebutuhan pasien.
A.
Merujuk pasien pada bagian perawatan sesuai dengan kebutuhan
pasien.
B. Merujuk pasien pada pertolongan lanjutan.
A. UU No. 36 th 2009 tentang Kesehatan
B. B.SK Menkes. No. 129 th 2008 tentang Penerapan Standart Pelayanan Rumah
Sakit dan Standar pelayanan Medis.
Pelaksanaan :
1.
Dikamar terima IGD:
a.
Bila pasien ada indikasi/memerlukan rawat
inap sesuai dengan penyakitnya, setelah ada persetujuan dari dokter
dengan membuat surat pengantar rawat.
b.
Dilakukan informed consent/persetujuan
kepada pasien atau mengetahui keluarga terdekat (Suami/istri, orang tua,
anak keluarga sesuai ketentuan)
c.
Petugas mengisi/melengkapi data sesuai
dengan format serah terima pasien.
d.
Melakukan identifikasi pasien.
e.
Keluarga penderita dan perawat melengkapi
data penderita dan administrasi di loket administrasi
f.
Informasi menghubungi ruang perawatan
yang dituju sesuai dengan jenis kasus pasien.
g.
Pasien
dikirim
keruangan
dengan
menggunakan brankart, kursi roda atau ambulans (khusus pasien
emergency) dengan didampingi oleh perawat, file penderita disertakan
h. Penderita dikirim setelah ada dokter yang bertanggung jawab di bagian
yang bersangkutan
2.
Di Ruangan Rawat inap
a. Dilakukan serah terima pasien kepada perawat ruangan yang di tuju.
b. Perawat ruangan melakukan klarifikasi ulang format serah terima pasien .
c. Setelah dilakukan klarifikasi dan identifikasi ulang pada pasien, perawat
yang menyerahkan dan menerima tanda tangan diformat yang sudah
disediakan.
Ruang Ruang Rawat Inap
Ruang rawat jalan

PRIORITAS PENGGUNAAN BRANKAR UNTUK PASIEN BARU


No. Revisi

Halaman
1

No. Dokumen
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Brankar adalah ranjang transfer pasien untuk memindahkan pasien dari suatu
tempat ke tempat lainnya dengan mudah.
1. Mengurangi atau menghindari pergerakan pasien sesuai dengan keadaan
fisik pasien.
2. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien yang menjalani
perawatan.
3. Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan
Harus ada informasi yang cukup kepada pasien rencana tindakan pemindahan
agar pasien dapat berperilaku kooperatif dan membantu.
1. Pasien diangkat sekurang-kurangnya tiga orang (sesuai dengan kebutuhan)
2. Ketiganya berdiri pada sisi kanan pasien dengan urutan sebagai berikut :
a.
Petugas 1 paling tinggi berdiri dibagian kepala.
b.
Petugas 2 berdiri dibagian pinggang.
c.
Petugas 3 berdiri dibagian kaki.
3. Lengan kiri petugas 1 dibawah kepala dan pangkal lengan pasien dan
lengan kanan di punggung.
4. Lengan kiri petugas 2 di bawah pinggang pasien lengan kanan di bawah
bokong pasien.
5. Kedua lengan petugas 2 mengangkat seluruh tungkai pasien.
6. Setelah siap, salah seorang petugas memberi aba-aba untuk bersama-sama
mengangkat pasien.
7. Dengan langkah bersamaan para petugas mulai berjalan menuju tempat tidur
atau brankard yang telah disiapkan.
Setelah pasien berada diatas tempat tidur atau brankard, posisi diatur dan
selimut dipasang dan dirapihkan
- DPJP.
- Perawat.
- Petugas Security.

