Anda di halaman 1dari 17

Pengertian Linguistik,

perkembangan dan objek


kajiannya

Pertemuan Kedua
By Munif

1 17/02/2008
Apa itu Linguistik?
• Kata linguistik (linguistics-Inggris) berasal
dari bahasa Latin “lingua” yang berarti
bahasa. Dalam bahasa Perancis “langage-
langue”; Italia “lingua”; Spanyol “lengua”
dan Inggris “language”. Akhiran “ics” dalam
linguistics berfungsi untuk menunjukkan
nama sebuah ilmu, yang berarti ilmu
tentang bahasa, sebagaimana istilah
economics, physics dan lain-lain.
2 17/02/2008
Apa itu Linguistik?
• AS Hornby membagi kata linguistics ke dalam dua
kategori, sebagai kata sifat dan kata benda. Linguistics
sebagai kata sifat berarti “the study of language and
languages”. Sedangkan linguistics sebagai kata benda,
berarti “the science of language; methods of learning and
studying languages”.Dengan demikian, linguistik
menurut AS Hornby berarti ilmu bahasa atau metode
mempelajari bahasa.
• Ramelan berpendapat bahwa:“Linguistics is the name of
a science, just like economics, physics and mathematics.
The term comes from the world ‘language’ which get
suffix ‘ics’ to denote the name of science. Linguistics is a
scientific study of language, or science about language”
• Ronald W Langacker (1973) berpendapat bahwa
linguistics is the study of human language.
3 17/02/2008
‫ﻋﻠﻢ اﻟﻠﻐﺔ وﻓﻘﻪ اﻟﻠﻐﺔ‬
• Istilah fiqh al-lughah dan ilm lughah sering digunakan untuk
menyebut ilmu linguistik.
• Namun demikian, menurut Emil Badi’ Ya’qub, antara fiqh al-lughah
dan ilmu al-lughah sering dibedakan pengertiannya.
• “Ditinjau dari segi pendekatannya, fiqh al-lughah mempelajari
bahasa disebabkan karena fungsi bahasa sebagai
media/pengantar untuk mempelajari kebudayaan atau peradaban
suatu bangsa. Sedangkan ilmu al-lughah mempelajari bahasa
karena bahasa itu sendiri bukan karena fungsinya sebagai penjelas
sutau peradaban. Dengan demikian dalam fiqh al-lughah bahasa
dipelajari sebagai alat untuk mencapai tujuan yang lebih besar yaitu
mempelajari peradaban, sementara dalam ilmu al-lughah bahasa
dipelajari sebagai tujuan atau sebagaimana diungkapkan oleh De
Saussure objek sesungguhnya dan satu-satunya dari ilmu al-lughah
adalah bahasa itu sendiri.

4 17/02/2008
Cakupan kajian fiqh al-lughah lebih luas dan menyeluruh
karena tujuan akhir fiqh al-lughah ini adalah mempelajari
budaya dan peradaban serta kehidupan pemikiran dari
berbagai aspeknya. Oleh karena itu, mereka yang menekuni
bidang ini (fuqoha al-lughah) sering melakukan
pengklasifikasian dan pembandingan bahasa yang satu
dengan bahasa yang lain, penelusuran teks-teks klasik dan
lain-lain dalam rangka mengetahui nilai-nilai kultural
terkandung di dalamnya. Dengan kata lain fiqh al-lughah
bisa dianggap sebagai “tempat berpijak” bagi ilmu al-lughah
di satu sisi dan ilmu-ilmu budaya dan humaniora pada sisi
yang lain. Berbeda dengan ilmu al-lughah yang hanya
memfokuskan dirinya pada penganalisisan struktur bahasa
dan mendiskripsikannya, sehingga jika ada yang melebihi
kedua hal tersebut, berarti telah mendekati bidang cakupan
fiqh al-lughah.

