Anda di halaman 1dari 10

U1I POSTULAT KOCH

Oleh:
Afifah Nur Shobah B11007026
Tri Wulandari B11007069
Toni Irawan Wibisono B11007188
Anisaturohmah B11008107
Afni Hajayanti B11008166
Meilita Lestyaninggar B11008172
Kelompok : 6
Asisten : Fuady Hasan







LAPORAN PRAKTIKUM FITOPATOLOGI










KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS 1NDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2010
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit adalah proses dimana bagian-bagian dari tanaman tidak dapat
menjalankan Iungsinya dengan sebaik-baiknya. Penyakit ini disebabkan oleh
penyebab-penyebab yang bekerja terus-menerus dalam waktu yang cukup lama.
Setiap penyakit tumbuhan dapat di diagnosa sejak dini.
Untuk diagnosa penyakit tumbuhan pertama kali perlu menentukan apakah
penyakit tersebut disebabkan oleh parasit atau Iaktor lingkungan. Dalam beberapa
kasus apabila terdapat gejala penyakit atau terdapat tanda patogen yang khas, maka
cukup mudah bagi mereka yang telah berpengalaman untuk mendiagnosa atau
menentukan tidak hanya penyakit tersebut disebabkan oleh Iaktor lingkungan atau
oleh parasit. Pada banyak kasus pengujian yang mendetail terhadap gejala dan
mengamati tentang ciri-ciri yang lebih jauh dibandingkan dengan hanya gejala yang
dapat dilihat sangat penting untuk mendapatkan hasil diagnosa yang tepat.
Apabila patogen ditemukan pada tumbuhan sakit, patogen tersebut
diidentiIikasi dengan menggunakan buku manual khusus. Namun apabila patogen
yang ditemukan nampaknya menyebabkan penyakit tersebut belum pernah ada
laporan yang dapat mendukungnya, maka dilakukan dengan langkah-langkah tertentu
untuk membuktikan hipotesis maka dilakukan hipotesis yaitu dengan menggunakan
kaidah Koch.
B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuktikan bahwa suatu organisme
pathogen merupakan penyebab penyakit pada tumbuhan sakit dengan menggunakan
Postulat Koch.
III. MATERI DAN METODE
A. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tabung reaksi,
cawan petri, spatula, jarum ose, erlenmeyer, dan sprayer.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sampel
tanaman/bagian tanman sakit, akuades, tanah steril, plastic,polibag, kapas, media
PDA, chlorampenicol, streptomycin dan tanaman uji.

B. Cara Kerja
1. Isolasi patogen dari sampel tanaman/bagian tanaman sakit
2. Persiapan tanaman uji
a. Semai benih tanaman uji pada bak persemaian yang telah diisi tanah steril
b. Sapih tanaman uji yang telah berumur 2 minggu
c. Bibit tanaman uji pada langkah b, setelah 2 minggu kemudian dipindah tanam
pada media tanam dalam polybag
3. Pembuatan bubur inokulum pathogen
a. Tanah steril sebanyak 100gr, 1 cawan isolate pathogen yang telah diremajakan
dan akuades secukupnya dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, lalu diaduk hingga
merata.
b. Berikan bubur inokulum sebanyak 2-3 spatula pada sekitar batang tanaman uji
lalu ratakan
c. Tutup batang pangkal tanaman uji dengan kapas basah
d. Inkubasi hingga muncul gejala penyakit
4. Isolasi patogen dengan metode semai
a. siapkan media PDA dalam cawan petri
b. ambil tanah dari rizosIer tanaman uji sebanyak 1 spatula, lalu taburkan secara
merata ke dalam media pada langkah a
c. inkubasi selama 3x24 jam
d. amati mikroorganisme yang tumbuh





