SISTEM PEMULANGAN PASIEN EFEKTIF SELAMA MENUNGGU


JADWAL DOKTER TINDAKAN DAN ALAT BAGI PASIEN
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
1
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014
RS. MULIA INSANI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
10 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Suatu Kondisi dimana pasien sudah menjalani perawatan di RS dan telah diijinkan
pulang oleh dokter
1. Agar pasien yang mau pulang tidak terlalu lama dalam menyelesaikan
administrasi.
2. Agar pasien yang mau pulang memahami apa yang perlu dilakukan di
rumah.
1. Ijin pulang atas indikasi medis diberikan oleh dokter yang merawat.
2. Pasien yang ingin pulang atas permintaan sendiri harus mengajukan
permintaan dengan mengisi formulir pulang atas permintaan sendiri.
1. Dokter
a.
Mengisi resume medis
a. Menulis resep obat yang dibawa pulang.
2. Perawat
a. Menyiapkan lembar discharge planning.
b. Mengirim discharge planning, resep obat baru, obat-obat yang
akan dibawakan pulang dan obat-obat yang tidak dipakai untuk return obat.
c. Meneliti berkas medik, memastikan semua biaya sudah dientry
kedalam SIMRS (komputer), memberikan catatan pada add note bahwa
sudah dilakukan verifikasi.
d. Memberitahu keluarga untuk menyelesaikan administrasi ke bagian
keuangan (kasir).
3. Petugas Keuangan (kasir)
a. Melakukan verifikasi ulang pada billing.
b. Menyelesaikan administrasi dengan keluarga.
c. Menyerahkan nota asli dan salinan nota/bukti pembayaran ke keluarga
untuk diserahkan kepada perawat ruang.
d. Meminta pasien/keluarga untuk mengambil obat yang akan dibawa pulang
dengan menunjukkan nota pembayaran di Farmasi Rawat Jalan.
4. Petugas farmasi
a. Menyiapkan obat yang akan dibawakan pulang.
b. Melihat nota penyelesaian administrasi pasien.
c. Memberikan edukasi tentang obat - obat yang dibawa pulang.
d. Menyerahkan obat.
Seluruh unit perawatan rawat inap
Farmasi
Kasir.

FLOW CART ALUR PASIEN RAWAT JALAN


No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi

Halaman
1/3

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

Tanggal terbit
10 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Pengertian mempermudah dalam penanganan dan pelayanan pasien di Poliklinik
dan dan memberikan gambaran tidak lanjutnya.
Agar pasien mendapat pengobatan dan perawatan yang lebih sempurna.
Pasien Poliklinik harus mendapatkan pelayanan prima di Rumah Sakit Mulia
insani
FLOW CART ALUR PASIEN RAWAT JALAN

PROSEDUR

ALUR PASIEN RAWAT JALAN


No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi

Halaman
1/3

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal terbit
10 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
FLOWCART ALUR PASIEN RAWAT JALAN

PROSEDUR

I. Pendaftaran
1. Menanyakan
keperluan/keluhan, jika berobat dengan dokter
umum/spesialis.
2. Informasikan dokter yang praktek pada saat itu, jika pasien akan ke dokter
spesialis obgyn saat dokter tidak praktek, sarankan untuk ke bidan
sementara, atau jika pasien mencari dokter spesialis anak saat dokter tidak
praktek, sarankan ke dokter umum dulu, untuk selanjutnya dapat
dilanjutkan ke dokter spesialis sesuai jadwalnya.
3. Apakah pasien pernah berobat sebelumnya (untuk menghindari status
ganda) jika pasien baru : persilahkan mengisi form biodata, lalu buatkan
status pasien sesuai no.medical record, serta kartu pasien untuk kontrol.
Jika pasien lama : mintakan kartu kontrol, lihat no. RM lalu cari status
pasien, jika kartu tidak dibawa, tanyakan identitas untuk acuan data dalam
mencari status pasien.
4. Tanyakan apakah pembayaran tunai atau jaminan asuransi/perusahaan.
5. Jika pasien jaminan, jalankan sesuai prosedur masing-masing perusahaan.
a.l : cek kartu/surat pengantar (identitas tertanggung dan masa berlaku
kartu, dll) mengisi form klaim rawat inap (jika ada), atau konfirmasi
kekontak person perusahaan/asuransi untuk verifikasi data dan meminta
surat jaminan, verifikasi benefit & plan dg EDC terminal (untuk Admedika
dan Eascomedical).
6. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas, konfirmasi dengan kontak person
asuransi/perusahaan yang bersangkutan atau ke bagian marketing.