5 17/02/2008
• Fiqh al-lughah kalaupun mempelajari bahasa,
pendekatannya lebih bersifat historis-komparatif
(historical comparative), sedangkan Ilmu al-
lughah lebih bersifat deskriptif-struktural”
• Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
istilah bahasa Arab yang paling pas untuk
menyebut ilmu linguistik adalah “ilmu al-lughah”.
Sedangkan fiqh al-lughah sering digunakan
untuk menyebut istilah philologi yakni ilmu yang
mempelajari naskah-naskah klasik ditinjau dari
segi keautentikannya maupun dari segi isi dan
kandungannya
6 17/02/2008
Perkembangan Linguistik
• Karena ilmu linguistik berkembang di dunia
Barat, maka penelusuran studi kebahasaan
yang banyak dikemukaan dalam buku-buku
linguistik umumnya mengambil seting di dunia
Barat.
• Hal ini bukan berarti studi kebahasaan tidak
pernah ada di dunia Timur, tetapi memang apa
yang terjadi di dunia belahan timur kurang
banyak terekspos oleh kalangan linguis Barat.
Padahal, kalau kita telusuri, studi kebahasaan
yang terjadi di dunia Arab, justeru lebih dulu
muncul dan berkembang daripada studi
7 17/02/2008
kebahasaan yang terjadi di Eropa.
Studi Kebahasaan di Barat
Menurut Ferdinand de Saussure
1. Tahap grama
Pada tahap ini, studi bahasa dilakukan oleh
orang-orang Yunani (Greek) yang
kemudian dilanjutkan oleh orang-orang
Prancis. Dasar pemikiran mereka bertitik
tolak dari logika. Tahap ini lebih banyak
memberikan aturan-aturan dalam bahasa,
mana yang benar dan mana yang salah
secara logika dan gramatika. Dengan
kata lain, studi bahasa pada tahap ini
lebih bersifat normatif .
8 17/02/2008
2. Tahap pilologi
Pada tahap ini studi bahasa banyak dilakukan oleh
orang-orang Alexandria seperti Friedrich August Wolf.
Dalam tahap ini, bahasa bukanlah objek kajian yang
sebenarnya. Studi mereka lebih diarahkan pada
pembuatan penafsiran atau pemahaman terhadap
teks-teks yang ada terutama untuk mempelajari
sastera dan adat istiadat atau budaya.
3. Tahap perbandingan (comparative philology)
Pada tahap ini para ahli membandingkan bahasa yang
satu dengan bahasa yang lain. Misalnya Franz Bopp
dalam buku Uber das conjugation system der
Sanskrit sprache memperbandingkan bahasa
Sanskrit, jerman, Grika (Yunani) dan latin
9 17/02/2008
Menurut Mansoer Pateda
• Periode Awal
Periode awal ini dicirikan oleh faktor logika sebagai ciri analisisnya.
Periode ini masih dibagi menjadi beberapa sub periode, yaitu
masa India, Yunani, romawi, masa pertengahan dan masa
renaissance
• Masa India
Studi kebahasaan di India telah berlangsung beberapa abad jauh
sebelum masehi. Meskipun di India tulis menulis telah dikenal,
tetapi cara belajar yang disampaikan secara lisan masih
berlangsung sampai awal abad ke-19. Motif mempelajari bahasa
di India lebih didorong oleh motif religius. Mereka mempelajari
bahasa Sanskerta untuk tujuan ritual keagamaan, yakni agar
mereka dapat mengucapkan do’a-do’a yang tertulis dalam kitab
Wedha dengan baik. Dengan pengucapan yang baik tersebut
diharapkan permintaan mereka kepada dewa akan cepat
terkabul.. Abjad yang dipergunakan ialah abjad Brahmi yang
menurut Buchler telah ada semenjak abad ke-5 SM. Abajad ini
menurut dugaan, diciptakan oleh kaum Brahmana yang pandai,
dan terdiri dari 46 huruf yang kemudian oleh Panini diambil
10 sebagai dasar untuk penyusunan tata bahasanya 17/02/2008
• Masa Yunani
Kalau orang India memperhatikan dengan teliti
peristiwa dalam bahasa kemudian menguaraikannya
dan menyusunnya secara teratur, maka di Yunani
orang mempertanyakan mengapa terjadi peristiwa-
peristiwa tersebut. Hal itu tidak mengherankan,
karena mereka yang menggeluti persoalan bahasa
pada umumnya adalah para filosof, sehingga
pandangan-pandangan mereka tentang bahasa juga
bercorak filosofis.
Sebagai contoh, Plato yang terkenal dengan
percakapannya yang berjudul “Kratylos/ Cratylus”
mempersoalkan hubungan antara lambang dan
acuannya. Socrates (460-399 SM) berpendapat
bahwa lambang harus sesuai dengan acuannya.
Sedangkan Aristoteles (384-322 SM) berpendapat
bahwa hubungan antara lambang dan acuannya
11
bersifat konvensional, artinya berdasarkan 17/02/2008
pemufakatan masyarakat pemakai bahasa.
Disamping mempersoalkan hal tersebut di atas, mereka juga telah
melakukan klasifikasi kelas kata. Plato memagi kelas kata menjadi
anoma/nomen (kata benda) dan rhema/verbum (kata kerja). Sedangkan
Aristoteles menambah dengan satu kelas kata lagi yaitu syndesmoi
(kata sambung). Oleh kaum Stoik, disempurnakan lagi dengan
menambahkan satu kelas kata lagi yaitu arthron (kata sandang)
• Masa Romawi
Pada masa romawi ini, perhatian terhadap bahasa Romawi sangat besar
seiring dengan kebesaran kekuasaan Romawi di Eropa. Bahkan
penguasaan bahasa romawi dengan baik merupakan salah satu ciri
keintelektualan seseorang pada saat itu. Tokoh Romawi yang yang
membahas linguistik bahasa Latin adalah Varro (116-27 SM). Ia
menulis sebuah buku yang berjudul De Lingua Latina yang terdiri dari
25 jilid. Dalam buku tersebut Varro telah membicarakan persoalan
etimologi, morfologi dan sintaksis.
Pada masa Romawi berkembang pula kebudayaan Yunani yang disebut
Hellenisme. Pengaruh Hellenisme berkembang di daerah Aleksandria
sebagai pusat pengetahuan dan ajaran kaum Stoa. Sumbangan kaum
stoa terhadap studi bahasa antara lain tercermin dari sikapnya yang
membedakan antara studi bahasa secara logika dan studi bahasa
secara gramatika; usaha menciptakan istilah-istilah teknis yang
berhubungan dengan bahasa.

