Fenomena Bulan
dan Garis Pergantian Hari
dan Garis Pergantian Tanggal
fbasya@yahoo.com
www.12mb.com/fahmi
www.flyingbook.net
Benda langit
yang paling dekat dengan bumi ialah bulan
dengan istilah Al-Qomar di dalam Al-Qur’an.
Untuk itu kita perhatikan bulan
sebagai langkah Awal.
1.Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Bulan
Seest thou not that Allah merges Night into Day and
He merges Day into Night; that He has subjected the
sun and the moon (to His Law), each ranning its
course for a term appointed; and that Allah is well
acquainted with all that ye do ?
8.Dan bulan jadi gelap, 9.Dan dikumpulkan
matahari dan bulan
(Al-Qur’an, surat Al-Qiyyaamah, ke 75 ayat 8-
9)
8. And the Moon is buried in darkness. 9. And
the sun and moon are joined together,-
Bulan Tua
384.400 km
3.476 km
Karena bulan bagian dari langit, maka pada waktu itu bulan juga
masih berupa asap bersama matahari.
9. Katakan :”Apakah kamu akan kufur kepada Yang menciptakan bumi
dalam dua hari ?. Dan kamu adakan bagi Nya sekutu-sekutu padahal Dia
itu Penguasa alam Seluruhnya ?”
Say: Is it that ye deny Him Who created the earth in two Days? And do
ye join equals with Him? He is the Lord of (all) the Worlds.
10.Dan Dia jadikan dari atasnya rawaasiya (grafitasi dan gunung) dan
Dia beri perlindungan padanya (ozon), dan Dia tentukan padanya
makanan-makanannya dalam empat hari yang sama untuk orang yang
bertanya.
He sent on the (earth), mountains standing firm, high above it, and
bestowed blessings on the earth, and measured therein its sustenance
in four Days, alike for (all) who ask.
(Al-Qur’an, surat Fush-shilat, ke 41 ayat 9-10)
11.Kemudian Dia istawa kepada langit, dan dia Asap, lalu
Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Hendaklah
kamu berdua datang dengan suka atau dengan tidak suka”.
Keduanya menjawab:”Kami datang dengan suka”.
Jawa Timur
Jawa Barat
Daerah ragu-ragu
Besok ‘iedul Lusa ‘iedul
Fithri
Anda tidak boleh memaksa orang Jawa Barat untuk Lusa ‘Iedul
Fithri
Fithri, karena mereka telah melihat bulan. Jika mereka Lusa juga
berarti
Itulah merekaHikmah,
perlunya puasa dibukan
hari ‘iedul
hanyaFithri.
Kitab.
Hujjah kita selama ini kan didasarkan Kitab “Oh lusa, kan saya
tidak lihat bulan jadi saya sempurnakan bilangnnya yaitu + 1 hari”
Cobalah
renungkan awal
surat Al-Jumu’ahh
Bergerak untuk Allah apa-apa yang di langit dan apa-apa yang di bumi.
Raja Yang Agung, Penakluk Yang Bijaksana (1).
Dia Yang membangkitkan di golongan yang ummi seorang Rasul dari
mereka, yang membacakan atas mereka ayat-ayat Nya.
Dan membersihkan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan
Hikmah.
Padahal mereka, dari sebelum itu sungguh di dalam kesesatan yang nyata.
(2)
Dan yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka,
karena Dia Penakluk Yang Bijaksana (3) (Al-Qur’an, surat Al-Jumu’ah, ke
62 ayat 1,2,3)
Kita tahu Hari Jum’at di Pulau Jawa misalnya, bukan
dengan Kitab ditetapkan. Tetapi dengan Hikmah. Dan
dengan itu kita dapat melaksanakan Sholat Jum’at.
Memang, persoalannya adalah persoalan Garis. Seberapa tebal garis
itu. Di mana ia melintas.
Di Arafahpun ada garis yang memisahkan tempat Arafah atau tidak
Arafah.
Demikian juga di Mina, ada garis yang memisahkan antara yang di
Mina dan yang tidak di Mina.
Tetapi garis pergantian hari dan pergantian tanggal itu,
tetap tidak boleh anda biarkan meliwati suatu daratan.
Harus lautan yang tidak berpenduduk. Itu Pasti.
Defenisi:
Di mana dimulai suatu hari, di sana dimulai suatu tanggal
Dan garis pergantian hari dan tangggal tidak boleh melewati
daratan
dan
PUASA ITU
HARUS DIMULAI Garis Pergantian Hari =
Garis Pergantian Bulan
DARI SINI
7.Dasar perhitungan
tahun Hijriah
Tahun Hijriah atau Tahun Qomariah
perhitungannya berdasarkan pada pengamatan
bulan.
Awalnya tentu dari Nabi-Nabi yang mendapat
wahyu, sehingga mengetahui bahwa ini sekarang
bulan Ramadhan, atau sekarang bulan Muharram.
Lalu tercatat dalam ibadat-ibadat ritual, terutama
ibadat haji yang sangat bergantung kepada
kebenaran bulan.
Walau begitu, Nabi Muhammad saw
Telah menyegel ulang nama-nama bulan itu untuk kita
dalam berbagai ‘ibadat ritual kita, seperti Wuquf di
Arafah tanggal 9 Dzul Hijjah atau Puasa di bulan
Ramadhan.
Kalau telah terjadi kesalahan dalam pencatatannya sebelum
Nabi lahir, tentulah Nabi mengoreksinya.
Jadi secara teknis catatan nama-nama bulan yang diwarisi
turun temurun itu adalah benar,dibenarkan oleh Nabi dan
dibenarkan oleh Al-Quran, seperti pertama turun Al-Quran
adalah pada bulan Ramadhan disebut dalam Al-Quran dan
memang Nabi di Gua Hira’ pada waktu itu pada bulan
Ramadhan.
Dasar perhitungannya ialah menyaksikan bulan.
Dalam Al-Quran dikatakan :
“Faman syahhida mingkumusy-syahhro, falyashumhhu”
Maka siapa dari kamu menyaksikan bulan, maka hendaklah
dia mempuasainya.
(Al-Qur’an, surat Al-Baqarah, ke 2 ayat 185)
Yang diperselisihkan sekarang ialah kata:
“SYAHHIDA” ini. Apakah ia bermakna menyaksikan
dengan mata telanjang atau menyaksikan dengan ilmu
hitungan ?.
Jawabnya ialah:
“Asyhhadu allaa ilaahha illallaahh,
Wa asyhhadu annaa muhammadar rasuulullaah”
Awaslah, Demi bulan !
(Al-Qur’an, surat Al-Muddats-tsir, ke 74 ayat 32)
Demikian WWW
fbasya@yahoo.com
www.12mb.com/fahmi
www.flyingbook.net
KH.Fahmi Basya