ALUR PASIEN RAWAT JALAN


No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi

Halaman
1/3

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal terbit
10 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
7. Persilahkan pasien menunggu di ruang tunggu, serahkan status ke perawat
poli Koordinasi dengan perawat poliklinik untuk mengisi form klaim rawat
jalan asuransi ataupun jika ada pasien jaminan perusahaan/asuransi dengan
tarif khusus.
II. Perawat Poliklinik
1.
Persiapan perlengkapan yang diperlukan untuk pemeriksaan pasien a.l :
alat yang diperlukan untuk pemeriksaan pasien : stetoskop, senter, dll
form resep, form pemeriksaan lab/rontgen, surat keterangan sakit, dll
vaksin ditempatnya & Alkes yang diperlukan (untuk pasien imunisasi).
2.
Jika dokter tidak ditempat, segera hubungi dokter, lakukan komunikasi
dengan baik ke pasien jika mungkin harus menunggu agak lama.
3.
Kelompokkan status pasien sesuai poliklinik yang dituju.
4.
Lakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien Pasien anak : BB, suhu,
nadi, pernapasan. Pasien dewasa : BB, tekanan darah, suhu, nadi,
pernapasan.
5.
Catat hasil pengukuran di status pasien.
6.
Persilahkan pasien menunggu, pasien dipanggil sesuai nomor urut.
7.
Membantu dokter memeriksa pasien/asisten dokter.
8.
Koordinasi dengan dokter jika ada pasien perusahaan dengan tarif
khusus & ingatkan dokter untuk mengisi dan menandatangani form
klaim RJ.
9.
Selesai pemeriksaan antar pasien ke apotik, serahkan resep ke apotik
dan persilahkan pasien menunggu di ruang tunggu.
10. Kecuali jika dokter merujuk untuk pemeriksaan penunjang
(laboratorium/rontgen) antar pasien ke tempat pemeriksaan, koordinasi
dengan petugas yang bersangkutan (analis/radiografer), persilahkan
pasien menunggu hasil koordinasi dengan dokter perihal hasil
pemeriksaan, lalu antar ke apotik, atau dokter merujuk untuk rawat inap,
maka lakukan protap pasien rawat inap.
III. Apotik
1.
Untuk pasien pembayaran tunai, informasikan total biaya obat ke
pasien jika pasien setuju, persilahkan pasien melakukan pembayaran di
kasir
2. Untuk pasien jaminan dengan tarif khusus, cek kembali total biaya obat
jika tidak sesuai, koordinasi dengan perawat poli/dokter yang
meresepkan
3.
Persilahkan pasien menunggu di ruang tunggu dan berikan kartu

tunggu pada pasien (oleh kasir).

ALUR PASIEN RAWAT JALAN


No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi

Halaman
1/3

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
10 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
4. Siapkan/racik dan kemas obat-obatan sesuai resep untuk resep racikan
lama menunggu 15 menit, resep non racikan 10 menit.
a. Selesai meracik & mengemas obat, panggil pasien
b. Tanyakan & cek kwitansi pembayaran
c. Serahkan obat & informasikan cara pemberian, dosis, efek samping,
dll
d. Ingatkan pasien untuk kontrol ulang selanjutnya Terakhir sampaikan
terima kasih dan semoga lekas sembuh.
IV. Kasir
Untuk pasien pembayaran tunai:
1. Panggil pasien sesuai nomor urut, cek biaya pemeriksaan, obat dan
tindakan atau pemeriksaan penunjang, dll sesuai pemakaian pasien.
2. Informasikan total biaya ke pasien, lalu terima pembayaran dari pasien.
3. Buat kwitansi rangkap dua, serahkan yang asli ke pasien dan copy
kwitansi untuk arsip pelaporan.
4. Persilahkan pasien menunggu obat sedang disiapkan petugas apotik.
V. Perusahaan
Untuk pasien perusahaan:
1. Panggil pasien sesuai nomor urut, cek biaya pemeriksaan, obat dan
tindakan atau pemeriksaan penunjang, dll sesuai pemakaian pasien.
2. Informasikan total biaya ke pasien, lalu terima pembayaran dari pasien.
3. Buat kwitansi rangkap tiga, serahkan satu copy kwitansi ke pasien,
kwitansi asli untuk berkas klaim dan satu copy untuk arsip pelaporan.
4. Untuk pasien Ad-medika/Easco medical, lakukan verifikasi dg EDC
terminal informasikan hasil verifikasi ke pasien, persilahkan pasien
menandatangani struk.
5. Persilahkan pasien menunggu obat sedang disiapkan petugas apotik.
1. Perawat RWJ.
2. Front Office (FO).

