KELOMPOK 2:
1. ANDITA AYU K S 07.40.002
2. DEDI EKO R 07.40.011
3. FITA LESTARI 07.40.020
4. MARIA M 07.40.029
5. RANI WAHYU I 07.40.038
6. SITI DUROTUL I 07.40.047
PEMBIMBING: ERFANDI
A. DEFINISI
Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan dengan
karakteristik menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya.
Individu diberi kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi
“ketidamampuan” dan bahkan kematian. (Cox, 1984).
Teori Biologi
Teori Psikologik
1) Maslow Hierareky Human Needs Theory
Teori Maslow mengungkapkan hirarki kebutuhan manusia yang meliputi 5 hal
(kebutuhan biologik, keamanan da kenyamanan , kasih sayang, harga diri, aktualisasi
diri dan aktualisasi diri.
2) Jung’s Theory of invidualsm
Teori individualism yang dikemukakan Carl Jung (1960) mengungkapkan
perkembangan personality dari anak-anak, remaja, dewasa muda, dewasa pertengahan
hingga dewasa tua (lansia) yang dipengaruhi baik dari internal maupun eksternal.
Tahap perkembangan ini harus dilalui dengan baik sehingga individu akan merasakan
kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.
C. MENUA SEHAT
Tujuan hidup manusia itu ialah menjadi tua tetapi tetap sehat (Healty Aging). Healty Aging
artinya menjadi tua dalam keadaan sehat.
1. Endogenic aging, yang dimulai dengan cellular aging, lewat tissue dan anatomical
aging ke arah proses menuanya organ tubuh. Proses ini seperti jam yang terus
berputar.
2. Exogenic factor, yang dapat dibagi dalam sebab lingkungan (environment) dimana
seseorang hidup dan factor sosio budaya yang paling tepat disebut gaya hidup (life
style). Factor exogenic aging sekarang lebih dikenal dengan sebutan factor resiko.
D.PERAN PERAWAT PADA KLIEN SESUAI PROSES PENUAAN
Proses Perawatan Kesehatan bagi para Lansia merupakan tugas yang membutuhkan
suatu kondisi yang bersifat komprehnsif sehingga diperlukan suatu upaya penciptaan
suatu keterpaduan antara berbagai proses yang dapat terjadi pada lansia.
Untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal, konsep dan strategi pelayanan kesehatan
bagi para lansia memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini tidak lepas dari
peran perawat sebagai unsur pelaksana.
Dalam proses tersebut, peran perawat yang dapat dikembangkan untuk merawat lansia,
berdasarkan proses penuaan yang terjadi, yaitu :
a. Perawatan bagi usila yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu
bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhannya sehari-hari bisa
dipenuhi sendiri.
b. Perawatan bagi usila yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan
fisiknya mengalami kelumpuhan atau kesakitan sehingga memerlukan
bantuan orang lain untuk melakukan kebutuhannya sendiri. Disinilah peran
perawat teroptimalkan, terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan
kebersihan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya, dan untuk itu
perawat harus mengetahui dasar perawatan bagi pasien lansia.
Peran perawat dalam membantu kebersihan perorangan sangat penting dalam
usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat
timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian. Selain itu kemunduran
kondisi fisik akibat proses ketuaan dapat mempengaruhi ketahanan tubuh
terhadap gangguan infeksi dari luar. Untuk para lansia yang masih aktif, peran
perawat sebagai pembimbing mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan
kulit dan badan, kebersihan rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta
posisi tidir, hal makanan, cara mengkonsumsi obat, dan cara pindah dari kursi
ke tempat tidur atau sebaliknya. Kegiatan yang dilakukan secara rutin akan
sangat penting dipertahankan pada lansia dengan melihat. Kemampuan yang
ada, karena adanya potensi kelemahan atropi otot dan penurunan fungsi.
Dalam perannya ini, perawat perlu melakukan pendekatan sosial sebagai salat
satu upayanya adalah memberikan kesempatan berkumpul dengan sesama usila.
Mereka dapat bertukar cerita atau bertukar pikiran dan memberikan kebahagiaan
karena masih ada orang lain yang mau bertukar pikiran serta menghidupkan
semangat sosialisasi. Hfasil kunjungan ini dapat dijadikan pegangan bahwa para
lansia tersebut adalah makluk sosial juga, yang membutuhkan kehadiran orang
lain.
Pada dasarnya pasien lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih
lingkungannya, termasuk perawat sehingga perawat harus menciptakan suasana
aman, tenang dan membiarkan klien lansia melakukan atau kegiatan lain yang
disenangi sebatas kemampuannya.
Peran perawat disini juga sebagai motivator atau membangkitkan kreasi pasien
yang dirawatnya untuk mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa terbatas
akibat ketidak mampuannya. Hal ini perlu dilakukan karena bersamaan dengan
makin lanjutnya usia, terjadi perubahan psikis yang antara lain menurunnya daya
ingat akan peristiwa yang baru saja terjadi, perubahan pola tidur dengan
kecenderungan untuk tiduran di siang hari dan pengeseran libido.
Mengubah tingkahl laku dan pandangan terhadap kesehatan lansia tidak dapat
dilakukan seketika. Seorang perawat harus melakukannya secara perlahan-lahan
dan bertahap serta mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi sehingga
seluruh pengalaman yang dilalui tidak menambah beban tetapi justru tetap
memberikan rasa puas dan bahagia.
DAFTAR PUSTAKA