III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Agrios (1996), langkah-langkah untuk membuktikan hipotesis
bahwa patogen yang diisolasi adalah penyebab penyakit:
1. Patogen tersebut harus selalu didapatkan berasosiasi dengan penyakit pada
semua tumbuhan sakit yang diuji.
2. Patogen harus dapat diisolasi dan ditumbuhkan dalam biakan murni dalam
medium biakan, dan siIatnya menjelaskan (parasit non-obligat) dan tetap
penampilan dan pengaruhnya.
3. Patogen dari biakan murni harus dapat diinokulasikan ke tumbuhan yang
sehat dari spesies atau varietas yang sama dengan tempat penyakit tersebut
muncul dan patogen tersebut harus menghasilkan penyakit yang sama pada
tumbuhan yang diinokulasi.
4. Patogen harus dapat diisolasi kembali pada biakan murni dan siIatnya harus
betul-betul sama dengan yang diamati pada langkah kedua di atas.
Penyakit yang disebabkan oleh Cercospora sp. pada kangkung ditandai
dengan adanya bercak-bercak berupa bulatan seperti cacar pada daun. Bila dibiarkan
akan menyebabkan daun-daun gugur sehingga pertumbuhan kurang optimal. Gejala
pada daun tersebut ternyata baru serangan awal saja karena bila dibiarkan, akan
menyerang batang, tangkai daun serta tangkai bunga. Seperti halnya layu bakteri,
cendawan Cercospora sp. penyebab bercak daun ini dapat bertahan hidup pada sisa-
sisa tanaman. Akibat serangan Cersospora sp. yaitu terjadi klorosis pada daun, bulat,
berwarna kuning terdapat pada ujung daun (Abi, 2009).
Penyakit layu Fusarium pada sawi disebabkan oleh cendawan Fusarium sp.
Tanaman yang terserang mula-mula menunjukkan gejala penguningan daun, gejala
berkembang sangat cepat sehingga seluruh daun menjadi kuning dan layu. Akhirnya
tanaman mati dan tidak dapat bereproduksi (Tsu, Hwang and Ko, 1986). Sedangkan
menurut Ploetz, 1994; Moore, et.al.,1995, gejala awal pada penyakit layu Fusarium
sp. yaitu tulang-tulang daun sebelah atas menjadi pucat, tangkai daun merunduk dan
tanaman menjadi layu. Kadang-kadang layu didahului dengan menguningnya daun,
terutama daun sebelah bawah. Tanaman menjadi kerdil dan merana. Jika tanaman
sakit dipotong dekat pangkal batang, akan terlihat gejala cincin coklat dari berkas
pembuluh. Apabila serangan berat, gejala tersebut juga terlihat pada bagian tanaman
sebelah atas. Pada tanaman muda, penyakit ini dapat menyebabkan mati secara
mendadak, karena terjadi kanker yang melingkar pada pangkal batang, sedangkan
pada tanaman dewasa membentuk buah berukuran kecil dan hasilnya sangat sedikit.
Gejala penyakit akibat Iusarium daun tampak layu dimulai dari daun bagian
bawah berkembang ke daun atas, kemudian menguning dan akhirnya mongering
kecuali pucuk tetap berwarna hijau dan pertumbuhan tanaman tidak normal. Batang
tanaman yang terserang, bila dipotong akan tampak kambiumnya berwarna coklat.
Warna coklat serupa kadang dijumpai pada pembuluh tangkai daun. Pada tanah
basah atau dingin, batang di bawah permukaan tanah menjadi busuk, tanaman layu
dan mati (Dewa, 2007).
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnnya yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat. Sel-sel mikroba akan membentuk suatu
koloni sel yang tetap pada tempatnya. Pemurnian dilakukan untuk menumbuhkan
mikroorganisme hasil isolasi (Sutedjo, 1996).
Berdasarkan hasil identiIikasi mikroorganisme pada tanaman kangkung dan
sawi diperoleh spergillus sp. dengan ciri adanya konidia dan konidioIor. Menurut
Susilowati dan Listyawati (2001), klasiIikasi spergillus sp. yaitu :
Divisi : Amastigomycota
Subdivisi : Deuteromycotina
Kelas : Deuteromycetes
Subkelas : Hyphomycetidae
Ordo : Moniliales
Familia : Moniliaceae
Genus : Aspergillus
Genus : spergillus sp.
Ciri morIologi koloni spergillus sp. yaitu koloni berwarna hijau kebiruan
dengan area kuning sulIur pada permukaannya; miselium berbentuk benang halus.
Ciri mikroskopis spergillus sp. yaitu terdapat konidioIor, sel kaki dan kepala
berkonidium terdiri dari gelembung, fialid serta kadang-kadang metula dan
konidium; fialid dapat dibentuk langsung pada gelembung uniseriat atau metula
biseriat; kepala konidium berbentuk kolumner atau radial. Aspergillus adalah
cendawan yang paling sering mengkontaminasi karena pertumbuhan koloninya
sangat cepat.

Gambar 3.1 spergillus sp.
Berdasarkan hasil praktikum uji Postulat Koch, dapat disimpulkan bahwa
Postulat Koch tidak terbukti karena patogen hasil isolasi yang diinokulasikan pada
tanaman sawi dan kangkung yang sehat tidak memberikan gejala yang sama dengan
sampel tanaman sakit. Hasil identiIikasi patogen yang ditemukan yakni berupa
Aspergillus sp. dengan ciri-ciri terdapat konidioIor, sel kaki dan kepala berkonidium
terdiri dari gelembung, fialid serta kadang-kadang metula dan konidium (Susilowati
dan Listyawati, 2001).


















IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa tidak terbukti
bahwa suatu organisme patogen merupakan penyebab penyakit pada tumbuhan sakit
dengan menggunakan Postulat Koch.


DAFTAR REFERENSI
Agrios, G. N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan Edisi Ketiga. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

Sutedjo, M. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta, Jakarta.

Dewa. 2007. Teknik Budidaya Tomat. Diakses tanggal 15 Desember 2010.
http://www.scribd.com/doc/33890900/Budidaya-tomat.

Tsu, H. J., S. C. Hwang and W. H. Ko. 1986. Fusarium Wilt oI Cavendish Banana In
Taiwan. Plant Disease. 70:814-818.

Abi. 2009. Cendawan pada Tanaman Cabai. Diakses tanggal 15 Desember 2010.
http://heabron.blog.Iriendster.com/.

Moore, N. Y., S. Gentley., K. G. Pegg and D. R. Jones. 1995. Fusarium Wilt oI
Banana. Musa Disease Fact Sheet No.. INIBAP.

Ploetz, R. C. 1994. Panama Disease: Return oI The First Banana Menace
International. J. Pest Management 40(4).326-336.

Susilawati, A. dan S. Listiawati. 2001. Keanekaragaman Jenis Mikroorganisme
Sumber Kontaminasi Kultur In vitro di Sub-Lab. Biologi Laboratorium
MIPA Pusat UNS. BIODOJERSITS, 2(1):110-114.

Anda mungkin juga menyukai