ALUR PASIEN RAWAT INAP


No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


Tanggal terbit
10 Mei 2016

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Ditetapkan,

PASIEN
MASUK

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama

PASIEN
IGD

R. JALAN

PENDAFTARAN

PASIEN
LAMA

PASIEN
BARU

CARI STATUS
RWI LAMA

BUATKAN
STATUS RWI
TRASNFER
RUANGAN
RAWAT INAP

ICU

VK

PERINATAL

RUJUK

PERAWATAN

TIDAK

SEMBUH

MENINGGAL

MEMINDAHKAN PASIEN DARI POLIKLINIK KE UGD


No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
10 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Merupakan Prosedur memindahkan pasien dari Poliklinik ke UGD. Hal ini
dikarenakan pasien memerlukan penanganan khusus (menjadi emergency).
Pasien mendapatkan perawatan di UGD dengan cepat sesuai dengan
kegawatannya.
Rumah Sakit Mulia Insani mengatur tentang tata cara memindahkan pasien dari
poliklinik ke UGD.
1.
Perawat atau Dokter jaga harus memberitahukan kepada pasien,
keluarga/penanggung jawab bahwa pasien tersebut akan di pindah ke UGD
2.
Perawat poliklinik menelpon perawat UGD bahwa pasien akan
dipindahkan ke UGD untuk mendapat pelayanan gawat darurat
3.
Perawat menyiapkan dokumen penting (hasil laboratorium,
Rontgen, USG, EKG, CT scan dll, jika sudah dilakukan pemeriksaan) untuk
melengkapi laporan pasien yang akan dilakukan tindakan.
4.
Setelah semua disiapkan, pasien diantar ke UGD dengan kursi
roda/brancard
5.
Setelah di UGD perawat poliklinik berkoordinasi dengan
perawat/dokter UGD untuk melakukan operan pasien.
Poliklinik

PENGISIAN FORM EDUKASI TERINTEGRASI


No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
10 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama
Adalah suatu cara pengisian formulir edukasi terintegrasi yang dilakukan oleh
petugas pelayanan di rumah sakit.
1. Agar setiap petugas mengetahui cara mengisi formulir edukasi terintegrasi.
2. Mendapatkan data yang lengkap tentang kebutuhan edukasi pada pasien dan
keluarganya.
3. Mengetahui hambatan yang dihadapi dalam pemberian edukasi kepada pasien
dan keluarganya.
4. Menentukan jenis edukasi yang dibutuhkan.
5. Menentukan metode edukasi yang akan diberikan.
Pengisian formulir terintegrasi dilakukan oleh semua petugas ruang pelayanan.
1. Petugas mengisi formulir edukasi terintegrasi.
2. Mengisi identitas pasien dengan lengkap sesuai dengan barkot.
3. Mengidentifikasi pemahaman awal pasien tentang edukasi.
4. Petugas mengidentifikasi hambatan edukasi.
5. Identifikasi metode edukasi.
1. Instalasi Rekam Medis.
2. Semua Unit Pelayanan: rawat inap, khusus, jalan dan IGD.

SERAH TERIMA PASIEN BARU DI ICU


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
1

No.Dokumen Unit:

RS. MULIA INSANI


Disiapkan oleh
Nama
Jabatan

Disetujui Oleh :

Ditetapkan oleh
Direktur Medik dan Keperawatan

Tanda
Tangan
Tanda
Tangan
Tanggal Terbit

INSTRUKSI KERJA
TUJUAN
RUANG LINGKUP
PROSEDUR/TEKNIS
PELAKSANAAN :

Unit Kerja :
Intensive Care Unit
1. Memastikan kelengkapan dokumen pasien yang masuk ke ICU
2. Mengetahui adanya alat invasif yang terpasang dan waktu pemasangannya
Serah terima pasien baru yang masuk ke ICU oleh perawat dengan perawat atau
dokter yang mengantar dari ruangan rawat, IGD atau OK.
1. Pasien baru masuk ICU diantarkan oleh perawat atau dokter.
2. Perawat menerima pasien dan memasang monitor serta memberikan bantuan
pernafasan.
3. Perawat melakukan serah terima dengan petugas yang mengantar, meliputi:
- Kelengkapan status (resume medis, formulir transfer pasien antar ruang,
formulir serah terima serah terima pasien oleh perawat, IPRI dan SJP)
- Laporan operasi
- Hasil pemeriksaaan penunjang, alkes dan obat-obatan dibawa
- Alat invasif yang terpasang dan waktu pemasangannya
- Gelang identitas pasien
- Mengisi formulir Cek List Orientasi Pasien Baru
4. DPJP/Konsulen jaga/Residen ICU serta perawat memberikan edukasi pada
pasien dan keluarga pasien yang baru masuk ICU.
5. Perawat ICU mendokumentasikan hasil serah terima pada buku penerimaan
pasien baru dan menyertakan formulir Bukti Penjelasan dan Pendidikan
Dokter Kepada Pasien dalam buku status pasien.