12 17/02/2008
Studi Bahasa di Timur Tengah
(Islam)
• Mulai Kapan?
• Siapa tokoh-tokohnya?
• Peranan bahasa Arab dalam Islam?
• Apa produk keilmuan mereka?
• Kitab-kitab yang membahas ulum al-lughah?
• Bagaimana karakteristik studi kebahasaan di
dunia Arab?

13 17/02/2008
Lingustik Sbg Ilmu
Teratur dan sitematis

SJ Warouw (1956) Progresif

Otonom

Syarat Ilmu
Memiliki prinsip-prinsip

Oliva (1982) Memiliki objek kajian yang jelas

Memiliki kelompok teoritisi dan praktisi

14 17/02/2008
Ramelan (1991)
• The subject matter of a science should be clearly defined in such a way that is clearly
separated from the rest of universe (objek kajian suatu ilmu harus jelas dan definitif
sehingga bisa dibedakan dari objek-objek kajian yang lain yang ada di alam ini)
• The observation and investigation of the subject matter should be carried out objectively
without involving the subjective and personal attitude of the investigatior; the description
of it, which is based on the result of investigation, should likewise be objective.
(Pengamatan dan penelitian terhadap objek kajiannya harus dilaksanakan secara
objektif tanpa melibatkan sikap subjektif dari peneliti; demikian juga pendeskripsian
tentang objek kajian itu –yang didasarkan atas hasil penelitian- juga harus bersifat
objektif)
• Generalizations of observed facts will lead to inductive establishment of the so called
“laws”, which should be verifiable by any competent observer. The validity of these laws
has to be tested by applying them to that part of the data not used in forming the
genaralizations. (Generalisasi atas fakta-fakta amatan akan mengarah pada
terbentuknya “hukum-hukum” secara induktif yang bisa diuji kembali kebenarannya oleh
peneliti lain yang kompeten. Validitas atau kebenaran hukum-hukum itu harus diuji
dengan cara menerapkannya pada sebagian dari data amatan tersebut, bukan
digunakan dalam membentuk generalisasi.
• Statements on the results of investigation should be arranged in a systematized form so
that it will be easy for other people to read and study. Hasil-hasil penelitian tersebut
harus disusun dalam bentuk yang sistematis sehingga akan memudahkan orang lain
dalam membaca dan mempelajarinya.
• A scince is never static; it always considers its findings and its establihsed laws, and is
ready to change or modify them when they are refused by additional data or by new
findings. (Ilmu itu tidak pernah statis. Ilmu selalu mempertimbangkan kembali temuan
dan hukum-hukumnya yang sudah mapan dan siap untuk merubah atau
memodifikasikannya apabila ada data atau temuan baru yang menolaknya).
15 17/02/2008
Objek Linguistik
• Objek kajian linguistik tidak lain adalah bahasa,
yakni bahasa manusia yang berfungsi sebagai
sistim komunikasi yang menggunakan ujaran
sebagai medianya; bahasa keseharian manusia;
bahasa yang dipakai sehari-hari oleh manusia
sebagai anggota masyarakat tertentu, atau
dalam bahasa Inggris disebut dengan an
ordinary language atau a natural language. Ini
berarti bahasa lisan (spoken language) sebagai
obyek primer linguistik, sedangkan bahasa
tulisan (written language) sebagai obyek
sekunder linguistik, karena bahasa tulisan dapat
dikatakan sebagai “turunan” bahasa lisan.
16 17/02/2008
• Ferdinand De Saussure (1857-1913), -seorang ahli
linguistik kebangsaan Swiss yang dianggap sebagai
bapak linguistik modern- menegaskan bahwa objek
linguistik mencakup “langage, langue dan parole”.
Langage (Inggris; Linguistic disposition) adalah
bahasa pada umumnya, seperti dalam ungkapan
“manusia mempunyai bahasa, sedangkan hewan
tidak mempunyai bahasa”. Langue (Inggris;
language) berarti bahasa tertentu seperti bahasa
Inggris, bahasa Arab, bahasa Indonesia dan lain-
lain. Sedangkan parole (Inggris; speech) berarti
logat, ucapan atau tuturan. Sebenarnya kata
Language dalam bahasa Inggris meliputi baik
langage maupun langue dalam bahasa Perancis.
Namun demikian, parole merupakan objek kongkrit
17 linguistik, langue merupakan objek yang sudah17/02/2008
lebih
abstrak, sedangkan langage merupakan objek yang

Anda mungkin juga menyukai