UNIT TERKAIT :

1. ICU Dewasa
2. ICU Kencana
3. ICU IGD

PELAYANAN PASIEN KATAGORI EMERGENT DIRUANG RESULTASI


No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi

Halaman
1

RS. MULIA INSANI


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tanggal terbit
12 Mei 2016

Ditetapkan,

dr. Nindyakusuma Koratiwida, MARS


Direktur Utama

No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi
00

Halaman
1/2

No.Dokumen Unit:

RS. MULIA INSANI


Disiapkan oleh
Nama
Jabatan

Disetujui Oleh :

Ditetapkan oleh
Direktur Medik dan Keperawatan

Tanda
Tangan
Tanda
Tangan
INSTRUKSI KERJA
TUJUAN
RUANG LINGKUP
PROSEDUR/TEKNIS
PELAKSANAAN :

Tanggal Terbit

Unit Kerja :
Intensive Care Unit

UNIT TERKAIT :

No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi
00

Halaman
1/2

No.Dokumen Unit:

RS. MULIA INSANI


Disiapkan oleh
Nama
Jabatan

Disetujui Oleh :

Ditetapkan oleh
Direktur Medik dan Keperawatan

Tanda
Tangan
Tanda
Tangan
INSTRUKSI KERJA
TUJUAN
RUANG LINGKUP

Tanggal Terbit

Unit Kerja :
Intensive Care Unit

PROSEDUR/TEKNIS
PELAKSANAAN :

UNIT TERKAIT :

No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi
00

Halaman
1/2

No.Dokumen Unit:

RS. MULIA INSANI


Disiapkan oleh
Nama
Jabatan

Disetujui Oleh :

Ditetapkan oleh
Direktur Medik dan Keperawatan

Tanda
Tangan
Tanda
Tangan
INSTRUKSI KERJA
TUJUAN

Tanggal Terbit

Unit Kerja :
Intensive Care Unit

RUANG LINGKUP
PROSEDUR/TEKNIS
PELAKSANAAN :

UNIT TERKAIT :

No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi
00

Halaman
1/2

No.Dokumen Unit:

RS. MULIA INSANI


Disiapkan oleh
Nama
Jabatan

Disetujui Oleh :

Ditetapkan oleh
Direktur Medik dan Keperawatan

Tanda
Tangan
Tanda
Tangan
INSTRUKSI KERJA

Tanggal Terbit

Unit Kerja :
Intensive Care Unit

TUJUAN
RUANG LINGKUP
PROSEDUR/TEKNIS
PELAKSANAAN :

UNIT TERKAIT :

No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi
00

Halaman
1/2

No.Dokumen Unit:

RS. MULIA INSANI


Disiapkan oleh
Nama
Jabatan

Disetujui Oleh :

Ditetapkan oleh
Direktur Medik dan Keperawatan

Tanda
Tangan
Tanda
Tangan
INSTRUKSI KERJA

Tanggal Terbit

Unit Kerja :

Intensive Care Unit


TUJUAN
RUANG LINGKUP
PROSEDUR/TEKNIS
PELAKSANAAN :

UNIT TERKAIT :

No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi
00

Halaman
1/2

No.Dokumen Unit:

RS. MULIA INSANI


Disiapkan oleh
Nama
Jabatan
Tanda
Tangan
Tanda
Tangan

Disetujui Oleh :

Ditetapkan oleh
Direktur Medik dan Keperawatan

INSTRUKSI KERJA

Tanggal Terbit

Unit Kerja :
Intensive Care Unit

TUJUAN
RUANG LINGKUP
PROSEDUR/TEKNIS
PELAKSANAAN :

UNIT TERKAIT :

PENEMPATAN
No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi
00

Halaman
1/2

No.Dokumen Unit:

RS. MULIA INSANI


Disiapkan oleh
Nama
Jabatan
Tanda
Tangan
Tanda

Disetujui Oleh :

Ditetapkan oleh
Direktur Medik dan Keperawatan

Tangan
INSTRUKSI KERJA

Tanggal Terbit

Unit Kerja :
Intensive Care Unit

TUJUAN
RUANG LINGKUP
PROSEDUR/TEKNIS
PELAKSANAAN :

UNIT TERKAIT :

MEMUASKAN INPUT KODE PENYAKIT DAN TINDAKAN PASIEN


RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
00
1/2
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014
RS. MULIA INSANI
Disiapkan oleh
Nama
Jabatan

No.Dokumen Unit:
Disetujui Oleh :

Ditetapkan oleh
Direktur Medik dan Keperawatan

Tanda
Tangan
Tanda
Tangan
INSTRUKSI KERJA

Tanggal Terbit

Unit Kerja :
Intensive Care Unit

TUJUAN
RUANG LINGKUP
PROSEDUR/TEKNIS
PELAKSANAAN :

UNIT TERKAIT :

PELAYANAN SKRINING PASIEN BARU DAN KASUS BARU DI


POLIKLINIK
No. Revisi
Halaman
No. Dokumen
00
1/2
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014
RS. MULIA INSANI
Disiapkan oleh
Nama

No.Dokumen Unit:
Disetujui Oleh :

Ditetapkan oleh
Direktur Medik dan Keperawatan

Jabatan
Tanda
Tangan
Tanda
Tangan
INSTRUKSI KERJA

Tanggal Terbit

Unit Kerja :
Intensive Care Unit

TUJUAN
RUANG LINGKUP
PROSEDUR/TEKNIS
PELAKSANAAN :

UNIT TERKAIT :

IDENTITAS PASIEN
No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi
00

No.Dokumen Unit:

RS. MULIA INSANI


Disiapkan oleh

Disetujui Oleh :

Ditetapkan oleh

Halaman
1/2

Direktur Medik dan Keperawatan

Nama
Jabatan
Tanda
Tangan
Tanda
Tangan
INSTRUKSI KERJA

Tanggal Terbit

Unit Kerja :
Intensive Care Unit

TUJUAN
RUANG LINGKUP
PROSEDUR/TEKNIS
PELAKSANAAN :

UNIT TERKAIT :

KARTU BEROBAT PASIEN


No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014
No.Dokumen Unit:

RS. MULIA INSANI

No. Revisi
00

Halaman
1/2

Disiapkan oleh
Nama
Jabatan

Disetujui Oleh :

Ditetapkan oleh
Direktur Medik dan Keperawatan

Tanda
Tangan
Tanda
Tangan
INSTRUKSI KERJA

Tanggal Terbit

Unit Kerja :
Intensive Care Unit

TUJUAN
RUANG LINGKUP
PROSEDUR/TEKNIS
PELAKSANAAN :

UNIT TERKAIT :

FORM TRANSFER PASIEN DARI RAWAT INAP


KE RAWAT INAP LAIN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014
00
1/2

No.Dokumen Unit:

RS. MULIA INSANI


Disiapkan oleh
Nama
Jabatan

Disetujui Oleh :

Ditetapkan oleh
Direktur Medik dan Keperawatan

Tanda
Tangan
Tanda
Tangan
INSTRUKSI KERJA

Tanggal Terbit

Unit Kerja :
Intensive Care Unit

TUJUAN
RUANG LINGKUP
PROSEDUR/TEKNIS
PELAKSANAAN :

UNIT TERKAIT :

FORMULIR TRANSFER PASIEN ANTAR RUANG

No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi
00

Halaman
1/2

No.Dokumen Unit:

RS. MULIA INSANI


Disiapkan oleh
Nama
Jabatan

Disetujui Oleh :

Ditetapkan oleh
Direktur Medik dan Keperawatan

Tanda
Tangan
Tanda
Tangan
INSTRUKSI KERJA
TUJUAN
RUANG LINGKUP
PROSEDUR/TEKNIS
PELAKSANAAN :

UNIT TERKAIT :

Tanggal Terbit

Unit Kerja :
Intensive Care Unit

CUTI RAWAT
No. Dokumen
1000/1749.2/SOP/RSMI/XII/2014

No. Revisi
00

Halaman
1/2

No.Dokumen Unit:

RS. MULIA INSANI


Disiapkan oleh
Nama
Jabatan

Disetujui Oleh :

Ditetapkan oleh
Direktur Medik dan Keperawatan

Tanda
Tangan
Tanda
Tangan
FORM
TUJUAN
RUANG LINGKUP
PROSEDUR/TEKNIS
PELAKSANAAN :

UNIT TERKAIT :

Tanggal Terbit

Unit Kerja :
Intensive Care Unit

Anda mungkin juga menyukai